Anda di halaman 1dari 10

JENIS - JENIS MENULIS

A. Menulis Prosa
1. Pengertian Prosa

Prosa adalah karangan bebas. Maksudnya, penulis prosa dapat secara


bebas menuliskan apa yang ada di dalam pikirannya, tanpa harus terikat oleh
aturan tertentu. Penulis tidak perlu menggunakan bentuk kata yang dibuat-buat
agar terasa indah. Penulis tidak perlu bersusah payah mencari kata-kata atau
huruf-huruf yang bunyinya sama di akhir kalimat. Tak perlu pula menghitung
jumlah huruf, suku kata, dan kata yang dipergunakan untuk mengutarakan ide
atau pesannya secara tertulis. Itulah kebebasan yang dimaksud dalam menulis
prosa.

Prosa yang merupakan pemerian langsung dan lebih menitikberatkan pada


kejelasan objek yang diuraikan disebut prosa yang bukan merupakan cipta sastra
atau disebut juga karangan nonfiksi. Prosa yang merupakan pemerian langsung
dan menitikberatkan pada unsur keindahan bahasa disebut prosa yang merupakan
cipta sastra atau disebut juga karangan fiksi.

Prosa merupakan karangan bebas, dan pada umumnya memiliki ciri-ciri


sebagai berikut:

a. Sebuah karangan tidak terikat pada jumlah kalimat tertentu. Banyaknya


kalimat bergantung pada panjang pendeknya karangan.

b. Tiap kalimat tidak terikat oleh ketentuan banyaknya kata maupun suku
kata.

c. Tidak ada ketentuan yag menyangkut persamaan bunyi.

2. Jenis-jenis Prosa
a. Prosa Deskripsi
Deskripsi adalah jenis karya tulis yang di dalamnya menuliskan suatu
situasi atau keadaan dengan kata – kata, sehingga pembaca seolah - olah
melihat, mendengar, dan merasakan sendiri objek yang dilukiskan dalam
deskripsi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menulis prosa deskripsi
ialah:
1) Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;
2) Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam
penulisan tersebut;
3) Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan
oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan
dengan tujuan penulisan;
4) Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.
b. Prosa Eksposisi
Eksposisi adalah karya tulis yang sasarannya untuk menjelaskan sesuatu,
memberi keterangan dengan gamblang tentang sesuatu, atau
mengembangkan sebuah gagasan. Dengan prosa eksposisi diharapkan
pembaca mendapatkan kejelasan tentan sesuatu yang dijadikan sebagai
topik karangan tersebut. Penulis eksposisi harus mampu mengembangkan
sesuatu objek secara gamblang dan terinci dengan segala aspek atau usur
yang dianggap perlu untuk dijelaskan agar pembaca benar-benar dapat
memahami maksud penulis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menulis eksposisi adalah
sebagai berikut:
1) Menentukan topik yang akan disajikan;
2) Menentukan tujuan eksposisi;
3) Membuat kerangka yang lengkap dan sistematis. Isi kerangka
karangan eksposisi ini harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan
oleh penulis;
4) Mengembangkan eksposisi sesuai dengan kerangka karangan .
c. Prosa Argumentasi
Kata argumentasi berasal dari kata argumen yang artinya alasan. Jadi
argumentasi itu karya tulis yang di dalamnya memuat pemberian alasan
yang kuat dan meyakinkan. Penulis argumentasi ingin memberikan
pengaruh kepada pembaca, sehingga pembaca dapat berbuat sesuai dengan
kehendak penulis. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menulis
argumentasi, penggunaan contoh dan bukti kuat dan keyakinan sangat
perlu diperhatikan. Suatu argumentasi tanpa disertai dengan contoh dan
bukti yang nyata sangat sedikit kemungkinan dapat diterima oleh pembaca.
Langkah-langkah dalam membuat karangan argumentasi ialah sebagai
berikut:
1) Menetapkan tujuan yang akan dicapai
2) Mengumpulkan bahan, yakni kumpulan fakta dan kesaksian
3) Menarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan cara
menghubung-hubungkan data harus hati-hati, penulis harus bekerja
dengan penalaran yang sehat. Penalaran dalam mengambil
kesimpulan dapat dilakukan secara induksi atau deduksi. Penalaran
secara induksi maksudnya penalaran itu dimulai dengan
mengemukakan bukti-bukti nyata, kemudian diakhiri dengan suatu
kesimpulan, sedangkan kalau secara deduksi, penalaran, baru
kemudian diikuti dengan bukti-bukti nyata.
4) Penutup. Pada bagian ini penulis mengajak, mendorong dan
meyakinkan pembaca agar mau menerima dan mengakui
kebenaran argumentasi dari penulis. Sehingga pembaca mau dan
mampu melaksanakan pendapat, gagasan atau saran dari penulis.
d. Prosa Narasi
Narasi adalah tipe cerita rekaan yang gaya ungkapannya menceritakan atau
menuturkan. Tipe narasi biasanya memberikan kesan gerak dan lancar
kepada pembaca. Peristiwa demi peristiwa terasa bergerak dari awal
hingga akhir. Dengan demikian, pembaca akan mendapat gambaran yang
jelas, seolah-olah dia sendiri melihat objek yang dituturkan oleh penulis.
Langkah - langkah menulis narasi adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.
2) Menetapkan atau memilih tema dan menyusun topik-topik atau
pokok-pokok pikiran yang sesuai dengan tujuan.
3) Mengelompokkan pokok-pokok pikiran menjadi tiga bagian, yaitu
untuk bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir.
4) Mengembangkan tiap-tiap bagian, yakni pada bagian awal penulis
menuturkan pokok-pokok pikiran yang membawa dan menarik
pembaca ke dalam narasi; pada bagian tengah penulis menuturkan
informasi yang berkenaan dengan titik konflik itu terjadi. Pada
bagian ini konflik didramatisasi sebagai informasi bagi pembaca
untuk memahami narasi. Kemudian, pada bagian akhir adalah
sebagai pembayangan yang akan terjadi atau sebagai bagian
penjelasa konflik tersebut.
e. Prosa Persuasi
Kata persuasi diambil dari bahasa inggris ”persuation”. Persuasi adalah
bentuk karangan yang isinya merupakan suatu pembahasan tentang suatu
topik tertentu dengan tujuan agar pembaca menjadi terbujuk atau tertarik
untuk menerima ide atau pesan tersebut dari penulis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menulis prosa persuasi,
adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan karangan.
2) Menentukan tema karangan.
3) Menyusun pokok-pokok pikiran yang akan dikembangkan.
4) Mengembangkan pokok-pokok pikiran, dengan uraian yang jelas
dan contoh-contoh yang nyata manfaat dari objek yang dijadika
objek dalam tema karangan.
5) Penutup. Disini penulis menyimpulkan hasil pegembangan pokok-
pokok pikiran tadi, terutama hal-hal yang mendorong agar
pembaca menjadilebih terbuka hatinya, sehingga mau mengikuti
gagasan penulis

