Anda di halaman 1dari 3

2.

3 Jenis-jenis Esai

1. Esai Ekspositori
Fungsi utama esai ekspositori adalah untuk menjelaskan/menginformasikan atau untuk
memperkenalkan pembaca dengan sesuatu hal. Esai ini dapat digunakan untuk melukiskan
sesuatu, menghadirkan informasi, atau menjelaskan suatu persoalan secara gamblang dan
terperinci. Menulis esai ekspositori yang efektif memerlukan persiapan dan riset yang
memadai yang akan membekali penulis dengan fakta dan informasi yang relevan untuk
disampaikan kepada pembaca. Esai ekspositori memerlukan pemahaman yang sangat baik
akan topik yang ditulis.

2. Esai Persuasi
Esai jenis ini tidak hanya memerlukan pembuktian yang meyakinkan atas gagasan yang
disampaikan tetapi juga harus didasarkan atas penjelasan yang logis dan memiliki landasan
yang kuat. Tugas utama penulis adalah membuat pembaca yakin bahwa penulis
menyampaikan pandangan yang benar. Untuk menulis esai persuasi, sangatlah penting untuk
menyiapkan terlebih dahulu dengan melakukan keberpihakan atas suatu persoalan,
menyikapi suatu kasus, mengantisipasi argument, dan mencari cara bagaimana mematahkan
argumen yang bertentangan dengan argument penulis.

3. Esai Informal
Esai informal adalah salah satu jenis esai yang ditulis demi hiburan. Ini tidak berarti bahwa
esai jenis ini tidak bersifat informatif. Namun penyajian gagasannya disampaikan secara
informal dengan pernyataan gagasan yang lebih rileks, penggambaran masalah melalui
observasi, dan sering kali diselingi humor. Esai informal juga cenderung lebih personal
sifatnya dan lebih banyak mengungkap pandangan-pandangan subjektif. Ketika menulis esai
informal, cobalah untuk menghadirkan suasana personal dalam tulisan. Tidak perlu khawatir
untuk kedengaran terlalu akademis. Yang penting hindari kecerobohan dalam menyampaikan
gagasan.

4. Esai Tinjauan
Sebuah tinjauan bisa bersifat formal atau informal, tergantung konteksnya. Tujuannya adalah
untuk mengevaluasi suatu karya, misalnya novel atau filem. Ini berarti pendapat personal
penulis berperan penting dalam proses penulisan. Di samping derajat subjektifitas, standar
objektif perlu ditetapkan untuk memberikan tinjauan atas sebuah karya. Tingkat formalitas
sebuah tinjauan ditentukan oleh seberapa banyak berupa analisis, sebarapa banyak berupa
ringkasan, dan seberapa banyak reaksi penulis atas karya yang dia tinjau. Sebuah tinjauan
yang lebih formal tidak hanya membahas karya yang ditinjau saja melainkan juga
menempatkan karya tersebut dalam konteks yang sesuai.

5. Esai Riset
Esai jenis ini menuntun Anda menelusuri karya-karya atau tulisan-tulisan orang lain dan
meminta Anda untuk membandingkan pemikiran mereka dengan pemikiran Anda. Menulis
esai riset melibatkan Anda untuk mencari sumber-sumber yang relevan dan melakukan
sintesa atas temuan-temuan yang Anda dapatkan dari berbagai sumber tulisan. Temuan dan
gagasan yang Anda dapatkan ini kemudian dibandingkan dengan gagasan yang Anda miliki.
Anda harus mendapatkan teks atau tulisan mengenai subjek yang Anda akan tulis dan
menggunakan gagasan yang didapatkan untuk mendukung topik yang Anda akan tulis.
Dalam hal ini Anda harus melakukan klasifikasi dan memilah-milah informasi mana yang
valid dan handal untuk mendukung gagasan atau topik yang Anda tulis. Bahaya yang paling
sering terjadi dalam penulisan esai jenis ini adalah penjiplakan.

6. Esai Literatur
Dalam esai jenis ini, Anda melakukan eksplorasi dan melakukan konstruksi atas makna dari
sebuah karya sastra. Tulisan ini jelas lebih rumit dari pada sekedar tinjauan meskipun
keduanya bermaksud untuk memberikan evaluasi atas sebuah karya. Esai literatur lebih
condong memberikan komentar atau opini Anda atas karya literatur yang ditinjau dengan
memfokuskan pada aspek-aspek tertentu yang lebih spesifik. Esai literatur menitikberatkan
pada pembahasan mengenai bangunan karya sastra yang dibahas seperti: struktur, karakter
dan karaketerisasi, tema, gaya penulisan, nada dan suasana, dan keunggulan khusus dari kari
karya yang dibahas. Tulisan harus membahas bagaimana karya ini menjelaskan atau
menyinggung suatu persoalan tertentu dengan memakai sudut pandang. Esai literatur juga
bisa berupa percampuran pedapat dan interpretasi Anda sendiri dan kritik-kritik yang ditulis
oleh orang lain.

7. Esai Argumentasi
Seni menulis esai argumentasi tidak mudah didapatkan. Banyak orang mungkin berpikir
bahwa jika sesorang menyatakan pendapat, dia dapat memberikan argumen secara efektif.
Kenyataannya, orang-orang semacam ini sering terkejut ketika orang lain tidak sependapat
dengan mereka karena logika yang nampaknya kurang meyakinkan. Tambahan pula, penulis
argumentasi sering lupa bahwa tujuan utama dalam menyampaikan argumen adalah
memenangkan/merebut hati dan pikiran pembaca. Karena itulah, esai argumentasi menjadi
esai ajuan bagi para editor surat kabar untuk dimuat di halaman atau rubrik opini mereka.

8. Esai Sebab-Akibat
Esai sebab-akibat menyertakan beberapa elemen penulisan yang dianggap lebih bergengsi
ketimbang esai deskripsi atau narasi. Yang perlu diperhatikan ketika menulis esai jenis ini
adalah nada esai yang harus dijaga untuk selalu kedengaran masuk akal dan bahwa apa yang
Anda sajikan dalam esai merujuk pada fakta dan dapat dipercaya. Sumber-sumber yang
mendukung sering diperlukan dan pilihan atas sumber-sumber yang handal juga merupakan
seni tersendiri karena mereka akan merefleksikan kesahihan esai Anda. Jangan pernah
menggunakan sudut pandang orang pertama (persona saya). Esai sebab-akibat harus objektif
dan tidak memihak (imparsial). Perhatikan contoh sudut pandang yang lemah berikut:

1. Saya kira aborsi harus dilarang di bumi Indonesia.

Pemihakan dan penggunaan kata “saya” dalam argumen di atas kurang objektif. Jauh lebih
baik kalau kita menuliskannya secara langsung dan tidak memihak, menjadi:
2. Aborsi harus dilarang di bumi Indonesia.

Kalimat 1 menggunakan sudut pandang orang pertama (saya). Kalimat seperti ini memberi
kesan pandangan penulis yang lemah dan lebih cocok digunakan dalam esai narasi. Kalimat 2
jauh lebih berdaya dan pernyataannya tidak hanya membatasi pandangan penulis, tetapi juga
mewakili pandangan pembaca. Tujuan esai sebab-akibat adalah untuk meyakinkan pembaca
bahwa segala sesuatu ada sebabnya atau bahwa peristiwa satu mempengaruhi peristiwa
lainnya.
9. Esai Perbandingan
Tujuan dan fungsi utama esai perbandingan adalah jelas – menemukan persamaan dan
perbedaan antara dua objek yang diperbandingkan. Jenis esai ini menyaratkan penulisnya
sebagai seorang pengamat. Dalam banyak kasus, penulis esai perbandingan tidak harus
seorang pakar atau sarjana yang tahu persis akan objek yang ditulisnya. Esai ini juga tidak
mengharuskan perlunya referensi yang bersifat akademis. Esai perbandingan pada umumnya
bersifat subjektif dan penulisnya diminta untuk memunculkan perbedaan atau persamaan
yang signifikan dari objek yang ia tulis agar dapat dijabarkan dan dianalisis dalam tulisan.
Meskipun terdapat penekanan yang berbeda ketika penulis menitikberatkan pada perbedaan
atau persamaan dari objek yang dia tulis, pola penulisan esainya tetap sama, yaitu diawali
dengan satu paragraf pendahuluan, beberapa paragraf isi (tubuh esai), dan satu paragraf
penutup. Ketika menulis esai jenis ini, jangan lupa untuk menggunakan ungkapan-ungkapan
bahasa yang menjadi cirikhas dari esai ini. Ungkapan-ungkapan spesifik yang cocok
digunakan untuk penulisan esai ini dapat membantu memperjelas tujuan penulisan esai.
Misalnya, Anda dapat menggunakan ungkapan “di lain pihak”, “sebaliknya”, demikian pula”,
“sama halnya dengan”, “dibandingkan dengan”, “tidak seperti”, “meskipun demikian”, dan
lain-lain. Ungkapan-ungkapan ini akan membuat gagasan yang Anda sampaikan menjadi
melekat dan menyatu dalam satu kesatuan pandangan, sehingga secara otomatis membuat
esai Anda semakin meyakinkan.

Anda mungkin juga menyukai