A. Menulis Prosa
1. Pengertian Prosa
b. Tiap kalimat tidak terikat oleh ketentuan banyaknya kata maupun suku
kata.
2. Jenis-jenis Prosa
a. Prosa Deskripsi
Deskripsi adalah jenis karya tulis yang di dalamnya menuliskan suatu
situasi atau keadaan dengan kata – kata, sehingga pembaca seolah - olah
melihat, mendengar, dan merasakan sendiri objek yang dilukiskan dalam
deskripsi.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menulis prosa deskripsi
ialah:
1) Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;
2) Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam
penulisan tersebut;
3) Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan
oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan
dengan tujuan penulisan;
4) Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.
b. Prosa Eksposisi
Eksposisi adalah karya tulis yang sasarannya untuk menjelaskan sesuatu,
memberi keterangan dengan gamblang tentang sesuatu, atau
mengembangkan sebuah gagasan. Dengan prosa eksposisi diharapkan
pembaca mendapatkan kejelasan tentan sesuatu yang dijadikan sebagai
topik karangan tersebut. Penulis eksposisi harus mampu mengembangkan
sesuatu objek secara gamblang dan terinci dengan segala aspek atau usur
yang dianggap perlu untuk dijelaskan agar pembaca benar-benar dapat
memahami maksud penulis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menulis eksposisi adalah
sebagai berikut:
1) Menentukan topik yang akan disajikan;
2) Menentukan tujuan eksposisi;
3) Membuat kerangka yang lengkap dan sistematis. Isi kerangka
karangan eksposisi ini harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan
oleh penulis;
4) Mengembangkan eksposisi sesuai dengan kerangka karangan .
c. Prosa Argumentasi
Kata argumentasi berasal dari kata argumen yang artinya alasan. Jadi
argumentasi itu karya tulis yang di dalamnya memuat pemberian alasan
yang kuat dan meyakinkan. Penulis argumentasi ingin memberikan
pengaruh kepada pembaca, sehingga pembaca dapat berbuat sesuai dengan
kehendak penulis. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam menulis
argumentasi, penggunaan contoh dan bukti kuat dan keyakinan sangat
perlu diperhatikan. Suatu argumentasi tanpa disertai dengan contoh dan
bukti yang nyata sangat sedikit kemungkinan dapat diterima oleh pembaca.
Langkah-langkah dalam membuat karangan argumentasi ialah sebagai
berikut:
1) Menetapkan tujuan yang akan dicapai
2) Mengumpulkan bahan, yakni kumpulan fakta dan kesaksian
3) Menarik kesimpulan. Dalam menarik kesimpulan cara
menghubung-hubungkan data harus hati-hati, penulis harus bekerja
dengan penalaran yang sehat. Penalaran dalam mengambil
kesimpulan dapat dilakukan secara induksi atau deduksi. Penalaran
secara induksi maksudnya penalaran itu dimulai dengan
mengemukakan bukti-bukti nyata, kemudian diakhiri dengan suatu
kesimpulan, sedangkan kalau secara deduksi, penalaran, baru
kemudian diikuti dengan bukti-bukti nyata.
4) Penutup. Pada bagian ini penulis mengajak, mendorong dan
meyakinkan pembaca agar mau menerima dan mengakui
kebenaran argumentasi dari penulis. Sehingga pembaca mau dan
mampu melaksanakan pendapat, gagasan atau saran dari penulis.
d. Prosa Narasi
Narasi adalah tipe cerita rekaan yang gaya ungkapannya menceritakan atau
menuturkan. Tipe narasi biasanya memberikan kesan gerak dan lancar
kepada pembaca. Peristiwa demi peristiwa terasa bergerak dari awal
hingga akhir. Dengan demikian, pembaca akan mendapat gambaran yang
jelas, seolah-olah dia sendiri melihat objek yang dituturkan oleh penulis.
Langkah - langkah menulis narasi adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.
2) Menetapkan atau memilih tema dan menyusun topik-topik atau
pokok-pokok pikiran yang sesuai dengan tujuan.
3) Mengelompokkan pokok-pokok pikiran menjadi tiga bagian, yaitu
untuk bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir.
4) Mengembangkan tiap-tiap bagian, yakni pada bagian awal penulis
menuturkan pokok-pokok pikiran yang membawa dan menarik
pembaca ke dalam narasi; pada bagian tengah penulis menuturkan
informasi yang berkenaan dengan titik konflik itu terjadi. Pada
bagian ini konflik didramatisasi sebagai informasi bagi pembaca
untuk memahami narasi. Kemudian, pada bagian akhir adalah
sebagai pembayangan yang akan terjadi atau sebagai bagian
penjelasa konflik tersebut.
e. Prosa Persuasi
Kata persuasi diambil dari bahasa inggris ”persuation”. Persuasi adalah
bentuk karangan yang isinya merupakan suatu pembahasan tentang suatu
topik tertentu dengan tujuan agar pembaca menjadi terbujuk atau tertarik
untuk menerima ide atau pesan tersebut dari penulis.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menulis prosa persuasi,
adalah sebagai berikut:
1) Menentukan tujuan karangan.
2) Menentukan tema karangan.
3) Menyusun pokok-pokok pikiran yang akan dikembangkan.
4) Mengembangkan pokok-pokok pikiran, dengan uraian yang jelas
dan contoh-contoh yang nyata manfaat dari objek yang dijadika
objek dalam tema karangan.
5) Penutup. Disini penulis menyimpulkan hasil pegembangan pokok-
pokok pikiran tadi, terutama hal-hal yang mendorong agar
pembaca menjadilebih terbuka hatinya, sehingga mau mengikuti
gagasan penulis
B. Menulis Drama
1. Pengertian Drama
Drama adalah jenis sastra yang berupa lakon yang ditulis dengan dialog –
dialog yang memperhatikan unsur – unsur dengan gerak atau perbuatan yang akan
dipentaskan di atas panggung. Menurut Tarigan (1984) kata drama berasal dari
kata Greek yaitu draomai yang artinya sesuatu yang telah diperbuat. Tegasnya
dari kerja dran yang berarti ‘berbuat, to act atau to do.
2. Unsur - Unsur yang Diperhatikan dalam Menulis Drama
a. Alur
Alur diartikan struktur gerak yang terdapat dalam fiksi maupun drama.
Dalam suatu lakon harus bergerak dari suatu permulaan melalui suatu
pertengahan menuju suatu akhir. Dalam teks drama dikenal dengan eksposisi,
konflik, komplikasi, krisis, resolusidan keputusan.
b. Penokohan
Penokohan merupakan penggambaran bagaimana sifat, tingkah laku,
maupun postur tubuh dari tokoh. Tokoh – tokoh dalam drama yaitu:
1) Tokoh pembantu; tokoh yang kontras dengan tokoh lainnya. Tokoh ini
bisa pembantu saja, atau mungkin pula ia memerankan suatu bagian
penting dalam lakon itu, tetapi pada insidental bertindak sebagai pembantu.
2) Tokoh serba bisa; tokoh yang dapat berperan dengan tepat dan tangkas.
Kemampuan tokoh yang serba bisa inilah yang membuat tokoh individual
yang sebenarnya itu semakin menjadi luar biasa, menarik hati.
3) Tokoh statis; yang tetap saja keadaannya, baik pada awal maupun pada
akhir suatu lakon. Dengan kata lain, tokoh ini tidak mengalami perubahan.
4) Tokoh berkembang; tokoh yang mengalami perkembangan selama
pertunjukan.
c. Dialog
Dalam menulis dialog dalam drama harus diperhatikan hal – hal berikut:
1) Dialog haruslah dapat mempertinggi nilai gerak; seorang penulis haruslah
dapat berbuat lebih banyak selain daripada membuat dialognya menarik
hati, dia harus pula memuatnya baik dan wajar selalu.
2) Dialog haruslah baik dan bernilai tinggi; maksudnya dialog harus ditulis
dengan jelas, terang, dan menuju sasaran.
D. Menulis Surat
Yang dimaksud dengan surat adalah sehelai kertas atau lebih yang di dalamnya
dituliskan informasi yang perlu diketahui oleh orang tertentu atau suatu pertanyaan
yang harus dijawab oleh penerimanya.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis surat, antara lain sebagai berikut:
1. Penggunaan bahasa, yakni gunakanlah bahasa yang baik dan benar, serta dapat
dimengerti oleh pembaca surat.
2. Penggunaan kertas, baik warna maupun ukuran kertas harus disesuaikan
dengan kepentingannya.
3. Penulisan surat dapat dilakukan dengan tulisan tangan atau diketik. Kalau
surat pribadi mungkin dapat ditulis tangan, tetapi surat resmi/dinas sebaiknya
diketik.
4. Bentuk surat harus baik dan menarik, sehingga akan menimbulkan kesan yang
baik dan mempunyai daya tarik bagi pembicaranya.
E. Menulis Paragraf
Paragraf adalah sekumpulan kalimat-kalimat yang antara kalimat yang satu
dengan kalimat lain menunjukkan suatu keterkaitan untuk membentuk suatu gagasan
atau ide tertentu.
Gorys Keraf mengemukakan bahwa alinea atau paragraf yang efektif harus
memenuhi tiga syarat, yaitu:
1. Kesatuan, yaitu semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama
menyatakan satu hal, suatu tema tertentu.
2. Koherensi, yaitu kekompakkan hubungan antara sebuah kalimat dngan kalimat
lain yang membentuk alinea atau paragraf itu.
3. Perkembangan alinea, yaitu penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan
yang membina alinea itu.
Muckhlisoh, dkk. 1992. Materi Pokok Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Departemen Pendidikan