Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENYUSUNAN KERANGKA KARANGAN

DISUSUN OLEH :

HAERUL GUNAWAN 03320200001

MUHAMMAD IDHAM NUANSA 03320170056

JURUSAN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu
kerangka karangan yang ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara
sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk
mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dan topik atau tema yang dituju.
Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan
tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

B.            Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka setidaknya ada beberapa masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:

1.    Apakah pengertian kerangka karangan?

2.    Apakah manfaat kerangka karangan?

3.    Apa sajakah pola susunan kerangka karangan?

4.    Apakah syarat - syarat kerangka karangan?

5.    Bagaimanakah menyusun kerangka karangan?

C.           Tujuan

PenulisanTujuan penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah diatas adalah:

1.    Agar kita dapat membuat kerangka karangan yang baik, benar dan logis

2.    Kita dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang gagasan tambahan

3.    Untuk mengetahui pola susunan kerangka karangan.

4.    Untuk mengetahui syarat-syarat kerangka karangan yang baik.

5.    Untuk menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau Iebih.
BAB II

ISI

PENYUSUNAN KERANGKA KARANGAN

A.   Pengertian Kerangka Karangan 

Pengertian Kerangka Karangan (Outline) menurut bahasa adalah kerangka, regangan,


garis besar, atau guratan. Outline merupakan rencana penulisan yang memuat garis-garis
besar dari suatu karangan yang akan digarap dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun
secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan
yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi dan
persuasi.

Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusunan gagasan.
Kerangka karangan yang belum final di sebut outline sementara kerangka karangan yang
sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final.

Dapat disimpulkan bahwa kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas, susunan
sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok
tulisan, atau dapat juga didefinisikan sebagai satu metode dalam pembuatan karangan yang
mana topiknya dipecah kedalam sub-sub topik dan mungkin dipecah lagi kedalam sub-sub
topik yang lebih terperinci.

B.   Manfaat dan Fungsi Kerangka Karangan

1.    Manfaat Kerangka Karangan

a.    Memudahkan penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih


sistematis dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.

b.    Membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga


dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu
sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam
perimbangannya.

c.    Dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau


membuktikan  
d.    Pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di
bagian mana dalam karangannya itu. 

e.    Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.

f.     Memperlihatkan bagian-bagian pokok karangan secara memberaikan kemungkinan bagi


perluasan bagian-bagian tersebut sehingga membantu penulis menciptakan suasana yang
berbeda-beda dengan fariasi yang diinginkan.  

g.    Membantu mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan. 

2.    Fungsi Kerangka Karangan

a.    Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis.

b.    Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.

c.    Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting.

C.   Pola Susunan Kerangka Karangan

1.    Pola Ilmiah

Suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan kenyataan yang nyata di alam.

a.  Urutan waktu

Urutan yang didasarkan pada urutan peristiwa atau kejadian. Biasanya tulisan seperti ini


kurang menarik minat pembaca.

Contoh : Riwayat hidup.

b.  Urutan ruang

Mempunyai hubunganyang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasa
digunakan dalam tulisan - tulisan yang bersifat deskriptif.

Contoh : Meletusnya Gunung Berapi di Tanah Jawa.

c.    Urutan topik yang ada

Suatu peristiwa yang sudah di kenal dengan bagian - bagian tertentu. Untuk menggambarkan


hal tersebut secara lengkap, mau tidak mau bagian - bagian itu harus di jelaskan
berturut - turut dalam karangan itu, tanpa mempersoalkan bagian mana lebih penting dari
lainnya, tanpa memberi tanggapan atas bagian - bagiannya itu.

2.    Pola Logis     
Tanggapan yang sesuai dengan jalan pikiran untuk menemukan landasan bagi setiap
persoalan, mampu di tuang dalam suatu susunan atau urutan logis . Urutan logis sama sekali
tidak ada hubungan dengan suatu ciri yang intern dalam materinya, tetapi erat dengan
tanggapan penulis.

a.    Urutan klimaks dan antiklimaks

Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari
suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling
menonjol.

b.    Urutan kausal

Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat dan urutan akibat ke sebab. Pada pola
pertama suatu masalah di anggap sebagai sebab, yang kemudian di lanjutkan dengan
perincian - perincian yang menelusuri akibat - akibat yang mungkin terjadi. Urutan ini sangat
efektif dalam penulisan sejarah atau dalam membicarakan persoalan - persoalan yang di
hadapi umat manusia pada umumnya.

c.    Urutan pemecahan masalah

Di mulai dari suatu masalah tertentu, kemudian bergerak menuju kesimpulan umum atau
pemecahan atas masalah tersebut. Sekurang - kurangnya uraian yang mempergunakan
landasan pemecahan masalah terdiri dari tiga bagian utama, yaitu deskripsi mengenai
peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif - alternatif untuk jalan keluar dari
masalah yang di hadapi tersebut.

d.    Urutan umum-khusus

Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan
secara terperinci (khusus).

e.    Urutan familiaritas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian
berangsur - angsur pindah kepada hal - hal yang kurang di kenal atau belum di kenal. Dalam
keadaan - keadaan tertentu cara ini misalnya di terapkan dengan mempergunakan analogi.

f.     Urutan akseptabilitas

Urutan akseptabilitas mirip dengan urutan familiaritas. Bila urutan familiaritas


mempersoalkan apakah suatu barang atau hal sudah dikenal atau tidak oleh pembaca, maka
urutan akseptabilitas mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para
pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca.

D.    Macam dan Sayarat Kerangka Karangan


Macam-macam Kerangka Karangan

1.    Berdasar Sifat Rinciannya :

Kerangka Karangan Sementara / Non-formal :

a.    topiknya tidak kompleks

b.    akan segera digarap

Kerangka Karangan Formal :

a.    topiknya sangat kompleks

b.    topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap

Cara kerjanya :

Rumuskan tema berupa tesis , kemudian pecah-pecah menjadi sub-ordinasi yang


dikembangkan untuk menjelaskan gagasan utama. Tiap sub-ordinasi dapat dirinci lebih
lanjut. Tesis yang dirinci minimal tiga tingkat sudah dapat disebut Kerangka Karangan
Formal.

2.    Berdasar perumusan teksnya

a.    Kerangka Kalimat

b.    Kerangka Topik 

c.    Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik

Syarat – Syarat Menyusun Kerangka Karangan

1.    Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.

2.    Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. 

3.    Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis.

4.    Harus menggunakan simbol yang konsisten.

E.   Langkah – langkah Membuat Kerangka Karangan

Membuat kerangka karangan ada 2 macam karangan yaitu:

1.    Karangan yang bersifat fiksi (lebih kearah khayalan)

2.    Karangan yang bersifat nonfiksi (lebih kearah kejadian nyata atau benar – benar terjadi)
Langkah – langkah menyusun kerangka karangan:

1.    Menentukan tema dan judul

Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan
membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh
tema. namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang
diangkat mudah dikembangkan. Diantaranya :

a.    Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.

b.    Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.

c.    Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik yang lebih spesifik dan sering telah
menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.

a.    Judul tidak harus sama dengan topik.

b.    Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang
lingkupnya sangat luas.

c.    Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu
cocok dengan temanya.

d.    Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan
temanya.

e.    Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga
pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.

f.     Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan
eksposisi.

Contohnya :“Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat
Kediaman yang Tidak Memadai”.

Syarat judul yang baik :

a.    Harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa
bagian yang penting dari tema tersebut.

b.    Judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau karangan.
c.    Harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi
harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang
panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.

d.    Tidak provokatif.

Judul karangan yang baik :

a.    singkat dan padat

b.    menarik perhatian

c.    menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.

Contoh : Upaya menurunkan risiko kemacetan di DKI Jakarta.Tujuan dapat diungkapkan


dengan kata operasional:  menanggulangi, mengurangi, menemukan, meningkatkan,
mengoptimalkan, mengevaluasi, mengendalikan.

2.    Mengumpulkan bahan

Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan
eksistensi tulisan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan.

Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik


penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar
ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan
sesuai bidangnya. Banyak cara memngumpulkannya, masing-masing penulis mempunyai
cara masing-masing sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

3.    Menyeleksi bahan

Agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan
dengan teliti dan sistematis. Berikut ini petunjuk - petunjuknya :

a.    Hal penting semampunya.

b.    Jadikan membaca sebagai kebutuhan.

c.    Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah. 

4.    Membuat kerangka

Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang
lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian
per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan
tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna. Berikut fungsi kerangka karangan:
a.    Memudahkan pengelolaan susunan karangan agar teratur dan sistematis

b.    Memudahkan penulis dalam menguraikan setiap permasalahan.

c.    Membantu menyeleksi materi yang penting maupun yang tidak penting

Tahapan dalam menyusun kerangka karangan:

a.    Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang
menjelaskan gagasan-gagasan yang timbul)

b.    Mengatur urutan gagasan.

c.    Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab

d.    Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Karena bila terdapat ide
yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak
mengalir).

5.    Mengembangkan kerangka karangan

Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan materi yang hendak
di tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat
dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang dikumpulkan
dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. pengembangan karangan
juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu
pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Begitu juga dengan pengembangannya.
BAB III

PENUTUP

A.            Kesimpulan

Setelah penulis meyelesaikan pembahasan tentang “Kerangka Karangan “, maka penulis


dapat mengambil kesimpulan bahwa :

1.    Setiap kita membuat suatu topik kita memerlukan kerangka karangan agar kita
dapat  membuat kerangka karangan secara teratur, logis dan sistematis.

2.    Setiap membuat kerangka karangan harus melalui tahapan atau langkah-Iangkah agar
rencana pembuatannya bisa teratur dan mudah sehingga memudahkan penulis untuk
membuat kerangka karangan tersebut.

3.    Dengan pembuatan kerangka karangan penulis dapat menghindari terjadinya


penggarapan sebuah topik  sampai dua kali atau Iebih. Sehingga kita perlu mengevaluasi
setiap topik yang akan dikerjakan.

4.    Dalam penyusunana karangan karangan kita dapat memakai berbagai pola. Pola
penyusunan alamiah maupun pola penyusunan logis.

5.    Kerangka karangan secara garis besar adalah suatu rencana yang memuat garis-garis
besar suatu karangan yang akan dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai