Disusun Oleh :
Megawati 1510520043
Dosen Pengampu :
TATA RIAS
2020
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Pendahuluan
Kamera merupakan salah satu penemuan penting yang dicapai umat manusia. Lewat jepretan
dan bidikan kamera, manusia bisa merekam dan mengabadikan beragam bentuk gambar mulai
dari sel manusia hingga galaksi di luar angkasa. Jauh sebelum masyarakat Barat menemukannya,
prinsip-prinsip dasar pembuatan kamera telah dicetuskan seorang sarjana Muslim sekitar 1.000
tahun silam.
Hampir di setiap manusia berada, tidak lepas dari keberadaan kamera. Dapat dikatakan
bahwa kamera kini telah menjadi kebutuhan pokok. Bagaimana tidak, hampir di setiap
handphone yang dimiliki sebagian besar masyarakat ada fasilitas kameranya. Dalam makalah ini
kita akan mengulas tentang kamera mulai dari sejarah ditemukannya kamera hingga berbagai
jenis perkembangan kamera saat ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kamera ?
2. Apa saja jenis-jenis kamera ?
3. Bagaimana sejarah kamera ?
4. Apa saja bagian-bagian kamera ?
5. Bagaimana cara kerja kamera ?
C. Tujuan
1. mengetahui tentang kamera.
2. mengetahui jenis-jenis kamera.
3. mengetahui sejarah kamera.
4. mengetahui bagian-bagian kamera.
5. mengetahui cara kerja kamera.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kamera
Kamera adalah alat paling populer dalam aktivitas fotografi. Nama ini didapat dari camera
obscura, bahasa Latin untuk "ruang gelap", mekanisme awal untuk memproyeksikan tampilan di
mana suatu ruangan berfungsi seperti cara kerja kamera fotografis yang modern, kecuali tidak
ada cara pada waktu itu untuk mencatat tampilan gambarnya selain secara manual mengikuti
jejaknya. Dalam dunia fotografi, kamera merupakan suatu peranti untuk membentuk dan
merekam suatu bayangan potret pada lembaran film. Pada kamera televisi, sistem lensa
membentuk gambar pada sebuah lempeng yang peka cahaya. Lempeng ini akan memancarkan
elektron ke lempeng sasaran bila terkena cahaya. Selanjutnya, pancaran elektron itu diperlakukan
secara elektronik. Dikenal banyak jenis kamera potret.
B. Jenis-Jenis Kamera
1. Jenis kamera berdasarkan media penangkap cahaya
Kamera film menggunakan pita seluloid (atau sejenisnya, sesuai perkembangan
teknologi). Butiran silver halida yang menempel pada pita ini sangat sensitif terhadap cahaya.
Saat proses cuci film, silver halida yang telah terekspos cahaya dengan ukuran yang tepat akan
menghitam, sedangkan yang kurang atau sama sekali tidak terekspos akan tanggal dan larut
bersama cairan pengembang (developer).
a. Kamera film
Jenis kamera film yang digunakan adalah dari jenis 35 milimeter, yang menjadi populer
karena keserbagunaan dan kecepatannya saat memotret, karena kamera ini berukuran kecil,
kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat
gulungan film untuk 36 singkapan, bahkan kadang lebih.
Pembagian film berdasarkan ukuran:
1) Small format (35mm)
2) Medium format (100-120mm)
3) Large format
Angka di atas berarti ukuran diagonal film yang digunakan. Setiap jenis ukuran film harus
menggunakan kamera yang berbeda pula.
Pembagian film berdasarkan jenis bahan dan kesensitifannya:
1) Film hitam putih
2) Film warna
3) Film positif
4) Film negatif
5) Film daylight
6) Film tungsten
7) Film infra merah (sensitif terhadap panas yang dipantulkan permukaan objek)
b. Kamera polaroid
Kamera jenis ini memakai lembaran polaroid yang langsung memberikan gambar positif
sehingga pemotret tidak perlu melakukan proses cuci cetak film.
c. Kamera digital
Kamera jenis ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si
pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah membidiknya
melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang tidak memilikinya.
Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD yang terpasang di belakang
kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital berbeda-beda. Sebagai media penyimpanan,
kamera digital menggunakan internal memory ataupun external memory yang menggunakan
memory card.
2. Jenis kamera berdasarkan mekanisme kerja
a. Kamera single lens reflex
Kamera ini memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa
yang terlihat oleh pemotret dalam jendela pandang adalah juga apa yang akan di tangkap pada
film. Umumnya kamera ini digunakan setinggi pinggang ketika dipotretkan.
b. Kamera instan
Istilah instan adalah dimilikinya mekanisme automatik pada kamera, sehingga berdasar
pengukur cahaya (lightmeter atau fotometer), lebar diafragma dan kecepatan pemetik potret
secara otomatis telah diatur.
C. Sejarah Kamera
Kamera berawal dari sebuah alat serupa yang dikenal dengan Kamera Obscura yang
merupakan kotak kamera yang belum dilengkapi dengan film untuk menangkap gambar atau
bayangan. Pada abad ke 16 Girolamo Cardano melengkapi kamera obscura dengan lensa pada
bagian depan kamera obscura tersebut. Meski demikian, bayangan yang dihasilkan ternyata tidak
tahan lama, sehingga penemuan Girolamo belum dianggap sebagai dunia fotografi. Pada tahun
1727 Johann Scultze dalam penelitiannya menemukan bahwa garam perak sangat peka terhadap
cahaya namun dia belum menemukan konsep bagaimana langkah untuk meneruskan gagasannya.
Pada tahun 1826, Joseph Nicepore Niepce mempublikasikan gambar dari bayangan yang
dihasilkan kameranya, yang berupa gambaran kabur atap-atap rumah pada sebuah lempengan
campuran timah yang dipekakan yang kemudian dikenal sebagai foto pertama. Kemudian, pada
tahun 1839, Louis Daguerre mempublikasikan temuannya berupa gambar yang dihasilkan dari
bayangan sebuah jalan di Paris pada sebuah pelat tembaga berlapis perak. Daguerre yang
mengadakan kongsi pada tahun 1829 dengan Niepce meneruskan program pengembangan
kamera, meski Niepce meninggal dunia pada 1833, mengembangkan kamera yang dikenal
sebagai kamera daguerreotype yang dianggap praktis dalam dunia fotografi, dimana sebagai
imbalan atas temuannya, Pemerintah Perancis memberikan hadiah uang pensiun seumur hidup
kepada Daguerre dan keluarga Niepce. Kamera daguerreotype kemudian berkembang menjadi
kamera yang dikembangkan sekarang.
D. Komponen-Komponen Kamera
Sebuah kamera minimal terdiri atas:
1. Sistem lensa
Sistem lensa dipasang pada lubang depan kotak, berupa sebuah lensa tunggal yang
terbuat dari plastik atau kaca, atau sejumlah lensa yang tersusun dalam suatu silinder logam.
Tingkat penghalangan cahaya dinyatakan dengan angka f, atau bukaan relatifnya. Makin rendah
angka f ini, makin besar bukaannya atau makin kecil tingkat penghalangannya. Bukaan ini diatur
oleh jendela diafragma. Bukaan relatif diatur oleh suatu diafragma.
Sistem lensa pada kamera
Untuk kamera SLR, lensa dilengkapi dengan pengatur bukaan diafragma yang mengatur
banyaknya cahaya yang masuk sesuai keinginan fotografer. Jenis lensa cepat ataupun lensa
lambat ditentukan oleh rentang nilai F yang dapat digunakan. Disamping lensa biasa, dikenal
juga lensa sudut lebar (wide lens), lensa sudut kecil (tele lens), dan lensa variabel (variable lens,
atau oleh kalangan awam disebut dengan istilah lensa zoom. Lensa sudut lebar mempunyai jarak
fokus yang lebih kecil daripada lensa biasa. Namun sebutan itu bergantung pada lebarnya film
yang digunakan.
Untuk film 35 milimeter, lensa 35 milimeter akan disebut lensa sudut lebar, sedangkan
lensa 135 milimeter akan disebut lensa telefoto. Lensa variabel dapat diubah-ubah jarak
fokusnya, dengan mengubah kedudukan relatif unsur-unsur lensa tersebut. Lensa akan
memfokuskan cahaya sehingga dihasilkan bayangan sesuai ukuran film. Lensa dikelompokkan
sesuai panjang focal length (jarak antara kedua lensa). Focal length memengaruhi besar
komposisi gambar yang mampu dihasilkan. Dalam masyarakat umum, lebih dikenal dengan
istilah zoom.
2. Pemantik potret
Tombol pemantik potret atau shutter dipasang di belakang lensa atau di antara lensa.
Kebanyakan kamera SLR mempunyai mekanisme pengatur waktu untuk memungkinkan
mengubah-ubah lama bukaan shutter. Waktu ini ialah singkatnya pemetik potret itu membuka,
sehingga memungkinkan berkas cahaya mengenai film.
Pematik kamera
Beberapa masyarakat awam menganggap kemampuan kamera sebanding dengan
besarnya nilai maksimum shutter speed yang bisa digunakan.
3. Bagian lain
Bagian lain sebuah kamera, antara lain:
1) Mekanisme memutar film gulungan agar bagian-bagian film itu bergantian dapat disingkapkan
pada objek
2) Mekanisme fokus yang dapat mengubah-ubah jarak antara lensa dan film,
3) Pemindai komposisi pemotretan (range finder) yang menunjukkan apa saja yang akan terpotret
serta apakah objek utama akan terfokuskan lightmeter untuk membantu menetapkan kecepatan
pemetik potret dan atau besarnya bukaan, agar banyaknya cahaya yang mengenai film cukup
tepat sehingga diperoleh bayangan atau gambar yang memuaskan.
4) Beberapa kamera, terutama jenis kamera poket biasanya tidak memiliki salah satu dari bagian-
bagian tersebut.
Kamera digital yang kompak dan ramping dengan kualitas gambar yang superior (pernah
diperdebatkan pada Forum I love my Pentax manual), telah merevolusi industri photography.
Hampir semua permasalahan operasi pada kamera manual 35mm dapat diatasi oleh kamera
digital.
Berikut mari kita lihat cara kerja dasar dari kamera digital dan apa perbedaannya dengan
kamera analog/manual?
Pada dasarnya cara kerja dan komponen utama dari kamera digital dan kamera
analog/manual adalah sama. Perbedaan yang mencolok adalah pada media penyimpan hasil
gambar dimana pada kamera analog menggunakan film celulosa, sedangkan pada kamera digital
menggunakan sebuah komponen yang bernama chip atau biasa disebut dengan CCD (Change
Coupled Device) ataupun CMOS (Complementary Metal Oxyde Semiconductor.
Pada kamera digital objek gambar dalam bentuk analog kemudian dikonversikan ke
bentuk/format digital yang selanjutnya setelah mengalami proses filtering dan lain-lain, objek
gambar kemudian disimpan sementara pada buffer memory kamera dan pada akhirnya disimpan
tetap pada chip memory.
Sebuah chip memory mengandung jutaan titik sensor cahaya bersusun/array vertikal dan
horizontal. Titik-titik sensor cahaya tersebut atau biasa disebut dengan pixel, akhirnya
membentuk sebuah susunan dimensi gambar yang disebut resolusi dengan satuan pixel.
Misalnya resolusi 3200 X 1200 pixel (3,84 megapixels). Besarnya resolusi yang digunakan untuk
sebuah objek gambar/photo dapat diatur oleh photographer sesuai dengan yang diinginkan.
Kamera digital juga memiliki seperangkat filter yang akan mengkoreksi keseimbangan
warna, putih dan aliasing. Mampu menyimpan hasil gambar dengan jumlah yang besar/banyak.
Memiliki pengaturan pengambilan gambar secara otomatis maupun manual. Memiliki kamera
bidik/viewfinder berbentuk display LCD. Dapat melakukan pengambilan gambar format video
dan tentunya dapat berhubungan langsung dengan komputer anda melalui perangkat komunikasi
yang tersedia. Dan masih banyak lagi kemampuan-kemampuan lainnya.
Jadi pada dasarnya cara kerja kamera apapun tetap sama. Dimulai dengan sistem lensa untuk
mendapatkan gambar, sensor cahaya-sensitif untuk merekam gambar, dan sistem mekanis untuk
mengatur pencahayaan gambar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebelum kamera ditemukan, orang membuat gambar dengan melukis atau menggambar. Itu
membutuhkan waktu dan bisa tidak akurat. Ditemukannya kamera obskura merupakan tonggak
perubahan adanya kamera yang kita manfaatkan saat ini. Kamera memungkinkan orang untuk
membuat catatan visual dari kehidupan mereka dan kejadian penting. Tiba-tiba orang bisa
melihat foto-foto suatu tempat yang jauh. Kamera membawa seluruh dunia menjadi lebih dekat
dan terbayangkan. Foto-foto mulai mempengaruhi orang-orang dan berpendapat tentang dunia.
Kamera membawa perubahan besar pada kehidupan.
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Saya banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya