Anda di halaman 1dari 28

PEMBELAJARAN

BERBAHASA TULIS
MELALUI KEGIATAN
PARAGRAF ARGUMENTASI
Dosen Pengampu :
Dr. Irwan Baadilla, M.Pd
Anggota :
- Asty Andini Putri (2001025014)

- Ulfi Hana Fadhila (2001025057)


Kelompo
- Pira Oktarian (2001025048)
k4
- Mira Humaira (2001025201

- Siti Mutiara Indah Swari (2001025393)

- Cheche (2001025311)
Pengertian Keterampilan Menulis
Menulis merupakan kegiatan berupa penuangan ide/gagasan dengan
kemampuan yang kompleks melalui aktivitas yang aktif produktif dalam bentuk
simbol huruf dan angka secara sistematis sehingga dapat dipahami oleh orang lain.
Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang
bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling
rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis
bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang
teratur.
Fungsi Keterampilan Menulis

01 02
Penulis dapat mengenali Penulis dapat terlatih dalam
kemampuan dan potensi mengembangkan berbagai gagasan
dirinya

03
Penulis dapat lebih banyak

04
Penulis dapat terlatih dalam
menyerap, mencari, serta mengorganisasikan gagasan secara
menguasai informasi sistematis serta mengungkapkan
sehubungan dengan topic yang secara tersurat
ditulis
05 Dengan menulis, penulis
terdorong untuk terus belajar
secara aktif

06
Penulis menjadi penemu sekaligus
pemecah masalah, bukan sekedar
menjadi penyadap informasi dari
orang lain

07
Dengan kegiatan penulis yang terencanakan
membiasakan penulis berpikir serta
berbahasa secara tertib dan teratur.
Tujuan Keterampilan Menulis
• Assignment Purpose (Tujuan Penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan
sama sekali. Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan,
bukan atas kemauan sendiri (misalnya para siswa yang diberi
tugas merangkum buku; sekretaris yang di tugaskan membuat
laporan, notulen rapat.
• Altruistic Purpose (Tujuan Altruistik)
Penulisan bertujuan untuk menyenangkan para pembaca,
menghindarkan kedukaan para pembaca, ingin menolong para
pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya ,
ingin membuat hidup para pembaca lebih muda dan lebih
menyenangkan dengan karya itu. Tujuan altruistic adalah
kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
• Persuasive Purpose (Tujuan Persuasif)
Tujuan yang bertujuan menyakinkan para pembaca akan
kebenaran gagasan yang di utarakan .
Tujuan Keterampilan Menulis
• Informational Purpose (Tujuan Informasional, Tujuan Penerangan)
Tujuan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan atau
penerangankepada para pembaca.

• Self – Expressive Purpose (Tujuan Pernyataan Diri)


Tujuan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang
kepada para pembaca.

• Creative Purpose (Tujuan Kreatif)


Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan
kreatif disini melebihi pernyataan diri dan melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tulisan yang
bertujuan mencapai nilai artistic, nilai-nilai kesenian.

• Problem-Polving Purpose (Tujuan Pemecahan Masalah)


Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah yang di hadapi.
Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti
secara cermat pikiran –pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat di
mengerti dan di terima oleh pembaca.
Menulis Narasi
Jenis-jenis Narasi adalah cerita berdasarkan alur. Sering
juga narasi diartikan sebagai cerita yang
Menulis
Menulis Deskripsi
didasarkan pada kronologi waktu. Selain itu
narasi juga dapat diartikan sebagai uraian
Deskripsi adalah pemaparan atau yang menceritakan sesuatu atau serangakaian
penggambaran dengan kata-kata atas kejadian, tindakan, keadaan secara berurutan
suatu benda, tempat, suasana atau dari permulaan sampai akhir sehingga terlihat
keadaan. Seorang penulis deskripsi rangkaian hubungan satu sama lain.
melalui tulisannya mengharapkan
pembaca dapat melihat, mendengar, Menulis Eksposisi
mencium bau, mencicipi dan merasakan Eksposisi/paparan merupakan tulisan hasil peninjauan
hal yang sama dengan penulis. terhadap suatu hal. Penyampaian gagasan dilakukan
Deskripsi pada dasarnya merupakan secara analitis kronologis waktu maupun ruang. Tulisan
hasil dari pengamatan melalui panca berjenis eksposisi biasanya merupakan bagian dari
indera yang disampaikan dengan kata- karangan ilmiah. Penulisan eksposisi dilakukan dengan
kata. cara menyusun kerangka karangan yang memuat kata-
  kata kunci yang didukung oleh penjelasanpenjelasan,
contoh-contoh, ilustrasi, maupun bukti.
Pengertian Paragraf Argumentasi
Teks atau paragraf argumentasi adalah bacaan yang
memuat pengembangan paragraf dengan isi bacaan bertujuan
untuk meyakinkan atau membujuk pembaca agar memiliki
pemikiran yang sama dengan penulis. Penulisan teks
argumentasi dapat berupa ide, gagasan, pendapat dengan
disertai analogi, contoh, penjelasan argumen yang kuat
sehingga membuat pembaca terpengaruh dengan isi yang ada
dalam bacaan.

Ide pokok paragraf argumentasi berupa pendapat, ide,


atau gagasan penulis. Kemudian ide pokok tersebut diperluas
yang menyertakan ulasan pendapat dilengkapi dengan alasan
logis. Sebagai penguat argumen, biasanya teks argumentasi
juga dilengkapi dengan fakta-fakta aktual atau hasil
penelitian. Dengan menyertakan alasan, fakta, atau bukti
tersebut, diharapkan lebih dapat meyakinkan pembaca.
Ciri-ciri Paragraf Argumentasi
Berikut ini adalah ciri-ciri teks
argumentasi:

#1. Berisikan pandangan, #3. Menguraikan suatu


pendapat dan keyakinan sang permasalahan dengan cara
penulis terhadap menganalisa dan memberi sebuah
permasalahan. analogi.

#2. Memiliki data faktual #4. Diakhiri dengan


yang digunakan untuk kesimpulan yakni berupa
meyakinkan para pembaca. pendapat yang lebih luas
bukan merupakan penegasan
ulang topik utama.
Struktur Paragraf Argumentasi
#1. Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan dari teks


argumentasi memuat argumen yang
akan disampaikan atau menunjukkan
dasar dari sebuah argumentasi yang
akan disampaikan oleh penulis. Bagian
ini perlu dibuat sangat menarik agar
dapat memikat perhatian pembaca.
#2. Bagian Tubuh Argumen

Pada bagian tubuh argumen, isi yang disampaikan


berfokus pada usaha untuk membuktikan pendapat
atau gagasan yang telah dituliskan pada bagian
pendahuluan. Tulisan dapat berupa alasan logis,
fakta, atau data yang mendukung pendapat yang
akan disampaikan. Tulisan sebaiknya disampaikan
harus dianalisis, disusun, dan dikemukakan dengan
mengadakan observasi, eksperimen, penyusun
fakta, dan jalan pikir yang logis. Sehingga,
nantinya dapat dicapai kesimpulan yang benar.
#3. Bagian Kesimpulan atau Ringkasan

Kesimpulan atau ringkasan. Tujuan dari bagian ini


adalah untuk menunjukkan kepada para pembaca
bahwa gagasan yang diberikan sesuai dengan
kebenaran. Tulisan pada bagian kesimpulan
disampaikan melalui proses penalaran yang dapat
diterima sebagai sesuatu yang logis. Mencakup
keseluruhan isi dari bacaan atau teks argumentasi
yang diberikan dari seluruh bagian.
Pola Paragraf Argumentasi
#1. Pola Sebab – Akibat
Yaitu menuliskan sebab maupun latar
belakang suatu masalah secara jelas.
Baru setelah sebab dijelaskan, penulis
menuliskan akibat yang terjadi sebab
tersebut.
Contoh:
“Hujan berturut-turut mengguyur desa kami. Air sungai
berangsur-angsur naik. Jalan dan halaman rumah pun
mulai tergenang. Akhirnya, banjir melanda desa kami.
Korban harta dan jiwa tidak dapat dielakan lagi.”
#2. Pola Akibat – Sebab
Yaitu menuliskan akibat dari suatu
permasalahan terlebih dahulu, baru
menjelaskan mengapa masalah tersebut bisa
terjadi.
Contoh:
“Udara di kota-kota industri sangat kotor dengan
banyaknya asap hitam hasil pembakaran di pabrik-pabrik.
Udara makin panas sehingga menyebabkan berbagai
dampak lingkungan hidup. Es di kutub selatan dan di
Greenland mulai mencair. Itulah berbagai akibat yang
terjadi karena eksploitasi besar-besaran minyak bumi”.
#3. Pola Analogi
Yaitu menggunakan analogi untuk memperkuat
pendapat. Analogi merupakan pola pengembangan
dengan membandingkan dua hal yang berbeda
namun memiliki banyak persamaan. Berdasarkan
banyak kesamaan, ditarik suatu simpulan
Contoh:
“Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan berpendidikan
tinggi, ia akan seperti padi. Setangkai padi yang mulai berisi akan
merunduk. Makin bernas bulir padi itu, makin merunduk
tangkainya. Begitu pula manusia yang berilmu dan berpendidikan
tinggi. Semakin ia berwawasan semakin ia merendahkan hati
seperti merunduknya setangkai padi yang berbulir bernas.”
#4. Pola Generalisasi (Pola Umum)
Yaitu Pola dilakukan dengan menarik
kesimpulan dengan mengacu pada data atau
fakta yang sesuai dalam jumlah yang cukup.
Contoh:
“Setelah diadakan survei ke permukiman liar di
sepanjang rel kereta api itu, banyak penduduk yang
menempati rumah-rumah yang terbuat dari bahan yang
berupa seng, papan, dan kardus bekas. Rumah itu tidak
memiliki MCK, pendek, pengap, berlantai tanah, dan
lembap. Jadi dapat dikatakan bahwa tempat tinggal
mereka tidak layak huni dan tidak sehat.”
Langkah-langkah Menyusun Paragraf
Argumentasi
Selanjutnya penulis harus
merumuskan pokok-pokok
permasalahan dengan kalimat Kumpulkan berbagai bahan yang
yang jelas dan membuat berupa fakta, keterangan,
grafik yang besar. kesaksian orang lain atau para ahli
sebelum menuangkan ide pokok
ke dalam suatu tulisan.
2 4
1 memilih dan
Penulis harus 3 harus
Penulis juga
menentukan pokok permasalahan menetapkan tujuan dari
apa yang akan diangkat dan teks argumentasi
dituangkan ke dalam teks tersebut.
argumentasi.
Lakukan juga beberapa proses ini, di antaranya
menganalisis, menguji, membandingkan,
menghubungkan (fakta, keterangan, kesaksian,
catatan, dan kutipan), kemudian menguraikan dan
menyusun keterangan dengan menarik dan logis serta
membuat simpulan atau ringkasan teks argumentasi.

5 juga harus
Penulis kemudian 7 harus membaca
Tahap terakhir, penulis
sudah memelajari pustaka dan ulang teks argumentasi yang sudah
mencatat kutipan yang akan dibuat untuk mengetahui kelengkapan
dijadikan referensi dan data dan juga memastikan tulisan sudah
tulisan. sempurna. Perbaiki jika masih ada
kesalahan di dalam tulisan tersebut.
Upaya Peningkatan Kemampuan
Menulis Paragraf Argumentasi
Berikut beberapa model atau metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan menulis paragraf argumentasi :
#A. Metode Inkuiri
Inkuiri merupakan salah satu komponen dalam
pendekatan pembelajaran kontekstual. Inkuiri
berarti penemuan atau menemukan. Dalam
investigasi peserta didik tidak hanya belajar
memperoleh informasi, namun juga pemrosesan
informasi. Peningkatan menulis paragraf
argumentasi dapat dilakukan dengan metode
inkuiri ini berupa dengan peserta didik diajak
untuk memperoleh informasi seperti informasi di
sekitar lingkungan mereka, kemudian informasi
yang ditemukan peserta didik tersebut dapat
dituliskan ke dalam paragraf argumentasi.
#B. Teknik Rekonstruksi
Teknik rekonstruksi dalam pembelajaran menulis
karangan argumentasi memiliki keunggulan
antara lain memudahkan siswa menemukan
pemahaman tentang hakikat karangan
argumentasi. Setelah melakukan rekonstruksi
karangan argumentasi, siswa akan menemukan
pemahaman yang mendalam mengenai struktur
penulisan karangan argumentasi dan karakteristik
karangan argumentasi. Dengan demikian siswa
akan mengetahui bagaimana cara mengemukakan
gagasan yang mampu meyakinkan pembaca.
Teknik rekonstruksi akan membantu siswa
menulis karangan argumentasi dengan tepat.
#C. Model Think Pair and Share
dengan Media Animasi
Selama proses pembelajaran menulis paragraf
argumentasi dengan model think pair and share melalui
media gambar animasi, guru bertindak sebagai model,
fasilitator, konsultan, motivator, dan evaluator. Guru
merangsang siswa dengan sebuah contoh paragraf
argumentasi. Saat siswa mulai kesulitan untuk
memahami paragraf tersebut, guru memberikan
pengarahan secara umum mengenai paragraf
argumentasi. Guru mulai menerapkan model think pair
and share melalui media gambar animasi dalam
pembelajaran. Selain itu guru juga bisa bertindak
sebagai instruktur dan mengarahkan siswa untuk
mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat
menunjang menulis paragraf argumentasi.
#D. Model Pembelajaran
Berpikir-Berbicara-
Menulis
Model pembelajaran berpikir, berbicara, dan menulis
membantu siswa dalam mengumpulkan dan
mengembangkan ide-ide melalui percakapan terstruktur.
Dengan demikian dalam penulisan paragraf argumentasi
menggunakan model pembelajaran berpikir berbicara
dan menulis ini peserta didik dapat menuliskan paragraf
argumentasi dengan benar karena keterampilan berpikir,
berbicara, dan menulis mereka telah berkembang
sehingga mereka keterampilan menulis paragraf
argumentasi mereka juga meningkat.
Mau bertanya?
Bolehhh~
Hidup kesepian
tanpa kekasih,
cukup sekian dan
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai