Anda di halaman 1dari 9

TUGAS BAHASA INDONESIA VII

Nama : Bayu Lailatul Hasanah


Nim : 2111110007
Kelas : 1A
Prodi : Hukum Keluarga Islam
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

1. Apakah pengertian menulis?


Jawaban :
Secara teoritis menulis mempunyai beberapa pengertian, yang mengemukakan bahwa
menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada
suatu media dengan menggunakan aksara. Dari pengertian itu, dimengerti bahwa menulis
adalah suatu kegiatan aktifitas penyampaian pesan informasi yang dilakukan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya. Menulis atau tulisan yang telah berkembang biasanya muncul yakni berupa
paragraf-paragraf yang dikembangkan dari sebuah kalimat. Gagasan dan ide yang telah
berkembang menjadi sebuah paragraf yang mempunyai pikiran yang utuh dan terkonsep,
secara lebih luas yaitu adanya beragam macam jenis tulisan dan dapat dikenali sesuai dengan
tujuannya.

2. Apa sajakah manfaat dari menulis?


Jawaban :
Banyak manfaat yang didapatkan dari menulis, salah satunya ialah dapat menggugah
kreatifitas, menambah wawasan, memperluas gaya bahasa dan imajinasi seseorang dalam
menulis. Menulis merupakan suatu kegiatan representasi bagian dari kesatuan-kesatuan
bahasa. Dengan kata lain, menulis merupakan keterampilan berkomunikasi secara tidak
langsung serta kegiatan yang produktif dan ekspresif.

3. Apa sajakah kritrea yang termasuk kedalam tulisan yang baik?


Jawaban :
Berikut adalah beberapa kriteria yang termasuk kedalam tulisan yang baik, yaitu:
 Rancang bangun: yang dimaksudkan dengan rancang bangun ialah tulisan yang baik itu
hendaknya memahami cara bagaimana suatu struktur rancangan dalam hal menulis.
Yakni, pengetahuan menulis, penggunaan kata, kalimat, panjang pendek kalimat atau
paragraf, bagian-bagian inti tulisan sehingga tulisan itu dapat mudah dipahami dan tidak
memboroskan waktu pembaca.
 Kaidah bahasa, tulisan yang baik hendaknya ditulis menggunakan kaidah bahasa yang
sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan bahasa yang berlaku. Kemudian tepat pada
konteks dan teks yang di tulis. Sehingga tulisan itu berkompeten, terstruktur, jelas
bahasanya, dan kaidah kebahasaanya.
 Kriteria atau klasifikasi: tulisan yang baik hendaknya memahami arah atau jalur kemana
tujuan tulisan tersebut. hal ini berkaitan juga dengan konteks dan teks dari bebrapa
macam jenis tulisan misalnya dalam bidang pendidikan, seni, dan sebagainya. Dengan
memahami kriteria, para pembaca akan mendapatkan kejelasan terhadap tulisan tersebut.
 Keberanekaragaman: tulisan yang baik hendaknya memahami unsur-unsur gaya bahasa,
pemakaian kata, pemilihan kata, sehingga panjang pendek kalimat itupun beraneka ragam
dan mempunyai ciri khasnya masing-masing.
 Pengetahuan atau informasi: tulisan yang baik hendaknya dapat dipahami dan dibaca
dengan baik. Dalam konteks pembelajaran tulisan harus sesuai dengan kompetensinya,
misalnya tulisan dalam bidang pendidikan ataupun ilmiah. Tulisan yang baik hendaknya
mempunyai informasi-informasi pengetahuan yang dibutuhkan sesuai keilmiahannya.

4. Apakah fungsi dan tujuan menulis?


Jawaban :
Fungsi menulis yaitu :
 Fungsi untuk berkomunikasi; tulisan dapat dikatakan sebagai alat komunikasi untuk
menyampaikan informasi secara tidak langsung. Maka dari itu, pemikiran, konsep, ide,
maupun pendapat dituangkan kedalam bahasa tulis. Fungsi ini juga dapat terbagi menjadi
dua bagian yakni individu dan kelompok. Yang dimaksudkan individu ialah tulisan yang
memberikan infromasi dan komunikasi secara tidak langsung kepada pembaca individu
dan begitu juga sebaliknya pada fungsi kelompok.
 Fungsi pada bidangnya; yang dimaksudkan disini ialah fungsi pada bidang dimana
informasi tulis itu berada. Misalnya pada bidang pendidikan, tak lain ialah untuk
memudahkan para pembaca untuk belajar, berpikir, dan kritis.

