KELOMPOK 1
TEKS EKSPLANASI TANAH LONGSOR
NAMA ANGGOTA :
1. DINDA AGUSTIN PRATIWI (08)
2. GUSTI AYU ISTIARA (16)
3. KAVITA ANGEL (19)
4. RIYAN RAMADHAN (25)
1. Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman participants).
Contoh: tsunami, banjir, gempa bumi, hujan, dan udara.
2. Dimungkinkan menggunakan istilah ilmiah.
3. Lebih banyak menggunakan verba material dan verba relasional (kata kerja aktif).
4. Menggunakan konjungsi waktu dan kausal. Contohnya penggunaan: sehingga,
sebelum, pertama, jika, bila, dan kemudian.
5. Menggunakan kalimat pasif.
6. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan
secara kausal itu benar adanya.
7. Kata serapan
Unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai
berikut.
Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti titik
beku. Kata titik beku merupakan arti kata freezing point. Kata freezing
point merupakan kata bahasa Inggris. Unsur itu dipakai dalam konteks bahasa
Indonesia, tetapi cara pengucapan dan penulisannya masih mengikuti cara asing.
Unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia, seperti hidrologi. Katahidrologi berasal dari kata bahasa Inggris hydrology.
8. Konjungsi
Ada dua jenis konjungsi, yaitu konjungsi eksternal dan kojungsi internal.
a. Konjungsi eksternal merupakan konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa,
deskripsi benda, atau kualitas di dalam klausa kompleks atau antara dua klausa
simpleks. Konjungsi eksternal mempunyai empat kategori makna, yaitu penambahan
(contoh: dan, atau), perbandingan (contoh: tetapi, sementara), waktu (contoh: setelah,
sebelum, sejak, ketika), dan sebab-akibat (contoh: sehingga, karena, sebab, jika,
walaupun, meskipun).
Contoh:
Banjir terjadi di Kota Jakarta setelah hujan turun dua hari tanpa henti.
Kecelakaan lalu lintas sering terjadi karena pengguna jalan tidak tertib lalu lintas.
b. Konjungsi internal merupakan konjungsi yang menghubungkan argumen atau ide
yang terdapat di antara dua klausa simpleks atau dua kelompok klausa. Konjungsi
internal juga dapat dibagi ke dalam empat kategori makna, yaitu penambahan (contoh:
*selain itu, di samping itu, lebih lanjut), perbandingan (contoh: akan tetapi,
sebaliknya, sementara itu, di sisi lain), waktu (contoh: pertama, kedua ... , kemudian,
lalu, berikutnya), dan sebab-akibat (contoh: akibatnya, sebagai akibat, jadi,
hasilnya).
Contoh:
Pertama, kesuksesan disebabkan oleh daya kreativitas.
Yang paling sering digunakan adalah konjungsi eksternal.
9. Hubungan sebab-akibat
Hubangan sebab-akibat dapat dinyatakan dengan banyak cara, baik dengan konjungsi,
kata kerja, maupun kata benda.
Contoh:
Butir-butir air turun ke bumi karena gravitasi. (dengan konjungsi)
Butir-butir air turun ke bumi disebabkan oleh gravitasi. (dengan kata kerja)
Tanah Longsor
2. Deretan Penjelasan
A. Penjelasan 1
Bencana alam ini bisa diakibatkan karena hujan yang sangat lebat dan tidak ada pepohonan
yang menyerap air. Bencana ini biasanya sering terjadi di daerah lereng-lereng yang curam di
pegunungan dan hutan- hutan yang gundul. Tanah longsor ini biasanya terjadi karena cuaca
hujan yang tinggi dan tanah yang tandus tidak ada pepohonan yang pada saat musim hujan
sehingga mengakibatkan air mengendap di dalam tanah karena tidak ada yang menyerap air.
B. Penjelasan 2
Tanah longsor ini dapat merugikan penduduk sekitar. Rumah-rumah mereka bisa tertutup
dengan tanah atau lumpur dan dapat menimbulkan korban jiwa. Namun itu semua ulah
tangan mereka sendiri. Mereka selalu melakukan pemotongan tebing pada penambangan batu
di lereng yang terjal, penimbunan tanah urugan di daerah lereng, penggundulan hutan,
budidaya kolam ikan diatas lereng, sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang
aman, sistem drainase daerah lereng yang tidak baik. Mereka selalu melakukan kegiatan-
kegiatan tersebut tanpa melihat akibatnya yang dapat membahayakan mereka dan alam.
Seharusnya mereka memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya bukan merusak. Mereka
hanya mementingkan dirinya sendiri. Mereka juga seharusnya dapat memanfaatkan alam
dengan menanam pepohonan-pepohonan yang dibisa dimanfaatkan dan menguntungkan bagi
mereka sendiri, bukan untuk menjadi pekerja penebang pohon sembarangan.
3. Interpretasi
Seharusnya daerah yang sering mengalami tanah longsor mereka harus melakukan
penanaman kembali yang biasanya sering disebut Reboisasi dan tidak membuang sampah
sembarangan yang dapat menyumbat selokan-selokan kecil maupun besar sehingga air tidak
bisa mengalir dengan lancar. Tanah longsor ini juga dapat mengakibatkan bencana banjir
karena tanah yang sudah longsor dapat menyebabkan sungai tersumbat dengan tanah dan
mereka membuang sampah sembarangan yang akan menimbulkan banjir. Tanah longsor ini
dapat ditanggulani dengan cara membuat terasering ( sengkedan ) pada lereng yang terjal bila
membangun pemukiman, penanaman pohon kembali, jangan membuang sampah
sembarangan atau membuat progam kebersihan lingkungan.