Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai bagian dari kegiatan berbahasa, menulis berkaitan erat dengan


aktivitas berpikir. Keduanya saling melengkapi. Secara psikologis menulis
memerlukan kerja otak, kesabaran pikiran, kehalusan perasan, kemauan yang
keras. Menulis dan berpikir merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara
bersama dan berulang-ulang. Dengan kata lain, tulisan adalah wadah yang
sekaligus merupakan hasil pemikiran. Melalui kegiatan menulis, penulis dapat
mengkomunikasikan pikirannya. Melalui kegiatan berpikir, penulis dapat
meningkatkan kemampuannya dalam menulis.

Mengemukakan gagasan secara tertulis tidaklah mudah. di samping


dituntut kemampuan berpikir yang memadai, juga dituntut berbagai aspek terkait
lainnya, misalnya penguasaan materi tulisan, pengetahuan bahasa tulis, dan
motivasi yang kuat. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, setiap penulis
hendaknya memiliki tiga keterampilan dasar dalam menulis, yaitu keterampilan
berbahasa, keterampilan penyajian, dan keterampilan pewajahan. Ketiga
keterampilan ini harus saling menunjang atau isi-mengisi. Kegagalan dalam salah
satu komponen dapat mengakibatkan gangguan dalam menuangkan ide secara
tertulis.

Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis


besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide
yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka
karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak
keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat
penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak
bingung dalam melanjutkan tulisannya.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan karangan ?


2. Bagaimana ciri-ciri karangan yang baik?
3. Bagaimana langkah-langkah menyusun karangan ?
4. Apa saja jenis-jenis karangan?
5. Apa perbedaan jenis-jenis tulisan atau karangan ?
6. Apa yang dimaksud dengan perencanaan karangan?
7. Bagaimana cara menyusun dan menganalisa karangan?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian karangan


2. Mengetahui ciri-ciri karangan yang baik
3. Mengetahui langkah-langkah menyusun karangan
4. Mengetahui jenis-jenis karangan
5. Mengetahui perbedaan jenis-jenis tulisan atau karangan
6. Mengetahui perencanaan karangan
7. Mengetahui cara menyusun dan menganalisa karangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Karangan

Menurut beberapa pendapat para ahli, mendefinisikan karangan sebagai


berikut:

a. Ahmadi (1988:20), karangan dipandang sebagai suatu perbuatan atau kegiatan


komunikatif antara penulis dan pembaca berdasarkan teks yang telah dihasilkan.

b. Gie (1995:17), karangan memiliki pengertian hasil perwujudan gagasan


seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.

c. Widyamartaya (1990), mengarang dapat dipahami sebagai keseluruhan


rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami dengan
tepat seperti yang dimaksud oleh pengarang.

d. Keraf (1994:2), karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata
demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi
sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


karangan merupakan sebuah hasil rangkaian proses suatu kegiatan untuk
menyampaikan suatu gagasan atau ide pengarang dalam bentuk tulisan yang dapat
dibaca dan dipahami oleh pembaca.

B. Ciri-Ciri Karangan yang Baik

Ciri-ciri karangan yang baik yaitu, sebagai berikut:


1. Jelas

Aspek kejelasan dalam suatu karangan sangat diperlukan agar karangan tersebut
lebih mudah dipahami dan jelas untuk dibaca oleh pembacanya.

2. Kesatuan dan Organisasi

Aspek kesatuan yang baik tampak pada setiap kalimat penjelas yang logis dan
mendukung ide utama paragraf, sedangkan aspek organisasi yang baik tampak
dari posisi kalimat yang tepat pada tempatnya dengan kata lain kalimat tersebut
tersusun dengan urut dan logis.

3. Ekonomis

Ciri ekonomis berkaitan erat dengan soal keefisienan, baik waktu maupun tenaga.
Kedua keefisienan itu sangat diperlukan oleh pembaca di dalam menangkap isi
yang terkandung dalam sebuah karangan.

4. Pemakaian Bahasa yang Dapat Diterima

Pemakaian bahasa yang dapat diterima akan sangat mempengaruhi tingkat


kejelasan karangan. Pemakaian bahasa ini menyangkut banyak aspek. Pemakaian
bahasa dalam suatu karangan harus mengikuti kaidah bahasa yang ada, baik
menyangkut kaidah pembentukan kalimat (sintaksis), kaidah pembentukan kata
(morfologi), kaidah ejaan yang berlaku, kaidah peristilahan maupun kaidah lain
yang relevan.

C. Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang akan digarap .
1. Langkah-langkah menyusun karangan
a. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan
yang mendasari suatu karangan, cakupannya lebih besar dan menyangkut
pada permasalahan yang diangkat. Sedangkan yang dimaksud dengan
judul adalah kepala karangan, dan lebih pada penjelasan awal (penunjuk
singkat) isi karangan yang akan ditulis.
b. Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam
menunjukkan eksistensi tulisan seperti mengumpulkan ide dan inovasi.
Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara
sesuai dengan tujuan. penulisannya.
c. Menyeleksi bahan
Setelah ada bahan maka perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan
tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi bahan yang telah
dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
d. Membuat kerangka karangan
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa
bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu
sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan
catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk
mencapai tahap yang sempurna.

2. Tahapan dalam menyusun kerangka karangan


a. Mencatat gagasan
b. Mengatur urutan gagasan
c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
e. Mengembangkan kerangka karangan

3. Fungsi kerangka karangan


a. Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b. Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.
Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.
F. Perencanaan Karangan

Dalam melakukan sebuah penulisan, tentu dibutuhkan suatu perencanaan


yang matang. Perencanaan tersbut akan membantu penulis dalam menyusun
sebuah tulisan yang terstruktur, urut, dan tidak berantakan. Dalam perencanaan
penulisan, dibutuhkan juga sebuah teknik penulisan dan kerangka karangan.
Kerangka karangan ini akan memudahkan penulis untuk mengembangkan hal-hal
yang hendak dituliskan. Namun, perlu diperhatikan adalah hal dalam melakukan
perencanaan penulisan yang nantinya akan dilanjutkan menjadi sebuah tulisan
yang baik.

Suatu karangan yang tersusun secara sempurna mengandung tiba bagian


utama, yaitu : baian pendahuluan, isi dan penutup. Setiap bagian tersebut memiliki
fungsi yang berbeda.

1. Bagian Pendahuluan
Fungsi bagian pendahuluan adalah salah satu atau kombinasi dari
fungsi untuk menarik minat pembaca, mengarahkan perhatian
pembaca, menjelaskan secara singkat ide pokok atau tema karangan,
dan menjelaskan dbagian mana tema tersebut di perbincangkan.
2. Bagian isi
Fungsi bagian isi adalah sebagai jembatan yang menghubungkan
bagian pendahuluan dan bagian penutup.bagian isi merupakan
penjelasan terperinci terhadap apa yang diutarakan pada bagian
pendahuluan.
3. Bagian penutup
Fungsi bagian penutup adalah salah satu atau kombinasi dari fungsi
untuk memberikan simpulan, penekanan bagian-bagian tertentu,
klimaks, melengkapi, dan merangsang pembaca untuk mengerjakan
sesuatu tentang apa yang sudah dijelaskan atau diceritakan.
G. Menyusun dan menganalisa karangan

1.Karangan Deskripsi

Sejarah Valentine
Enslikopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi
terkenal adalah kisah Pendeta St. Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di
zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 Cludius II
menghukum mati St. Valentine mengajak manusia kepada agama Nashrani lalu
dia memerintahkan untuk menangkapnya.

Dalam versi kedua, Claudius II memandang para bujangan lebih tabah dalam
berperang daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk
pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang
pernikahan.tetapi St. Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan
pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui lalu
dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga yang
terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya.
Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan “Dari yang
tulus cintanya, Valentine”. Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama
Nashrani bersama 46 kerabatnya.

Versi ketiga menyebutkan ketika agama Nashrani tersebar di Eropa, di salah satu
desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para Pendeta.
Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap setiap pertengahan
bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di
dalam sebuah kotak., lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak
tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang
tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu bertuliskan “dengan nama tuhan Ibu,
saya kirimkan kepadamu kartu ini”. Akibat sulitnya menghilangkan tradisi
Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat “dengan nama tuhan
Ibu” dengan kalimat “dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat
para pemuda tersebut dengan agama Nashrani.
Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri sebenarnya tidak ada kaitan
langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans
dipenjara di Tower of London pada perayaan hari gereja mengenang St.
Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian
Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung
dalam puisinya.

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel
“Should Biblical Christians Observe It?”mengatakan kata “Valentine” berasal
dari Latin yang berarti “Yang maha perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha
Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.
Maka didasari atau tidak, -tulis Ken sweiger- jika kita meminta orang menjadi
“to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan
(karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa) dan menghidupkan budaya
pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut syirik, yang artinya
menyekutukan Allah. Bahkan saat ini beredar kartu-karty perayaan keagamaan
ini dengan gambar anak kecil yang disebut cupid, yaitu si bayi bersayap putra
Nimrod “the hunter” dewa matahari dengan dua sayap terbang sambil
mengarahkan anak panah ke gambar hati yang sebenarnya itu merupakan
lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi. Disebut tuhan cinta, karena ia
rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri.

Analisis Karangan Deskripsi

Kata deskrpsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang berarti
menggambarkan atau memberikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah
suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium
dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Karangan
jenis ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan
gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca.
Secara keseluruhan, karangan tersebut adalah karangan deskripsi, sebab:
Memenuhi karakteristik karangan deskripsi, yaitu mampu membawa pembaca
untuk memahami dan menghayati isi wacana sesuai dengan apa yang
diungkapkan penulis. Pembaca dibawa oleh penulis untuk mengenali sejarah
valentine.

Mengikuti salah satu pola pendekatan deskripsi yaitu pendekata ekspositoris, yaitu
pendekatan yang mengusahakan agar deskripsi yang dibuat sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya. Karangan diatas berisikan sejarah munculnya istilah valentine.
Di dalam karangan sejarah valentine ini, penulis menganggap bahwa ini
merupakan karangan deskripsi karena di dalam setiap kalimatnya memberikan
keadaan real yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Tentunya kita ingin
melihat atau merasakan awal-mulanya peringatan valentine ini terjadi.

2.Karangan Narasi

Aku Hanya Ingin Berlari

Kenapa harus jadi pelari? Kenapa bukan usahawan, direktur, dokter atau yang
lainnya? Kenapa harus jadi pelari? Pertanyaan itu yang selalu ditanyakan ayah
kepadaku.semenjak aku kecil. Namun entah kenapa, aku juga tidak tahu tapi aku
ingin sekali jadi pelari. Aku ingin sekali bisa berlari seperti The Flash (tokoh
superhero yang dapat berlari secepat kilat). Aku ingin menjadi pelari tercepat di
dunia. Aku tidak ingin mewarisi ke-8 perusahaan yang ayahku miliki sekarang.
Aku tidak ingin sekolah kedokteran seperti yang ayahku inginkan. Aku hanya
ingin berlari dan berlari karena aku sangat suka berlari. Mungkin hanya Tuhan
yang tahu jawabannya.

Ketika kecil, aku mengendarai sepeda roda tiga yang bagus. Aku sayang sepeda
itu karena ayah yang membelikannya. Aku bangga mengendarainya dan semua
mata anak -anak tetangga seusiaku pasti akan melirik dengan iri. Namun suatu
senja seorang anak nakal mendorongku hingga jatuh dan mengambil sepedaku.
Aku menangis dan berlari sekuat tenaga mengejar sepedaku yang dicuri. Saat
itulah aku baru menyadari bahwa berlari itu sangat nikmat. Aku sangat
menikmati detak jantungku yang berpacu. Aku sangat menikmati peluh yang
mengalir dan nafasku yang mulai memburu. Aku bahkan menikmati rasa lelah
dan pegal yang terasa di kakiku. Aku menikmati semuanya itu. Aku berhenti
menangis dan tertawa bahagia karena menemukan tujuan hidupku yaitu untuk
terus berlari. Aku ingin mengatakan kepada ayah agar tidak perlu membelikanku
sepeda lagi. Aku ingin terus berlari tetapi keesokan harinya sebuah sepeda baru
yang lebih bagus sudah terbungkus rapi di depan kamarku. Aku tidak pernah
mengendarainya hingga sekarang. Aku lebih suka berlari.

Umurku 17 tahun ketika aku memutuskan untuk menjadi seorang atlet lari. Tapi
ayah marah besar ketika mendengar hal itu dan beliau semakin ketat melarangku
untuk berlari. Keinginanku untuk masuk pelatihan atlet nasional lari pun kandas.
Sebuah sepeda motor pun telah terbungkus dengan rapi di depan kamarku
keesokan harinya. Namun aku pun menolak untuk menggunakannya. Aku tetap
lebih suka berlari. Bahkan di sekolah aku sengaja mendaftarkan diri di pelajaran
tambahan atlet olah raga lari. Namun tak lama kemudian aku dipindahkan keluar
negeri untuk sekolah bisnis dimana tidak ada pelajaran olahraga berlarinya.
Namun aku tidak menyerah untuk terus berlari walau seorang supir dan
Mercedes Benz sudah tersedia untuk mengantarku. Aku memilih untuk terus
berlari.

Umurku 25 tahun ketika ayah mewariskan sebuah perusahaan untuk kutangani.


Namun kutolak karena aku memutuskan untuk tetap jadi pelari. Ayah sangat
marah hingga jatuh sakit. Aku tidak punya pilihan lagi selain menerima posisi
direktur di perusahaan itu dengan gaji 38 juta per bulan. Aku tidak berhenti
berlari. Aku berlari dari rumah ke kantorku walau jaraknya terbilang cukup jauh
tapi aku sangat menikmatinya. Mobil operasional kantor, sebuah BMW, aku jual
untuk mengurangi biaya perusahaan karena aku tidak membutuhkannya.
Perusahaan yang kutangani berkembang pesat namun ayah tidak terlihat senang.
Beliau hanya ingin agar aku berhenti berlari.
Umurku 30 tahun ketika aku harus menghembuskan nafasku yang terakhir.
Seorang penjahat menikamku ketika aku sedang berlari pulang ke rumah jam
23:00 WIB. Mereka mengambil dompetku. Ketika di pemakamanku banyak orang
yang datang melawat dan sebagain mereka mengasihani diriku. Mereka berpikir
aku pasti menyesal karena tidak mau menggunakan mobil yang aman malah terus
berlari. Tapi mereka salah. Aku tidak pernah menyesal karena aku tahu aku hidup
untuk terus berlari. Aku tidak menyesal

Analisis Karangan Narasi

Karangan yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan ini


berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan
kejadian, sehingga pembaca dapat menarik hikmah dari cerita itu. Dengan kata
lain, karangan semacam ini hendak memenuhi keingintahuan pembaca yang selalu
bertanya, “apa yang terjadi?”.

Secara keseluruhan, karangan tersebut adalah karangan narasi, sebab:


Berusaha menyajikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya
(kronologis)
Mengandung unsur utama yaitu perbuatan dan waktu. Perbuatan yang
dimaksudkan adalah perbuatan tokoh aku yang diceritakan dalam waktu yang
sesuai dengan setting dalam karangan tersebut.

Merupakan salah satu jenis narasi, yaitu narasi artistik.


Memenuhi prinsip-prinsip narasi, antara lain: alur, penokohan, latar, titik pandang
dan pemilihan detail peristiwa.
Menggunakan pengembangan narasi yaitu penyusunan detail-detail dalam urutan
(sequence).
Dalam karangan ini tampak bahwa ini merupakan karangan narasi, karena
terdapat alur, penokohan, latar dan titik pandang yang terlihat sangat eksplisit.
Karangan ini juga disusun dengan kronologis kejadian yang beruntun berdasarkan
umur sang penulis sehingga pembaca lebih mudah untuk memahaminya.

3.Karangan Eksposisi

Cara Mengangkat Kelinci dan Memilih Kandangnya

Dalam memelihara kelinci perhatikan juga cara mengangkatnya. Hal ini tidak
bisa dilakukan sembarangan. Perlakuan yang salah bisa menimbulkan hal-hal
yang merugikan seperti cacat permanen dan rusaknya peredaran darah.
Kebanyakan orang mengangkat kelinci dengan memegang kedua telinganya.

Memang cara ini paling mudah tapi sebenarnya cara tersebut keliru atau salah.
Telinga kelinci sangat sensitif dan tidak kuat menahan bobot tubuhnya sendiri.
Kalau cara ini dilakukan, otot dan saraf telinga akan rusak. Kerusakan akan
lebih parah lagi kalau kelinci yang diangkat meronta-ronta. Posisi kepala akan
menjadi miring sehingga kelinci akan cacat seumur hidupnya.
Untuk mengangkat kelinci besar, pegang kulit tengkuk atau punggung dengan
salah satu tangan. Begitu terangkat, tangan yang satu digunakan untuk
mendukung bagian pantat. Kerjakan pengangkatan itu dengan tenang dan penuh
kasih sayang. Sedangkan untuk kelinci yang masih kecil proses pengangkatan
dapat dimulai dengan memegang bagian sebelah depan kaki belakang melalui
punggung, dan proses selanjutnya sama dengan kelinci dewasa.

Sedangkan masalah kandang untuk kelinci tidaklah terlalu sulit untuk dicari.
Sebab kelinci mudah sekali beradaptasi terhadap berbagai bentuk kandang yang
disediakan, asalkan kondisinya memenuhi persyaratan kesehatan dan kebutuhan
hidup kelinci tersebut. Apa pun bentuk dan ukuran kandang, asalkan berlokasi
baik yang ditandai dengan cukupnya sinar matahari yang masuk menjadi hal
pertama yang harus diperhatikan. Hal lainnya adalah bersuhu sejuk, memiliki
ventilasi sempurna, tempatnya kering, lingkungan tenang dan tak jauh dari
rumah.
Lantai kandang dapat dibuat dari kawat, bambu dan kayu atau tanah. Bila
memilih lantai dari kawat, ada sebagian yang terbuat dari lembaran papan.
Lantai kawat sangat melelahkan otot-otot kaki kelinci. Karena itu, adanya
lembaran papan dapat digunakan kelinci untuk beristirahat. Kandang yang baik
haruslah juga memenuhi kotak sangkar, tempat makanan, tempat minum dan
perlengkapan lain. Kandang bisa saja di dalam ruangan atau di luar ruangan,
terserah kemauan pemiliknya dan tujuan pemeliharaanya

Analisis Karangan Eksposisi

Eksposisi merupakan karangan yang bertujuan utama untuk memberitahu,


mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu. Dalam karangan eksposisi
masalah yang dikomunikasikan terutama adalah informasi. Tujuan utama
karangan eksposisi itu semata-mata untuk membagikan informasi, dan tidak sama
sekali untuk mendesak atau memaksa pembaca untuk menerima pandangan atau
pendirian tertentu sebagai sesuatu yang benar.