Tujuan menulis yaitu :

 Informative discourse: ialah tulisan yang bertujuan memberikan informasi atau


mengajar. Yakni adalah cara bagaimana informasi itu dapat diterima dan diajarkan,
khususnya dalam bidang pendidikan.
 Persuasive discourse: ialah tulisan yang berupa meyakinkan, atau bahkan mendesak
sehingga timbul perhatian (intention) dari pembacanya.
 Literary discourse; ialah tulisan yang berupa literer (seni), dapat menghibur para
pembacanya, menyenangkan dan mempunyai nilai-nilai estetik.
 Expressive discourse; ialah tulisan yang berupa ekspresi-ekspresi perasan, emosi,
yang dapat menggugah perhatian dari para pembacanya.

5. Menurut saudara, apa sajakah ragam tulisan itu?


Jawaban :
Dari ragam tulisan tersebut, beberapa diantaranya dapat dikasifikasikan sebagai berikut:
 Deskripsi: ialah tulisan yang berupa penggambaran, penjabaran, penjelasan dengan
menggunakan kata-kata. Pada umumnya tulisan semacam ini bersifat
menggambarkan atau mendeskripsikan suatu benda, keadaan, obyek kajian, peristiwa,
tempat, waktu, baik secara sederhana sampai kepada detail pendeskripsiannya.
 Eksposisi: ialah tulisan yang berkarakteristik pada pemaparan pokok pikiran yang
dapat memperluas atau pandangan seseorang.
 Narasi atau kisahan: ialah tulisan yang umumnya berupa penceritaan atau
menceritakan suatu rangkaian peristiwa, cerita, dan sebagainya yang berdasarkan
perkembangan dari waktu ke waktu. Terutama pada masa modern sekarang ini, narasi
banyak di adaptasi oleh beberapa kalangan untuk mengungkap atau menceritakan
kembali hal-hal yang menarik.
 Argumentasi: ialah tulisan yang berupa suatu pendapat yang mempunyai nilai-nilai
meyakinkan atau dapat mempengaruhi pembaca.
 Persuasi: ialah tulisan yang dapat menimbulkan pengaruh terhadap para pembaca
sehingga pembaca mau mengikuti perihal yang ada di dalam tulisan tersebut.

6. Bagaimanakah langkah-langkah dalam menulis?


Jawaban :
Beberapa langkah menulis dibawah ini:
a) Persiapan (preparation) :
 Buat kerangka tulisan
 Temukan ide yang menarik (eye catching)
 Temukan kata kunci (key word)
b) Menulis (writing)
 Ingatkan diri agar tetap logis
 Baca kembali setelah menyelesaikan satu paragraf
 Percaya diri akan apa yang ditulis
c) Editing:
 Perhatikan kesalahan kata, tanda baca, dan tanda hubung
 Perhatikan hubungan antarparagraf
 Baca esai secara keseluruhan

7. Bagaimanakah prihal dalam menyusun suatu tulisan atau karangan?


Jawaban : Secara singkat, berikut adalah perihal dalam meyusun suatu tulisan atau
karangan, Kiranya tahapan berikut ini dapat dijadikan pedoman dan langkah-langkah dalam
menyusun suatu tulisan, Tahapan-tahapan tersebut yaitu: (1) pemilihan topik, (2) penulisan draft,
(3) penyusunan karangan, (4) revisi, (5) editing, (6) publikasi.

