Anda di halaman 1dari 19

Kata pengantar

Puji syukur kami kepada Allah SWT karena atas izin dan kehendakNya makalah
sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.

Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini
mengenai Menulis Karangan.

Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang


dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan
dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepantasnya kami
berterima kasih kepada dosen pembimbing kami yakni Bapak Kenang Tri Hatmo,
M.Hum yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.

Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih terbatas. Dalam makalah ini
kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi kami yakin makalah ini masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik
membangun agar lebih maju di masa yang akan datang.

Kami berharap, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi
bagi kami. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi orang lain
yang membacanya.

Sukoharjo, 29 Oktober 2013

Penulis
i

DAFTAR ISI

Judul... . ...i

Kata Pengantar.ii

Daftar Isi.. iii

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang.. .. ..1

B. Rumusan Masalah. .. ..1

BAB II

Pembahasan. .2

BAB III

Kesimpulan. .12

Saran.12
Daftar Pustaka.13

ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan aktivitas
berpikir. Menurut Syafieie (1988:42), secara psikologis menulis memerlukan
kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasaan dan kemauan yang keras.
Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara bersama
dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang sekaligus
merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat
mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. Di samping dituntut


kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait
lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis dan
motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis
hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan
berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga
keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam
salah satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide
secara tertulis.

Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar


dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang
disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka
karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak
keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini
sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan
penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

Mengingat hal ini sangatlah penting untuk dibahas, maka penulis mengambil
judul dalam makalah ini adalah Menulis Karangan yang akan dibahas dalam
bab selanjutnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan mengarang atau karangan ?

2. Apa sajakah jenis-jenis karangan itu ?

3. Bagaimanakah langkah-langkah mengarang yang baik dan benar ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MENGARANG DAN KARANGAN

Mengarang berarti menyusun atau merangkai, pada awalnya kata merangkai


tidak berkaitan dengan kegiatan menulis. Operasional atau cakupan makna kata
merangkai mula-mula terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan benda
konkret seperti merangkai bunga atau merangkai benda orang lain. Sejalan
dengan kemajuan komukasi dan bahasa, lama-kelamaan timbul istilah merangkai
kata. Lalu berlanjut dengan merangkai kalimat, kemudian jadilah apa yang
disebut sebagai karangan. Orang yang merangkai atau menyusun kata, kalimat
dan alinea tidak disebut perangkai. Tetapi penyusun atau pengarang untuk
membedakannya dengan perangkai bunga. Belakangan muncul sebutan penulis
karena karangan tertulis juga disebut tulisan.

Sebenarnya mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya
berkomunikasi, kegiatan mengarang juga menggunakan bahasa sebagai
mediumnya dapat berlangsung secara lisan. Seseorang yang berbicara misalnya,
dalam sebuah diskusi atau berpidato secara serta merta (improntu) otaknya
terlebih dahulu harus mengarang sebelum mulutnya berbicara.

Penulis berpendapat bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai


kata, kalimat, atau paragraf dalam rangka menjabarkan atau mengulas topik dan
tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karangan. Untuk bahan
perbandingan, disini dikutipkan pendapat Widyanmartaya dan Sudiati (1911:77).
Menurut keduanya , mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.

Jadi karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur
tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada
prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraf.
Selain itu, karangan juga mempunyai arti lain yaitu bentuk tulisan yang
mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema
yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pemikiran atau
ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur.

B. JENIS - JENIS KARANGAN


1. Berdasarkan Bentuknya

a. Puisi, adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk dan bunyi


serta kepadatan makna. Puisi pada umunya berbentuk monolog.

b. Drama, adalah karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.

c. Prosa, adalah jenis karangan yang disusun secara bebas dan terperinci.

Bentuknya merupakan percangkokan monolog dengan dialog. Prosa


terbagi dalam dua macam :

1) Fiksi, adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang


menekankan aturan sistematika perceritaan. Contohya : novel dan
cerpen.

2) Nonfiksi, adalah karangan yang menekankan aturan sistematika


ilmiah, dan aturan-aturan kelogisan. Contohnya: essay, laporan penelitian,
dan biografi.

2. Berdasarkan Cara Penyajiannya

a. Karangan narasi, adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa


atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian
yang diceritakan itu.

b. Karangan deskripsi, adalah karangan yang menggambarkan suatu objek


dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang
digambarkan itu.

c. Karangan eksposisi, adalah karangan yang memaparkan sejumlah


pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar pembaca mendapat informasi
dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta
untuk memperjelas pemaparan.

d. Karangan argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk


membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu.
Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.

e. Karangan persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk


mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai
penunjang.
3. Berdasarkan Masalah yang Disajikannya

a. Karangan populer, adalah karangan yang membahas peristiwa sehari-


hari dengan menggunakan ragam bahasa yang biasa digunakan masyarakat
pada umumnya.

b. Karangan ilmiah, adalah karangan yang membahas masalah-masalah yang


berkain dengan disiplin ilmu tertentu. Ragam bahasa yang digunakan bersifat
teknis yang hanya dapat dipahami masyarakat tertentu.

c. Karangan ilmiah populer, adalah karangan yang membahas masalah-


masalah keilmuan dengan menggunakan ragam bahasa yang dipahami
masyarakat pada umumnya.

d. Surat merupakan karangan yang mengupas beragam persoalan dalam


berbagai kepentingan tertentu. Pembacanya dinyatakan secara khusus.

e. Karangan sastra, adalah karangan yang berisi cerita rekaan dengan


bahasa, gaya, citra dan rasa yang indah. Cerita-cerita yang dinyatakannya
lebih bersifat individual.

C. Langkah-langkah Mengarang

Penyusunan karangan sebaiknya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai


berikut.

1. Menentukan Topik, Tema, dan Tujuan Karangan

Topik berasal dari kata Yunani topoi, yang berarti tempat. Dalam
perkembangan selanjutnya, topik diartikan sebagai pokok pembicaraan suatu
karangan.

Berdasarkan topik itulah, penulis menempatkan tujuan beserta tema


karangannya.

Dalam kehidupan sehari-hari, topik sering dikacaukan pemakaiannya


dengan istilah tema. Menurut asal katanya, tema merupakan kata Yunani
tithenai, yang berarti menempatkan. Dari segi proses penulisan karangan, tema
dan topik memiliki rumusan yang berlainan walaupun nantinya apa yang
dirumuskan keduanya memiliki hakikat yang sama. Apabila topik bermakna
pokok karangan, maka tema diartikan sebagai suatu perumusan dari topik yang
dijadikan landasan penyusunan karangan. Berdasarkan pengertian tersebut,
jelaslah bahwa topik lebih singkat dan lebih abstrak daripada tema. Topik
dirumuskan lebih dahulu dari tema.

Untuk merumuskan topik yang baik dipergunakan ukuran berikut.

a. Menarik Perhatian Penulis

Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis


berusaha untuk secara serius mencari data yang penting dan relevan dengan
masalah yang ia karang. Penulis akan terdorong terus-menerus agar
karangannya itu dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, suatu
topik yang sama sekali tidak disenangi dapat menimbulkan kesalahan apabila
terdapat hambatan-hambatan. Penulis tidak akan berusaha menemukan data
dan fakta dalam memecahkan persoalan-persoalan yang ia hadapi.

b. Dikuasai Penulis

Topik yang dikerjakan harus dikuasai penulis. Sekurang-kurangnya ia


mengetahui hal-hal mendasar dari persoalan yang hendak dikarangnya.
Idealnya, topik itu merupakan sesuatu yang lebih diketahui penulis daripada
pembacanya.

c. Menarik Dan Aktual

Suatu karangan disusun tidak lain untuk dibaca oleh orang lain. Oleh
karena itu, minat pembaca merupakan hal penting yang harus diperhatikan
penulis. Walaupun yang menarik minat itu amat bergantung pada situasi dan
latar belakang pembaca itu sendiri, namun hal- hal berikut merupakan sesuatu
yang diminati masyarakat secara umum, antara lain: yang aktual, penting,
penuh konflik, rahasia, humor atau hal-hal lain yang bermanfaat bagi pembaca.

d. Ruang Lingkupnya Terbatas

Apabila topik itu terlalu luas, pembahasannya akan dangkal. Pada


akhimya karangan itu tidak menarik bagi pembaca. Pembatasan ruang lingkup
topik, memungkinkan penulis untuk mengarang dengan penuh keyakinan dan
kepercayaan diri. Pembatasan topik dapat memberikan kesempatan bagi penulis
untuk menelaah dan meneliti masalah yang akan ditulisnya secara intensif.

2. Merumuskan Judul Karangan

Erat kaitannya dengan topik atau tema serta tujuan karangan adalah
judul. Apabila topik merupakan gagasan pokok yang akan dibahas, maka judul
merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau karangan itu. Judul
berfungsi pula sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca dan
sebagai gambaran isi karangan. Sering kali judul dirumuskan lebih dulu sebelum
karangan dibuat.
4

Namun demikian, judul dapat pula dirumuskan setelah karangan itu selesai.
Judul yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.

a. Relevan ada hubungannya dengan isi karangan.

b. Provokatif dapat menimbulkan hasrat ingin tahu pembaca.

c. Singkat mudah dipahami dan enteng diingat.

3. Menyusun Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar suatu
karangan. Manfaat kerangka karangan:

a. Memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih


sistematis dan teratur.

b. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan


yang tidak penting.

c. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.

d. Membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.

Berdasarkan bentuknya, kerangka karangan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :

A. Kerangka Kalimat

Kerangka kalimat merupakan suatu bentuk kerangka karangan yang


berupa pernyataan- pernyataan lengkap yang perumusannya berupa kalimat
berita atau kalimat tanya.

B. Kerangka Topik

Kerangka topik dinyatakan dalam kata atau frase. Dari segi kejelasannya,
kerangka topik tidak sejelas kerangka kalimat. Namun demikian, kerangka topik
sifatnya lebih longgar dan tidak kaku. Penyusunannya pun lebih mudah.

4. Mengumpulkan Bahan/Data

Untuk memperkaya pemahaman dan pengetahuannya, seorang penulis


harus mengumpulkan data, informasi, atau pengetahuan tambahan yang
berkaitan dengan tema karangan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
membaca bahan acuan tertentu mengadakan wawancara, atau pengamatan
lapangan. Kita dapat langsung mengamati objek yang akan kita karang dan
dapat pula kita mengadakan percobaan. Kedua cara tersebut penting dilakukan
agar data yang kita peroleh lebih mantap dan tidak meragukan.

Semua bahan yang kita peroleh, kita catat supaya tidak mudah
dilupakan. Catatan harus rapi dan teratur sehingga mudah dalam
pemanfaatannya.

Tiap-tiap data yang kita peroleh kita catat di atas kartu atau lembaran
kertas yang mudah kita susun menurut keperluan kita dan mudah pula
menyisihkannya jika sebuah catatan ternyata tidak kita perlukan lagi. Buku tulis
dapat juga kita pakai, tetapi tidak praktis, sebab halamannya terikat dan tidak
mudah disusun.

5. Mengembangkan Kerangka Karangan

Langkah berikutnya adalah mengembangkan kerangka karangan itu


menjadi karangan yang lengkap dan utuh.

Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat berbagai cara yang dapat
dilakukan dalam pengembangan karangan, di antaranya adalah dengan pola
pengembangan urutan pemecahan masalah. Bila pola ini yang dipilih, maka
penyusunan karangan dimulai dari penyajian masalah tertentu. Kemudian,
pembahasannya bergerak menuju analisis dan kesimpulan - kesimpulan.

Dengan demikian, karangan berpola urutan pemecahan masalah dibentuk oleh


tiga bagian utama, yaitu:

a. Deskripsi mengenai suatu masalah yang akan dibahas.

b. Analisi terhadap sebab-sebab atau akibat-akibat dari masalah itu.

c. Alternatif atau kesimpulan sebagai pemecahan masalah.

