Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
KERANGKA KARANGAN

Disusun Oleh :

Kelompok 5
Rahmad Syahputra (08031281924040)
Maznah Fazura (08031281924042)
Siska Mondani (08031281924044)
Putri Athifa (08031281924046)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGTAHUAN ALAM


JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seorang dalam bahasa tulis yang

dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Namun sebelum kita membuat sebuah

karangan sebaiknya kita membuat kerangka karangan terlebih dahulu karena tanpa

kerangka karngan maka akan mudah terjerumus kearah keadaan anarkis dan akan

mudah kehilangan kontrol terhadap karangan yang akan dituju. Selain itu, dengan

adanya kerangka karangan dapat menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-

baigan tertentu serta penyimpangan-penyimpangn dari topik dapat dihindarkan.

Kerangka karangan mempunyai arti yang sama dengan ragaan atau outline

yaitu rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan

sebuah kerangka kyang akan ditulis.

Oleh karena itu, di makalah ini akan dijelaskan mengenai kerangka karangan,

lagkah-langkah pembuatan karangan, fungsi kerangka karangan dan contoh-contoh

dalam pembuatan kerangka karangan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah

sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya

sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud kerangka karangan?

2. Apa saja fungsi kerangka karangan?

3. Apa saja bentuk kerangka karangan?


4. Bagaimana kriteria kerangka karangan?

5. Bagaimana langkah-langkah kerangka karangan?

1.3 Metode pemecahan masalah

Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode

kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari

referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah

pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan

dibahasdengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah

pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan

dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban

permasalahan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karangka Karangan

Mengarang adalah mengorganisasi ide. Pengorganisasian ide diawali dengan

menyusun kerangka karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat

disususn secara sistemati,logis,jelas,ter stuktur, dan teratur.Kerangka karangan

disebut juga ragangan (outline). Pada dasarnya, penyusunan outline psoses

penggolongan dan penataan berbagai fakta yang kadang-kadang berbeda jenis dan

sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.

Menurut Nursisto kerangka karangan sebagai rencana kerja yang memuat

garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis.

Kerangka karangan ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih

pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun

dapat dihindarkan, dan juga akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat

konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran dari target pembacanya.

Menurut Gie seseorang yang akan mengarang tanpa membuat kerangka

karangan maka ia akan mudah terjerumus kearah keadaan yang anarkis. Pengarang

akan mudah kehilangan kontrol terhadap karangan yang ia tuju. Tanpa outline acap

kali masalah dan uraian yang disuguhkan menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan

yang terlupa, ada bagian yang sejajar, tetapi diuraikan tidak seimbang. Dengan outlite

karangan akan tampak tubuh karangan secara utuh


2.2 Fungsi kerangka karangan

1. Memudahkan pengendalian variabel,

2. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi

kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis

menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan.

3. Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik,

judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,

4. Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh,

5. Mencegah ketidaklengkapkan bahasan,

6. Mencegah pengulangan pembahasaan ide,

2.3 Bentuk-bentuk kerangka karangan

1. Kerangka karangan berdasarkan perumusan teksnya

a. Kerangka kalimat

Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang lengkap untuk

merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik.

Contoh kerangka kalimat :


1. Tema : Kesehatan
Judul : Manfaat Tidur Cukup Bagi Kesehatan
2. Definisi
2.1 Pengertian tidur cukup
3. Dampak Kurang tidur
3.1 Kurang tidur dapat menyebabkan tergangunya konsentarsi
3.2 Kurang tidur mudah terserang penyakit
3.3 Kurang tidur dapat mempengaruhi emosi
4. Manfaat tidur cukup
4.1 Meningkatkan konsentrasi
4.2 Meningkatkan daya tahan tubuh
4.3 Meningkatkan energi
5. Tips agar tidur nyenyak
5.1 Berolahraga
5.2 Membuat jadwal tidur
5.3 Jangan mengkonsumsi makanan berat sebelum tidur

Manfaat kerangka kaimat meliputi:

1). Ia memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat topik yang akan diuraikan,

serta perincian-rincian tentang topik itu.

2) .Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap jelas, walaupun telah lewat

bertahun-tahun.Penulis masih sanggup mengikuti rencana aslinya, walaupun baru

digarap bertahun-tahu kemudian.

3). Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun,

seperti bagi pengarangnya sendiri.

b. Kerangka topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang
lengkap. Sesudah itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-pokok
bawahan, dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak
mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan
mempergunakan kata atau frasa. Sebab itu kerangaka topik tidak begitu jelas dan
cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila
dibandingkan dangan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara
perencanaan antara kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup lama.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Tentukan topik yang berkedudukan general (umum).
2. Beri pertanyaan, apakah topik dalam kedudukan general dapat diperinci secara
lebih lanjut, jika iya tempatkan rincian tersebut disekitarnya.
3. Pilih atau tetapkan dari rincian tersebut yang akan ditulis.
4. Ajukan pertanyaan apakah topik yang telah diteliti masih dapat diteliti lebih
lanjut, jika iya tempatkan rincian lalu pilih rincian yang aka ditulis dan seterusnya
sampai rincian yang dipilih tidak dapat di perinci lebih lanjut lagi.
5. Buat outline atau kerangka karangan dari topik yang telah diteliti.

contoh kerangka topic :

Topik : Internet Sebagai Bisnis


Tujuan : Menjelaskan tentang internet dalam dunia perbisnisan
Judul : Internet Dalam Dunia Bisnis

Kerangka Karangan :
BAB I. Pendahuluan
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Metode Pemecahan Masalah
BAB II. Pembahasan
2.1.Pengertian internet sebagai bisnis
2.2.Peranan internet dalam dunia bisnis
2.3.Manfaat internet dalam dunia bisnis
2.4.Pengaruh atau dampak internet bagi dunia bisnis
2.5.Macam-macam bisnis yang dilakukan melalui media internet
2.6.Media sosial atau situs yang digunakan dalam berbisnis melalui media internet

c .Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik


Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan

kerangka topik. Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-sub

bagian maupun pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan.

2. Kerangka karangan berdasarkan rinciannya

a. kerangka karangan sementara

Kerangka karangan sementara atau non formal merupakan suatu alat bantu,

sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia menjadi dasar untuk

penelitiaan kembali guna mengadakan perombakan-perombakan yang dianggap

perlu. Karena kerangka karangan ini bersifat sementara, maka tidak perlu disusun

secara terperinci. Tetapi karena ia juga merupakan sebuah kerangka karangan maka ia

harus memungkinkan pengarangnya untuk menggarap persoalannya secara dinamis,

sehingga perhatian harus dicurahkan sepenuhnya pada penyusunn-penyusunan

kalimat-kalimat, alenia-alenia, atau bagian-bagian tanpa memepersoalkan lagi

bagaimana susunan karangannya, atau bagaimana susunan bagian-bagiannya.

Perencanaan kerangka karangan sementara dilakukan sesuai dengan prosedur.

Mula-mula penulis merumuskan tesis berdsarkan topik dan maksud utama dari

karangan itu. Kemudian dibawah tesis itu dibuat perinciaan berupa pencatatan semua

hal yang mungkin dijadikan pokok-pokok utama atau pokok-pokok tambahan bagi

tesis tadi.Pokok-pokok yang mempunyai hubungan satu sama lain atua mempunyain

hubungan logis di hubung-hubungkan dengan tanda panah, atau pokok yang tidak

mempunyai hubungan dengan tesis dicoret. Pokok-pokok yang diterima sebagai


perinciaan dari tesis lalu diurutkan sesuai dengan pola susunan yang dipilih, dengan

diberi nomor-nomor urut sesuai dengan pola susunan.

Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-pokok

utama, paling tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah kerangka

karangan sementara dapat berupa topik yang tidak kompleks atau karena penulis

segera menggarap karangan itu.

b. Kerangka karangan formal

Kerangka karangan formal biasanya timbul dari penimbanga bahwa topik yang

akan digarap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis

tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.

Proses perencanaan sebuah karangan formal mengikuti prosedur yang sama

seperti kerangka non-formal. Tesisnya dirumuskan dengan cermat dan tepat,

kemudian dipecah-pecah menjadi bagian-bagian bawahan (sub-ordinasi) yang

dikembangkan untuk menjelaskan gagasan sentralnya. Setiap sub-bagian dapat

diperinci lebih lanjut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sejauh diperlukan untuk

menguraikan persoalan itu sejelas-jelasnya. Dengan perincian yang sekian banyak,

sebuah kerangka karangan dapat mencapai lima atau enam tingkat perincian. Suatu

tesis yang diperinci minimal atas tiga tingkat perincian sudah dapat disebut kerangka

formal.

2.4 Kriteria karangka karangan


Untuk menyusun kerangka karangan yang baik, penulis perlu memperhatikan

kriteria berikut :

1. Menggunakan bentuk kerangka standar,

2. Menggunakan inden atau liurus secara konsisten, dan tidak mengombinasikan

bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan dalam sebuah kerangka karangan,

3. Menggunakan pnomoran secara konsisten(angka desimal, angka romawi,

kombinasi angka romawi, huruf dan angka arab ),

4. Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten,

5. Setiap subbab diberi nomor secara konsisten,

6. Setiap detail unsur diberi nomor secara konsisten,

7. Penomoran tidak melebihi empat angka(digit), dan

8. Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi.

2.5 JENIS-JENIS KARANGAN


Menurut Kutanto, jenis-jenis karangan ada lima yaitu Narasi, deskripsi,
eksposisi, persuasi, dan argumentasi. Berikut penjelasan dari masing-masing
karangan tersebut berdasarkan pengertian dan ciri-cirinya:

1. Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa
yang biasanya disusun menurut urutan waktu. Yang termasuk narasi ialah cerpen,
novel,roman,kisahperjalanan,biografi,otobiografi.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Narasi


a. Menyajikan serangkaian berita atau peristiwa
b. Disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal
c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian
d. Latar (setting) digambarkan secara hidup dan terperinci

2. KaranganDeskripsi
Karangan Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan atau melukiskan sesuatu
seakan-akan pembaca melihat, mendengar, merasakan, mengalaminya sendiri.

Ciri-ciri / karakteristik karangan deskripsi:


a. Melukiskan atau menggambarkan suatu objek tertentu
b. Bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar
seolah-olah mereka melihat, merasakan, mengalami atau mendengar, sendiri
suatu objek yang dideskripsikan
c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, yang dapat
berupa tempat, manusia, dan hal yang dipersonifikasikan
d. Penulisannya dapat menggunakan cara atau metode realistis (objektif),
impresionistis (subjektif), atau sikap penulis

3. Karangan Eksposisi
Karangan Eksposisi adalah bentuk karangan yang memaparkan, memberi keterangan,
menjelaskan,memberi informasi sejelas-jelasnya mengenai suatu hal.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Eksposisi:


a. Menjelaskan informasi agar pembaca mengetahuinya
b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual)
c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi atau memaksakan kehendak
d. Menunjukkan analisis atau penafsiran secara objektif terhadap fakta yang ada
e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

4. Karangan Persuasi
Karangan Persuasi adalah karangan yang tujuannya untuk membujuk pembaca agar
mau mengikuti kemauan atau ide penulis disertai alasan bukti dan contoh konkrit.

Ciri-ciri / karakteristik karangan persuasi:


a. Terdapat himbauan atau ajakan
b. Berusaha mempengaruhi pembaca

5. Karangan Argumentasi
Karangan Argumentasi adalah karangan yang isinya bertujuan meyakinkan atau
mempengaruhi pembacaterhadap suatu masalah dengan mengemukakan alasan, bukti,
dan contoh nyata.

Ciri-ciri / karakteristik karangan Argumentasi:


a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang
sehingga kebenaran itudiakui oleh pembaca
b. Pembuktian dilengkapi dengan data, fakta, grafik, tabel, gambar
c. Dalam argumentasi pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat atau
pandangan pembaca
d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi
dan menjauhkan subjektivitas
e. Dalam membuktikan kebenaran pendapat pengarang, kita dapat
menggunakan bermacam-macam pola pembuktian

2.6 Langkah-langkah pembuatan kerangka karangan

Langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menyusun semua ide pokok yang berhubungan dengan topik karangan yang akan

ditulis.

2. Mencatat semua ide pokok yang muncul baik dari data yang tertulis maupun data

melalui wawancara.
3. Menyusun dan menyeleksi ulang terhadap ide yang tidak penting. Ide yang

berdaya dukung terhadap penulisan dikoordinasikan menjadi satu, sedangkan ide

yang tidak pemnting dihilangkan.

4. Memeriksa ulang apakah masih terdapat ide yang tidak sesuai atau terdapat ide

yang belum dimasukan serta memeriksa kembali urutan semua ide.

Setelah membuat kerangka karangan, selanjutnya adalah mengembangkan kerangka

karangan menjadi sebuah karangan. Pada tahap ini kegiatan utamanya adalah

merangkai kalimat demi kalimat dengan mengacu pada kerangka karangan yang telah

disusun menjadi sebuah karangan atau wacana.

Dari setiap kerangka karangan dapat dikembangkan menjadi satu paragraf

atau dua pragraf. Kerangka karangan yang telah disusun menjadi titik tolak kalimat-

kalimat yang dituangkan atau dijadikan sebagai pikiran utama atau kalimat topik pada

setiap paragraf yang dibuat. Dengan demikian, kecil kemungkinannya terjadi

kesalahan atau pengulangan ide didalam suatu karangan bahkan kesalahan itu dapat

dihindari.

Pola pengembangan paragraf sebagai mana telah dipaparkan pada bab

sebelumnya, bisa menggunakan pola penalaran deduktif atau induktif. Hal perlu

dingat pada saat menyusun kalimat adalah menghadirkan unsur-unsur kalimat secara

lengkap sehingga kerancuan kalimat dapat dihindari dan ketidakjelasan kalimat dapat

ditinggalkan. Dalam menyusun kalimat perlu diperhatikan pula adanya oherensi

antarkalimat dan antarparagraf.


Koherensi antarkalimat adalah suatu pertalian atau hubungan antara suatu

kalimat dengan kalimat lain didalam suatu paragraf, sedangkan koherensi antar

paragraf adalah pertalian atau hubungan antara satu paragraaf denagan paragraf

karangan. Denag cara ini pula, seorang guru atau dosen dapat mengajari siswa

atau mahasiswanya dengan lebih efe ktif dan efesien.

2.7 Contoh -contoh Kerangka Karangan

1. kerangka sistem lekuk, dengan angka romawi, huruf kapital, dan angka arab.

Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan

I. Pendahuluaan

II. Potensi Akademik Mahasiswa

A. Potensi Kecerdasan

B. Keahlian Bidang Studi

C. Tenaga Kerja Intelektual

III. Paradigma Kewirausahaan

A. Potensi Kewirausahaan

B. Sumber Kreativitas Baru

C. Budaya Kewirausahaan

IV. Strategi Berwirausahaan

A. Strtegi Awal

B. Evaluasi Perencanaan dan pengembangan


C. Perencanaan Awal,

D. Pengembangan Semester Pertama

E. Evaluasi dan Pengembangan Semester Kedua

F. Evaluasi, Perencanaan dan Pengembangan Tahun Kedua

2. Kerangka Sistem Lekuk dengan Angka desimal

Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan

1. Pendahuluan

2. Potensi Akademik Mahasiswa

2.1 Potensi Kecerdasan

2.2 Keahlian Bidang Studi

2.3 Tenaga Kerja Intelektual

3. Paradigma Kewirausahaan

3.1 Potensi Kewirausahaan

3.2 Sumber Kreatif Baru

3.3 Budaya Kewirausahaan

4. Strategi Berwirausaha

4.1 Strategi Awal

4.1.1 Konsep

4.1.2 Modal

4.1.3 Produk

4.1.4 Pasar
4.2 Evaluasi Strategi Awal,

4.3 Perencanaan dan Pengembangan Tahun Pertama

4.4 Evaluasi, Perencanaan, dan Pengembangan Tahun Kedua

5. Kesimpulan

5.1 kesimpulan

3. Kerangka Sistem Lurus dengan Angka Romawi dan Desimal

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Masalah

1.3 Tujuan Penelitian

1.4 Pembatasan Masalah

1.5 Manfaat Pnelitian

BAB II KERANGKA TEORI

2.1 Deskripsi Teori,

2.1.1 Deskripsi teoetik variabel pertama (definisi, gambaran, konsep)

2.1.2 Deskripsi teoritik variabel kedua (definisi, gambaran, konsep)

2.2 Kerangka berfikir

2.3 Rumusan Hipotesis

BAB III METODE PENELIIAN

a. Metode penelitian

b. Populasi dan sampel


c. Variabel

d. Instrumen

e. Prosedur Pengukuran

f. Teknik Analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Data

4.2 Pengujian data

4.3 Hasil penguji

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan (interpretasi atas hasil penelitian)

5.2 Saran

4. Kerangka Karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitian kualitatif

BAB I Pendahuluan

BAB II Teori Acuan

BAB III Metodologi Penelitian

BAB IV Hasil Penelitian

BAB V Pembahasan

BAB VI Kesimpulan, Implikasi (saran)

5. Kerangka karangan dengan kombinasi romawi desimal lurus model

kerangka penelitian kualitatif, contoh model kajian teoritik

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang

1.2 Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

BAB II Kajian Pustaka

2.1 Deskripsi teori

2.2 Analisis

2.3 Sintetis

BAB III HASIL PENELITIAN

3.1 Interpretasi

3.2 Implikasi

BAB IV KESIMPULAN

4.1 kesimpulan

6. Kerangka karangan dengan romawi lurus model kerangka penelitiankualitatif,

untuk penulisan artikel

Pola penilaian: Sari tema – kekuatan – kelemahan - intregitas

I Sari tema

II Deskripsi umum

III Kekuatan / keunggulan pertama

IV Kekuatan / keunggulan kedua

V Kelemahan pertama dan solusi

VI Kelemahan kedua dan solusi


VII Intregitas (induktif)

7. Kerangka karangan dengan romawi dan desimal lurus model kerangka penelitian

kualitatif untuk penulisan makalah

I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang dan masalah

1.2 Pentingnya pembahasan masalah

1.3 Sudut pandang dan pendekatan

1.4 Pembatasan masalah

II PEMBAHASAN

2.1 Masalah yang dihadapi

2.2 Cara pemecahan masalah

2.3 Dukungan

2.4 Hambatan

III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB III
KESIMPULAN

3.1 kesimpulan

Kerangka karangan sering disebut juga dengan outline atau

ragangan.Kerangka karangan (outline) merupakan miniatur karangan.Pada dasarnya

outline adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta yang kadang-kadang

berbeda dengan jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Dengan

memperhatikan outline akan terlihat dengan jelas struktur dan sistematika berpikir

pengarangnya.Sehingga pengarang dapat melihat dengan jelas, dibagian mana fakta,

penilaian, argumentasi, atau ilustrasi tertentu dikemukakan, sehingga karangan

menjadi tepat.

kerangka karangan juga sebagai rencana kerja yang memuat garis-garis besar

atau an pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan

ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian

tertentu. Selain itu, susunan penulisan yangbersifat konseptual, menyeluruh,

terarah, logis, jelas, dan bersasaran dari target pembacanya. kerangka karangan

(outline) juga memudahkan kita dalam pembuatan karangan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Erlangga.

Widjono. 2005. bahasa indonesia. jakarta: PT Grasindo.

SOAL LATIHAN KERANGKA KARANGAN


Pada hari Minggu di rumahku ramai sekali. Hari itu adalah hari ulang tahunku yang
ke-12. Teman-teman datang ke rumahku. Ibu membuat kue ulang tahun untukku. Pesta ulang
tahunku sangat meriah. Lilin ulang tahun dinyalakan. Aku meniup lilin, ketika teman-
temanku menyanyikan lagu ”Selamat Ulang Tahun”. Saat itu aku merasa bahagia.
1. Ringkasan cerita di atas adalah ….
a. Hari Minggu rumahku ramai sekali.
b. Ibu membuat kue ulang tahun.
c. Pesta ulang tahunku sangat meriah.
d. Aku bangga karena teman-temanku bernyanyi.

“Service dalam bermain tenis lapangan dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
Pertama, ambillah posisi diluar garis belakang dan agak tengah. Kedua, lakukan konsentrasi
untuk beberapa detik dan aturlah posisi kaki. Ketiga, bungkukkan badan kedepan sedikit
sambil melempar bola keatas, raket diayunkan ke belakang dan dengan cepat pukullah bola
dengan kekuatan maksimal. Bola akan melayang dengan cepat.”

2. Paragraf diatas termasuk jenis karangan...


a. Eksposisi
b. Deskripsi
c. Persuasi
d. Argumentasi
e. Narasi

3. Jika akan memjelaskan pengertian dan fungsi pasar, kita dapat menggunakan karangan...
a. Argumentasi
b. Deskripsi
c. Persuasi
d. Eksposisi
e. Narasi

Ketombe memang amat menjengkelkan, tidak hanya bagi Wanita, tetapi juga bagi
Pria. Bila anda terkena penyakit ini dan belum menemukan obat mujarab, disinilah anda
dapat menemukan beberapa cara yang mudah untuk mengatasinya”.Cobalah slah satu cara
berikut yang menurut Anda paling sesuai dan paling mudah untuk anda lakukan.

4. Paragraf diatas termasuk Jenis Karangan...


a. Narasi
b. Eksposisi
c. Persuasi
d. Deskripsi
e. Argumentasi
Ternyata badai ekonomi membuat beberapa wilayah negeri ini bergolak. Efek
domino lepasnya Timor Timur tampak semakin menggejala. Di sana-sini muncul wacana
tetntang kemerdekaan wilayah. Dengan demikian, negeri ini menghadapi bahaya mahahebat.
Yakni disintegrasi.
Apakah melepaskan diri merupakan solusi terbaik? Untuk menjawab, kiranya
merupakan langkah arif jika rakyat negeri ini kembali melihat Sejarah kerajaan-kerajaan kecil
terbukti lemah menghadapi tangan-tangan raksasa orang manca.

5. Kutipan diatas termasuk Jenis Karangan...


a. Narasi
b. Persuasi
c. Deskripsi
d. Eksposisi
e. Argumentasi

Anda mungkin juga menyukai