Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KERANGKA KARANGAN

Nama Anggota :
Suryo Dewantoro Joyodiningrat Fitri Rahmawati
Ichwan Alghifari Novi Adriani
Farel Alfansyah Azzahra Alamanda
David Rivaldo Christofer In’am Hasna Nur Azizah
Muhammad Havizh Hadialloh Rizky Noor Uli Nur Abidah
Irhamna Latifata Zakiyah Kesya Armeta
Alfi Dien Syarifah Rahmawati Junita
Hanum Maulida

Dosen Pengampu : Ajeng Priendangningtyas S.Hum, M.Pd


Kelompok 2 (Pendidikan Bahasa Inggris)
Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah yang berjudul “Kerangka Karangan Outline”. Atas dukungan moral dan materil
yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Ibu Ajeng Priendangningtyas, S.Hum., M.Pd. Selaku dosen pengampu mata


kuliah Bahasa Indonesia Universitas Panca Sakti Kota Bekasi.
2. Orang tua penulis yang banyak memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis rinci satu per satu yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.ber

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Bekasi, 23 Oktober 2021


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................1

1.4 Metode Pemecahan Masalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Outline (Kerangka Karangan)..............................................................3

2.1.1 Pengertian Outline.....................................................................................3

2.1.2 Pengertian Karangan.................................................................................3

2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan.................................................................3

2.2 Manfaat Kerangka Karangan.................................................................................3

2.3 Macam-macam Kerangka Karangan.....................................................................4

2.4 Pola Susunan Kerangka Karangan.........................................................................6

2.5 Syarat Kerangka Karangan yang Baik...................................................................8

2.6 Langkah-langkah Menyusun Karangan.................................................................8

iii
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan berdasarkan
tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan), serta
pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan. Kerangka karangan yang
belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka karangan yang sudah tersusun
rapi dan lengkap disebut outline final. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka
karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang,
sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-
gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik,
harmonis dalam perimbangannya.

Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam
bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan
secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.

Oleh karena itu, di makalah ini akan dijelaskan mengenai kerangka karangan, lagkah-
langkah pembuatan karangan, fungsi kerangka karangan dan contoh-contoh dalam
pembuatan kerangka karangan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan
untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud kerangka karangan?
2. Apa saja manfaat kerangka karangan?
3. Apa saja bentuk kerangka karangan?
4. Bagaimana kriteria kerangka karangan?
5. Bagaimana langkah-langkah kerangka karangan?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut :

1
2

1. Untuk mengetahui bagaimana pola susunan outline (kerangka karangan) secara


garis besar.
2. Untuk mengetahui macam-macam outline (kerangka karangan) berdasar sifat
rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.
3. Untuk mengetahui syarat outline (kerangka karangan) yang baik.

1.4 Metode Pemecahan Masalah

Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian


pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya
yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan
masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan
perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan
dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan
serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Outline (Kerangka karangan)

Berikut ini pengertian dari outline (kerangka karangan) adalah sebagai berikut :

2.1.1 Pengertian Outline

Pengertian Outline menurut bahasa adalah kerangka, regangan, gari besar, atau guratan.
Jadi Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

2.1.2 Pengertian Karangan

Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi,
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

2.1.3 Pengertian Kerangka Karangan

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan kerangka
karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.

Kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari
suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan sistematis dari
pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan, atau
dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang mana
topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub
topik yang lebih terperinci.

2.2 Manfaat Outline (Kerangka Karangan)

a. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.


b. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis
untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan
apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat,
apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.

3
4

c. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan


dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks
dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda
kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks
tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus
menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian
macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian
pembaca.
d. Menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Ada kemungkinan suatu bagian
perlu dibicarakan dua kali atau lebih, sesuai kebutuhan tiap bagian dari karangan itu.
Namun penggarapan suatu topik sampai dua kali atau lebih tidak perlu, karena hal itu
hanya akan membawa efek yang tidak menguntungkan; misalnya, bila penulis tidak
sadar betul maka pendapatnya mengenai topik yang sama pada bagian terdahulu
berbeda dengan yang diutarakan pada bagian kemudian, atau bahkan bertentangan
satu sama lain. Hal yang demikian ini tidak dapat diterima. Di pihak lain menggarap
suatu topik lebih dari satu kali hanya membuang waktu, tenaga, dan materi. Kalau
memang tidak dapat dihindari maka penulis harus menetapkan pada bagian mana
topik tadi akan diuraikan, sedangkan di bagian lain cukup dengan menunjuk kepada
bagian tadi.
e. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-
rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau
fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta
yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya
itu.
f. Bila seorang pembaca kelak menghadapi karangan yang telah siap, ia dapat
menyusutkan kembali kepada kerangka karangan yang hakekatnya sama dengan apa
yang telah dibuat penggarapnya. Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat
wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan
merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini
karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan secara menyelurih,
bukan secara terlepas-lepas.

2.3 Macam-macam Outline (Kerangka Karangan)

A. Berdasar Sifat Rinciannya:


1) Kerangka Karangan Sementara / Non-formal
Cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya tidak kompleks
b) Akan segera digarap

2) Kerangka Karangan Formal:


Terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:
a) Topiknya sangat kompleks
b) Topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap
5

Cara kerjanya:
Rumuskan tema berupa tesis, kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi
yang dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat
dirinci lebih lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut
Kerangka Karangan Formal.
Contoh keranka karangan formal, perhatikan contoh dibawah ini :
Topik : Penggunaan kompor briket batubara
Judul : Dilema Penggunaan Kompor Briket Batubara dan Penanggulangannya
Tujuan : Memperoleh jalan keluar dari dilema penggunaan kompor briket
batubara dengan meningkatnya pencemaran
Rumusan Masalah : Upaya apa yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
bahan bakar tanpa menimbulkan masalah baru.
Aspek yang diteliti :
a. kebutuhan bahan bakar masyarakat Indonesia
b. sumber bahan bakar di Indonesia
c. cadangan bahan bakar di Indonesia
d. kenyataan yang terjadi di masyarakat saat ini berkaitan dengan kebutuhan
dan penggunaan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar alternatif
e. efek negatif batubara sebagai bahan bakar alternatif
f. jalan keluar atas dilema penggunaan kompor briket batubara
Metode Penelitian :
studi pustaka survey melalui wawancara dan penyebaran angket
Literatur :
Cinningham, W.P. & B.W. Saigo. 1999. Environmental Science: a global
concern.
Fifth edition. Mc Graw, Boston
Kupchella, C.E. & M.C.Hyland. 1993. Environmental Science: Living in
the environment. Brooks Cole Publishing company, Pacific Grove, CA.
Raven, P.H., L.R. Berg & G.B.Johnsons. 1998. Environment. Second
Edition.
Saunders College Publishing, Forthworth, FL.
Tribun Bandung, Minggu (16 Oktober 2005), hal. 2
www.wikipedia.com

B. Berdasar Perumusan Teksnya


1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
6

2.4 Pola Susunan Outline (Kerangka Karangan)

Secara garis besar, pola kerangka karangan dibagi menjadi dua yaitu pola alamiah dan
pola logis, berikut akan di jelaskan secara singkat pola susunan kerangka karangan.
1. Pola Alamiah
Merupakan suatu urutan unit–unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang
nyata di alam. Disebut pola alamiah karena memakai pendekatan berdasarkan faktor
alamiah yang esensial. Pola alamiah mengikuti keadaan alam yang berdimensi ruang
dan waktu.
Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Kronologis (waktu)
Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian.
Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.
Contohnya : Topik (riwayat hidup seorang penulis)
· asal usul penulis
· pendidikan si penulis
· kondisi kehidupan penulis
· keinginan penulis
· karir penulis
b. Spasial (ruang)
Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian
yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam
tulisan–tulisan yang bersifat deskriptif .
Contohnya : Topik (hutan yang sering mengalami kebakaran)
· Di daerah Kalimantan
· Di daerah Sulawesi
· Di daerah Sumatra
c. Topik yang ada
Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan
berdasarkan topik yang ada . Suatu peristiwa sudah di kenal dengan bagian–
bagian tertentu . Untuk menggambarkan hal tersebut secara lengkap, mau tidak
mau bagian–bagian itu harus di jelaskan berturut–turut dalam karangan itu, tanpa
mempersoalkan bagian mana lebih penting dari lainnya, tanpa memberi
tanggapan atas bagian–bagiannya itu.

2. Pola Logis
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap
persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama
sekali tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat
dengan tanggapan penulis.
Dinamakan pola logis karena memakai pendekatan berdasarkan jalan pikir atau cara
pikir manusia yang selalu mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dapat
dibagi menjadi 6, yaitu :
7

a. Klimaks dan Antiklimaks


Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi
tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya
atau yang paling menonjol.
Contoh : Topik (turunnya Suharto)
· Keresahan masyarakat
· Merajalela nya praktek KKN
· Keresahan masyarakat
· Kerusuhan sosial
· Tuntutan reformasi menggema
b. Kausal
Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab.
Pada pola pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di
lanjutkan dengan perincian–perincian yang menelusuri akibat–akibat yang
mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif dalam penulisan sejarah atau dalam
membicarakan persoalan–persoalan yang di hadapi umat manusia pada
umumnya.
Contoh : Topik (krisis moneter melanda tanah air)
· Tingginya harga bahan pangan
· Penyebab krisis moneter
· Dampak terjadi krisis moneter
· Solusi pemecahan masalah krisis moneter
c. Pemecahan Masalah
Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan
umum atau pemecahan atas masalah tersebut . Sekurang-kurangnya uraian yang
mempergunakan landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu deskripsi mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif–
alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.
Contoh : Topik (virus flu babi / H1N1 dan upaya penanggulangannya)
· Apa itu virusH1N1
· Bahaya virus H1N1
· Cara penanggulangannya
d. Umum khusus
Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan
pembahasan secara terperinci (khusus).
Contoh : Topik (pengaruh internet)
- Para pangguna internet
 Anak–anak
 Remaja
 Dewasa
- Manfaat internet
 Media informasi
 Bisnis
 Jaringan social
8

 Dan lain–lain
e. Familiaritas
Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal,
kemudian berangsur–angsur pindah kepada hal–hal yang kurang di kenal atau
belum di kenal. Dalam keadaan–keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan
dengan mempergunakan analogi.
f. Akseptabilitas
Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas
mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh
pembaca, maka urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di
terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak
oleh para pembaca

2.5 Syarat Kerangka Karangan yang baik

a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.


Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas.
Kemudian buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga
rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.
Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk
membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam
mengembangkan karangan.

2.6 Langkah-langkah menyusun karangan satu per satu :

1. Menentukan tema dan judul


Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang
mendasari suatu karangan.
Judul adalah kepala karangan. Misalkan tema cakupannya lebih besar dan menyangkut
pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk
singkat) isi karangan yang akan ditulis.
2. Mengumpulkan bahan
Bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan, banyak cara
mengumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai cara masing - masing sesuai
juga dengan tujuan tulisannya.
3. Menyeleksi bahan
Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah
dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
9

Berikut ini petunjuk – petunjuknya :


a) Catat hal penting semampunya.
b) Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c) Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.
4. Membuat kerangka
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan
yang lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. kerangka
ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk
mencapai tahap yang sempurna.

Berikut fungsi kerangka karangan :


a) Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis
b) Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan
c) Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :


a) Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram
yang menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul).
b) Mengatur urutan gagasan.
c) Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d) Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis karena bila terdapat
ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan
tidak mengalir).

5. Mengembangkan kerangka karangan


Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan terhadap
materi yang hendak ditulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik,
permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat
Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan
sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja
yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang
akan menjadi pokok tulisan.

 Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan
menggunakan pola alamiah dan pola logis.
 Macam–macam outline (kerangka karangan) dapat berdasarkan atas : sifat rinciannya
dan berdasar perumusan teksnya.
 Syarat outline (kerangka karangan) yang baik adalah sebagai berikut :
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga
rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S.Amran Tasai. 2006. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta : CV Akademika Pressindo.

W. J. S Poerwadarminta. Bahasa Indonesia untuk Karang Mengarang, cetakan ke-2.


`1979.

11

Anda mungkin juga menyukai