net/publication/352130833
CITATIONS READS
0 3,317
2 authors, including:
Rohana Syamsuddin
Universitas Negeri Makassar
164 PUBLICATIONS 129 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Rohana Syamsuddin on 04 June 2021.
BELAJAR MENULIS
KARANGAN
KATA PENGANTAR
BAB I
1. Pengertian Mengarang
Untuk mulai mengembangkan diri agar dapat
mengarang suatu tulisan apapun, setiap peminat perlu
terlebih dahulu mengerti dan memahami beberapa
pengertian yang menyangkut kegiatan itu.
a. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan
seseorang mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk
dipahami.
b. Menulis atau mengarang pada hakikatnya adalah
menuangkan gagasan, pendapat gagasan, perasaan
keinginan, dan kemauan, serta informasi ke dalam
tulisan dan ”mengirimkannya” kepada orang lain.
c. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan
seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan
dimengerti oleh masyarakat pembaca.
2
2. Unsur-unsur Mengarang
Menurut The liang Gie (2002), unsur menulis
dibagi menjadi empat (4) yaitu :
1) Gagasan
Gagasan itu dapat berupa pendapat, pengalaman,
atau pengetahuan seseorang. Gagasan dapat
seseorang pasti ada perbedaan, sebagai contoh
apabila dua orang disuruh untuk memberikan
gagasan melalui tulisan mengenai pengalaman
pendidikan, maka hasil tulisan mereka akan
berbeda.
2) Tuturan
Tuturan adalah pengungkapan gagasan yang dapat
di pahami pembaca. Tuturan disebut juga dengan
paragraf, ada beberapa macam tuturan antara lain:
7
a. Narasi
Narasi adalah Tuturan atau Karangan yang isinya
menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang
diceritakan berdasarkan urutan waktu narasumber
(Orang) yang memberikan Informasi.
b. Deskripsi
Deskripsi adalah Tuturan atau karangan yang isinya
menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian
secara detail berupa bentuk,warna,sifat yang
dimiliki tokoh atau benda yang di gambarkan.
c. Eksposisi
Eksposisi adalah Tuturan atau karangan yang isinya
menguraikan suatu cerita dengan tujuan
menjelaskan maksud dan tujuan suatu cerita atau
karangan tersebut.
d. Argumentasi
Argumentasi adalah Tuturan atau karangan yang
isinya memberikan tanggapan atau pendapat tentang
permasalahan atau peristiwa.
8
e. Persuasi
Persuasi adalah tuturan atau karangan yang isinya
mengajak kepada seseorang dengan cara
memberikan alasan dan prospek baik yang
meyakinkan, bujukan halus dengan tujuan
membuktikan pendapat.
3) Tatanan
Tatanan merupakan aturan yang harus penuhi atau
dilakukan ketika akan menuangkan suatu karangan
atau gagasan. Dapat diartikan bahwa ketika menulis
harus menggunakan kaidah atau aturan dalam
menulis atau mengarang. Aturan dalam menulis atau
mengarang yaitu sebagai berikut :
a. Bagaimana mengatur agar persoalan yang sudah
dibahas tidak diulang lagi.
b. Apa saja yang akan dituangkan dalam tulisan
tersebut
c. Fokus dengan apa yang akan ditulis
9
Ide pengarang
SOAL Bab 1
BAB II
DASAR-DASAR MENGARANG
1. Tema Tulisan
Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah
selesai, tema dapat diartikan suatu amanat utama yang
disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Tema
dapat diseput juga topik atau poko pembicaraan dan
tujuan yang ingin dicapai. Bersarkan kedua hal tersebut
tema dapat diartikan pula sebagai suatu perumusan dari
topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan
tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Untuk merumuskan sebuah tema yang baik, kita
harus memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:
a. Kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang sangat esensial
bagi sebuah tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilihat
dari gagasan sentralnya. Kalau gagasan sentralnya
jelas, tema tersebut dapat dirumuskan dalam sebuah
16
b. Kesatuan
Kesatuan dapat dilihat dari adanya satu gagasan
sentral yang menjadi landasan seluruh tulisan itu.
Sebenarnya kejelasan dan kesatuan merupakan hal
yang sama, hanya segi penekannannya yang
berbeda. Kesatuan lebih melihat dari persoalan
bahwa hanya ada satu gagasan sentral dalam setiap
tulisan. Setiap rincian dari gagasan sentral tadi
hanya sebagai penunjang atau pendukung untuk
memperjelas pesan yang terkandung dalam gagasan
sentral.
c. Perkembangan
Perkembangan disini lebih ditekankan kepada
pengembangan paragraf. Pengembangan paragraf
dapat dilihat dari dua sudut, yaitu pertama, apakah
gagasan yang lebih tinggi sudah diperinci secara
17
2. Judul
Sebuah judul tulisan hendaknya memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1) Judul harus relevan, artinya, sebuah judul harus
mempunyai pertalian yang erat dengan temanya,
atau ada pertalian dengan beberapa bagan
penting dari tema itu.
2) Judul harus provokatif, artinya, judul harus
disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan keingintahuan dari tiap pembaca
terhadap isi tulisan secara keseluruhan.
3) Judul harus singkat, artinya, judul tidak boleh
disusun dalam bentuk kaimat panjang.
18
Kerangka Tulisan
Kerangka tulisan merupakan suatu rencana kerja
yang memuat garis-garis besar dari suatu tulisan yang
lengkap. Kerangka tulisan dapat membantu penulis
dalam hal berikut ini:
1) Untuk menyusun tulisan secara teratur.
2) Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang
berbeda-beda.
3) Menghindari pengulangan pembahasan topik yang
sama.
4) Memudahkan penulis untuk mencai materi
penunjang.
Dalam menyususn kerangka tulisan ada beberapa
langkah yang harus kita lalui, yaitu:
1) merumuskan tema;
2) mangadakan inventarisasi topik-topik bawahan;
3) mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi;
4) mengulang langkah kedua dan ketiga; dan
5) menyusun pola tulisan.
19
3. Kaidah Kebahasaan
Unsur-unsur kalimat
a. Subjek
Ciri-ciri subjek
20
c. Objek
Ciri-ciri objek
1. Dapat menjawab pertanyaan apa atau siapa
yang berada di belakang predikat?
2. Umumnya berkelas kata benda.
3. Berada di belakang kata kerja aktif transitif.
4. Bisa menduduki fungsi subjek dalam kalimay
pasif.
5. Dapat diganti dengan pronomina –nya.
d. Pelengkap
Ciri-ciri pelengkap
1. Bisa berkelas kata benda, kerja, atau sifat.
2. Berada di belakang predikat intransitifatau di
belakang objek.
3. Tidak bisa menduduki fungsi subjek dalam
kalimat pasif.
4. Tidak dapat diganti dengan pronomina –nya.
e. Keterangan
Ciri-ciri keterangan
22
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki
kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-
gagasan pada pikiran pembaca atau pendengar seperti
apa yang ada dalam pikiran penulis atau pembicara.
24
Contoh:
Bagi semua mahasiswa harus membayar uang
kuliag. (Salah)
Semua mahasiswa harus membayar uang kuliah.
(Benar)
2) Tidak memiliki dua subjek.
Contoh:
Soal itu saya kurang jelas.
Kalimat di atas memiliki dua subjek yaitu soal itu dan
saya. Munculnya dua subjek tersebut diakibatkan oleh
proses penggabungan kalimat yang tidak tepat. Kalimat
itu sebenarnya berasal dari dua kalimat tunggal yang
memiliki predikat yang sama dan subjeknya berbeda.
Kalau kita uraikan, kalimat tersebut maka akan
menjadi sebagai berikut:
Soal itu kurang jelas.
Saya kurang jelas.
Untuk menghindari terjadinya subjek ganda
seperti kalimat di atas maka salah satu subjek harus
26
2) Kepararelan
Kepararelan adalah kesamaan bentuk kata yang
digunakan dalam kalimat, artinta, dalam kalimat yang
mmpunyai pemerian atau uraian kalau bentuk pertama
menggunakan kata benda maka bentuk kedua dan
seterusnya harus menggunakan kata benda. Kalau
bentuk pertama manggunakan kata kerja maka bentuk
kedua dan seterusnya harua menggunakan kata kerja.
Contoh:
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, dan pengujian sistem pembagian
air.
Pada kalimat di atas ada satu bagian yang
berbeda yaitu kata memasang sedangkan dua bagian
pemerian lainnya benbentuk pengecatan dan pengujian.
Perbaikan kalimat di atas bisa dilakukan dengan
cara menyejajarkan bentuk yang ada dalam pemerian,
yaitu:
29
3) Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan di sini adalah
suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat.
