KERANGKA KARANGAN
Nama Anggota :
Suryo Dewantoro Joyodiningrat Fitri Rahmawati
Ichwan Alghifari Novi Adriani
Farel Alfansyah Azzahra Alamanda
David Rivaldo Christofer In’am Hasna Nur Azizah
Muhammad Havizh Hadialloh Rizky Noor Uli Nur Abidah
Irhamna Latifata Zakiyah Kesya Armeta
Alfi Dien Syarifah Rahmawati Junita
Hanum Maulida
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “Kerangka Karangan Outline”. Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan berdasarkan
tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan), serta
pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan. Kerangka karangan yang
belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun
rapi dan lengkap disebut outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka
karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang,
sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-
gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik,
harmonis dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam
bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan
secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.
Oleh karena itu, di makalah ini akan dijelaskan mengenai kerangka karangan, lagkah-
langkah pembuatan karangan, fungsi kerangka karangan dan contoh-contoh dalam
pembuatan kerangka karangan.
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan
untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud kerangka karangan?
2. Apa saja manfaat kerangka karangan?
3. Apa saja bentuk kerangka karangan?
4. Bagaimana kriteria kerangka karangan?
5. Bagaimana langkah-langkah kerangka karangan?
1
2
Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai berikut :
Pengertian Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, gari besar, atau guratan.
Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka
karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.
Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari
pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau
dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana
topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub
topik yang lebih terperinci.
3
4
Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi
yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat
dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut
Kerangka Karangan Formal.
Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :
Topik : Penggunaan kompor briket batubara
Judul : Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan Penanggulangannya
Tujuan : Memperoleh jalan keluar dari dilema penggunaan kompor briket
batubara dengan meningkatnya pencemaran
Rumusan Masalah : Upaya apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
bahan bakar tanpa menimbulkan masalah baru.
Aspek yang diteliti :
a. kebutuhan bahan bakar masyarakat Indonesia
b. sumber bahan bakar di Indonesia
c. cadangan bahan bakar di Indonesia
d. kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini berkaitan dengan kebutuhan
dan penggunaan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar alternatif
e. efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif
f. jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket batubara
Metode Penelitian :
studi pustaka survey melalui wawancara dan penyebaran angket
Literatur :
Cinningham, W.P. & B.W. Saigo. 1999. Environmental Science: a global
concern.
Fifth edition. Mc Graw, Boston
Kupchella, C.E. & M.C.Hyland. 1993. Environmental Science: Living in
the environment. Brooks Cole Publishing company, Pacific Grove, CA.
Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second
Edition.
Saunders College Publishing, Forthworth, FL.
Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal. 2
www.wikipedia.com
Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan
pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.
1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang
nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor
alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang
dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian.
Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
· asal usul penulis
· pendidikan si penulis
· kondisi kehidupan penulis
· keinginan penulis
· karir penulis
b. Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian
yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam
tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
· Di daerah Kalimantan
· Di daerah Sulawesi
· Di daerah Sumatra
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan
berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–
bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak
mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa
mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi
tanggapan atas bagian–bagiannya itu.
2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap
persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama
sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat
dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara
pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat
dibagi menjadi 6, yaitu :
7
Dan lain–lain
e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal,
kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau
belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan
dengan mempergunakan analogi.
f. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas
mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh
pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di
terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak
oleh para pembaca
Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila terdapat
ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan
tidak mengalir).
3.1 Kesimpulan
Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat
Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan
sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja
yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang
akan menjadi pokok tulisan.
Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan
menggunakan pola alamiah dan pola logis.
Macam–macam outline (kerangka karangan) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya
dan berdasar perumusan teksnya.
Syarat outline (kerangka karangan) yang baik adalah sebagai berikut :
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga
rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
10
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta : CV Akademika Pressindo.
11