Secara keseluruhan, karangan tersebut adalah karangan eksposisi, sebab:


Memberitahu, mengupas, menguraikan dan menerangkan sesuatu yang berupa
data factual. Data factual yang dimaksudkan dalam karangan diatas berupa sebuah
penafsiran yang objektif terhadap seperangkat fakta. Data factual yang
dimaksudkan adalah data tentang bagaimana cara memegang kelinci agar tidak
menciderai organ tubuh kelinci tersebut serta bagaimana cara memilih
kandangnya.

Mengikuti teknik pengembangan eksposisi yaitu teknik identifikasi, yaitu teknik


pengembangan eksposisi yang menyebutkan ciri-ciri atau unsur-unsur yang
membentuk suatu hal atau objek sehingga pembaca dapat mengenal objek itu
dengan tepat dan jelas. Sesuatu yang yang diidentifikasi dapat bersifat fisik atau
konkret, dapat pula bersifat non fisik atau abstrak. Dalam karangan diatas sesuatu
yang diidentifikasi bersifat konkret.
Bagian yang paling jelas mengandung karakteristik dari karangan eksposisi
terdapat pada paragraf yang ketiga yang menjelaskan mengenai cara
pengangkatan seekor kelinci dan pada paragraf keempat serta kelima memaparkan
tentang cara pemilihan kandang yang baik dan ideal.

4.Karangan Argumentasi

Pacaran Bagi Remaja

Pemberian pengetahuan seks di rumah dilakukan sejak dini dan dimulai dengan
perilaku keseharian anak-anak. Ketika masih anak-anak misalnya, berikan
pengertian kepada mereka agar tidak ke luar dari kamar mandi sambil telanjang,
menutup pintu kamar mandi ketika sedang mandi, mengetuk pintu terlebih dahulu
sebelum masuk kamar orang tua.

Ketika sudah menginjak bangku SD, remaja putri khususnya, mesti sudah
dipersiapkan menghadapi masa akil balik. Pada usia sekitar 14 tahun, remaja
putri maupun putra rata-rata mulai ingin tahu segala sesuatu tentang
lawanjenisnya. Ini merupakan proses pendewasaan diri, dan tak bisa dicegah.
Disinilah orang tua mesti mulai lebih sering mengadakan pendekatan dan
memasukkan nilai-nilai moral kepada anak.

Pada saat mereka mulai berpacaran di usia yang sudah cukup, tak perlu
dilarang-larang. Berpacaran merupakan latihan pendewasaan dan pematangan
emosi. Dengan berpacaran mereka bisa merasakan rasa rindu atau rasa
memiliki, dan berlatih bagaimana harus ber-sharing dengan pasangan. Pada
masa ini orang tua remaja putri hendaknya berperan menjadi teman berdiskusi
sambil meneliti siapa pacarnya itu.

Dalam hal ini dibutuhkan komunikasi lebih terbuka antara orang tua-anak.
Melalui komunikasi, yang kerap kali banyak diabaikan peranannya, orang tua
atau ortu dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau batas
itu dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akam membuat mereka lebih
bertanggung jawab.

Berpacaran secara sembunyi-sembunyi akibat tidak diberi kepercayaan justru


tidak menguntungkan. Ingat, kasus-kasus kehamilan pranikah umumnya
dilakukan oleh mereka yang back street. Mungkin juga akibat hubungan dengan
orang tua kurang akrab atau orang tua terlalu kaku.

Penjelasan mengenai resiko melakukan hubungan seksual pranikah perlu


ditekankan. Contohnya, kehamilan, kemungkinan terinfeksi HIV atau tertular
penyakit kelamin kalau bergonta-ganti pasangan. Bila terjadi kehamilan dan
kandungan terpaksa digugurkan, mereka menghadapi kemungkinan pendarahan,
infeksi, kemandulan, bahkan kematian. Belum lagi stress atau rasa berdosa yang
bakal dihadapi oleh si anak. Juga diingatkan, dengan anak yang mereka lahirkan
di luar nikah, mereka juga harus bertanggung jawab sebagai ayah dan ibunya.
Jangan lupa pula, jagalah agar jiwa mereka tidak banyak terganggu, apalagi
selama mereka masih belum dewasa, masih harus sekolah, dan lai-lain.

Analisis Karangan Argumentasi

Argumentasi merupakan salah satu bentuk karangan yang berisi tentang gagasan,
pikiran, atau pendapat yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau
meyakinkan pihak lain melalui argumen-argumen yang disajikan secara logis dan
objektif. Melalui argumentasi tersebut, penulis berharap dapat menunjukkan suatu
kebenaran ilmiah berdasarkan data dan fakta yang telah disajikannya.

Secara keseluruhan, karangan tersebut adalah karangan argumentasi, sebab:


Terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membanun suatu
kesimpulan
Terdapat alasan yang memperkuat sesuatu sehingga mempengaruhi keyakinan
para pembaca supaya berpihak atau sependapat dengan penulis.

Adanya suatu usaha untuk mencapai pemecahan masalah


Mengikuti salah satu teknik pengembangan karangan argumentasi yaitu karangan
induktif.
Di dalam karangan di atas terdapat 6 paragraf. Pargraf pertama merupakan
kalimat pengantar untuk menuju suatu masalah. Dalam paragraf 2 sampai 5
merupakan pendapat-pendapat penulis mengenai tema yang dibahas. Kalimat
terakhir dari karangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pendapat penulis yang
lebih berisi peringatan atau himbauan secara implisit.

5.Karangan Persuasi

Indahnya Kasih Tuhan

Alam menunjukkan keindahannya dengan segala kemewahan dan kesuciannya.


Betapa damainya rohani kita menyaksikan hal tersebut dengan keadaan yang
sempurna tanpa sedikitpun kecacatan. Sepatutnya kita mengucapkan “puji
Tuhan”. Rasa syukur tersebut hendaknya jangan diucapkan dengan mulut saja,
namun wujudkan dalam tingkah laku kita sehari-hari serta pertebal hubunganmu
dengan Tuhan. Karena Tuhan dapat melihat kerelaanmu melalui lubuk hatimu
yang paling dalam. Sesuai dengan Mazmur 107-105 : pujilah Tuhan Hai Segala
Bangsa, ialah sebagai berikut “Pujilah Tuhan, hai segala bangsa, megahkanlah
Dia, hai segala bangsa! Sebab kasih-Nya hebat atas kita dan kesetiaan Tuhan
untuk selama-lamanya”.

Betapa menyentuhnya Firman Tuhan diatas. Kita hanya diperintahkan untuk


selalu mempertebal keimanan serta memuji-muji segala keindahannya. Namun
saat ini, mengapa hal tersebut sulit untuk kita lakukan! Padahal kita dulu adalah
umat Tuhan yang paling setia dalam berbagai kondisi.

Hal tersebut sebenarnya tergantung pada pribadi masing-masing. “Apakah kita


rajin beribadah kepada-Nya?” itulah pertanyaan yang sedehana namun apabila
dijelaskan konteks ataupun jaringannya amat luas dan tak bisa diucapkan dengan
lantang dan tanpa bersalah. Karena yang bisa menjawabnya adalah “Hati”.
Allah menyukai umatNya yang rajin beribadah dan menjalankan segala yang
diperintahkanNya. Namun sebaliknya, Allah membenci orang yang meninggalkan
perintahNya. Tapi apabila mereka mau bertaubat dengan sepenuh hati dan
sepenuh jiwa, pasti Allah dengan kemurahan hatinya mau memaafkan.

Sesuai dengan Mazmur 90-106 yaitu “dari daud : pujilah Tuhan hai segenap
jiwaku! Pujilah namaNya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai
jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni
segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu”. Itulah Firman
Tuhan yang begitu indah dan menyejukkan hati setiap umat-Nya. Segeralah kita
bertaubat kepadaNya karena jauh disana kerajaan Tuhan masih terbuka sangat
lebar dan selalu menunjukkan sinarnya yang terang dari dalam. Maka dari itu
cepatlah bertaubat kepada pencipta. Sekali lagi, supaya kamu tidak terjerumus
kedalam lembah iblis yang paling mendalam dan yang paling hina.

Penjelasan diatas hanyalah sebuah renungan kita bersama sebagai umat tuhan.
Dengan segala keterbatasan yang kita miliki, sudah sepatutnya kita bersyukur
dan memuji namaNya atas segala hikmah yang telah diberikannya. Janganlah
kita menjadi seorang yang munafik dihadapanNya, karena Tuhan mengetahui
segala perbuatan yang kita lakukan. Suatu keyakinan itu datang dari hubungan
kita kepada Tuhan. Maka dai itu perkuatlah dirimu dengan Tuhan disertai hati
yang bersih, sebersih bayi yang batu lahir. Serta jangan lupa, selalu bersyukur
atas segala nikmatNya dan selalu berdoa kepadaNyadalam setiap kondisi, baik
suka maupun duka. Karena sebenarnya kasih Tuhan itu milik kita bersama dan
sangat indah. Satu kalimat indah lagi yang dapat diucapkan yaitu “betapa
indahnya kasih tuhan”.
Analisis Karangan Persuasi

Istilah persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion dalam bahasa Inggris.
Bentuk kata persuasion diturunkan dari kata to persuade yang artinya membujuk
atau menyakinkan. Jadi karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan
berdaya-bujuk, berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat
membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan
implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain,
persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.

Secara keseluruhan, karangan tersebut adalah karangan persuasi, sebab:


Mengarahkan pembaca untuk melakukan sesuatu atau megarahkan pembaca
kepada suatu sikap tertentu

Berusaha mencapai persetujuan antara kehendak penulis dengan pembaca.


Kehendak yang dimaksudkan adalah keinginan untuk menyetujui bahwa kasih
Tuhan itu sangat besar harganya bagi kita.

Merupakan proses untuk meyakinkan pembaca supaya pembaca mau menerima


apa yang diinginkan penulis. Penulis ingin meyakinkan pembaca supaya mau
merenungi tentang betapa besar dan indahnya kasih Tuhan. Maka dari itu, kita
hendaknya melakukan segala perintahNya sebagai timbal-balik kita mencintai
Tuhan.

Menggunakan alat pengembangan persuasi yaitu bahasa, detail, organisasi dengan


cara penonjolan
Pada karangan diatas paragraf yang jelas menggambarkan bahwa itu merupakan
karangan jenis persuasi terdapat pada paragraf terakhir atau paragraf kelima yang
berisi amanat-amanat yang disampaikan penulis agar tetap berjalan di jalan yang
benar.
BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari yang dapat di ambil dari makalah kami antara
lain :

1. karangan merupakan sebuah hasil rangkaian proses suatu kegiatan


untuk menyampaikan suatu gagasan atau ide pengarang dalam bentuk
tulisan yang dapat dibaca dan dipahami oleh pembaca.
2. karangan yang baik adalah karangan yang mencerminkan kemampuan
pengarang untuk menggunakan nada yang serasi, karangan yang
mencerminkan pengarang mampu menyusun karangan secara utuh dan
tidak samar-samar dan dapat menyakinkan pembaca.

3. Tahapan dalam menyusun kerangka karangan

a. Mencatat gagasan

b. Mengatur urutan gagasan

c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab

d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

e. Mengembangkan kerangka karangan

4. Jenis-jenis karangan yaitu Narasi, Eksposisi, Deskripsi, Argumentasi,


dan Persuasi.
5. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokok, alinea terbagi
dalam beberapa jenis, yaitu Deduktif, Induktif ,Variatif ,Deskriptif
6. Suatu karangan yang tersusun secara sempurna mengandung tiba
bagian utama, yaitu : baian pendahuluan, isi dan penutup.
3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena
kami menyadari banyak kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat
sebagai bahan makalah ini. Sekian terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai