Anda di halaman 1dari 8

TOPIK DAN TUJUAN KARANGAN

MAKALAH

Untuk memenuhi tugas

mata kuliah Bahasa Indonesia yang dibina oleh

Kiftian Hady Prasetya, M.Pd.

Oleh:

 Fernando Mangindano
 Nikolas Patila
 Egydion Mario

SEKOLAH TINGGI TEKNIK MINYAK DAN GAS


PROGRAM SARJANA TEKNIK PERMINYAKAN
MARET 2018
BAB I
PENDAHULUAN

Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan
kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan.
Mengarang juga dapat melatih orang untuk mengeluarkan pikirannya dngan baik sehingga
dapat dimengerti oleh orang lain.
Kegiatan mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sadar,
berarah, dan mempunyai mekanisme, serta persyaratan-persyaratan lain yang perlu
diperhatikan agar karangan berhasil baik. Mekanisme karangan meliputi kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan pada tahap perencanaan karangan dan kegiatan-kegiatan pada tahap
penulisan karangan.
Topik adalah landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk
menyampaikan maksudnya . Topik juga merupakan pokok yang akan diberikan atau masalah
yang akan dikemukakan, Topik yang menarik bukan bagi penulisnya saja tetapi diperkirakan
juga menarik untuk pembaca.
Topik yang menarik akan memotivasi penulis secara terus-menerus mencari data-data
atau bahan-bahan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Penulis akan
didorong agar dapat menyelesaikan tulisan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika suatu topik yang
sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kekesalan.
BAB II
PEMBAHASAN
TOPIK DAN TUJUAN KARANGAN

A. DEFINISI TOPIK
Topik atau pokok pembicaraan berasal dari kata Yunani “Topoi”. Dalam suatu karangan,
topik merupakan landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang pengarang
untukmenyampaikan maksudnya. Topik adalah pokok pembicaraan, pokok bahasan, atau
masalah yang akan dibahas. Sebagai pokok atau pangkal bahasan, topik harus di identifikasi
terlebih dahulu sebelum kegiatan menulis dilakukan.
Topik bisa juga disebut pokok bahasan yang dapat mengantarkan seorang penulis untuk
menghasilkan sebuah tema dari penelitian yang dilakukan. Topik dapat terdiri dari satu kata
saja. Topik ini dapat dikembangkan menjadi sebuah tulisan yang harus di identifikasi agar
terkuak apa maksud dibalik topik yang dipilih. Jadi kita harus memilih salah satu agar kita
bisa membatasi topik tersebut (spesifikasi).
Topik karangan adalah hal yang menjadi bahan pembicaraan dalam sebuah tulisan. Topik
karangan harus bermanfaat, layak dibahas, menarik, dikenal baik, bahan mudah didapati,
tidak terlalu luas, dan terlalu sempit. Topik harus terbatas. Pembatasan sebuah topik
mencangkup: konsep, variabel, data, lokasi (lembaga) pengumpulan data, dan waktu
pengumpulan data.

B. UNSUR-UNSUR TOPIK
Sebuah topik yang hendak dikembangkan menjadi sebuah tulisan harus diidentifikasi
terlebih dahulu. Caranya kita dapat memperhatikan beberapa unsur-unsur sebagai berikut:
1. Pelaku topik
2. Dasar-dasar topik
3. Objek topik
4. Tujuan topik
5. Manfaat topik.

Maksud dari unsure-unsur di atas adalah sebagai panduan kita untuk menspesifikasikan
manakah tinjauan utama yang akan kita bidik sebagai sasaran guna mendapatkan tema yang
sesuai dari sebuah penelitian yang akan dilakukan.

C. SUMBER TOPIK
Sumber untuk mencari inspirasi topik penelitian: bulletin, majalah, hasil obrolan dengan
masyarakat, praktisi Issu di koran kumpulan judul dan abstrak penelitian.
Ada beberapa Sumber dari topik tersebut, diantaranya adalah bisa melalui seperti:
1. Sumber pengalaman yaitu apa-apa yang pernah dialami seseorang
2. Sumber pengamatan
3. Sumber imajinasi
4. Sumber pendapat atau hasil penalaran.

D. PEMBATASAN TOPIK
Topik adalah segala yang ingin dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang akan
menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti Akhadiah, ada lima hal
yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
1. Ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2. Cukup menarik untuk dibahas
3. Dikenal dengan baik
4. Bahannya mudah diperoleh
5. Tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit.

Keraf, merumuskan kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai


berikut: Pertama, tetapkan topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral. Kedua,
ajukanlah pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di sekitar lingkaran
topik pertama tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan
dipilih. Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor tadi masih perlu diperinci lebih lanjut
atau tidak. Demikian dilakukan berulang sampai diperoleh topik yang sangat khusus.

E. KRITERIA TOPIK YANG BAIK


Tahapan ini tentu saja sudah menentukan topik yang hendak dikembangkan menjadi
suatu karangan. Langkah selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik untuk
dijadikan tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai sebuah karangan.
Untuk menentukan topik yang baik, hal-hal berikut ini dapat dijadikan tolok ukurnya,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan penulisnya. Pastikan bahwa topik
yang hendak dibahas benar – benar sudah dikuasai materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat Anda. Topik yang menarik minat Anda akan membuat
Anda lancar menuliskannya. Selain itu, jika Anda tertarik untuk menuliskannya tentu akan
membuat Anda bersemangat mencari referensinya.
3. Topik harus menarik minat pembaca. Percuma saja menulis sesuatu yang kira-kira tidak
membuat orang tertarik untuk membacanya. Meskipun minat baca seseorang tentulah
berkaitan dengan latar belakang pengetahuannya. Akan tetapi, jika Anda menulis sesuatu
yang baru, eksotik, menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat
seseorang terlibat emosional, dan hal yang eksotik ini akan menarik orang untuk
membacanya.
4. Topik harus dapat ditunjang dengan referensi lain. Suatu topik yang belum ada sama sekali
rujukan (referensi) atau materi lain yang menunjang akan sangat merepotkan Anda sendiri,
Untuk itu, sedapat mungkin hindarilah dahulu topik seperti itu.
5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya. Topik yang terlalu luas akan menyulitkan Anda
sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda. Lagi pula pembicaraan Anda tidak akan
terfokus. Hal ini akan membuat tulisan Anda terlihat bertele-tele.

F. TUJUAN KARANGAN
Tujuan utama menulis atau mengarang adalah sebagai sarana komunikasi tidak langsung.
Tujuan menulis banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara umum adalah memberikan
arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan.
Menurut Syafie’ie, tujuan penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Mengubah keyakinan pembaca
2. Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca
3. Merangsang proses berpikir pembaca
4. Menyenangkan atau menghibur pembaca
5. Memberitahu pembaca
6. Memotivasi pembaca.

Selain itu, Hugo Harting mengkalasifikasikan tujuan penulisan, antara lain tujuan
penugasan (assingnment purpose), tujuan altruistik (altruistic purpose), tujuan persuasi
(persuasive purpose), tujuan penerangan (informational purpose), tujuan penyataan (self-
expressive purpose), tujuan kreatif (creative purpose), dan tujuan pemecahan masalah
(problem-solving purpose).
Tujuan-tujuan penulisan tersebut kadang-kadang berdiri sendiri secara terpisah, tetapi
sering pula tujuan ini tidak berdiri sendiri melainkan merupakan gabungan dari dua atau lebih
tujuan yang menyatu dalam suatu tulisan.
Oleh karena itu, tugas seorang penulis tidak hanya memilih topik pembicaraan yang
sesuai atau serasi, tetapi juga harus menentukan tujuan yang jelas. Penentuan tujuan menulis
sangat erat hubungannya dengan bentuk atau jenis-jenis tulisan atau karangan.
G. JENIS-JENIS KARANGAN
Mengarang merupakan kegiatan mengemukakan gagasan secara tertulis.
Menurut Syafie’ie, tulisan pada hakikatnya adalah representasi bunyi-bunyi bahasa dalam
bentuk visual menurut sistem ortografi tertentu. Banyak aspek bahasa lisan seperti nada,
tekanan irama serta beberapa aspek lainya tidak dapat direpresentasikan dalam tulisan.
Begitu juga halnya dengan aspek fisik, seperti gerak tangan, tubuh, kepala, wajah, yang
mengiringi bahasa lisan tidak dapat diwujudkan dalam bahasa tulis. Oleh karena itu, dalam
mengemukakan gagasan secara tertulis, penulis perlu menggunakan bentuk tertentu.
Betuk-bentuk tersebut, seperti dikemukakan oleh Semi, bahwa secara umum karangan
dapat dikembangkan dalam empat bentuk yaitu: narasi, ekposisisi, deskripsi, dan
argumentasi.

H. KERANGKA KARANGAN
Kerangka karangan adalah rencana teratur tentang pembagian dan penyusun gagasan.
Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan di antara gagasan-gagasan yang
ada. Kerangka mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan.
Kerangka akan membantu penulis menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta
memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan. Kerangka
karangan dapat mengalami perubahan terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih
sempurna. Kerangka karangan karangan dapat berbentuk cacatan sederhana, tetapi dapat juga
mendetail.
Kerangka yang belum final disebut outline sementara kerangka yang sudah tersusun rapi
dan lengkapdisebut outline final. Kerangka karangan dapat membantu pengarang/penulis
dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.
2. Mencegah pengarang menuliskan karanganya.
3. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak ke luar dari sasaran yang telah
ditetapkan.
4. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda di dalam
karangannya, juga menata detail karangan.
5. Sebagai miniatur dari keseleruhuhan karangan, melalui kerangka karangan, pembaca dapat
melihat intisari ide serta struktur suatu karangan.
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan


bahwa Topik adalah landasan yang dapat dipergunakan oleh seorang penulis untuk
menyampaikan maksudnya. Topik juga merupakan pokok yang akan diberikan atau masalah
yang akan dikemukakan, Topik yang menarik bukan bagi penulisnya saja tetapi diperkirakan
juga menarik untuk pembaca.
Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan
kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri dalam bentuk tulisan.
Mengarang juga dapat melatih orang untuk mengeluarkan pikirannya dngan baik sehingga
dapat dimengerti oleh orang lain.
Kegiatan mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sadar,
berarah, dan mempunyai mekanisme, serta persyaratan-persyaratan lain yang perlu
diperhatikan agar karangan berhasil baik. Mekanisme karangan meliputi kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan pada tahap perencanaan karangan dan kegiatan-kegiatan pada tahap
penulisan karangan.
DAFTAR PUSTAKA

Rasak, Abdul. Kalimat Efektif. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Keraf, Gorys. Kompetensi. Nusa Indah : Flores, 1993.

syafie'ie, Imam. Retorika dalam Menulis. Jakarta : P2LPTK Depdikbud, 1988.

Rahardi, Kunjara. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga, 2009.

Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Insan Mulia, 2004.

Sudjana, Nana. Tuntunan Penyusun Karya Ilimiah. Bandung : Sinar Baru Algensido, 1995.

Widyamartaya. Seni Menggayakan Kalimat. Yogyakarta : Kanitus, 1995.

Anda mungkin juga menyukai