KARANGAN
KELOMPOK: 6 ( Enam )
KETUA: BAYU ANGGARA
ANGGOTA:
ASRAYU SITUMORANG
DEVI SINTA AYU RAHAYU
FAHMI RACHMAYANTI
SUHARTONO WAHYU NUGROHO
WIEN MURMAINI
DEDI SUPRIATNA
ELI NURHAYATI
IQBAL MUKHLIS GOEMILANG
VINSENSIA DAELI
YENI AGUSTIN
ZUL ARIF SUHENDRA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan serta dengan aktivitas
berpikir. Menurut Syafieie (1988:42), secara psikologis menulis memerlukan kerja otak,
kesabaran pikiran, kehalusan perasaan, kemauan yang keras. Menulis dan berfikir merupakan
dua kegiatan yang harus dilakukan bersamaan dan berulang-ulang. Dengan kata lain tulisan
adalah wadah yang sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, seorang
penulis dapat mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir,penulis dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Mengemukakan gagasan secara tertulis bukanlah sesuatu yang mudah, disamping
membutuhkan kemampuan berfikir yang memadai, juga dituntut berbagai hal lainnya, seperti
penguasaan materi tulisan yang baik, setiap penulis hendaknya memiliki keterampilan dasar
dalam menulis, yaitu keterampilan berbahasa, dan keterampilan penyajian. Keterampilan ini
harus saling menunjang, kesalahan dalam salah satu komponen dapat mengakibatkan
kerancuan dalam menuangkan ide secara tertulis.
Karangan adalah suatu hasil karya tulis dari kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya dalam bahasa tulis kepada pembacanya agar
mudah di pahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan dalam latar belakang masalah, kami akan menjelaskan
beberapa permasalahan tersebut.
1. Apakah yang dimaksud dengan karangan?
2. Bagaimana pembagian jenis-jenis karangan berdasarkan bentuknya, berdasarkan cara
penyajiannya, dan berdasarkan masalah yang disajikan?
3. Bagaimanakah langkah-langkah dalam menyusun suatu karangan yang baik dan
benar?
BAB II
PEMBAHASAN
Ditinjau dari segi isi, maka karangan dapat di bedakan menjadi karangan fiksi dan
nonfiksi. Kedua karangan ini memiliki perbadaan yang teramat jelas. Karangan fiksi
(rekaan) berisi cerita yang bukan kenyataan tetapi merupakan imajinasi pengarang.
Karangan fiksi menggunakan bahasa yang bermakna konotasi. Sedangkan karangan ilmiah
(nonfiksi) merupakan karangan yang isinya dapat dibuktikan dan di pertanggungjawabkan
berdasarkan ilmu karena bersifat ilmiah.
b. Karangan Berdasarkan Cara Penyajiannya
Dilihat dari cara penyajiannya dalam karangan, maka karangan dapat di bagi menjadi
beberapa jenis.
a. Karangan Narasi
Karangan narasi merupakan karangan yang biasanya dihubungkan-hubungkan
dengan cerita. Maka dari itu karangan narasi hanya dapat kita temukan dalam novel,
cerpen, hikayat (Zaenal Arifin dan Amran Tasai, 2002:130). Narasi juga merupakan
karangan kisahan yang memaparkan terjadinya suatu peristiwa, baik kenyataan,
maupun peristiwa rekaan (Rusyana, 1982:2). Narasi adalah cerita berdasarkan alur
atau plot yang bersumber pada urutan waktu, kejadian, tokoh, dan konflik dalam
suatu kejadian. Narasi dapat berupa fakta seperti autobiografi dan dapat pula berupa
fiksi seperti novel, cerpen.
b. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang menjelaskan, menerangkan,
memberitahukan suatu masalah atau objek agar orang lain mengetahuinya. Dari
karangan ini diharapkan pembaca yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak jelas
menjadi jelas.
c. Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang mengutarakan alasan untuk
membuktikan sesuatu, dengan maksud meyakinkan pembaca tentang sesuatu yang
menjadi topik dalam karangan tersebut.
d. Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang memaparkan, menggambarkan
secara rinci dengan menyertakan bukti-bukti sehingga pembaca seolah-olah terlibat
didalamnya secara langsung.
e. Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang mempengaruhi, mengajak,
menganjurkan sesuatu kepada orang lain untuk berbuat dan bertindak sesuai dengan
yang diharapkan pengarang.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka
ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk
mencapai tahap yang sempurna.
Berikut fungsi kerangka karangan :
1. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.
2. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
3. Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
Mencatat gagasan.
Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran ( diagram yang menjelaskan gagasangagasan yang timbul ).
1. Mengatur urutan gagasan.
2. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan sub-bab.
3. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap.
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis, karena apabila
terdapat ide yang bersilangan akan mempersulit proses pengembangan karangan.
E. Mengembangkan Kerangka Karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita
terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik,
permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.Terbukti pula kekuatan
bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan
karangan.
Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan
yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis dan terarah. Alur pengembangan
juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema
yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini. Jadi, agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa atau pembaca, maka penulis harapkan kritik yang membangun
dari anda sekalian, untuk penulis lebih bisa baik dan sempurna lagi dalam pembuatan
makalah ini selanjutnya. Dalam membuat suatu karangan haruslah membuat suatu kerangka
karangan agar mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan
teratur yang tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA