NIM : 08031281924044
KROMATOGRAFI GAS
Gas chromatography (GC) atau kromatografi gas adalah teknik analisis yang digunakan untuk
memisahkan dan menganalisis sampel yang dapat diuapkan tanpa dekomposisi
termal. Terkadang kromatografi gas dikenal sebagai kromatografi partisi gas-cair (GLPC) atau
kromatografi fase-uap (VPC). Secara teknis, GLPC adalah istilah yang paling benar, karena
pemisahan komponen dalam jenis kromatografi bergantung pada perbedaan perilaku antara fase
gas bergerak yang mengalir dan fase cair yang diam.
kromatografi gas dibagi menjadi dua jenis, yaitu :;
- kromatografi gas-padat (fase diamnya berupa padatan)
- kromatografi gas-cair (fase diamnya berupa cairan yang tidak bergerak)
detector pada gc
membutuhkan :
- sensitifitas ((10-8 hingga 10-5 g zat terlarut/s)
- beroperasi pada suhu tinggi ( 0 – 400 oC)
- stabil
- respon linear
-
Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam.
Oleh karena itu, kolom merupakan komponen sentral pada GC.
Ada 3 jenis kolom pada GC yaitu kolom kemas (packing column) dan kolom kapiler (capillary
column); dan kolom preparative (preparative column). Perbandingan kolom kemas dan kolom
kapiler dtunjukkan oleh gambar berikut :
Kolom Kemas Kolom Kapiler
Kolom kemas terbuat dari gelas atau logam yang tahan karat atau dari tembaga dan aluminium.
Panjang kolom jenis ini adalah 1–5 meter dengan diameter dalam 1-4 mm. Kolom kapiler sangat
banyak dipakai karena kolom kapiler memberikanefisiensi yang tinggi (harga jumlah pelat teori
yang sangat besar > 300.000 pelat). Kolom preparatif digunakan untuk menyiapkan sampel yang
murni dari adanya senyawa tertentu dalam matriks yang kompleks.
Fase diam yang dipakai pada kolom kapiler dapat bersifat non polar, polar, atau semi
polar. Fase diam non polar yang paling banyak digunakan adalah metil polisiloksan (HP-1; DB-1;
SE-30; CPSIL-5) dan fenil 5%-metilpolisiloksan 95% (HP-5; DB-5; SE-52; CPSIL-8). Fase
diam semi polar adalah seperti fenil 50%-metilpolisiloksan 50% (HP-17; DB-17; CPSIL-19),
sementara itu fase diam yang polar adalah seperti polietilen glikol (HP-20M; DB-WAX; CP-
WAX; Carbowax-20M) (6).
volume retensi :
Teknik injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-senyawa yang mudah
menguap; karena kalau penyuntikannya melalui lubang suntik secara langsung dikhawatirkan
akan terjadi peruraian senyawa tersebut karena suhu yang tinggi atau pirolisis(2).
FASE DIAM
Fase diam yang dipilih berdasarkan polaritas dari sampel yang akan diujikan, dengan prinsip
“ like dissolve like ”, oleh karena itu fase diam yang polar akan lebih berinteraksi dengan
senyawa yang lebih polar, dan begitulah sebaliknya fase diam yang non polar akan lebih
berinteraksi dengan senyawa yang lebih non polar.
Komponen-komponen sampel harus teretensi di fase diam untuk memperoleh resolusi. Retensi
yang semakin lama dan selektif akan menghasilkan resolusi yang semakin baik. Selektivitas bisa
divariasi hanya dengan mengubah kepolaran fase diam atau dengan mengubah suhu kolom. Jenis
Fase Diam dan Penggunannya Fase diam Polaritas Golongan sampel Suhu maksimum 0 oC
Squalen Non polar Hidrokarbon 125 oC Apiezon L Non polar Hidrokarbon, ester, eter 300 oC
Metil silikon Non polar Steroid, pestisida, alkaloida, ester 300 oC Dionil ptalat Semi polar Semua
jenis 170 oC Dietilenglikosuksinat Polar Ester 200 oC Carbowax 20M Polar Alkohol, amina
aromatik, keton 250 oC
Kromatografi gas menggunakan dua metode dalam kontrol suhu; operasi isotermal dan
pemrograman suhu.
Operasi Isotermal
Selama operasi isotermal, kolom berjalan pada suhu konstan sepanjang proses. Suhu pada titik
tengah rentang titik didih digunakan sebagai suhu isotermal. Ada kelemahan dalam metode ini
ketika sampel mengandung senyawa berat dengan berat molekul lebih tinggi dan titik didih lebih
tinggi. Kerugian ini meliputi:
Resolusi komponen lebih ringan pada suhu lebih tinggi
Puncak yang luas untuk senyawa yang dielusi kemudian
Efek akumulasi komponen yang lebih berat atau puncak hantu karena penguraian
Waktu lari lebih lama
Menurunkan throughput sampel
Pemrograman suhu
Selama mode pemrograman suhu, suhu kolom naik terus menerus pada tingkat yang dominan.
Laju ramp atau laju elusi sebanding dengan suhu kolom. Pada awalnya, ia menggunakan suhu
yang lebih rendah yang memberikan resolusi lebih tinggi dari senyawa yang lebih ringan.
Dengan meningkatnya suhu, laju ramp dari senyawa yang lebih berat juga meningkat. Ini
memberikan puncak yang lebih tajam untuk senyawa yang lebih berat. Keuntungan
pemrograman suhu diantaranya :
1. Resolusi tinggi senyawa yang lebih ringan
2. Puncak yang tajam untuk senyawa yang lebih berat
3. Waktu lari berkurang
4. Lebih sedikit akumulasi
5. Throughput sampel yang lebih tinggi
6. Rentang aplikasi diperpanjang dari satu kolom