Anda di halaman 1dari 16

KERANGKA KARANGAN (OUTLINE)

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Meri Devia, M.Pd

Oleh Kelompok 10:


Faizah Meilani (2310201013)
Piari Afdolfira (2310201023)

Kelas 1A

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subahanahuwata’ala atas


limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Kerangka Karangan (Outline)” ini dengan lancar. Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu
Mata Kuliah Pancasila, dengan dosen pengampu Meri Devia, M. Pd.

Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Pancasila
atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan
mahasiswa/i yang telah mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Kami harap dengan membaca makalah ini, dapat memberi manfaat bagi kita
semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Kerangka Karangan
(Outline). Memenag makalah ini jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang baik.

Sungai Penuh,29 November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1


B. Rumus Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kerangka Karangan............................................................... 3
B. Manfaat Kerangka Karangan .................................................................. 3
C. Pola susunan kerangka karangan .......................................................... .. 4
D. Penyusun kerangka karangan ............................................................... .. 5
E. Syarat-syarat Kerangka Karangan ........................................................ .. 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia penulisan, kerangka karangan atau essay framework adalah
alat yang penting untuk membantu penulis dalam mengorganisir ide-ide
mereka, menjaga koherensi, dan menyampaikan pesan dengan efektif.
Kerangka karangan adalah rencana atau struktur yang digunakan sebelum
menulis sebuah esai. Dalam makalah ini, kami akan membahas definisi
kerangka karangan, manfaatnya, dan bagaimana membuatnya.
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar
karangan berdasarkan tingkat kepentingannya. Serta pedoman bagi pembaca
untuk mengetahui isi suatu karangan. Dalam bahasa Indonesia penulisan
kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam
setiap pandangan, sehingga dapat di pastikan apakah susunan dan hubungan
timbal-nalik gagasan tersebut sudah tepat.
Kerangka karangan merupakan miniatur dari sebuah karangan. Kerangka
karangan banyak digunakan didalam setiap pembuatan penulisan karya ilmiah
sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan untuk pembuatan penulisan
tersebut. Untuk itu penulis hanya membatasi penulisan makalah ini pada
pengertia, manfaat, cara penyusunan, pola penyusunan dan syarat kerangka
karangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kerangka karangan?
2. Apa manfaat dari kerangka karangan?
3. Bagaimana pola susunan kerangka karangan?
4. Bagaimana cara menyusun kerangka karangan?
5. Apa saja syarat-syarat kerangka karangan?

1
2

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian kerangka karang
2. Untuk mengetahui manfaat dari kerangka karangan
3. Untuk mengetahui cara penyusunan kerangka karangan
4. Untuk mengetahui pola penyusunan kerangka karangan
5. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat kerangka karangan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerangka Karangan


Kerangka karangan adalah suatu struktur atau rencana yang digunakan
untuk mengatur dan mengorganisir ide-ide utama dalam sebuah karangan atau
esai1. Ini adalah langkah pertama dalam proses menulis, di mana penulis
merencanakan bagaimana mereka akan menyusun dan mengembangkan
argumen atau topik yang akan mereka bahas.
Kerangka karangan dapat berupa garis besar yang terdiri dari poin-poin
utama, subpoin, dan bagian-bagian lain yang relevan. Ini membantu penulis
untuk tetap fokus, menghindari kebingungan, dan memastikan bahwa karangan
mereka memiliki aliran yang teratur dan logis.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa kerangka karangan adalah
suatu rencana yang disusun secara teratur mulai dari point penting hingga ke
point biasa, sehingga menjadi pedoman kita dalam menguraikan ide-ide
utamanya.
B. Manfaat Kerangka Karangan
Kerangka karangan memiliki beberapa manfaat yang signifikan bagi penulis:
1. Membantu Organisasi: Dengan menggunakan kerangka karangan,
penulis dapat mengatur ide-ide mereka dengan jelas dan sistematis. Ini
membantu dalam memperjelas struktur keseluruhan karangan dan
memudahkan penulis dalam memutuskan urutan yang tepat untuk
membahas setiap poin.
2. Mempertahankan Koherensi: Kerangka karangan membantu penulis
dalam mempertahankan koherensi dan kesatuan dalam karangan
mereka. Ini memastikan bahwa setiap paragraf dan poin yang dibahas
saling terkait dan mendukung argumen utama.

1Anderson, Paul V. Pentingnya Kerangka esai dalam Proses Penulisan, Jurnal Studi
Penulisan, Vol. 12 No. 2 (2018), 45-62

3
4

3. Membantu Efektivitas: Dengan memiliki kerangka karangan yang baik,


penulis dapat dengan mudah melihat bagaimana ide-ide mereka
berkembang dan menyampaikan pesan dengan lebih efektif. Ini
membantu dalam menghindari pengulangan dan memastikan bahwa
setiap poin yang dibahas relevan dan penting.

Adapun manfaat lainnya yaitu:

a. Mempermudah elaborasi antar paragraf.


b. Mempermudah menentukan topik per paragraf.
c. Mencegah cerita menjadi kabur dari inti cerita.
d. Memastikan keseimbangan dalam konten yang ditulis.
C. Penyusunan Kerangka Karangan
Kerangka karangan yang baik tidak dibuat sekali jadi. Penulis akan selalu
berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama sehingga dapat diperoleh
bentuk yang lebih baik, demikian seterusnya. Langkah-langkah sebagai
tuntunan yang harus diikuti adalah sebagai berikut:

1. Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu
kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.
2. Inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap sebagai perincian dari
tesis atau pengungkapan maksud tadi. Penulis boleh mencatat
sebanyakbanyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikirannya dengan
tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik tadi.
3. Evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua di atas.
Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
a. Apakah semua topik yang tercatat mempunyai pertalian (relevansi)
langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Bila ternyata sama
sekali tidak ada hubungan maka topik tersebut dicoret dari daftar di atas.
b. Semua topik yang masih dipertahankan kemudian dievaluasi lebih
lanjut. Apakah ada dua topik atau lebih yang sebenarnya merupakan hal
yang sama, hanya dirumuskan dengan cara yang berlainan.
5

c. Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan: apakah semua topik


itu sama derajatnya, atau ada topik yang sebenarnya merupakan
bawahan atau perincian dari topik yang lain
d. Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang kedudukannya
sederajat, tetapi lebih rendah dari topik-topik yang lain. Bila terdapat
hal yang demikian, maka usahakanlah untuk mencari satu topik yang
lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi.
4. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang rinci, langkah kedua
dan ketiga dikerjakan berulang untuk menyusun topik- topik yang lebih
rendah tingkatannya.
5. Sesudah semuanya siap masih harus dilakukan langkah yang terakhir, yaitu
menentukan sebuah susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua
rincian tesis yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah
di atas.
D. Pola Susunan Kerangka Karangan
Penyusunan sebuah kerangka karangan dapat mengikuti dua pola
berikut, yaitu pola alamiah dan pola logis 2. Pola alamiah dari suatu kerangka
karangan biasanya didasarkan atas urutan-urutan kejadian, atau urutan-urutan
tempat atau ruang. Sebaliknya pola logis walaupun masih ada sentuhan dengan
keadaan yang nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan pikiran manusia yang
menghadapi persoalan yang tengah digarap itu.

1. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka
karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam yang didasarkan atas
dimensi dalam kehidupan manusia : atas-bawah, melintang- menyeberang,
sekarang- nanti, dulu- sekarang, timur- barat, dan sebagainya. Sebab itu
susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan

2
Drs. Josep Hayon, M. Hum, Membaca dan Menulis Wacana Petunjuk (Jakarta: PT
Grasindo, 1998 ), hlm. 98
6

berdasarkan waktu (urutan kronologis), urutan berdasarkan ruang


(urutan spasial), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada.
a. Urutan Waktu (kronologi)
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka
karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam yang didasarkan
atas dimensi dalam kehidupan manusia : atas-bawah, melintang-
menyeberang, sekarang- nanti, dulu- sekarang, timur- barat, dan
sebagainya. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga
bagian utama, yaitu urutan berdasarkan waktu (urutan kronologis),
urutan berdasarkan ruang (urutan spasial), dan urutan berdasarkan topik
yang sudah ada.
b. Urutan Waktu (kronologi)
Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang
didasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian.3 Yang
paling mudah dalam pola urutan ini adalah mengurutkan peristiwa
mengurutkan peristiwa menurut urutan kejadiannya atau berdasarkan
kronologinya.

c. Urutan Ruang (Spasial)


Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang paling
penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat erat
dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama digunakan dalam tulisan-
tulisan yang bersifat deskriptif. Pembaca akan mengikuti jalan pikiran
penulis yang teratur seandainya penulis mulai menggambarkan suatu
ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke atas, dari
depan ke belakang, dan sebagainya.
2. Pola Logis
Pola logis pada dasarnya mencari hubungan kesamaan satu sama yang
lain dengan ciri- ciri tertentu. Tipe logis terdiri dari klimaks dan antiklimaks,

3
Yustinah dan Ahmad Iskak, Bahasa Indonesia Tataran Madia, (Ciracas,
Jakarta:Penerbit Erlanga, 2008), 150
7

urutan sebab- akibat (kausal), urutan pemecahan masalah, urutan


umum- khusus, urutan familiaritas, dan urutan akseptabilitas.
a. Urutan Klimaks dan Anti Klimaks

Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian-bagian dari


topik itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya,
dari yang paling rendah kepentingannya, bertingkat-tingkat naik hingga
mencapai ledakan pada akhir rangkaian.

Jadi menurut pemakalah urutan yang merupakan kebalikan dari


klimaks adalah anti klimaks. Jadi dalam ini penulis mulai suatu yang
paling penting dari suatu rangkaian dan berangsur-angsur menuju
kepada suatu topik yang paling rendah kedudukan atau kepentingannya.

b. Urutan sebab akibat


Urutan ini diatur menurut hubungan sebab dan akibat. Dapat
dimulai dengan mengemukakan sebuah sebab, untuk kemudian uraian
akan menelusuri akibat- akibat yang mungkin ditimbulkannya. Dapat
pula sebaliknya, dimulai dengan menguraikan beberapa akibat atau
beberapa keadaan, lalu kemudian bertanya mengapa hal itu bisa terjadi,
apa yang mengakibatkannya.
c. Urutan Pemecahan Masalah
Munculnya urutan pemecahan masalah yang bersumber dari
masalah (problem) diharapkan memberikan kemudahan pemahaman
pembaca terhadap materi karangan dalam menyikapi munculnya
masalah dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
d. Urutan Umum – Khusus
Urutan yang bergerak dari umum ke khusus pertama-tama
memperkenalkan kelompok-kelompok yang paling besar atau yang
paling umum, kemudian menelusuri kelompok-kelompok khusus atau
kecil.
Urutan khusus - umum merupakan kebalikan dari urutan di atas.
Penulis mulai uraiannya mengenai hal-hal yang khusus kemudian
8

meningkat kepada hal-hal yang umum yang mencakup hal-hal


yang khusus tadi, atau mulai membicarakan individu-individu kemudian
kelompok-kelompok.
e. Urutan familiaritas
Susunan kerangka karangan diatur menurut dikenal atau tidaknya
bahan- bahan yang akan diuraikan. Karangan dimulai dari sesuatu yang
dikenal kemudian berangsur- angsur masuk kepada sesuatu yang belum
dikenal atau diketahui oleh pembaca.
f. Urutan akseptabilitas
Susunan kerangka karangan diatur menurut diterima atau tidaknya
prinsip- prinsip yang akan dikemukakan. Karangan dimulai dari
mengemukakan hal- hal yang dapat diterima pembaca kemudian baru
mengemukakan gagasan- gagasan yang mungkin ditolak. Cara demkian
ditempuh dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan penolakan
apabila pembaca lansung disodori hal- hal yang tidak ia setujui
sebelumnya.
E. Syarat-syarat Kerangka Karangan
Syarat- syarat kerangka karangan yang baik adalah pengungkapan
maksud yang jelas, tiap unit kerangka karangan mengandung satu gagasan,
pokok kerangka karangan disusun secara logis, dan menggunakan pasangan
simbol dengan konsisten. Ada empat syarat penyusunan kerangka karangan,
yaitu tema atau tesis yang harus dijelaskan, tiap unit mengandung satu gagasan,
pokok-pokok disusun secara logis, sistem penomoran harus kosinsten4.
1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan
tujun yamg jelas, lalu buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
2. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut
harus dirinci.

4
Dra. Mulyati, M.Pd, Terampil Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 84
9

3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan.


Harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu
tergambar jelas.
4. Harus menggunakan nomor yang konsisten
Pada dasarnya umtuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-
langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis untuk
memudahkan kita dalam mengmbangkan karangan. Sub-sub topik harus
menggunakan penomoran yang konsisten, Minsal I, A, 1, a, 1.), a.) dan
seterusnya. 5
Jadi dengan adanya syarat kita dapat mengetahui dan menyusun
kerangka karangan dengan efisen dengan melihat syarat-syarat yang harus
kita penuhi saat menyusun sebuah kerangka karangan, agar sebuah
kerangka karangan kita tersusun dan tertata rapi sesui dengan syarat
kerangka karangan.

5 Dra. Mulyati, M.Pd, loc.cit


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa Kerangka Karangan
adalah gambaran secara garis besar dari seluruh karangan yang kita buat.
Manfaat dari kerangka karangan adalah memudahkan kita mengetahui suatu isi
yang akan di uraikan, memudahkan pembaca dalam memahami karangan,
membantu dalam memperjelas struktur keseluruhan karangan dan memudahkan
penulis dalam memutuskan urutan yang tepat untuk membahas setiap poin.
Dengan menggunakan kerangka karangan penulis dapat lebih bekerja
dengan terstruktur dan menganalisis karangan lebih baik. Pola alamiah dari
suatu kerangka karangan biasanya didasarkan atas urutan-urutan kejadian, atau
urutan-urutan tempat atau ruang. Sebaliknya pola logis walaupun masih ada
sentuhan dengan keadaan yang nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan pikiran
manusia yang menghadapi persoalan yang tengah digarap itu.
Adapun cara penyusunan kerangka karangan adalah;
1. Menentukan tema
2. Inventarisasi topik-topik
3. Evaluasi semua topik yang telah tercatat
4. Dikerjakan berulang untuk menyusun topik- topik yang lebih rendah
tingkatannya.
5. Menentukan sebuah susunan yang paling cocok untuk mengurutkan semua
rincian tesis yang telah diperoleh

Dalam menulis kerangka karangan ada beberapa syarat yang harus


dipenuhi di antaranya: tema atau tesis yang harus dijelaskan, tiap unit
mengandung satu gagasan, pokok-pokok disusun secara logis, sistem
penomoran harus kosinsten.

10
11

B. Saran
Penulis sadar masih banyak kekurangan yang penulis miliki, baik dari
tulisan maupun bahasa yang disajikan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca, agar kami bisa membuat
maklah lebih baik lagi kedepannya. Semoga maklah ini bisa bermanfaat bagi
kita semua dan menjadi wawasan kita dalam mengetahui tentang kerangka
karangan.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Paul V. Pentingnya Kerangka esai dalam Proses Penulisan, Jurnal Studi
Penulisan, Vol. 12 No. 2 (2018), 45-62
Drs. Josep Hayon, M. Hum, Membaca dan Menulis Wacana Petunjuk (Jakarta: PT
Grasindo, 1998 ), hlm. 98

Yustinah dan Ahmad Iskak, Bahasa Indonesia Tataran Madia, (Ciracas,


Jakarta:Penerbit Erlanga, 2008), 150
Dra. Mulyati, M.Pd, Terampil Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2015), hlm.
84
Dra. Mulyati, M.Pd, loc.cit

12
KATA ISTILAH ATAU KATA KUNCI

1. Mengorganisir adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara bagaimana


mengatur dan mengalokasikan kegiatan agar dapat mencapai sasaran secara
efisien.
2. Inventarisasi adalah pencatatan atau pengumpulan data.
3. Signifikan adalah salah satu bentuk kata sifat yang berarti penting atau berarti
sehingga bersifat positif atau bersifat negatif.
4. Koherensi adalah tersusunnya uraian sehingga bagiannya berkaitan yang satu
dengan yang lain.
5. Familiaritas adalah sesuatu yang sering dilihat atau sudah dikenal dengan baik.
6. Akseptabilitas adalah keterimaan, kecocokan dan kepatasan.

13

Anda mungkin juga menyukai