Puji syukur kami kepada Allah SWT karena atas izin dan kehendakNya makalah
sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini
mengenai Menulis Karangan.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik
membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.
Kami berharap, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi
bagi kami. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain
yang membacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul... . ...i
Kata Pengantar.ii
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Pembahasan. .2
BAB III
Kesimpulan. .12
Saran.12
Daftar Pustaka.13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas
berpikir. Menurut Syafieie (1988:42), secara psikologis menulis memerlukan
kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasaan dan kemauan yang keras.
Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama
dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus
merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat
mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menulis.
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Mengingat hal ini sangatlah penting untuk dibahas, maka penulis mengambil
judul dalam makalah ini adalah Menulis Karangan yang akan dibahas dalam
bab selanjutnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1
BAB II
PEMBAHASAN
Sebenarnya mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya
berkomunikasi, kegiatan mengarang juga menggunakan bahasa sebagai
mediumnya dapat berlangsung secara lisan. Seseorang yang berbicara misalnya,
dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta merta (improntu) otaknya
terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya berbicara.
Jadi karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur
tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada
prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraf.
Selain itu, karangan juga mempunyai arti lain yaitu bentuk tulisan yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema
yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau
ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.
c. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun secara bebas dan terperinci.
C. Langkah-langkah Mengarang
Topik berasal dari kata Yunani topoi, yang berarti tempat. Dalam
perkembangan selanjutnya, topik diartikan sebagai pokok pembicaraan suatu
karangan.
b. Dikuasai Penulis
Suatu karangan disusun tidak lain untuk dibaca oleh orang lain. Oleh
karena itu, minat pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan
penulis. Walaupun yang menarik minat itu amat bergantung pada situasi dan
latar belakang pembaca itu sendiri, namun hal- hal berikut merupakan sesuatu
yang diminati masyarakat secara umum, antara lain: yang aktual, penting,
penuh konflik, rahasia, humor atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembaca.
Erat kaitannya dengan topik atau tema serta tujuan karangan adalah
judul. Apabila topik merupakan gagasan pokok yang akan dibahas, maka judul
merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan itu. Judul
berfungsi pula sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan
sebagai gambaran isi karangan. Sering kali judul dirumuskan lebih dulu sebelum
karangan dibuat.
4
Namun demikian, judul dapat pula dirumuskan setelah karangan itu selesai.
Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar suatu
karangan. Manfaat kerangka karangan:
A. Kerangka Kalimat
B. Kerangka Topik
Kerangka topik dinyatakan dalam kata atau frase. Dari segi kejelasannya,
kerangka topik tidak sejelas kerangka kalimat. Namun demikian, kerangka topik
sifatnya lebih longgar dan tidak kaku. Penyusunannya pun lebih mudah.
4. Mengumpulkan Bahan/Data
Semua bahan yang kita peroleh, kita catat supaya tidak mudah
dilupakan. Catatan harus rapi dan teratur sehingga mudah dalam
pemanfaatannya.
Tiap-tiap data yang kita peroleh kita catat di atas kartu atau lembaran
kertas yang mudah kita susun menurut keperluan kita dan mudah pula
menyisihkannya jika sebuah catatan ternyata tidak kita perlukan lagi. Buku tulis
dapat juga kita pakai, tetapi tidak praktis, sebab halamannya terikat dan tidak
mudah disusun.
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat berbagai cara yang dapat
dilakukan dalam pengembangan karangan, di antaranya adalah dengan pola
pengembangan urutan pemecahan masalah. Bila pola ini yang dipilih, maka
penyusunan karangan dimulai dari penyajian masalah tertentu. Kemudian,
pembahasannya bergerak menuju analisis dan kesimpulan - kesimpulan.
Contoh:
Kalau kamu adalah salah seorang pengurus OSIS atau organisasi lainnya,
sebaiknya kamu memanfaatkan kesempatan itu untuk latihan komunikasi di
depan tak perduli sebatas apa kemampuanmu dalam menggunakan kata-kata.
Bila pertamakali kamu berbicara terpatah-patah dan sedikit deg-degan, itu hal
biasa. Lama-kelamaan kamu akan terbiasa dengan latihan semacam itu. Apalagi
kalau kamudiundang seminar, acara diskusi, atau rapal lainnya, berbahagialah
kamu dan kamu manfaatkan kesempatan itu untuk mengasah lidahmu agar
terbiasa dan dan lancar untuk mengeluarkan mengeluarkan pendapat pada
orang lain.
Paragraf di atas fungsinya hanya sebagai penanda bahwa uraian atas bacaan
yang berjudul Remaja dan Aprehensi Komunikasi sudah berakhir. Dalam
paragraf tersebut tidak ditemukan rumusan kesimpulan.
7. Menyempurnakan Karangan
Ada saja kesalahan atau kekeliruan yang harus diperbaiki, baik itu dengan
sistematika penulisan, kelogisan ide atau istilah yang digunakan dan ejaannya.
Karena itu pembahasan dan peninjauan ulang atas karangan yang telah dibuat
merupakan sesuatu yang penting dilakukan.
Berdasarkan bobot isinya, karangan dapat dibagi atas tiga jenis. yaitu
Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain adalah laporan, makalah,
skripsi, tesis, dan disertasi. Sementara itu, yang tergolong ke dalam karangan
semi- ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feature, tips, dan
reportase. Selanjutnya, yang tergolong ke dalam karangan non-ilmiah antara lain
adalah anekdot, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi. dan naskah drama.
Yang akan dibahas dalam buku ini hanya dua jenis karangan pertama
saja, yaitu karangan ilmiah dan semi-ilmiah/populer karena kedua jenis karangan
inilah yang banyak diperlukan oleh mahasiswa.
9. Sistematika Karangan
a. Bagian Awal
(4) Halaman judul berisi nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis,
dan penerbit.
(5) Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetris (untuk
karangan formal) atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak
terlalu formal)
Misalnya:
Makalah ini disusun untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Semester Ganjil 2013
Misalnya:
INDAH AYU
1352000294
d. Logo universitas untuk skripsi, tesis dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah
tidak harus menggunakan logo.
2. Kata Pengantar
Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lain yang tertulis
dalam pendahuluan, naskah utama, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang
sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
5) kurang meyakinkan
1) Setiap judul bab dan sub bab disusun secara paralel atau konsisten.
3) Nomor halaman berfungsi untuk merujuk judul bab, sub bab, dan
rincian. Untuk memudahkan pembacaan, judul dan nomor halaman dihubungkan
dengan titik-titik.
4) Tajuk bab, sub bab, dan rincian harus menggambarkan isi karangan,
dan disusun dengan ragangan.
4. Daftar Gambar
Setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis di dalam daftar
gambar. Daftar gambar menginformasikan judul gambar dan nomor halaman.
5. Daftar Tabel
Setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel.
Daftar ini menginformasikan nama tabel dan nomor halaman.
1. Pendahuluan
5) Tidak menggunakan kata apa karena kata tersebut tidak menuntut adanya
analisis, tetapi cukup dijawab ya atau tidak.
2. Inti Karangan
e. Bagian Penutup
Bagian ini berisi saran, kritik, kesimpulan, daftar pustaka (bagian ini berisi
referensi sumber).
11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin membuat
suatu karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka
sebelum pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah
kerangka karangan agar pada karangan tersebut menjadi terarah dan tidak
keluar dari topik atau tema yang dituju.