8. Apakah yang dimaksud dengan menulis partisipatoris?


Jawaban : Menulis partisipatoris atau participatory writing merupakan ajang partisipasi
para masyarakatnya sebagai bagian dari kehidupan demokrasi. Pada bidang hukum dan
ekonomi, menulis partisipatoris adalah kegiatan menulis warga masyarakat secara sukarela
untuk tujuan sosial politik yang cenderung dianggap enteng, padahal kegiatan tersebut
merupakan upaya demokratisasi. Contoh Tulisan Partisipatoris :

SURAT TERBUKA

Yth,
Bapak Bupati Mukomuko
Bapak Kepala KPK Daerah Mukomukko
Bapak KAPOLRES Mukomuko

Bersama surat ini, saya Bayu Lailatul Hasanah warga desa Semundam, kecamatan Ipuh,
kabupaten Mukomuko atas dasar :

1. UU Nomor 6 tahun 2014 Tentang Desa


2. Kitap Undang-Undang Hukum Pidana Pasal 374

Menyampaikan beberapa hal, Yaitu terkait dengan adanya penyelewengan anggaran


pembangunan Jembatan penghubung disungai Batang Muar desa Semundam.

Kami menyampaikan bahwasanya adanya tindakan kecurangan yang dilakukan oleh pihak
Swasta yang dipercayakan untuk menjalankan proyek ini, hal ini didasari dari temuan kami
dilapangan dimana bentuk dan ukuran jembatan yang sudah dibangun tidak sama dengan
rancangan yang sudah ada. Kami juga meilhat adanya perbedaan jumlah sak semen dan
perbedaan ukuran besi behel yang terpasang dijembatan dengan apa yang sudah ada dilaporan
anggaran pembangunan.

Dengan surat terbuka ini kami berharap tindak lanjut dari bapak-bapak sekalian, sehingga
nantinya tindak lanjut tersebut bisa menjawab semua keresahan kami, sehingga tidak menggangu
dan membahayakan keselamatan dan ketentraman warga desa kami.

Semundam, 5 November 2021


Tertanda,
Bayu Lailatul Hasanah

9. Apakah yang dimaksud dengan motivasi dalam menulis?


Jawaban : semangat atau motivasi disini berperan sebagai sumber energi yang mengontrol
secara tidak langsung. Maka dari itu hendaknya dalam pembelajaran tulis menulis, karang-
mengarang yang terkadang terkesan membosankan, sebisa mungkin para pembelajar harus
mempunyai motivasi yang kuat dan tak terputus selain dari tujuan menulis yang ingin dicapai
tersebut.
TUGAS RESUME BAHASA INDONESIA

Nama : Bayu Lailatul Hasanah


Nim : 2111110007
Kelas : 1A
Prodi : Hukum Keluarga Islam
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Membuat Resume Jurnal

MEMBANGUN KELUARGA BAHAGIA (SMART)

Jurnal Karya : Khoiruddin Nasution


Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Keluarga terbentuk lewat perkawinan antara dua orang yakni Laki-laki dan Perempuan,
merupakan perpaduan dari dua orang tersebut yang setuju untuk meraih kebahagiaan. Karena
itu, mencapai tujuan perkawinan pada prinsipnya sama dengan mencapai kebahagiaan anggota
keluarga. Dan pertanyaannya bagaimana caranya Membangun Keluarga Bahagia (SMART)?.
Maka dalam Tulisan atau jurnal ini kami akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.

 Pengertian Perkawinan
Menurut Ilmu Jiwa, ada tiga unsur pokok yang saling mempengaruhi tingkah laku seseorang,
yakni: Konsep atau persepsi, Afeksi (perasaan/keyakinan), dan Aksi (tindakan).Bahwa konsep
mempengaruhi rasa/keyakinan, demikian selanjutnya konsep dan rasa/keyakinan mempengaruhi
aksi/tindakan. Dalam kaitannya dengan perkawian, tujuan, dan pencapaian tujuan perkawinan,
perlu dipersepsikan lebih dahulu dengan benar dan tepat apa yang dimaksud dengan perkawinan,
dan persepsi ini harus sejalan dengan tujuan perkawinan. Berikut dijelaskan pengertian atau
definisi perkawinan.
Menurut Muhammad Abu Zahrah, "perkawinan adalah akad (transaksi) yang
mengakibatkan halalnya hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan,
saling tolong-menolong di antara keduanya, dan saling memiliki, serta memberikan hak dan
kewajiban."

 Tujuan Perkawinan
Tujuan perkawinan hanya satu, yakni membentuk keluaga sakinah, namun fungsi
perkawinannya adalah: Mendapatkan dan melangsungkan keturunan, memenuhi hajat manusia
menyalurkan syahwat dan menumpahkan kasih sayang, memenuhi panggilan agama, menjaga
kehormatan, menjaga diri dan keluarga dari kejahatan dan kerusakan, menumbuhkan
kesungguhan untuk bertanggung jawab menerima hak dan kewajiban, serta membangun rumah
tangga untuk membentuk masyarakat.

Zakiah Daradjat, salah seorang permikir kontemporer Indonesia, menulis lima tujuan
perkawinan, yaitu: Mendapatkan dan melangsungkan keturunan, memenuhi hajat manusia,m
enyalurkan syahwat dan menumpahkan kasih sayang, memenuhi panggilan agama; memelihara
diri dari kejahatan dan kerusakan, menumbuhkan kesungguhan untuk bertanggung jawab
menerima hak dan kewajiban, serta bersungguh-sungguh untuk memperoleh harta kekayaan
yang halal, dan membangun rumah tangga untuk membentuk masyarakat yang tentram atas dasar
cinta dan kasih sayang.

 Prinsip-Prinsip Perkawinan
Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah: Ada kerelaan dan persetujuan antara suami dan isteri,
perkawinan untuk selamanya, masing-masing suami dan isteri mempunyai tekad hanya
mempunyai seorang sebagai pasangan dalam kehidupan rumah tangga (monogami), anggota
keluarga memenuhi dan melaksanakan norma agama, kehidupan rumah tangga berjalan secara
musyawarah dan demokrasi, berusaha menciptakan rasa aman, nyaman, dan tenteram dalam
kehidupan keluarga, menghindari terjadinya kekerasan, bahwa hubungan suami dan isteriadalah
hubungan patnership, yang berarti saling membutuhkan, saling menolong, saling membantu
dalam menyelesaikan semuaurusan rumah tangga, ada keadilan, serta terbangun komunikasi
antar anggota keluarga.

Tentang prinsip terhindari dari kekerasan (violence) baik dari segi fisik maupun psikis
(rohani) dapat digambarkan sebagai berikut. Maksud terhindar dari kekerasan fisik dalam
kehidupan rumah tangga adalah, bahwa jangan sampai ada pihak dalam keluarga yang merasa
berkah memukul atau melakukan tindak kekerasan lain dalam bentuk apapun, dengan dalih atau
alasan apapun, termasuk alasan atau dalih agama, baik kepada atau antar pasangan (suami dan
isteri) maupun antara pasangan dengan anak/anak-anak.

Prinsip bahwa suami dan isteri adalah pasangan yang mempunyai hubungan bermitra, patner
dan sejajar (equal) dapat dirinci lebih jauh demikian. Tamsilan suami dan isteri sebagai pakaian
bagi pasangannya dapat ditinjau dari sisi fungsi pakaian; bahwa pakaian dapat befungsi dalam
segala kondisi dan keadaan. Dalam keadaan musim dingin misalnya pakaian dapat digunakan
sebagai bahan penghangat bagi pemakainya. Demikian juga pakaian dapat digunakan sebagai
alat penutup dari pandangan orang lain, karena memang ada bagian tubuh yang harus ditutup
agar tidak dapat dilihat orang lain di luar pasangannya.

Dari pembahasan di atas dapat ditulis minimal empat kesimpulan. Pertama, bahwa untuk
membangun keluarga smart (bahagia) anggota keluarga harus selalu ingat pada tujuan
perkawinan, dan tujuan perkawinan sesuai dengan tujuan hidup. Kedua, dalam meraih tujuan
perkawinan harus ada keselarasan antara konsep (pengertian) perkawinan dan tujuan
perkawinan. Ketiga, dalam meraih tujuan perkawinan dilandasi pada prinsip-prinsip perkawinan,
baik prinsip yang bersifat fondasi maupun prinsip yang bersifat instrumen.Keempat, prinsip-
prinsip perkawinan ini dapat pula dijadikan indikator tercapai atau tidaknya tujuan perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai