PENGEMBANGANNYA
Disusun oleh :
Kelompok 11
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2017
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunianya sehinnga dapat menyelesaikan tugas makalah Bahasa Indonesia yang
berjudul Kerangka Karangan dan Pengembangannya.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Bahasa Indonesia pada semester ganjil tahun 2017-2018.
Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna,
serta masih banyak kekurangan. Penyusun mohon kritik dan saran dari rekan-rekan
semua kearah kesempurnaan makalah ini.
Penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dosen Bahasa Indonesia atas
bimbingannya, sehingga makalah ini bisa tersusun.
Akhirnya penyusun berharap, makalah ini bisa bermanfaat bagi penyusun
sendiri ataupun semua pihak yang memerlukan.
Penyusun
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah diatas adalah:
1.3.1 Agar kita dapat membuat kerangka karangan yang baik, benar dan logis.
1.3.2 Kita dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang
gagasan tambahan.
1.3.3 Untuk menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau Iebih.
1.3.4 Untuk mengetahui pola susunan kerangka karangan.
1.3.5 Untuk mengetahui syarat-syarat kerangka karangan yang baik.
1
BAB II ISI
2.1 Pengertian Kerangka Karangan
Menurut Lamuddin Firnoza (2015:201). Kerangka karangan adalah
rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Selanjutnya,Kunjana Rahardi (2009:158). Juga mengemukakan bahwa
kerangka karangan dapat dianggap sebagai rencana penulisan yang
mengandung ketentuan bagaimana kita akan menyusun sebuah karangan.
Berdasarkan kutipan diatas kami dapat menyimpulkan bahwaKerangka
Karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang ditulis dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas ,terstruktur dan teratur.
Fungi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara
gagasan yang ada. Melalui kerangka karangan, pengarang dapat melihat
kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan kerangannya. Dengan cara ini
pengarang dapat mengadakan penyesuaian sebelum menulis.
Kerangka karangan mengandung rencana kerja menyusun karangan.
Kerangka akan mengarahkan penulis menggarap karangan secara teratur.
Kerangka juga akan membantu penulis membedakan ide-ide utama dari ide-
ide tambahan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus-menerus untuk
mencapai bentuk yang lebih sempurna. Kerangka karangan dapat berbentuk
catatan-catatan sederhana, tetapi juga mendetail. Kerangka yang belum final
disebut kerangka karangan sementara, sedangkan kerangka yang sudah
tersusun rapi disebut kerangka karangan final.
Dalam proses penyusunan karangan ada tahapan yang harus dijalani, yaitu
memilih topik, mengumpulkan informasi, mengatur gagasan, dan menulis
karangan itu sendiri.
2
2.2 Manfaat Kerangka Karangan
1. Kerangka kalimat
2. Kerangka topik
3. Gabungan antara keduanya
3
Kerangka topic terdiri atas kata, frasa, dan klausa yang didahului tanda-
tabda yang sudah lazim untuk menyatakan hubungan antar gagasan. Tanda
baca akhir (titik) tidak diperlukan karena tidak dipakainya kalimat lengkap.
Kerangka kalimat lebih bersifat resmi, berupa kalimat lengkap.
Pemakaian kalimat lengkap menunjukan diperlukannnya pemikiran yang
lebih luas daripada yang dituntut dalam kerangka topic. Tanda baca titik harus
dipakai pada akhir kalimat yang dipakai untuk menuliskan judul bab dan
subbab. Kerangka kalimat banyak dipakai pada proses awal penyusunan
kerangka karangan. Bila kerangka karangan telah selesai, kerangka
kalimat itu dapat dipadatkan menjadi kerangka topic demi kepraktisan. Jadi,
kerangka dapat saja berbentuk gabungan kerangka kalimat dan kerangka
topic. Meskipun pemakaian kerangka topic lebih dominan, tidaklah
dipantangkan untuk dicampur dengan kerangka kalimat, meski hanya untuk
penulisan judul-judul bab. Kerangka dapat dibentuk dengan system tanda atau
kode tertentu. Hubungan diantara gagasan yang ditunjukan oleh kerangka
dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf dan angka. Bagian
utama biasanyadidahului huruf atau angka tertentu (misalnya angka
Romawi), sedangkan bagian bawahnya menggunakan tanda yang lain. Ada
juga kerangka yang menggunakan angka Arab, jika karangannya singkat.
Angka Arab juga dapat digabung dengan huruf kecil.
4
2. Spasial (ruang) merupakan ladasan yang paling penting bila topik
yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat denga ruang
atau tempat. Urutan ini biasa digunaka dalam tulisan yang bersifat
deskriptif. Contoh yaitu dalam topik hutan yang sering mengalami
kebakaran.
3. Topik yang ada merupakan suatu peralihan yang dapat dimasukkan
dalam pola alamiah adalah urutan beradasarkan topik yang ada. Suatu
peristiwa sudah dikenal dengan bagian-bagian tertentu. Untuk
menggambarlan hal tersebut, mau tidak mau bagian-bagian itu harus
dijelaskan berurut dalam karanga tanpa mempersoalkan bagian mana
yang lebih penting.
B. Pola logis merupakan tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk
menetukaan landasan bagi setiap persoalan, mampu dituang dalam suatu
susunan yang logis. Urutan logis sama sekali tidak ada hubungan dengan
suatu ciri yang intern dalam materinya tetapi erat denga tanggapan penulis.
Pola logis menggunakan pendekatan jalan pikir manusia yang selalu
mengamati sesuatu berdasarkan logika. Pola logis dibagi menjadi 6 yaitu:
1. Klimaks dan antiklimaks. Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis
yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian
merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling
menonjol. Contoh nya dalam topik turunnya Suharto seperti keresahan
masyarakat, praktek KKN dan kerusahan social
2. Kausal. Mencakup dua pola yaitu urutan sebgai sebab ke akibat dan
urutan akibat ke sebab. Pada pola pertama suatu masalah dianggak
sebagai sebab yang kemudian di lanjutkan dengan perincian yang
menelusuri akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat efektif
dalam penulisan sejarah atau persoalan yang umumnya dihadapi
manusia. Contohnya dalam topik krisis moneter melanda tanah air
seperti tingginya harga bahan pangan, penyebab krisis moneter dan
dampaknya.
5
3. Pemecahan masalah. Dimulai dari suatu masalah tertentu, kemudian
bergerak menuju kesimpulan umum atas permasalahan tersebut. Uraian
yang mempergunakan landasan ini teridiri dari tiga bagain utama yaitu
deskripsi mengenai peristiwa, dan akhirnya alternatif untuk jalan keluar
dari masalah yang dihadapi. Contohnya dalam topik virus flu babi
seperti apa itu viru h5n1, bahaya virus tersebut dan cara
menganggulanginya.
4. Umum khusus. Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh lalu
diikuti dengan pembahasan secara terperinci. Contohnya dalam topik
pengaruh internet seperti pengguna internet yaitu anak, remaja, dan
dewasa, manfaat interner yaitu media informasi,bisnis dan jaringan
sosial, dan lain-lain.
5. Familiaritas. Dimulai dengan mengemukankan sesuatun yang sudah
dikenal kemudian berangsur-angsur pindah kepada hal yang kurang
dikenal atau belum dikenal. Dalam keadaaan tertentu cara ini
diterapkan dengan menggunakan analogi.
6. Akseptabilitas. Urutan ini mirip dengan familiaritas dimana
akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau
tidak oleh pembaca, apakah suatu pendapat disetujui atau tidak oleh
pembaca.
1. Pengungkapkan maksud harus jelas. Pililah topik yang merupakan hal yang
khas kemudian tentukan tujuan yang jelas.
2. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila unit terdapat lebih dari satu
gagasan, maka unit tersebut harus dirinci.
3. Pokok-pokok dalam kerangka harus disusun secara logis, sehingga
rangkaian gagasan tergambar jelas.
4. Harus menggunakan simbol yang konsisten. Pada dasarnya untuk
menyususn karangan dibutuhkan langkah awal untuk membentuj kebiasan
6
teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan
karangan.
2. Mengumpulkan Bahan.
Bahan yang digunakan bias menggunakan kliping-kliping masalah tertentu
yang sesuai dengan bidangnya.
3. Menyeleksi Bahan.
Agar karangan yang dibuat tidak terlalu abstrak, perlu dipilih bahan bahan
yang sesuai dengan tema.
7
4. Membuat Kerangka Karangan.
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a. Mencatat gagasan.
b. Mengatur urutan gagasan.
c. Memeriksa kembali bab dan subbabnya.
d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap.
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk
mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada
pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam
keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Sedangkan Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-
ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.
Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah
dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan
ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan
penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.
Jadi kedua pembahasan ini sangatlah berkaitan karena jika kita ingin membuat
suatu karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur maka
sebelum pembuatan karangan itu harus terlebih dulu kita membuat sebuah
kerangka karangan agar pada karangan tersebut menjadi terarah dan tidak
keluar dari topik atau tema yang dituju.
3.2 Saran
Dalam pembuatan karangan haruslah di buat suatu kerangka karangan agar
mendapatkan suatu hasil karangan yang sistematis, logis, jelas, terstruktur dan
teratur tentunya akan menghasilkan suatu karangan yang berkualitas.
9
DAFTAR PUSTAKA
Finoza, Lumuddin. 1993. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Rohardi, Kunjana, dkk. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta:Erlangga
http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengertian-contoh-kerangka-karangan-
dan-cara-membuatnya.html diakses pada tanggal 27 Agustus 2017
http://www.belajaraktif.com/2016/11/cara-membuat-kerangka-karangan-
terbaru.html diakses pada tanggal 27 Agustus 2017
iii