6. Cara Pengakhiran dan Pcnyimpulan

Baik itu pengakhiran maupun penyimpulan, sama-sama terletak pada


bagian penutup suatu karangan. Dengan demikian, dari segi letak keduanya
memiliki persamaan. Bedanya dalam hal fungsi dan cara perumusannya.
Pengakhiran merupakan bagian bacaan yang fungsinya menandakan bahwa
bacaan itu selesai atau sudah berakhir. Bagian pengakhiran masih merupakan
fungsinya sebagai penutup dari suatu perincian. Hubungan bagian pengakhiran
bagian sebelumnya terbentuk dalam pola umum-khusus.
Hal ini berbeda dengan bagian penyimpulan yang umumnya terletak
pada bagian akhir suatu karangan. Hanya saja, kesimpulan berfungsi pula
sebagai pemaknaan kembali atas uraian-uraian sebelumnya. Hubungan antara
bagian kesimpulan dengan bagian sebelumnya bersifat khusus-umum. Bagian
tersebut merupakan sebuah generalisasi dari uraian sebelumnya.

Contoh:

Kalau kamu adalah salah seorang pengurus OSIS atau organisasi lainnya,
sebaiknya kamu memanfaatkan kesempatan itu untuk latihan komunikasi di
depan tak perduli sebatas apa kemampuanmu dalam menggunakan kata-kata.
Bila pertamakali kamu berbicara terpatah-patah dan sedikit deg-degan, itu hal
biasa. Lama-kelamaan kamu akan terbiasa dengan latihan semacam itu. Apalagi
kalau kamudiundang seminar, acara diskusi, atau rapal lainnya, berbahagialah
kamu dan kamu manfaatkan kesempatan itu untuk mengasah lidahmu agar
terbiasa dan dan lancar untuk mengeluarkan mengeluarkan pendapat pada
orang lain.

Paragraf di atas fungsinya hanya sebagai penanda bahwa uraian atas bacaan
yang berjudul Remaja dan Aprehensi Komunikasi sudah berakhir. Dalam
paragraf tersebut tidak ditemukan rumusan kesimpulan.

7. Menyempurnakan Karangan

Menyusun karangan baik itu karangan ilmiah, populer maupun karangan


sastra yang sekali jadi memang cukup sulit. Kecuali bagi yang sudah betul-betul
ahli, sangat jarang orang bisa menyusun karangan yang langsung sempurna.

Ada saja kesalahan atau kekeliruan yang harus diperbaiki, baik itu dengan
sistematika penulisan, kelogisan ide atau istilah yang digunakan dan ejaannya.
Karena itu pembahasan dan peninjauan ulang atas karangan yang telah dibuat
merupakan sesuatu yang penting dilakukan.

8. Penggolongan Karangan Menurut Bobot Isinya

Berdasarkan bobot isinya, karangan dapat dibagi atas tiga jenis. yaitu

(1) karangan ilmiah


(2) karangan semi-ilmiah atau ilmiah populer

(3) karangan non-ilmiah

Yang tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain adalah laporan, makalah,
skripsi, tesis, dan disertasi. Sementara itu, yang tergolong ke dalam karangan
semi- ilmiah antara lain adalah artikel, editorial, opini, feature, tips, dan
reportase. Selanjutnya, yang tergolong ke dalam karangan non-ilmiah antara lain
adalah anekdot, hikayat, cerpen, novel, roman, puisi. dan naskah drama.

Ketiga jenis karangan tersebut tadi memiliki karakteristik yang berbeda.


Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang
menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Kebalikan dari karangan ilmiah
adalah karangan non-ilmiah. yaitu karangan yang tidak terikat pada aturan baku.
Sementara itu, karangan semi-ilmiah berada di antara keduanya.

Yang akan dibahas dalam buku ini hanya dua jenis karangan pertama
saja, yaitu karangan ilmiah dan semi-ilmiah/populer karena kedua jenis karangan
inilah yang banyak diperlukan oleh mahasiswa.

Antara karangan ilmiah dan karangan ilmiah populer tidak banyak


perbedaan yang mendasar. Perbedaan yang paling jelas hanya pada pemakaian
bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika pada Karangan ilmiah digunakan
bahasa yang khusus di bidang ilmu tertentu pada karangan ilmiah populer
bahasa yang terlalu teknis tersebut kadang-kadang dihindari dan sebagai
gantinya digunakan istilah umum.

9. Sistematika Karangan

Secara umum bagian-bagian karangan itu sama, yaitu adanya bagian


awal, bagian inti, dan bagian penutup. Akan tetapi, dalam materi perkuliahan ini
hanya ditampilkan bagian-bagian makalah almiah. Fokus kajian adalah
pengembangan isi bagian-bagian atau isi sistematika makalah, khususnya
bagian inti.

a. Bagian Awal

1. Halaman Sampul dan Halaman Judul

1) Judul atau nama karangan. Halaman judul mencantumkan narru karangan,


penjelasan adanya tugas, nama pengarang, kelengkapan indentitas pengarang
(nomor induk/registrasi, klas, nomor absen). nama unit studi (unit kerja), nama
lembaga (jurusan, fakultas, universitas), nama kota, dan tahun penulis.
7

2) Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu


memeperhatikan unsur-unsur sebagai berikut.

(1) Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.

(2) Judul harus menarik pembaca, baik makna maupun penulisannya.

(3) Sampul berisi nama karangan, penulis, dan penerbit.

(4) Halaman judul berisi nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis,
dan penerbit.

(5) Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetris (untuk
karangan formal) atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak
terlalu formal)

(6) Bagian-bagian yang tertulis pada halaman judul:

a. Judul diketik dengan huruf kapital

b. Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat.

Misalnya:

Makalah ini disusun untuk melengkapi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Semester Ganjil 2013

c. Nama penulis ditulis dengan huruf kapital. Kemudian, di bawah nama


dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM).

Misalnya:

INDAH AYU

1352000294

d. Logo universitas untuk skripsi, tesis dan disertasi, sedangkan makalah ilmiah
tidak harus menggunakan logo.

e. Data institusi. Mahasiswa harus mencantumkan program studi, jurusan,


fakultas, universitas, nama kota dan tahun dengan huruf kapital. Misalnya:

JURUSAN PGSD UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO 2013

2. Kata Pengantar

Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa


menulis karangan ini dilakukan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi,
tesis, disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan Kata
Pengantar. Urutan cara penulisan dan unsur-unsur informasi yang harus
dicantumkan dalam kata pengantar adalah sebagai berikut.

1) Ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

2) Penjelasan adanya tugas penulisan karya ilmiah

3) Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah

4) Penjelasan adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang,


sekelompok orang, atau organisasi/lembaga

5) Ucapan terima kasih kepada seseorang/lembaga yang membantu

6) Harapan penulis atas karangan tersebut

7) Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran

8) Penyebutan nama kota, tanggai, bulan, tahun. Dan nama lengkap


penulis, tanpa dibubuhi tanda tangan. -

Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya ilmiah sehingga


sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus ditulis dalam
bahasa Indonesia yang baku dan benar.

Isi kata pengantar tidak menyajikan isi karangan atau hal-hal lain yang tertulis
dalam pendahuluan, naskah utama, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang
sudah tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.

Hal-hal yang harus dihindari dalam pembuatan kata pengantar:

1) menguraikan isi karangan

2) mengungkapkan perasaan berlebihan

3) menyalahi kaidah bahasa

4) menunjukan sikap kurang percaya diri

5) kurang meyakinkan

6) kata pengantar terlalu panjang

7) menulis kata pengantar semacam sambutan


3. Daftar isi

Daftar isi adalah bagian pelengkapan pendahuluan yang memuat garis


besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan menyeluruh dari judul sampai
dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya sebuah konvensi naskah
karangan ilmiah. Daftar isi berfungsi untuk merujuk halaman judul bab, sub bab
dan unsur-unsur pelengkap dari sebuah buku yang bersangkutan.

Daftar isi disusun secara konsisten, baik penomoran, penulisan maupun


tata letak judul bab dan sub-sub bab. Konsisten ini dipengaruhi oleh bentuk yang
digunakan. Jika menggunakan angka desimal, angka pertama nomor Bab I pada
baris pertama harus diikuti secara lurus dengan angka pertama nomor Bab II,
Bab III, dan seterusnya. Untuk menghasilkan daftar isi yang baik, perhatikan hal-
hal berikut ini.

1) Setiap judul bab dan sub bab disusun secara paralel atau konsisten.

2) Nomor dan penggunan huruf (harus kapital dan huruf kecil)


berfungsi sebagai ciri atau penanda judul bab, sub bab, dan rincian ditulis
dengan huruf kapital pada setiap awai kata, sedangkan kata tugas
(misalnya: yang, kepada, dari) ditulis dengan huruf kecil seluruhnya.

3) Nomor halaman berfungsi untuk merujuk judul bab, sub bab, dan
rincian. Untuk memudahkan pembacaan, judul dan nomor halaman dihubungkan
dengan titik-titik.

4) Tajuk bab, sub bab, dan rincian harus menggambarkan isi karangan,
dan disusun dengan ragangan.

5) Skripsi dan makalah yang lebih dari 10 halaman harus menggunakan


daftar isi.

6) Daftar isi tidak sama dengan ragangan karangan. Ragangan


menggambarkan uraian (analisis dan sintetis) bagian utama karangan,
sedangkan daftar isi mencantumkan seluruh unsur pelengkap
pendahuluan, bagian utama (isi) karangan, dan pelengkap penutup.

4. Daftar Gambar

Setiap gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis di dalam daftar
gambar. Daftar gambar menginformasikan judul gambar dan nomor halaman.

5. Daftar Tabel
Setiap tabel yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel.
Daftar ini menginformasikan nama tabel dan nomor halaman.

d. Bagian Inti / Utama

1. Pendahuluan

Pendahuluan dalam makalah terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan,


pembahasan, dan pembatasan masalah. Keseluruan isi pendahuluan
mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis,
dideskripsi, atau diuraikan. '

a) Latar belakang masalah, menyajikan

1) Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaar. yang akan


diuraikan jawabnya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan
dan di jawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus
jelas. Misalnya: deduktif, sebab-akibat, atau induktif.

2) Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya memberikan masukan bagi


kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan dan memberikan acuan bagi
pengembangan sistem kerja yang akan datang.

3) Pengetahuan tentang studi perpustakaan dengan menggunakan infoimasi


mutakhir dari buku-buku ilmiah. jurnal, atau internet yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan
penggunaan buku-buku terbitan baru.

4) Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan


dengan menggunakan kata tanya yang menuntut adanva analisis, misalnya
Bagaimana pengaruh teknologi terhadap pelestarian budaya sendiri? Bagaimana
hubungan X terhadap Y? Bagaimana upaya mengatasi kemiskinan masyarakat
kumuh di Kelurahan Pulo Gadung? Mengapa budaya tradisi kurang berkembang?

5) Tidak menggunakan kata apa karena kata tersebut tidak menuntut adanya
analisis, tetapi cukup dijawab ya atau tidak.

b) Tujuan penulisan berisi

1) Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya:


mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi
dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y.

2) Upaya pokok yang harus dilakukan. misalnya: mendiskripsikan data primer


tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; mendeskripsikan data
sekunder tentang kualitas tradisi penduduk asli Jakarta.
10

Mendeskripsiksn kreativitas baru yang merupakan sinergi budaya tradisi dan


teknologi muktakhir; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan
dengan kreativitas baru; membuktikan bahwa pembagunan lingkungan
permukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.

3) Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan


masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga
dirinci menjadi dua.

2. Inti Karangan

Bagian utama karangan merupakan inti karangan berisi sajian


pembahasan masalah.

e. Bagian Penutup

Bagian ini berisi saran, kritik, kesimpulan, daftar pustaka (bagian ini berisi
referensi sumber).
11

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah dibahas dalam bab sebelumnya akhirnya penulis dapat menarik


kesimpulan bahwa Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan
seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui
bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum
dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan
persuasi.

Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-


garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-
ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah
dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju.Pembuatan kerangka karangan
ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan
penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin membuat
suatu karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka
sebelum pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah
kerangka karangan agar pada karangan tersebut menjadi terarah dan tidak
keluar dari topik atau tema yang dituju.

Anda mungkin juga menyukai