Ada berbagai cara unuk melakulan penagasan terhadap
ide poko, yaitu meletakan ide pokok yang akan
ditonjolkan di depan kalimat, membuat urutan kata yang
logis, melakukan pengulangan kata, Melakukan
pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan, dan
menggunakan partikel penegas.
Contoh:
30
e. Kecermatan
Cermat dalam hal ini adalah kalimat yang
disusun tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat
dalam pilihan kata.
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima
hadiah.
Kalimat di atas bisa bermakna ganda, maksudnya orang
yang membaca kalimat itu bisa memaknainya berbeda
antara orang yang satu dan lainnya. Orang yang
membaca kalimat itu bisa menfsirkan yang terkenal itu
adalah mahasiswa dan yang lain bisa menafsirkan yang
terkenal itu adalah perguruan tinggi.
Kalimat itu harus dipertegas dengan menggunakan kata
penunjuk dari.
Contoh.
Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu
menerima hadiah.
33
f. Kepaduan
Kepaduan yaitu pernyataan dalam kalimat itu
tiak terpecah-pecah, bertele-tele. Dengan kata lain
kalimat yang disusun harus sistematis. Kalimat yang
padu harus mempergunakan
pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam
kalimat yang berpredikan persona.
Contoh.
Surat itu saaya sudah baca. (Tida padu)
Surat itu sudah saya baca. (padu)
g. Kelogisan
Kelogisan yaitu ide kalimat dapat diterima oleh
akal dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Contoh.
Waktu dan tempat kami persilakan. (tidak logis)
Bapak Menteri kami persilakan. (logis)
4. Paragraf
1) Pengertian dan Syarat
34
3) Kepaduan
Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah
paragrap adalah kepaduan. Hal ini, akan terjadi
apabila hubungan timbal-balik antara kalimat yang
satu dengan kalimat yang lainnya yang membina
paragraf tersebut baik, wajar, dan mudah dipahami.
Untuk membentuk sebuah paragraf yang
padu kita harus memperhatikan masalah kebahasaan
dan masalah perincian atau urutan alinea.
a. Masalah kebahasaan
Masalah kebahasaan yang turut mempengaruhi
kepaduan sebuah paragraf adalah repetisi, kata ganti,
dan kata-kata transisi.
1) Repetisi
Kepaduan sebuah paragrap dapat dibentuk
dengan mengulang kata kunci, yaitu kata yang
dianggap penting dalam sebuah paragraf. Kehadiran
37
2)Prinsip mengutip
Beberapa prisnsip yang harus diperhatikan pada saat
kita membuat kutipan, yaitu;
1) Jangan mengadakan perubahan
Pada saat malakukan kutipan langsung, sorang
penulis tidak boleh merubah kata-kata atau teknik dari
teks aslinya. Bila penulis menganggap perlu
mengadakan perubahan tekniknya, maka ia harus
memberikan keterangan yang jelas bahwa telah
diadakan perubahan tertentu.
2) Bila ada kesalahan
Bila dalam kutipan terdapat kesalahan atau
keganjilan penulis tidak boleh memperbaiki kesalahn-
kesalahan tersebut. Ia hanya mengutip apa adanya.
Demikian halnya apabila penulis tidak setujuterhadap
suatu bagian dari kutipan itu.
Akan tetapi apabila kesalah yang terjadi sangan
mengganggu, penulis bisa melakukan perbaikan tetapi
harus diberi catatan atau perbaikan tersebut di simpan
di dalam catatan kaki.
43
EVALUASI
BAB III
NILAI DAN MANFAAT MENGARANG
6. Nilai Kefilsafatan
Salah satu gagasan besar yang digumuli para ahli
piker sejak dulu ialah keabadian. Jasad orang-orang
arif tidak pernah abadi, tetapi buah pikiran mereka
kekal karena diabadikan melalui karangan yang
ditulis. Sampai hari ini menusia modern mengetahui
kearifan Plato melalui naskah percakapannya atau
mengenal ajaran Aristoteles dari buku-bukunya.
Dunia Timur menyadari nilai ini dalam pepatah yang
berbunyi “Segala sesuatu musnah kecuali perkataan
yang tertulis”
Dengan demikian, dari enam nilai itu ternyata betapa
menariknya kegiatan dan hasil mengarang. Kiranya
amat sedikit di dunia ini hasil budi dan perbuatan
manusia yang mengandung lengkapp semua nilai itu.
Kegiatan seseorang yang dapat menimbulkan sekaligus
keenam nilai itu tentunya sungguh memesona.
B. Manfaat Mengarang
Betapa pentingnya kegiatan mengarang untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan kemajuan
52
BAB IV
JENIS-JENIS KARANGAN
I. Karangan Deskripsi
A. Karakteristik Karangan Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari bahas latin describre yang
berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari
segi istilah deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang
melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya,
sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar,
mencium, dan merasakan) apa yang dilukiskan itu
sesuai citra penulisnya. Karangan jenis ini bermaksud
menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan
sifat dan gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada
pembaca. Singkatnya, karangan deskripsi merupakan
karangan yang kita susun untuk melukiskan sesuatu
dengan maksud untuk menghidupkan kesan dan daya
khayal mendalam pada si pembaca.
Bagaimana cara kita melukiskan sesuatu dengan
sehidup-hidupnya?. Pertama; melatih diri mengamati
67
b. Deskripsi Tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting
dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang
terlepas dari lingkungan dan tempat. Semua kisah akan
selalu mempunyai latar belakang tempat.
Jika kita melukiskan suatu tempat, hendaknya kita
bekerja dengan mengikuti cara yang logis dalam
menyusun perincian. Kita juga harus mampu menyeleksi
detail-detail dari suatu tempat yang di deskripsikan,
sehingga detail-detail yang dipilih betul-betul
mempunyai hubungan atau berperan langsung dalam
peristiwa yang dilukiskannya.
Ada beberapa cara yang dapat kita gunakan untuk
mendeskripsikan suatu tempat. Pertama, bergerak
secara teratur menelusuri tempat itu dan menyebutkan
apa saja yang kita lihat. Kedua, mulai dengan
menyebutkan kesan umum yang diikuti rincian yang
71
3. Urutan Penyajian
Sebagai pengarang deskripsi dituntut mampu
menerapkan urutan yang paling baik dalam
menampilkan detail-detail yang dipilih.
Contoh 2
Di hadapanku terbaring jenazah muridku didalam
sebuah peti mati yang sering disebut terbelo.
Almarhumah sedang dihormati dengan suatu tata cara
yang teramat ganjil, tanpa kehdiran ayah, ibu, dan
saudara-saudara dekatnya. Bahkan tidak seorang
kenalan lamanya pun nampak disini. Padahal mereka
semua tinggal di kota ini. Keharuan menyelinap didalam
hatiku. Dan membersit pula pertanyaan; mungkinkah
aku akan menemui akhir hayat seperti Wati,
disingkirkan sanak keluarga dan begitu terasing? Atau
barangkali malah jenazahku kelak tidak diurus orang
sama sekali seperti halnya mayat-mayat di medan
perang yang ganas? Dan datanglah jawaban; mungkin,
mungkin semua serba mungkin.
Sebelum suami almarhum muncul didepanku timbul
pula pertanyaan tentang muridku itu yang tertuju buat
diriku sendiri: prestasi apakah yang pernah dicapainya
selama ini? Sudahkah ia merasakan kebahagiaan dalam
76
B. Prinsip-prinsip Narasi
a. Alur (Plot)
Alur dan jalan cerita tidak dapat dipisahkan, tetapi
harus dibedakan. Orang sering mengacaukan kedua
pengertian tersebut. Jalan cerita memuat kejadian.
Tetapi suatu kejadian terjadi karena ada sebabnya, ada
alasannya. Sesuatu yang menggerakan cerita tersebut
dinamakan alur, yaitu segi rohaniah dari suatu kejadian.
Suatu kejadian berkembang jika ada yang menyebabkan
terjadinya perkembangan, dalam hal ini konflik.
Intisari dari aluar memang konflik. Tetapi suatu
konfik dalam narasi tidak bisa dipaparkan begitu saja,
harus ada dasarnya. Oleh karena itu, alur sering dikupas
menjadi elemen-elemen berikut: (1) pengenalan; pada
tahap ini pengarang mulai melukiskan situasi dan
memperkenalkan tokoh-tokah cerita sebagai
pendahuluan; (2) timbulnya konflik; pada bagian ini
pengarang mulai menampilkan pertikaian antara tokoh;
(3) konflik memuncak; (4) klimaks; (5) pemecahan
masalah dan penyelesaian.
81
d. Sudut Pandang
Sebelum menulis narasi, sudut pandang untuk sebuah
cerita harus ditentukan terlebih dahulu. Sudut pandang
dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang
menceritakan cerita ini.
1. Narator Serba Tahu
Dalam kedudukan ini narataor bertindak sebagai
pencipta segalanya, ia tahu segalanya, ia bisa
menciptakan apa sajayang ia perlukan untuk
melengkapicerita sehingga mencapai efek yag
diinginkan. Pengrang juga bisa mengomentari kelakuan
para pelakunya. Bahkan, pengarang bisa bicara langsung
dengan pembacanya.
2. Narator Bertindak Objektif
Dalam teknik ini pengarang bekerja seperti dalam
teknik narator serba tahu, hanya pengarang sama sekali
tidak memberi komentar apapun. Pembaca hanya
disuguhi “pandangan mata”. Pengarangnya
menceritakan apa yag terjadi seperti penonton melihat
84
Uraian Contoh
Sudah Tua Renta Tapi Banyak Jasa
Nama dia sendiri Tarkimi. Tapi lebih dikenal
dengan panggilan bu Dar’an, karena telah puluhan tahun
menjadi istri Pak Dar’an. Kini Bu Tarkimi atau Bu
Dar’an ini usianya 65 tahun, sudah tua renta, lagi
bersetatus janda, sebab hampir setahun lalu pak Dar’an
meniggal dunia. Namun demikian, ketuaannya tidak
menjadi penghalang pekerjaan pokoknya sebagai tukang
memperbaiki alat-alat musik yang terbuat dari kayu,
mulai cuk yang kecil sampai bass yang besar, mulai
gitar model kuno sampai gitar listrik modek akhir.
Sebenarnya, Pak Dar’an itulah sejak kecil suka
main musik terutama keroncong, yang pandai
memperbaiki alat-alat musik, dan begitu terkenal sejak
89
1. Perbandingan Langsung
Teknik perbandingan langsung kita gunakan
apabila kita ingin menjelaskan suatu hal dengan
98
d. Teknik Klasifikasi
Pengembangan karangan eksposisi dengan teknik
klasifikasi, suatu pokok masalah yang majmuk
dipecah atau diuraikan menjadi bagian-bagian, dan
kemudian digolong-golongkan secra logis dan jelas
menurut dasar penggolongan yang berlaku sama bagi
tiap bagian tersebut. Prinsip-prinsip penggunaan
teknik klasifikasi adalah sebagai berikut:
1. Harus terdapat ciri menonjol yang dapat
merangkum semua objek yang diklasifikasikan;
2. Harus logis dan konsisten;
3. Harus bersifat menyeluruh;
4. Harus selektif.
d. Teknik Definisi
Definisi kurang lebih merupakan penjelasan formal
terhadap pembatasan-pembatasan arti-arti dengan tujuan
untuk jelasnya komunikasi. Ada beberapa macam
definisi yang biasa digunakan yaitu:
100
D.Kesimpulan
Karangan eksposisi adalah karangan yang bertujuan
untuk memberi tahu, mengupas, menguraikan, atau
menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi
masalah yang dikomunikasikan terutama adalah
informasi. Langkah yang kita tempuh dalam menbuat
eksposisi adalah sebagai berikut: (a) menentukan topik
karangan; (b) tujuan penulisan, tujuan penulisan
eksposisi tersebut merupakan hal yang sangat penting.
(c) membuat kerangka karangan, kerangka karangan
adalah garis besar.
Untuk mengetahui baik-tidaknya kerangka karangan,
dapat kita mengujinya dengan pertanyaan berikut: (a)
Sudahkah tujuan eksposisi diyatakan dengan
memuaskan? (b) Sudah lengkapkah kerangka itu dengan
107
D.Uraian Contoh
Contoh 1
Bahasa Indonesia dan Pembakuannya
111
Contoh 2
PENELITIAN BAHASA
Masalah penelitian bahasa cukup rumit karena
bahasa adalah sistemnya sistem, artinya ia mempunyai
hierarki sistem. Dengan demikian, bahas menjadi ruwet.
Disamping itu, variabel-variabel dalam penelitian
bahasa, baik terapan maupun murni, sangat sulit
dikontrol. Hal lain yang menyulitkan adalah bahasa itu
113
E. Kesimpulan
Karangan argumentasi ialah karangan yang terdiri
atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk
membangun suatu kesimpulan. Karangan argumentasi
ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, untuk
memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian,
114
V. Karangan Persuasi
A. Karakteristik Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang berisi
paparan yang berdaya-bujuk, atupun berdaya himbau
yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca
untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit atau
eksplesit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata
lain, persuasi berurusan dengan masalah
mempengaruhi orang lain lewat bahasa. Ciri khas
karangan persuasi yaitu berusaha mencapai suatu
persetujuan atu penyesuaia kehendak penulis dengan
pembacanya; ia merupakan proses untuk meyakinkan
pembaca agar mau menerima apa yang diinginkan
penulis.
B. Alat Pengembangan Karangan Persuasi
a. Bahasa, bahasa dapat dipakai untuk kepentingan
apasaja selama dalam batas-batas fungsinya sebagai
alat komunikasi;
b. Nada, berkaitan dengan sikap pengarang dalam
menyampaikan gagsannya;
116
Uraian Contoh
Hati-hati Terhadap Pengaruh Kebudayaan Asing
Pengaruh kebudayaan asing melanda masyarakat
Indonesia sejak dulu sampai kini baik dibidang
sastra, musik, tari, sport, model, filem, dan gaya
hidup. Dalam dunia sastra kita mengenal novel pop
atau cerita detektif. Musik klasik, musik Hawaian
sampai dengan hard rock lama menguasai pencinta
118
Kesimpulan
Karangan persuasi adalah karangan yang berisi
paparan yang berdaya-bujuk, atupun berdaya himbau
yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca
untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit atau
eksplesit yang dilontarkan oleh penulis. Alat
pengembangan karangan persuasi meliputi; bahasa,
nada, detail, organisasi, dan kewenangan.
121
EVALUASI BAB IV
BAB V
PEMBAHASAN EVALUASI
EVALUASI BAB I
1. Mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan
seseorang mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk
dipahami.
2. Unsur mengarang terdiri dari :
a. Gagasan
b. Tuturan
c. Tatanan
d. wahana
3. macam-macam tuturan adalah
a. narasi
b. deskripsi
c. eksposisi
d. argumentasi
e. persuasi
123
b. Gramatika
c. Retorika (Seni memakai bahasa)
Bagi penulis yang masih awal untuk mengatasi
hal tersebut dengan cara memperkaya kosa kata
yang belum diketahui artinya, Rajin menulis dan
membaca, maka dengan rajin menulis dan
membaca akan menambah perbendaharaan arti
kosakata.
EVALUASI BAB II
1. Untuk merumuskan sebuah tema yang baik, kita
harus memperhatikan kriteria-kriteria sebagai
berikut:
a. Kejelasan
Kejelasan merupakan hal yang sangat esensial
bagi sebuah tulisan yang baik. Kejelasan dapat dilihat
dari gagasan sentralnya. Kalau gagasan sentralnya
jelas, tema tersebut dapat dirumuskan dalam sebuah
125
d. Keaslian
Keaslian dapat diukur dari sudut pilihan pokok
persoalan, sudut pandang, pendekatan, rangkaian
kalimat, pilihan kata , dan sebagainya.
2) merumuskan tema;
1) mangadakan inventarisasi topik-topik bawahan;
2) mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi;
3) mengulang langkah kedua dan ketiga; dan
4) menyusun pola tulisan.
e. Nilai keuangan
f. Nilai kefilsafatan
3. Bilamana karena keuletan terus-menerus
mengarang pada akhirnya tulisan dapat dimuat
dalam majalah terkenal atau diterbitkan sebagai
buku oleh penerbit besar, lahirlah pada diri
penulisnya kepuasan batin, kegembiraan qalbu,
kebanggaan pribadi, dan kepercayaan diri. Semua
ini dapat menjadi pendorong gairah untuk lebih
berkarya dan terus mencapai kemajuan.
4. Manfaat menulis menurut Horiston dalam Darmadi
(1996: 3-4), yaitu :
a. Kegiatan menulis adalah sarana untuk
menemukan sesuatu, dalam artian dapat
mengangkat ide dan informasi yang ada di alam
bawah sadar pemikiran kita.
b. Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru.
c. Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan
mengorganisasi dan menjernihkan bebagai
konsep atau ide yang kita miliki.
131
EVALUASI BAB IV
1. Jenis-jenis Karangan yaitu:
a. Narasi
b. Deskripsi
c. Eksposisi
d. Argumentasi
e. persuasi
2. Dalam pendekatan ekspositoris, kita berusaha
agar deskripsi yang kita buat dapat memberi
keterangan sesuai keadaan yang sebenarnya
sehingga pembaca dapat seolah-olah ikut
melihat atau merasakan objek yang kita
deskripsikan.
3. Perbedaan narasi informasional dan narasi
artistik dapat kita lihat pada tabel berikut:
133
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta: Gramedia.