Anda di halaman 1dari 9

Makalah kamera

Mata Kuliah : Tata Rias Wajah Khusus

Disusun Oleh :

Megawati 1510520043

Salma Indah Maharani 1510520054

Dosen Pengampu :

Titin Supiani, M.Pd

TATA RIAS
2020
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pendahuluan

Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat manusia. Lewat jepretan
dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai
dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya,
prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000
tahun silam.
Hampir di setiap manusia berada, tidak lepas dari keberadaan kamera. Dapat dikatakan
bahwa kamera kini telah menjadi kebutuhan pokok. Bagaimana tidak, hampir di setiap
handphone yang dimiliki sebagian besar masyarakat ada fasilitas kameranya. Dalam makalah ini
kita akan mengulas tentang kamera mulai dari sejarah ditemukannya kamera hingga berbagai
jenis perkembangan kamera saat ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kamera ?
2.      Apa saja jenis-jenis kamera ?
3.      Bagaimana sejarah kamera ?
4.      Apa saja bagian-bagian kamera ?
5.      Bagaimana cara kerja kamera ?

C.    Tujuan
1.   mengetahui tentang kamera.
2.   mengetahui jenis-jenis kamera.
3.   mengetahui sejarah kamera.
4.   mengetahui bagian-bagian kamera.
5.   mengetahui cara kerja kamera.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kamera
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera
obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di
mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak
ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti
jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan
merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa
membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan
elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan
secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.

B.     Jenis-Jenis Kamera
1.      Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya
Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan
teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya.
Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan
menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut
bersama cairan pengembang (developer).
a.       Kamera film
Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer
karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil,
kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat
gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.
Pembagian film berdasarkan ukuran:
1)      Small format (35mm)
2)      Medium format (100-120mm)
3)      Large format
Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film harus
menggunakan kamera yang berbeda pula.
Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:
1)      Film hitam putih
2)      Film warna
3)      Film positif
4)      Film negatif
5)      Film daylight
6)      Film tungsten
7)      Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)
b.      Kamera polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif
sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.
c.       Kamera digital
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si
pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya
melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya.
Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang
kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda. Sebagai media penyimpanan,
kamera digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan
memory card.
2.      Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja
a.       Kamera single lens reflex
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa
yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada
film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.
b.      Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar
pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret
secara otomatis telah diatur.

3.      Jenis kamera berdasarkan teknologi viewfinder


Viewfinder memainkan peranan penting dalam penyusunan komposisi fotografi.
Fotografer ahli biasanya akan lebih memilih viewfinder dengan kualitas baik dan mampu
memberikan gambaran tepat seperti apa yang akan tercetak.
a.       Kamera saku
Jenis yang paling populer digunakan masyarakat umum. Lensa utama tak bisa
diganti,umumnya otomatis atau memerlukan sedikit penyetelan. Cahaya yang melewati lensa
langsung membakar medium. Kelemahan film ini adalah gambar yang ditangkap oleh mata akan
berbeda dengan yang akan dihasilkan film, karena ada perbedaan sudut pandang jendela bidik
(viewfinder) dengan lensa.
b.      Kamera TLR
Kelemahan kamera poket diperbaiki oleh kamera TLR. Jendela bidik diberikan lensa yang
identik dengan lensa di bawahnya. Namun tetap ada kesalahan paralaks yang ditimbulkan sebab
sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.

C.    Sejarah Kamera
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang
merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau
bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada
bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak
tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun
1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhadap
cahaya namun dia belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.
Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang
dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan
campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada
tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari
bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang
mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan
kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal
sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai
imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup
kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi
kamera yang dikembangkan sekarang.

D.    Komponen-Komponen Kamera
Sebuah kamera minimal terdiri atas:
1.      Sistem lensa
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang
terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam.
Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah
angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur
oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma.
Sistem lensa pada kamera

Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur
banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa
lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal
juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens,
atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai jarak
fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film
yang digunakan.
Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan
lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak
fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan
memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan
sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa). Focal length memengaruhi besar
komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan
istilah zoom.
2.      Pemantik potret
Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa.
Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan
mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu membuka,
sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.
Pematik kamera
Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan
besarnya nilai maksimum shutter speed yang bisa digunakan.

3.      Bagian lain
Bagian lain sebuah kamera, antara lain:
1)      Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat disingkapkan
pada objek
2)      Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film,
3)      Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang akan terpotret
serta apakah objek utama akan terfokuskan lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan
pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup
tepat sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.
4)      Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari bagian-
bagian tersebut.

E.     Bagian-Bagian Pada Kamera Beserta Fungsinya


Tidak kalah penting untuk dibahas adalah mengenal bagian-bagian utama pada kamera.
Termasuk fungsi dari tombol-tombol yang tersebar di seluruh body kamera.
1.         Lensa merupakan bagian pokok dari kamera yang bekerja sama dengan body kamera. Untuk
fungsinya saya pikir tidak perlu saya jelaskan lagi secara panjang lebar di sini. (Baca tentang
lensa di sini dan di sini)
2.         Tombol Stabilizer (IS, VR, VC) yang berfungsi untuk menstabilkan getaran oleh tangan (hand
shake) saat memotret yang berpotensi membuat hasil foto menjadi motion / blur. Prinsip kerja
fitur ini adalah dengan mengandalkan sebuah gyrosensor yang mendeteksi getaran pada kamera
dan melakukan kompensasi secara mekanik untuk meredam getaran itu. Namun tidak semua
lensa memiliki fitur ini.
3.         Tombol Pembuka Lensa yang fungsinya tidak lain untuk membantu melepaskan lensa dari body.
Cara penggunannya yaitu tombol ditekan sambil lensa dilepas dengan cara diputar ke kiri.
4.         Tombol Fokus yang terdiri dari dua mode yaitu Auto Focus (AF) dan Manual Focus (MF). Bila
Anda menggunakan mode auto maka berarti kerja fokus digerakkan oleh mesin secara auto.
Namun bila memilih mode manual maka kerja fokus Anda yang gerakkan secara manual.
5.         Tombol Pembuka Flash yang digunakan untuk membuka lampu flash pada kamera. Tombol ini
hanya berfungsi bila kamera dalam keadaan menyala / standby.
6.         Built-in Flash Light adalah lampu Blitz atau flash diterjemahkan secara bebas menjadi lampu
kilat. Fungsi utamanya yaitu untuk membantu pencayaan pada kondisi gelap dengan cara meng-
illuminate (mencahayai / menerangi) obyek yang kekurangan cahaya agar terekspos dengan baik.
7.         Tombol Shutter adalah tombol yang Anda tekan untuk mengambil gambar. Untuk belajar cara
menggunakan tombol shutter silahkan baca di sini.
8.         Grip salah satu bagian menonjol di bagian kanan anatomi kamera yang fungsinya sebagai
pegangan pada kamera. Grip didesain dengan tekstur kasar agar Anda bisa memegang kamera
dengan kuat tanpa terpleset ketika memotret. Kesalahan memegang grip merupakan salah satu
faktor penyebab terjadinya hand shake.
9.         Anti Red Eye yang berfungsi sebagai penangkal untuk menghindari mata yang terlihat merah
(red eye) pada hasil foto yang merupakan efek dari lampu flash. Masalah ini sering terjadi namun
bisa diatasi.
10.     Tombol Preview yang gunanya untuk melihat hasil foto Anda pada layar LCD kamera.
11.     Tombol Delete yang berfungsi untuk menghapus foto dan data lainnya di dalam kamera.
12.     Tombol Navigasi berfungsi untuk membantu Anda mengendalikan program dalam kamera
termasuk menggeser pilihan pada menu di kamera. Tidak semua kamera memiliki bentuk tombol
navigasi yang sama, ada berupa scroll, analog, dan tombol 4 arah. Pada Canon EOS 600D atau
sekelasnya, tombol ini memiliki multi fungsi atau dua peran yaitu sebagai tombol navigasi untuk
menggeser pilihan (kiri, kanan, atas, bawah) dan juga sebagai tombol shortcut untuk mengatur
white balance (WB), jenis focus, picture style, dan drive mode.
13.     Tombol Fn/Q yang berfungsi untuk merubah / mengalihkan fungsi pada tombol navigasi di atas
ke fungsi shortcut.
14.     Tombol AV mempunyai fungsi untuk mengatur bukaan diafragma atau aperture. (Baca cara
menggunakan aperture di sini)
15.     Tombol Zoom yang berfungsi untuk memperbesar hasil foto dan juga untuk memperdekat jarak
objek ketika Anda mengaktifkan mode livefiew saat memotret.
16.     Thumb-Wheel adalah menu untuk memilih dan mengganti mode eksposure / modus pemotretan.
Di sini Anda bisa menemukan beberapa mode auto instan yang telah disiapkan khusus seperti
untuk memotret olahraga, kembang api, malam hari, closeup, dan juga mode manual (M).
17.     Tombol Lifeview yang berfungsi untuk mengganti / mengalihkan layar bidik dari viewfinder ke
lifeview yang tampil pada layar LCD. Pada EOS 600D tombol ini juga berfungsi untuk merekam
video.
18.     Viewfinder adalah jendela bidik yang Anda gunakan untuk melihat objek saat memotret. Pada
viewfider ini Anda bisa melihat titik fokus dan informasi lainnya seperti light meter, nilai shutter
speed, apperture, ISO, dan metering. Pada bagian viewfinder terdapat karet seperti bantalan yang
disebut eye pieces, fungsinya untuk menahan cahaya yang masuk ke viewfinder agar objek
terlihat benar-benar real.
19.     Tombol Menu untuk menuju menu pengaturan utama kamera, sedangkan Tombol Info untuk
mengetahui informasi data termasuk informasi foto-foto Anda.
20.     Layar LCD memiliki multi fungsi yaitu yang pertama untuk menampilkan keterangan settingan
pada kamera (mode eksposure, shutter speed, aperture, ISO, dll), kemudian untuk melihat hasil
foto Anda, dan terakhir sebagai layar bidik besar untuk melihat objek yang akan difoto secara
live, yang disebut lifeview.
21.     Tombol ISO merupakan tombol shortcut (jalan pintas) untuk mengatur ISO. (Baca cara
menggunakan ISO di sini)
22.     Dial yang juga berfungsi sebagai navigasi untuk menggeser pilihan pada menu tertentu.
23.     Tombol Display fungsinya untuk mengaktifkan mode standby dan untuk menghidupkan kembali
dari mode standby. Ketika dalam mode standby kamera masih tetaap dalam keadaan menyala,
hanya saja sedang diistirahtkan dan bukan dalam keadaan off.
24.     Tombol ON/OFF adalah tombol yang berfungsi untuk menghidupkan dan mematikan kamera.

F.     Cara Kerja Kamera


Kamera adalah sebuah kotak dengan ruangan hitam kedap cahaya/lightproof yang diberi
lubang kecil pada salah satu dindingnya. Dan melalui lubang kecil tersebutlah objek gambar
dengan perantaraan induksi cahaya direfleksikan ke dinding seberangnya dalam posisi yang
terbalik.
Begitulah proses dasar bekerjanya sebuah kamera dalam menangkap/mengambil objek gambar.
Kini suatu objek gambar/photo dapat diabadikan untuk selama-lamanya oleh sebuah kamera
dalam satuan detik saja. Hal tersebut dimungkinkan karena pengembangan/inovasi system kerja
kamera yang tiada henti hingga saat ini. Ditambah lagi dengan penemuan-penemuan system baru
pada kamera digital yang sangat fantastis yang membuat para photographer menjadi lebih mudah
mengoperasikan sebuah kamera jenis apapun.
Kamera dan seni photographymungkin salah satu penemuan yang paling dihormati di dunia
saat ini, meskipun ide pengambilan gambar/photo bukan merupakan hal yang baru lagi. Dengan
munculnya kamera film (analog) dan kamera digital, pada akhirnya kamera-pun dapat mengubah
cara pandang kita tentang dunia. Bagaimana sebuah kamera dapat mengabadikan dan menangkap
semua moment indah kita?, berikut ini kami uraikan secara sederhana mengenai cara kerjanya.
Fungsi dasar dan cara kerja sebuah kamera. Kamera berasal dari kata “Chamber” yang
berarti “ruang”adalah merupakan sebuah kotak kedap cahaya/lightproof yang didalamnya
mengandung tiga elemen yaitu bahan kimia, mekanik (film) dan elemen optik atau lensa.
Fungsi dasar sebuah kamera mulai dari ditemukannya kamera Obscura (kotak hitam) hingga
kamera digital canggih saat ini, masih tetap sama. Prinsip kerja kamera pada dasarnya mirip
dengan prinsip kerja mata kita. Cara kerja dari sebuah kamera didasarkan pada dasar-
dasar refleksi. Seperti kita ketahui gerakan cahaya melalui berbagai media memiliki kecepatan
yang berbeda. Kecepatan cahaya akan lebih bervariasi ketika begerak melalui media udara
daripada saat bergerak melalui media kaca. Ketika Anda membidikan kamera dan fokus pada
suatu objek gambar, maka cahaya akan memantulkan objek tersebut melalui lensa.
Hal ini akan memperlambat kecepatan cahaya dan memungkinkan cahaya membelok saat
memasuki lensa, sehingga cahaya akan menyimpang dari sumbernya, kemudian lensa akan
menerima cahaya dan dikumpulkan di satu titik di mana pada akhirnya gambar dapat dibentuk
pada permukaan film yang merupakan bahan peka cahaya dalam merekam gambar. Dan ketika
film diolah dengan bahan kimia tertentu objek gambar-pun dapat segera terlihat dalam format
negatif.
Berdasarkan struktur dasar tersebut diatas maka kamera analog/manual memungkinkan
memiliki kontrol aperture, diafragma yang mengatur jumlah cahaya yang masuk ke lensa dan
shutter yang merupakan pintu masuknyacahaya sebelum sampai ke film/sensor cahaya untuk
disimpan. Selain itu, fungsi shutter juga untuk mengekspos film/sensor cahaya agar jumlah
cahaya yang masuk tetap/konsisten. Jadi lamanya waktu shutter terbuka menentukan
jumlah/banyaknya cahaya yang mencapai permukaan film/sensor cahaya. Untuk mengontrol
kualitas gambar dan efek tertentu, seperti gambar yang kabur/blur, seorang photographer dapat
pengaturan lamanya shutter/kecepatan rana terbuka.

Kamera digital yang kompak dan ramping dengan kualitas gambar yang superior (pernah
diperdebatkan pada Forum I love my Pentax manual), telah merevolusi industri photography.
Hampir semua permasalahan operasi pada kamera manual 35mm dapat diatasi oleh kamera
digital.
Berikut mari kita lihat cara kerja dasar dari kamera digital dan apa perbedaannya dengan
kamera analog/manual?
Pada dasarnya cara kerja dan komponen utama dari kamera digital dan kamera
analog/manual adalah sama. Perbedaan yang mencolok adalah pada media penyimpan hasil
gambar dimana pada kamera analog menggunakan film celulosa, sedangkan pada kamera digital
menggunakan sebuah komponen yang bernama chip atau biasa disebut dengan CCD (Change
Coupled Device) ataupun CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor.
Pada kamera digital objek gambar dalam bentuk analog kemudian dikonversikan ke
bentuk/format digital yang selanjutnya setelah mengalami proses filtering dan lain-lain, objek
gambar kemudian disimpan sementara pada buffer memory kamera dan pada akhirnya disimpan
tetap pada chip memory.
Sebuah chip memory mengandung jutaan titik sensor cahaya bersusun/array vertikal dan
horizontal. Titik-titik sensor cahaya tersebut atau biasa disebut dengan pixel, akhirnya
membentuk sebuah susunan dimensi gambar yang disebut resolusi dengan satuan pixel.
Misalnya resolusi 3200 X 1200 pixel (3,84 megapixels). Besarnya resolusi yang digunakan untuk
sebuah objek gambar/photo dapat diatur oleh photographer sesuai dengan yang diinginkan.
Kamera digital juga memiliki seperangkat filter yang akan mengkoreksi keseimbangan
warna, putih dan aliasing. Mampu menyimpan hasil gambar dengan jumlah yang besar/banyak.
Memiliki pengaturan pengambilan gambar secara otomatis maupun manual. Memiliki kamera
bidik/viewfinder berbentuk display LCD. Dapat melakukan pengambilan gambar format video
dan tentunya dapat berhubungan langsung dengan komputer anda melalui perangkat komunikasi
yang tersedia. Dan masih banyak lagi kemampuan-kemampuan lainnya.
Jadi pada dasarnya cara kerja kamera apapun tetap sama. Dimulai dengan sistem lensa untuk
mendapatkan gambar, sensor cahaya-sensitif untuk merekam gambar, dan sistem mekanis untuk
mengatur pencahayaan gambar.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Sebelum kamera ditemukan, orang membuat gambar dengan melukis atau menggambar. Itu
membutuhkan waktu dan bisa tidak akurat. Ditemukannya kamera obskura merupakan tonggak
perubahan adanya kamera yang kita manfaatkan saat ini. Kamera memungkinkan orang untuk
membuat catatan visual dari kehidupan mereka dan kejadian penting. Tiba-tiba orang bisa
melihat foto-foto suatu tempat yang jauh. Kamera membawa seluruh dunia menjadi lebih dekat
dan terbayangkan. Foto-foto mulai mempengaruhi orang-orang dan berpendapat tentang dunia.
Kamera membawa perubahan besar pada kehidupan.

B.     Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Saya banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya

Anda mungkin juga menyukai