Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“PENULISAN KERANGKA DAN PENULISAN


KARANGAN ILMIAH”

DOSEN PENGAMPU :
Sigit Andi Prasetya Dinata, M.Pd.

Disusun oleh :
1. Norma Loviyana Sari
2. Siti Apriyani

PGSD SEMESTER 1
( Kelas Karyawan )

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpah rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “PENULISAN KERANGKA DAN
PENULISAAN KERANGKA ILMIAH” dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap
makalah ini dapat menambahkan pengetahuan dan pengalaman pembaca tentang penulisan
kerangka dan penulisan kerangka ilmiah. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada kami susun melalui sumber yakni melalui
kajian pustakan maupun melalui media internet.
Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan yang maha
sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun badi perbaikan
makalah kami selanjutnya.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf, tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bias membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Karangpucung, 10 oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .............................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................... 2
C. TUJUAN MASALAH .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kerangka Karangan ............................................................................ 3
B. Fungsi Kerangka Karangan.................................................................................... 3
C. Bentuk-Bentuk Kerangka Karangan ..................................................................... 3
D. Kriteria Kerangka Karangan ................................................................................. 5
E. Langkah-Langkah Pembuatan Kerangka Karangan........................................... 6
F. Pengertian Kerangka Ilmiah .................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seorang dalam bahasa tulis yang dapat
dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Namun sebelum kita membuat sebuah karangan
sebaiknya kita membuat kerangka karangan terlebih dahulu karena tanpa kerangka
karngan maka akan mudah terjerumus kearah keadaan anarkis dan akan mudah
kehilangan kontrol terhadap karangan yang akan dituju. Selain itu, dengan adanya
kerangka karangan dapat menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-baigan tertentu
serta penyimpangan-penyimpangn dari topik dapat dihindarkan.
Kerangka karangan mempunyai arti yang sama dengan ragaan atau outline yaitu
rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah
kerangka kyang akan ditulis.
Oleh karena itu, di makalah ini akan dijelaskan mengenai kerangka karangan,
lagkah-langkah pembuatan karangan, fungsi kerangka karangan dan contoh-contoh dalam
pembuatan kerangka karangan.
Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar
atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk
dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya
ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan
karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas akhir). Skripsi
umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi dilakukan cukup
mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan
simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya
ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari. Penyusunan
laporan praktikum ditugaskan kepada mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan
kemampuan menyusun laporan penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang yang di maksud kerangka karangan?
2. Apa yang dimaksud penulisan karangan ilmiah?
3. Apa fungsi dan tujuan pembuatan kerangka karangan ?
4. Apa saja Macam-macam dan manfaat nya kerangka karya dan karya imiah?

C. Tujuan Masalah
Tujuannya adalah agar kita dapat membuat kaerangka karangan dan karya ilmiah
yang baik, benar dan logis, kita dapat membedakan mana gagasan utama dan mana
yang termasuk gagasan tambahan dan kita juga menghindari penggarapan sebuah
topic sampai dua kali atau lebih.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerangka Karangan

Mengarang adalah mengorganisasi ide. Pengorganisasian ide diawali dengan


menyusun kerangka karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat
disususn secara sistemati,logis,jelas,ter stuktur, dan teratur.Kerangka karangan disebut
juga ragangan (outline). Pada dasarnya, penyusunan outline psoses penggolongan dan
penataan berbagai fakta yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi
kesatuan yang berpautan.
Menurut Nursisto kerangka karangan sebagai rencana kerja yang memuat garis-
garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis.
Kerangka karangan ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih
pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun
dapat dihindarkan, dan juga akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat konseptual,
menyeluruh, terarah, dan bersasaran dari target pembacanya.
Menurut Gie seseorang yang akan mengarang tanpa membuat kerangka
karangan maka ia akan mudah terjerumus kearah keadaan yang anarkis. Pengarang
akan mudah kehilangan kontrol terhadap karangan yang ia tuju. Tanpa outline acap
kali masalah dan uraian yang disuguhkan menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan
yang terlupa, ada bagian yang sejajar, tetapi diuraikan tidak seimbang. Dengan
outline, karangan akan tanpak tubuh karangansecara utuh. Outline merupakan
miniatur karangan.

B. Fungsi Kerangka Karangan

1. Memudahkan pengendalian variabel,


2. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis
menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan.
3. Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik,
judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
4. Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh,
5. Mencegah ketidaklengkapkan bahasan,
6. Mencegah pengulangan pembahasaan ide,

C. Bentuk-Bentuk Kerangka Karangan

1. Kerangka karangan berdasarkan perumusan teksnya


Manfaat kerangka kaimat meliputi:
a. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang lengkap
untuk merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik:
1) Ia memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat topik yang akan
diuraikan, serta perincian-rincian tentang topik itu.
2) Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap jelas, walaupun telah lewat
bertahun-tahun.Penulis masih sanggup mengikuti rencana aslinya, walaupun
baru digarap bertahun-tahu kemudian.

2
3) Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun,
seperti bagi pengarangnya sendiri.

b. Kerangka topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang
lengkap. Sesudah itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-
pokok bawahan, dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak
mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan
mempergunakan kata atau frasa. Sebab itu kerangaka topik tidak begitu jelas dan
cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila
dibandingkan dangan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara
perencanaan antara kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup lama.

c. .Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik


Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan
kerangka topik. Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-
sub bagian maupun pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan.

2. Kerangka karangan berdasarkan rinciannya

a. kerangka karangan sementara


Kerangka karangan sementara atau non formal merupakan suatu alat bantu,
sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia menjadi dasar
untuk penelitiaan kembali guna mengadakan perombakan-perombakan yang
dianggap perlu. Karena kerangka karangan ini bersifat sementara, maka
tidak perlu disusun secara terperinci. Tetapi karena ia juga merupakan sebuah
kerangka karangan maka ia harus memungkinkan pengarangnya untuk
menggarap persoalannya secara dinamis, sehingga perhatian harus dicurahkan
sepenuhnya pada penyusunn-penyusunan kalimat-kalimat, alenia-alenia, atau
bagian-bagian tanpa memepersoalkan lagi bagaimana susunan karangannya, atau
bagaimana susunan bagian-bagiannya.
Perencanaan kerangka karangan sementara dilakukan sesuai dengan
prosedur. Mula-mula penulis merumuskan tesis berdsarkan topik dan maksud
utama dari karangan itu. Kemudian dibawah tesis itu dibuat perinciaan berupa
pencatatan semua hal yang mungkin dijadikan pokok-pokok utama atau pokok-
pokok tambahan bagi tesis tadi.Pokok-pokok yang mempunyai hubungan satu
sama lain atua mempunyain hubungan logis di hubung-hubungkan dengan tanda
panah, atau pokok yang tidak mempunyai hubungan dengan tesis dicoret. Pokok-
pokok yang diterima sebagai perinciaan dari tesis lalu diurutkan sesuai
dengan pola susunan yang dipilih, dengan diberi nomor-nomor urut sesuai dengan
pola susunan.
Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-pokok
utama, paling tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah
kerangka karangan sementara dapat berupa topik yang tidak kompleks atau
karena penulis segera menggarap karangan itu.
b. Kerangka karangan formal
Kerangka karangan formal biasanya timbul dari penimbanga bahwa topik
yang akan digarap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik yang sederhana
tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.

3
Proses perencanaan sebuah karangan formal mengikuti prosedur yang sama
seperti kerangka non-formal. Tesisnya dirumuskan dengan cermat dan tepat,
kemudian dipecah-pecah menjadi bagian-bagian bawahan (sub-ordinasi) yang
dikembangkan untuk menjelaskan gagasan sentralnya. Setiap sub-bagian dapat
diperinci lebih lanjut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sejauh diperlukan
untuk menguraikan persoalan itu sejelas-jelasnya. Dengan perincian yang sekian
banyak, sebuah kerangka karangan dapat mencapai lima atau enam tingkat
perincian. Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga tingkat perincian sudah
dapat disebut kerangka formal.

D. Kriteria Karangka Karangan


Untuk menyusun kerangka karangan yang baik, penulis perlu memperhatikan
kriteria berikut :
1. Menggunakan bentuk kerangka standar,
2. Menggunakan inden atau liurus secara konsisten, dan tidak mengombinasikan
bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan dalam sebuah kerangka karangan,
3. Menggunakan pnomoran secara konsisten(angka desimal, angka romawi,
kombinasi angka romawi, huruf dan angka arab ),
4. Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten,
5. Setiap subbab diberi nomor secara konsisten,
6. Setiap unsur subbab diberi nomor secara konsisten,
7. Setiap detail unsur diberi nomor secara konsisten,
8. Penomoran tidak melebihi empat angka(digit), dan
9. Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi.

E. Langkah-Langkah Pembuatan Kerangka Karangan


Langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyusun semua ide pokok yang berhubungan dengan topik karangan yang akan
ditulis.
2. Mencatat semua ide pokok yang muncul baik dari data yang tertulis maupun data
melalui wawancara.
3. Menyusun dan menyeleksi ulang terhadap ide yang tidak penting. Ide yang
berdaya dukung terhadap penulisan dikoordinasikan menjadi satu, sedangkan ide
yang tidak pemnting dihilangkan.
4. Memeriksa ulang apakah masih terdapat ide yang tidak sesuai atau terdapat ide
yang belum dimasukan serta memeriksa kembali urutan semua ide.
a. Pengertian kesehatan mental islami
b. Hakikat kesehatan mental islami
c. Batasan kesehatan mental islami
d. Objek kesehatan mental islami

1. Sekolah sebagi pusat pembinaan kesehatan mental islami


a. Perkembangan psikis anak usia sekolah
b. Prroblem dasar kesehatan mental di sekolah
c. Peranan guru bimbingan dan konseling dalam kesehatan mental islami
d. Efektifitas sekolah dalam pembinaan kesehatan mental islami
2. Aktualisasi nilai-nilai kesehatan mental islami dilingkungan sekolah
a. Prinsip nazafah (kebersihan)
b. Prinsip amanah
c. Prisip ukhuwah

4
d. Prinsip ilmiah
e. Prinsip diniah

Setelah membuat kerangka karangan, selanjutnya adalah mengembangkan


kerangka karangan menjadi sebuah karangan. Pada tahap ini kegiatan utamanya
adalah merangkai kalimat demi kalimat dengan mengacu pada kerangka karangan
yang telah disusun menjadi sebuah karangan atau wacana.
Dari setiap kerangka karangan dapat dikembangkan menjadi satu paragraf atau
dua pragraf. Kerangka karangan yang telah disusun menjadi titik tolak kalimat-
kalimat yang dituangkan atau dijadikan sebagai pikiran utama atau kalimat topik pada
setiap paragraf yang dibuat. Dengan demikian, kecil kemungkinannya terjadi
kesalahan atau pengulangan ide didalam suatu karangan bahkan kesalahan itu dapat
dihindari.
Pola pengembangan paragraf sebagai mana telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, bisa menggunakan pola penalaran deduktif atau induktif. Hal perlu
dingat pada saat menyusun kalimat adalah menghadirkan unsur-unsur kalimat secara
lengkap sehingga kerancuan kalimat dapat dihindari dan ketidakjelasan kalimat dapat
ditinggalkan. Dalam menyusun kalimat perlu diperhatikan pula adanya oherensi
antarkalimat dan antarparagraf.
Koherensi antarkalimat adalah suatu pertalian atau hubungan antara suatu kalimat
dengan kalimat lain didalam suatu paragraf, sedangkan koherensi antar paragraf
adalah pertalian atau hubungan antara satu paragraaf denagan paragraf
karangan. Denag cara ini pula, seorang guru atau dosen dapat mengajari siswa
atau mahasiswanya dengan lebih efe ktif dan efesien.

F. Pengertian Kerangka Ilmiah

Karya ilmiah adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh
masyarakat keilmuan.
Ada berbagai jenis karya ilmiah, antara lain laporan penelitian, makalah seminar
atau simposium, dan artikel jurnal yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan
produk dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung
dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan
penelitian atau pengkajian selanjutnya.
Di perguruan tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah seperti makalah, laporan praktikum, dan skripsi (tugas
akhir). Skripsi umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil, tetapi
dilakukan cukup mendalam. Sementara itu, makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis oleh para pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari. Penyusunan laporan praktikum ditugaskan kepada
mahasiswa sebagai wahana untuk mengembangkan kemampuan menyusun laporan
penelitian.

 Tujuan Karya Ilmiah


 Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam
bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.

5
 Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi
konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen)
pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah
penyelesaian studinya.
 Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi
pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat
membacanya.
 Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang
bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
 Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

 Manfaat Penyusunan Karya Ilmiah Bagi Penulis


 Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang efektif.
 Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
 Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
 Meningkatkan pengorganisasian fakta/data secara jelas dan sistematis.
 Memperoleh kepuasan intelektual.
 Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
 Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

 Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan
gagasan. Kerangka karngan yang belum final di sebut outline sementara sedangkan
kerangka karangan yang sudah tersusun rapih dan lengkap di sebut outline final.
Sebelum membuat kerangka karangan perlu kita susun selangkah agar tujuan
awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar di tengah jalan.karangka karangan
menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan
terukur.kerangka belum tentu sama dengan daftar isi,atau uraian per bab.Kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk
mencapai tahap yang sempurna.

 Manfaat kerangka karangan


 Kerangka karangan akan mempermudah pengarang menuliskan karangannya,dan
dapat mencegah pengarang mengolah suatu ide sampai 2 kali,serta mencegah
pengarang keluar dari sasaran yang telah di tetapkan.
 Kerangka karangan akan membantu pengarang mengatur atau menempatkan
klimaks yang berbeda-beda di dalam karangannya.
 Bila kerangka karangan telah tersusun rapi,berarti separuh karangan sudah
“selesai” karena semua ide sudah dikumpul,dirinci dan diruntun dengan
teratur.pengarang tinggal menyusun kalimat-kalimat saja untuk “membunyikan”
ide dan gagasannya.
 Kerangka karangan merupakan miniatur dari keseluruhan karangan.melalui
kerangka karangan ,pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur suatu
karangan.
Nah setelah itu baru kita buat ketangka karya ilmiahnya. Kerangka karya ilmiah
terdiri dari:
1. Judul
2. Lembar Pengesahan

6
3. Abstrak/Ringkasan
4. Kata Pengantar
5. Daftar Isi
6. Daftar Tabel
7. Daftar Gambar
8. Daftar Lampiran
9. Daftar Istilah dan atau Daftar Singkatan
10. BAB I Pendahuluan (latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan,
kegunaan penelitian, kerangka pemikiran)
11. BAB II Tinjauan Pustaka
12. BAB III Bahan dan Metode Penelitian (bentuk penelitian, subjek penelitian,
ukuran sampel, definisi operasional, variabel penelitian, prosedur penelitian, cara
pemeriksaan/pengukuran, analisis data, tempat dan waktu penelitian, jadwal
penelitian, alur penelitian)
13. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
14. BAB V Kesimpulan dan Saran
15. Daftar Pustaka
16. Lampiran
Dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap antara lain :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pengumpulan data
3. Tahap Pengorganisasian
4. Tahap Pemeriksaan/ penyunting konsep
5. Tahap Penyajian

1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan dilakukan:
Pemilihan masalah atau topik dan mempertimbangkan.
 Topik yang akan di pilih harus ada di sekitar penulis.
 Topik yang di gunakan merupakan topik paling menarik.
 Pembahasan harus terpusat pada segi lingkup sempit dan terbatas.
 Memilki data dan fakta yang obyektif serta mencukupi.
 Harus diketahui prinsip-prinsip ilmiahnya meskipun sedikit.
 Harus memiliki sumber acuan atau bahan kepustakaan yang bisa dijadikan
referensi.
Pembatasan topik atau penentuan judul.
 Pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah dilakukan.
 Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah atau setelah
selesai penulisan karya ilimiah tersebut.
 Penentuan judul karya ilmiah harus dapat menjawab dari pertanyaan yang
mengandungunsure 4W + 1H yakni what (apa), why (kenapa), who (siapa),
where (dimana) dan how (bagaimana).
Pembuatan kerangka karangan (outline).
 Membimbing untuk memulai menyusun kerangka karangan.

7
 Membuat pedoman penulisan karya ilmiah sehingga tidak menjadi tumpang
tindih dalam penulisannya.
 Pembuatan rencana daftar isi dari karya ilmiah.

2. Tahap Pengumpulan Data


 Pencarian keterangan dari bahan bacaan atau referensi.
 Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang
akan dijadikan tema dalam karya ilmiah.
 Pengamatan langsung (observasi) ke obyek yang akan diteliti dan dijadikan
tema dari karya ilmiah.
 Melakukan percobaan dilabolatorium atau pengujian data di lapangan.

3. Tahap Pengorganisasian
 Pengelompokan bahan untuk mengorganisasikan bagian mana yang akan
temasuk dalam karya ilmiah, data yang telah terkumpul diseleksi kembali lalu
dikelompokan sesuai jenis, sifat dan bentuk data.
 Pengkonsepan karya ilmiah dilakukuan sesuai dengan urutan dalam kerangka
karangan yang telah ditetapkan.

4. Tahap Pemeriksaan atau Penyuntingan Konsep (Editing)


Tahap ini bertujuan untuk :
 Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
 Membuang dan mengedit data yang dirasa tidak relevan serta tidak cocok
dengan pokok bahasan karya ilmiah.
 Mengedit setiap kata-kata dalam karya ilmiah untuk menghindari penyajian
bahan-bahan secara berulang-ulang atau terjadi tumpang tindih antara tulisan
satu dengan tulisan yang lain.
 Mengedit setiap bahasa yang ada dalam karya ilmiah untuk menghindari
pemakaian bahasa yang kurang efektif, contoh dalam penyusunan dan
pemilihan kata, penyesuaian kalimat, penyesuaian paragraph, maupun
penerapan kaidah ejaan sesuai EYD.

5. Tahap Penyajian
Teknik penyajian karya ilmiah harus dengan memperhatikan :
 Segi kerapian dan kebersihan.
 Tata letak (layout) unsure-unsur dalam format karya ilmiah, misal pada
halaman pembuka, halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar
gambar, daftar pustaka, dll.
 Memakai standar yang berlaku dalam penulisan karya ilmiah, missal standar
penulisan kutipan, catatan kaki, daftar pustaka dan penggunaan bahasa sesuai
dengan EYD.

 Macam-Macam Karya Ilmiah :


 Makah
 Skripsi
 Disentrasi
 Tesis artikel

8
 Laporan penelitian

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kerangka karangan merupakan konsep yang berisi tentang point utama dari sebuah
gagasan untuk di jadikan karya tulis yang disusun dengan runtut, logis, spesifik,
terukur dan sistematik.
Tulisan ilmiah mempunyai karakteristik tertentu yaitu menggunakan kaidah
tertentu. Metode ilmiah, didasatkan pada fakta/data hasil obseversi dan menggunakan
gaya penulisan tertentu.
Kerangka karangan secara garis besar suatu rencana yang membuat garis-garis
besar dan suatu keterangan yang akan dikerjakan. Agar dalm pembuatan tidak terjadi
pengarangan sebuah topik sampai dua kali atau lebih sehingga kita perlu
mengevaluasinya setiap topic yang akan kita kerjakan.
Didalam bahasa Indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat
outline ( kerangka karangan ) dimasukan agar penulisa ilmiah tersebut terarah dan
sesuai dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana
kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis
atau dibahas, susunan sistimatis dan pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran
penjelas yang akan menjadi pokok tulisan.
 Penyusunan outline ( kerangka karanagn ) secara garis besar dapat dilakukan degan
menggunakan pola alamiah dan pola logis.
 Macam-macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas: sifat
rinciannya dan berdasarkan teksnya.

B. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggungjawabkan. Oleh karena itu,
segala kritik, saran atau masukan dari pembaca sangat diharapkan untuk menunjang
perbaikan makalah yang lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

HTTP://ID.WIKIPEDIA.ORG/WIKI/KARYA_ILMIAH
HTTPS://BONGEZ.WORDPRESS.COM/2010/04/26/KERANGKA-KARANGAN/
HTTP://DINO-AL-DEPOKY.BLOGSPOT.COM/2014/02/BAHASA-INDONESIA-PERENCANAAN-
PENULISAN.HTML
Budi Karyanto,umum.2009. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi Pekalongan:
STAINPekalongan Press.
Keraf, Gorys ke.1997. komposisi sebuah pengantar kemahiran bahasa. jakarta: Nusa indah.
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Erlangga.
Widjono. 2005. bahasa indonesia. jakarta: PT Grasindo.

11

Anda mungkin juga menyukai