PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Karangan
d. Keraf (1994:2), karangan adalah bahasa tulis yang merupakan rangkaian kata
demi kata sehingga menjadi sebuah kalimat, paragraf, dan akhirnya menjadi
sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.
Aspek kejelasan dalam suatu karangan sangat diperlukan agar karangan tersebut
lebih mudah dipahami dan jelas untuk dibaca oleh pembacanya.
Aspek kesatuan yang baik tampak pada setiap kalimat penjelas yang logis dan
mendukung ide utama paragraf, sedangkan aspek organisasi yang baik tampak
dari posisi kalimat yang tepat pada tempatnya dengan kata lain kalimat tersebut
tersusun dengan urut dan logis.
3. Ekonomis
Ciri ekonomis berkaitan erat dengan soal keefisienan, baik waktu maupun tenaga.
Kedua keefisienan itu sangat diperlukan oleh pembaca di dalam menangkap isi
yang terkandung dalam sebuah karangan.
C. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan yang akan digarap .
1. Langkah-langkah menyusun karangan
a. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan
yang mendasari suatu karangan, cakupannya lebih besar dan menyangkut
pada permasalahan yang diangkat. Sedangkan yang dimaksud dengan
judul adalah kepala karangan, dan lebih pada penjelasan awal (penunjuk
singkat) isi karangan yang akan ditulis.
b. Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam
menunjukkan eksistensi tulisan seperti mengumpulkan ide dan inovasi.
Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara
sesuai dengan tujuan. penulisannya.
c. Menyeleksi bahan
Setelah ada bahan maka perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan
tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi bahan yang telah
dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
d. Membuat kerangka karangan
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa
bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu
sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan
catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk
mencapai tahap yang sempurna.
1. Bagian Pendahuluan
Fungsi bagian pendahuluan adalah salah satu atau kombinasi dari
fungsi untuk menarik minat pembaca, mengarahkan perhatian
pembaca, menjelaskan secara singkat ide pokok atau tema karangan,
dan menjelaskan dbagian mana tema tersebut di perbincangkan.
2. Bagian isi
Fungsi bagian isi adalah sebagai jembatan yang menghubungkan
bagian pendahuluan dan bagian penutup.bagian isi merupakan
penjelasan terperinci terhadap apa yang diutarakan pada bagian
pendahuluan.
3. Bagian penutup
Fungsi bagian penutup adalah salah satu atau kombinasi dari fungsi
untuk memberikan simpulan, penekanan bagian-bagian tertentu,
klimaks, melengkapi, dan merangsang pembaca untuk mengerjakan
sesuatu tentang apa yang sudah dijelaskan atau diceritakan.
G. Menyusun dan menganalisa karangan
1.Karangan Deskripsi
Sejarah Valentine
Enslikopedia Katolik menyebutkan tiga versi tentang Valentine, tetapi versi
terkenal adalah kisah Pendeta St. Valentine yang hidup di akhir abad ke 3 M di
zaman Raja Romawi Claudius II. Pada tanggal 14 Februari 270 Cludius II
menghukum mati St. Valentine mengajak manusia kepada agama Nashrani lalu
dia memerintahkan untuk menangkapnya.
Dalam versi kedua, Claudius II memandang para bujangan lebih tabah dalam
berperang daripada mereka yang telah menikah yang sejak semula menolak untuk
pergi berperang. Maka dia mengeluarkan perintah yang melarang
pernikahan.tetapi St. Valentine menentang perintah ini dan terus mengadakan
pernikahan di gereja dengan sembunyi-sembunyi sampai akhirnya diketahui lalu
dipenjarakan. Dalam penjara dia berkenalan dengan putri seorang penjaga yang
terserang penyakit. Ia mengobatinya hingga sembuh dan jatuh cinta kepadanya.
Sebelum dihukum mati, dia mengirim sebuah kartu yang bertuliskan “Dari yang
tulus cintanya, Valentine”. Hal itu terjadi setelah anak tersebut memeluk agama
Nashrani bersama 46 kerabatnya.
Versi ketiga menyebutkan ketika agama Nashrani tersebar di Eropa, di salah satu
desa terdapat sebuah tradisi Romawi yang menarik perhatian para Pendeta.
Dalam tradisi itu para pemuda desa selalu berkumpul setiap setiap pertengahan
bulan Februari. Mereka menulis nama-nama gadis desa dan meletakkannya di
dalam sebuah kotak., lalu setiap pemuda mengambil salah satu nama dari kotak
tersebut, dan gadis yang namanya keluar akan menjadi kekasihnya sepanjang
tahun. Ia juga mengirimkan sebuah kartu bertuliskan “dengan nama tuhan Ibu,
saya kirimkan kepadamu kartu ini”. Akibat sulitnya menghilangkan tradisi
Romawi ini, para pendeta memutuskan mengganti kalimat “dengan nama tuhan
Ibu” dengan kalimat “dengan nama Pendeta Valentine” sehingga dapat mengikat
para pemuda tersebut dengan agama Nashrani.
Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri sebenarnya tidak ada kaitan
langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans
dipenjara di Tower of London pada perayaan hari gereja mengenang St.
Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian
Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung
dalam puisinya.
Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel
“Should Biblical Christians Observe It?”mengatakan kata “Valentine” berasal
dari Latin yang berarti “Yang maha perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha
Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi.
Maka didasari atau tidak, -tulis Ken sweiger- jika kita meminta orang menjadi
“to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan
(karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa) dan menghidupkan budaya
pemujaan kepada berhala. Dalam Islam hal ini disebut syirik, yang artinya
menyekutukan Allah. Bahkan saat ini beredar kartu-karty perayaan keagamaan
ini dengan gambar anak kecil yang disebut cupid, yaitu si bayi bersayap putra
Nimrod “the hunter” dewa matahari dengan dua sayap terbang sambil
mengarahkan anak panah ke gambar hati yang sebenarnya itu merupakan
lambang tuhan cinta bagi orang-orang Romawi. Disebut tuhan cinta, karena ia
rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri.
Kata deskrpsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang berarti
menggambarkan atau memberikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah
suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan
sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat, mendengar, mencium
dan merasakan) apa yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penulisnya. Karangan
jenis ini bermaksud menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu, dengan sifat dan
gerak-geriknya, atau sesuatu yang lain kepada pembaca.
Secara keseluruhan, karangan tersebut adalah karangan deskripsi, sebab:
Memenuhi karakteristik karangan deskripsi, yaitu mampu membawa pembaca
untuk memahami dan menghayati isi wacana sesuai dengan apa yang
diungkapkan penulis. Pembaca dibawa oleh penulis untuk mengenali sejarah
valentine.
Mengikuti salah satu pola pendekatan deskripsi yaitu pendekata ekspositoris, yaitu
pendekatan yang mengusahakan agar deskripsi yang dibuat sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya. Karangan diatas berisikan sejarah munculnya istilah valentine.
Di dalam karangan sejarah valentine ini, penulis menganggap bahwa ini
merupakan karangan deskripsi karena di dalam setiap kalimatnya memberikan
keadaan real yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Tentunya kita ingin
melihat atau merasakan awal-mulanya peringatan valentine ini terjadi.
2.Karangan Narasi
Kenapa harus jadi pelari? Kenapa bukan usahawan, direktur, dokter atau yang
lainnya? Kenapa harus jadi pelari? Pertanyaan itu yang selalu ditanyakan ayah
kepadaku.semenjak aku kecil. Namun entah kenapa, aku juga tidak tahu tapi aku
ingin sekali jadi pelari. Aku ingin sekali bisa berlari seperti The Flash (tokoh
superhero yang dapat berlari secepat kilat). Aku ingin menjadi pelari tercepat di
dunia. Aku tidak ingin mewarisi ke-8 perusahaan yang ayahku miliki sekarang.
Aku tidak ingin sekolah kedokteran seperti yang ayahku inginkan. Aku hanya
ingin berlari dan berlari karena aku sangat suka berlari. Mungkin hanya Tuhan
yang tahu jawabannya.
Ketika kecil, aku mengendarai sepeda roda tiga yang bagus. Aku sayang sepeda
itu karena ayah yang membelikannya. Aku bangga mengendarainya dan semua
mata anak -anak tetangga seusiaku pasti akan melirik dengan iri. Namun suatu
senja seorang anak nakal mendorongku hingga jatuh dan mengambil sepedaku.
Aku menangis dan berlari sekuat tenaga mengejar sepedaku yang dicuri. Saat
itulah aku baru menyadari bahwa berlari itu sangat nikmat. Aku sangat
menikmati detak jantungku yang berpacu. Aku sangat menikmati peluh yang
mengalir dan nafasku yang mulai memburu. Aku bahkan menikmati rasa lelah
dan pegal yang terasa di kakiku. Aku menikmati semuanya itu. Aku berhenti
menangis dan tertawa bahagia karena menemukan tujuan hidupku yaitu untuk
terus berlari. Aku ingin mengatakan kepada ayah agar tidak perlu membelikanku
sepeda lagi. Aku ingin terus berlari tetapi keesokan harinya sebuah sepeda baru
yang lebih bagus sudah terbungkus rapi di depan kamarku. Aku tidak pernah
mengendarainya hingga sekarang. Aku lebih suka berlari.
Umurku 17 tahun ketika aku memutuskan untuk menjadi seorang atlet lari. Tapi
ayah marah besar ketika mendengar hal itu dan beliau semakin ketat melarangku
untuk berlari. Keinginanku untuk masuk pelatihan atlet nasional lari pun kandas.
Sebuah sepeda motor pun telah terbungkus dengan rapi di depan kamarku
keesokan harinya. Namun aku pun menolak untuk menggunakannya. Aku tetap
lebih suka berlari. Bahkan di sekolah aku sengaja mendaftarkan diri di pelajaran
tambahan atlet olah raga lari. Namun tak lama kemudian aku dipindahkan keluar
negeri untuk sekolah bisnis dimana tidak ada pelajaran olahraga berlarinya.
Namun aku tidak menyerah untuk terus berlari walau seorang supir dan
Mercedes Benz sudah tersedia untuk mengantarku. Aku memilih untuk terus
berlari.
3.Karangan Eksposisi
Dalam memelihara kelinci perhatikan juga cara mengangkatnya. Hal ini tidak
bisa dilakukan sembarangan. Perlakuan yang salah bisa menimbulkan hal-hal
yang merugikan seperti cacat permanen dan rusaknya peredaran darah.
Kebanyakan orang mengangkat kelinci dengan memegang kedua telinganya.
Memang cara ini paling mudah tapi sebenarnya cara tersebut keliru atau salah.
Telinga kelinci sangat sensitif dan tidak kuat menahan bobot tubuhnya sendiri.
Kalau cara ini dilakukan, otot dan saraf telinga akan rusak. Kerusakan akan
lebih parah lagi kalau kelinci yang diangkat meronta-ronta. Posisi kepala akan
menjadi miring sehingga kelinci akan cacat seumur hidupnya.
Untuk mengangkat kelinci besar, pegang kulit tengkuk atau punggung dengan
salah satu tangan. Begitu terangkat, tangan yang satu digunakan untuk
mendukung bagian pantat. Kerjakan pengangkatan itu dengan tenang dan penuh
kasih sayang. Sedangkan untuk kelinci yang masih kecil proses pengangkatan
dapat dimulai dengan memegang bagian sebelah depan kaki belakang melalui
punggung, dan proses selanjutnya sama dengan kelinci dewasa.
Sedangkan masalah kandang untuk kelinci tidaklah terlalu sulit untuk dicari.
Sebab kelinci mudah sekali beradaptasi terhadap berbagai bentuk kandang yang
disediakan, asalkan kondisinya memenuhi persyaratan kesehatan dan kebutuhan
hidup kelinci tersebut. Apa pun bentuk dan ukuran kandang, asalkan berlokasi
baik yang ditandai dengan cukupnya sinar matahari yang masuk menjadi hal
pertama yang harus diperhatikan. Hal lainnya adalah bersuhu sejuk, memiliki
ventilasi sempurna, tempatnya kering, lingkungan tenang dan tak jauh dari
rumah.
Lantai kandang dapat dibuat dari kawat, bambu dan kayu atau tanah. Bila
memilih lantai dari kawat, ada sebagian yang terbuat dari lembaran papan.
Lantai kawat sangat melelahkan otot-otot kaki kelinci. Karena itu, adanya
lembaran papan dapat digunakan kelinci untuk beristirahat. Kandang yang baik
haruslah juga memenuhi kotak sangkar, tempat makanan, tempat minum dan
perlengkapan lain. Kandang bisa saja di dalam ruangan atau di luar ruangan,
terserah kemauan pemiliknya dan tujuan pemeliharaanya
4.Karangan Argumentasi
Pemberian pengetahuan seks di rumah dilakukan sejak dini dan dimulai dengan
perilaku keseharian anak-anak. Ketika masih anak-anak misalnya, berikan
pengertian kepada mereka agar tidak ke luar dari kamar mandi sambil telanjang,
menutup pintu kamar mandi ketika sedang mandi, mengetuk pintu terlebih dahulu
sebelum masuk kamar orang tua.
Ketika sudah menginjak bangku SD, remaja putri khususnya, mesti sudah
dipersiapkan menghadapi masa akil balik. Pada usia sekitar 14 tahun, remaja
putri maupun putra rata-rata mulai ingin tahu segala sesuatu tentang
lawanjenisnya. Ini merupakan proses pendewasaan diri, dan tak bisa dicegah.
Disinilah orang tua mesti mulai lebih sering mengadakan pendekatan dan
memasukkan nilai-nilai moral kepada anak.
Pada saat mereka mulai berpacaran di usia yang sudah cukup, tak perlu
dilarang-larang. Berpacaran merupakan latihan pendewasaan dan pematangan
emosi. Dengan berpacaran mereka bisa merasakan rasa rindu atau rasa
memiliki, dan berlatih bagaimana harus ber-sharing dengan pasangan. Pada
masa ini orang tua remaja putri hendaknya berperan menjadi teman berdiskusi
sambil meneliti siapa pacarnya itu.
Dalam hal ini dibutuhkan komunikasi lebih terbuka antara orang tua-anak.
Melalui komunikasi, yang kerap kali banyak diabaikan peranannya, orang tua
atau ortu dapat memasukkan hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Misalnya, batas mereka boleh bermesraan dan apa konsekuensinya kalau batas
itu dilanggar. Kepercayaan dari orang tua akam membuat mereka lebih
bertanggung jawab.
Argumentasi merupakan salah satu bentuk karangan yang berisi tentang gagasan,
pikiran, atau pendapat yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca atau
meyakinkan pihak lain melalui argumen-argumen yang disajikan secara logis dan
objektif. Melalui argumentasi tersebut, penulis berharap dapat menunjukkan suatu
kebenaran ilmiah berdasarkan data dan fakta yang telah disajikannya.
5.Karangan Persuasi
Sesuai dengan Mazmur 90-106 yaitu “dari daud : pujilah Tuhan hai segenap
jiwaku! Pujilah namaNya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah Tuhan, hai
jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya! Dia yang mengampuni
segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala penyakitmu”. Itulah Firman
Tuhan yang begitu indah dan menyejukkan hati setiap umat-Nya. Segeralah kita
bertaubat kepadaNya karena jauh disana kerajaan Tuhan masih terbuka sangat
lebar dan selalu menunjukkan sinarnya yang terang dari dalam. Maka dari itu
cepatlah bertaubat kepada pencipta. Sekali lagi, supaya kamu tidak terjerumus
kedalam lembah iblis yang paling mendalam dan yang paling hina.
Penjelasan diatas hanyalah sebuah renungan kita bersama sebagai umat tuhan.
Dengan segala keterbatasan yang kita miliki, sudah sepatutnya kita bersyukur
dan memuji namaNya atas segala hikmah yang telah diberikannya. Janganlah
kita menjadi seorang yang munafik dihadapanNya, karena Tuhan mengetahui
segala perbuatan yang kita lakukan. Suatu keyakinan itu datang dari hubungan
kita kepada Tuhan. Maka dai itu perkuatlah dirimu dengan Tuhan disertai hati
yang bersih, sebersih bayi yang batu lahir. Serta jangan lupa, selalu bersyukur
atas segala nikmatNya dan selalu berdoa kepadaNyadalam setiap kondisi, baik
suka maupun duka. Karena sebenarnya kasih Tuhan itu milik kita bersama dan
sangat indah. Satu kalimat indah lagi yang dapat diucapkan yaitu “betapa
indahnya kasih tuhan”.
Analisis Karangan Persuasi
Istilah persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion dalam bahasa Inggris.
Bentuk kata persuasion diturunkan dari kata to persuade yang artinya membujuk
atau menyakinkan. Jadi karangan persuasi adalah karangan yang berisi paparan
berdaya-bujuk, berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat
membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan
implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain,
persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari yang dapat di ambil dari makalah kami antara
lain :
a. Mencatat gagasan
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua. Mohon maaf atas segala
kesalahan. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan karena
kami menyadari banyak kesalahan dari materi dan makalah yang kami angkat
sebagai bahan makalah ini. Sekian terimakasih.