B. Menulis Drama
1. Pengertian Drama
Drama adalah jenis sastra yang berupa lakon yang ditulis dengan dialog –
dialog yang memperhatikan unsur – unsur dengan gerak atau perbuatan yang akan
dipentaskan di atas panggung. Menurut Tarigan (1984) kata drama berasal dari
kata Greek yaitu draomai yang artinya sesuatu yang telah diperbuat. Tegasnya
dari kerja dran yang berarti ‘berbuat, to act atau to do.
2. Unsur - Unsur yang Diperhatikan dalam Menulis Drama
a. Alur
Alur diartikan struktur gerak yang terdapat dalam fiksi maupun drama.
Dalam suatu lakon harus bergerak dari suatu permulaan melalui suatu
pertengahan menuju suatu akhir. Dalam teks drama dikenal dengan eksposisi,
konflik, komplikasi, krisis, resolusidan keputusan.
b. Penokohan
Penokohan merupakan penggambaran bagaimana sifat, tingkah laku,
maupun postur tubuh dari tokoh. Tokoh – tokoh dalam drama yaitu:
1) Tokoh pembantu; tokoh yang kontras dengan tokoh lainnya. Tokoh ini
bisa pembantu saja, atau mungkin pula ia memerankan suatu bagian
penting dalam lakon itu, tetapi pada insidental bertindak sebagai pembantu.
2) Tokoh serba bisa; tokoh yang dapat berperan dengan tepat dan tangkas.
Kemampuan tokoh yang serba bisa inilah yang membuat tokoh individual
yang sebenarnya itu semakin menjadi luar biasa, menarik hati.
3) Tokoh statis; yang tetap saja keadaannya, baik pada awal maupun pada
akhir suatu lakon. Dengan kata lain, tokoh ini tidak mengalami perubahan.
4) Tokoh berkembang; tokoh yang mengalami perkembangan selama
pertunjukan.
c. Dialog
Dalam menulis dialog dalam drama harus diperhatikan hal – hal berikut:
1) Dialog haruslah dapat mempertinggi nilai gerak; seorang penulis haruslah
dapat berbuat lebih banyak selain daripada membuat dialognya menarik
hati, dia harus pula memuatnya baik dan wajar selalu.
2) Dialog haruslah baik dan bernilai tinggi; maksudnya dialog harus ditulis
dengan jelas, terang, dan menuju sasaran.

C. Menulis Kerangka Karangan


Kerangka karangan adalah sebuah bagan atau kerangka yang memuat rencana
karangan yang berisi pokok – pokok pembicaraan yang tersusun secara sistematis dan
dapat dikembangkan menuju kepada bentuk yang lebih sempurna.
Langkah – langkah membuat kerangka karangan
1. Merumuskan tesis, yakni merumuskan maksud utama karangan dalam bentuk
suatu pernyataan. Rumusan ini akan ditinjau secara terus – menerus dalam
pengembangan karangan selanjutnya.
2. Menuliskan pokok – pokok pikiran, yakni unsur – unsur yang menjadi inti dari
gagasan yang dirumuskan dalam tesis. Disini penulis harus mencatat pokok –
pokok pikiran apa saja yang terdapat dalam tesis.
3. Menelaah pokok – pokok pembicaraan; yakni menilai pokok –pokok pikiran
yang telah dicatat tadi. Pokok – pokok pikiran yang mempunyai hubungan
logis dihubung – hubungkan dengan menggunakan tanda panah, dan pokok
pikiran yang tidak penting dicoret.
4. Mengurutkan pokok – pokok pembicaraan; yakni menyusun secara teratur dan
logis tentang pokok – pokok pikiran yang telah ditelaah tadi. Susunlah pokok
– pokok pikiran itu secara teratur dan logis, sehingga penulis mudah
mengembangkannya.
5. Pemerincian dan pelambangan; yakni penguraian ke dalam bagian – bagian
yang lebih kecil yang dilengkapi dengan lambang yang dipergunakan.
Pelambangan dalam kerangka karangan dapat menggunakan perpaduan antara
angka romawi dan angka – angka arab, dan dapat pula dengan sistem desimal
yang hanya menggunakan angka – angka arab.

D. Menulis Surat
Yang dimaksud dengan surat adalah sehelai kertas atau lebih yang di dalamnya
dituliskan informasi yang perlu diketahui oleh orang tertentu atau suatu pertanyaan
yang harus dijawab oleh penerimanya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat, antara lain sebagai berikut:
1. Penggunaan bahasa, yakni gunakanlah bahasa yang baik dan benar, serta dapat
dimengerti oleh pembaca surat.
2. Penggunaan kertas, baik warna maupun ukuran kertas harus disesuaikan
dengan kepentingannya.
3. Penulisan surat dapat dilakukan dengan tulisan tangan atau diketik. Kalau
surat pribadi mungkin dapat ditulis tangan, tetapi surat resmi/dinas sebaiknya
diketik.
4. Bentuk surat harus baik dan menarik, sehingga akan menimbulkan kesan yang
baik dan mempunyai daya tarik bagi pembicaranya.

E. Menulis Paragraf
Paragraf adalah sekumpulan kalimat-kalimat yang antara kalimat yang satu
dengan kalimat lain menunjukkan suatu keterkaitan untuk membentuk suatu gagasan
atau ide tertentu.
Gorys Keraf mengemukakan bahwa alinea atau paragraf yang efektif harus
memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Kesatuan, yaitu semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama
menyatakan satu hal, suatu tema tertentu.
2. Koherensi, yaitu kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat dngan kalimat
lain yang membentuk alinea atau paragraf itu.
3. Perkembangan alinea, yaitu penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan
yang membina alinea itu.

Ada beberapa pola pengembangan paragraf, antara lain dengan cara:


1. Menempuh jalan pikian Deduktif, yakni paragraf dikembangkan dimulai
dengan mengemukakan gagasan pokok terlebih dahulu, kemudian disusul
dengan uraian yang terinci sebagai penjelas gagasan pokok tersebut.
2. Menempuh jalan pikiran Induktif, yaitu pengembangan paragraf dengan lebih
dulu mengemukakan kalimat-kalimat penjelas kemudian diakhiri dengan
kalimat utamanya.
3. Menempuh jalan pikiran Dedukti-Induktif (campuran), yaitu pengembangan
dimulai dengan mengemukakan kalimat yang mengandung gagasan utama,
kemudian dilanjutkan dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan
kalimat utama lagi.
4. Mengemukakan Desktipsi atau Narasi, ialah pola pengembangan paragraf
dengan cara melukiskan, memaparkan, atau membeberkan fakta dengan
kalimat-kalimat yang brisi gagasan-gagasan yang setara.
5. Menurut urutan kejadian atau kronologis, ialiah pengembangan paragrgaf
dengan cara mengurutkan susunan kejadian yang berdasarkan waktu.
6. Merangkai sebab-akibat atan akibat-sebab, yaitu kalimat yang terdahulu
sebagai penyebab apa yang disebutkan pada kalimat berikutnya, atau dapat
pula dimulai dengan akibat yang disebabkan oleh kejadian yang disebutkan
berikutnya.
7. Mengemukakan perbandingan atau analogi, ialah pengembangan paragraf
dengan mengemukakan persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan dari
dua hal atau lebig secara sistematis.
8. Mengajukan pertentangan, yaitu pengembangan paragraf dengan mengajukan
pertentangan dari suatu hal atau objek tertentu.
F. Menulis Puisi
Langkah-langkah yang harus dilakuakn dalam menulis puisi adalah:
1. Menentukan Isi atau Tema Puisi
Tema sebuah puisi harus ditentukan karena inilah yang dijadikan sebagai
titik tolak untuk mengemukakan isi hatinya. Isi hati penulis puisi itu terutama
meliputi: (1) pikiran, (2) perasaan, (3) sikap, dan (4) maksud atau tujuan.
2. Menentukan Bentuk atau Struktur Puisi
Persoalan ini berkenaan dengan hal-hal berikut:
a. Pilihan kata (diksi)
Kata-kata yang digunakan dalam menulis puisi tidak seluruhya
bergantung pada arti denotatif, melainkan bergantung pada nilai kata arti
konotatif.
b. Pengimajian
Dengan karya imajinatifnya itulah penyair berusaha menyuguhkan
pengalaman batin yang pernah dialaminya kepada pembaca puisi. Faktor
yang mempengaruhi penyair dalam pengimajianialah: (1) intensitas
tidaknya pengalaman batin penyair dengan objek yang ditulisnya, (2)
keakraban hubungan penyair dengan objek tersebut, (3) penguasaan
bahasa yang memadai, dan (4) keterampilan dan kelincahan dalam
mempergunakan bahasa.
c. Penggunaan kata-kata konkret
Penggunaan kata-kata konkret bukan hanya nyata atau jelas, tetapi juga
padat. Oleh karena puisi merupakan karya sastra yang paling efisien dan
intensif, dan kalimat yang ringkas tapi akurat dan padat.
Dengan membaca puisi, pembaca tidak hanya memiliki gambaran yang
jelas tentang objek yang dilukiskan oleh penyair, melainkan juga akan
tertanam jiwa seperti itu pada batinn pembaca. Jadi, dengan menggunakan
kata-kata konkret, penyair mampu mempengaruhi pembaca, sehingga
pembaca mengerti, merasa, menginginkan, bercita-cita, berpikir, dan
merenungkannya.
d. Pengiasan dan gaya bahasa
Yang dimaksud dengan pengiasan dan gaya bahasa ialah penggunaan
bahasa untuk pengertian khusus, bukan pengertian yang sebenarnya,
bukan pengertian yang lugas.
e. Irama atau ritme
Dalam menulis puisi hendaknya memperhatikan irama atau ritme.
Penyair harus mampu menggambarkan irama atau ritme sebagai gambaran
suasana hati penyair untuk menggugah suasana hati pembacanya.
f. Unsur bunyi atau rima
Unsur rima terletak pada kemerduan bunyi yang memadu dengan ritme
dan menyegarkan makna, nada, atau suasana puisi.
DAFTAR ISI

Muckhlisoh, dkk. 1992. Materi Pokok Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Anda mungkin juga menyukai