Anda di halaman 1dari 46

Mahfur, M. Farm.

, Apt
Prodi S1 Farmasi
Universitas Pekalongan

KROMATOGRAFI GAS
Pendahuluan
Kromatografi gas digunakan untuk memisahkan campuran
yang komponen – komponennya dapat menguap pada
suhu percobaan dan tidak terurai (sebelum suhu 400℃)
dengan mengunakan gas sebagai fase gerak.
Prinsip

teknik pemisahan dimana solut-solut yang mudah


menguap dan stabil terhadap panas bermigrasi
melalui kolom yang mengandung fase diam dengan
suatu kecepatan yang tergantung pada rasio
distribusinya. Pada umumnya solut akan terelusi
berdasarkan pada peningkatan titik didihnya dan
affinitasnya terhadap fase diam

Solut : Komponen yang dipisahkan dari campurannya


Keuntungan dan Kerugian
 Keuntungan dari  Kerugian dari kromatografi
kromatografi gas, yaitu : gas, yaitu :
 Proses analisisnya cepat,  Terbatas pada sampel-sampel
biasanya dalam hitungan yang mudah menguap.
menit.  Tidak sesuai untuk sampel
 Efisien, resolusinya tinggi. yang termolabil.
 Sensitif, dapat mendeteksi ppm  Cukup sulit untuk preparasi
(part per million) bahkan ppb sampel dalam jumlah besar.
(part per billion).
 Analisis kuantitatif dengan
akurasi yang tinggi.
 Memerlukan sampel dalam
jumlah kecil, umumnya dalam
μl.
 Handal dan relatif sederhana.
 Tidak mahal.
Faktor yang Mempengaruhi
Resolusi Kromatografi Gas
 Resolusi merupakan ukuran apakah suatu senyawa terpisah
secara baik atau tidak dengan senyawa lain. Resolusi pada
kromatografi gas ditentukan oleh dua faktor, yaitu :

1. Efisiensi Kolom (menentukan pelebaran puncak kromatogram)

2. Efisiensi Pelarut (menentukan posisi puncak kromatogram)


Efisiensi kolom diukur dari jumlah theoretical plate
atau harga HETP, dimana HETP adalah panjang kolom
yang dibutuhkan untuk tercapainya keseimbangan
dari komponen sampel antara fase gerak dan fase
diam. Berdasarkan Rate theory dari Van Deemter,
factor-faktor yang dapat mempengaruhi efisiensi
kolom, antara lain :
Faktor yang mempengaruhi
• Diameter partikel : gunakan partikel support yang kecil
berukuran serba sama (homogen dan halus)
• Flow rate : penggunaan flow rate sedikit lebih tinggi akan
menghemat waktu analisis
• Carrier gas : untuk mendapatkan efisiensi tinggi, gunakan
carrier gas dengan BM tinggi, seperti argon atau nitrogen. Jika
yang dipentingkan adalah waktu analisis, gunakan gas yang
lebih ringan, seperti helium atau hidrogen (Ar > He > N2 > H2)
• Tipe Fase Diam : komponen-komponen sampel harus
mempunyai kelarutan yang berbeda-beda pada fase diam
tersebut.
 Jumlah/konsentrasi Fase Diam : konsentrasi rendah akan
mempercepat waktu analisis dan memungkinkan operasi
dengan suhu rendah.
 Tekanan : efisiensi kolom semakin tinggi jika perbandingan
tekanan masuk dan keluar dari kolom makin rendah.
 Temperatur : resolusi dapat diperbaiki dengan penurunan
suhu kolom, tetapi penurunan suhu mengakibatkan waktu
analisis lebih lama dan adsorpsi bertambah.
 Diameter kolom : efisiensi kolom dipertinggi dengan
memperkecil diameter dalam kolom.
Instrumentasi pada
Kromatografi Gas
Instrumen
Instrumen

 Perlengkapan dasar suatu alat kromatografi gas terdiri


atas :
 tabung silinder gas pembawa (carrier gas)
 pengatur aliran (flow rate) dan pengukur tekanan (Pressure
Regulator)
 tempat injeksi sampel (injection port)
 kolom
 detektor
 amplifier
 pencatat/perekam (recorder)
 oven dengan termostat untuk tempat injeksi (gerbang
suntik), kolom, dan detektor.
Gas Pembawa
(Carrier gas)
Gas Pembawa
Gas pembawa berfungsi sebagai fase gerak pada KG,
yakni tujuannya adalah untuk membawa solut ke kolom
sehingga gas pembawa tidak berpengaruh pada
selektifitas. Kecepatan linier dari carrier gas
menentukan efisiensi kolom.
Syarat Gas Pembawa :
Inert
Koefisien difusi sampel pada gas tersebut rendah
Murni dan mudah diperoleh
Murah
Cocok untuk detektor yang digunakan
Solut : Komponen yang dipisahkan dari campurannya
Gas Pembawa dan Pemakaian Detektor
Gas Pembawa Detektor
Hidrogen Hantar Panas (TCD)
Hantar Panas (TCD)

Helium Ionisasi Nyala (FID)


Fotometri Nyala (FPD)
Termoionik Nyala (FTD)
Ionisasi Nyala (FID)
Fotometri Nyala (FPD)
Nitrogen
Termoionik Nyala (FTD)
Tangkap Elektron (ECD)
Argon Ionisasi Nyala (FID)
Argon + Metana 5% Tangkap Elektron (ECD)
Ruang Injeksi Sampel
Ruang Injeksi Sampel

Fungsi dari ruang suntik sampel adalah untuk menghantarkan


sampel ke dalam aliran gas pembawa. Ruang suntik ini harus
dipanaskan tersendiri (terpisah dari kolom).
Suhu dari injection port biasanya sama atau sedikit lebih tinggi,
misalnya 50oC di atas suhu kolom, dimana sampel seketika
menjadi uap dan segera masuk ke dalam kolom dibawa oleh
carrier gas.
Ruang Injeksi Sampel
Kolom
Kolom

Kolom merupakan tempat terjadinya proses pemisahan


karena di dalamnya terdapat fase diam.
Ada dua jenis kolom pada KG, yaitu kolom kemas
(packing column) dan kolom kapiler (capillary column).
Perbedaan Kolom Kemas dan Kolom Kapiler

Parameter
Kolom Kemas Kolom Kapiler

Baja tahan karat Silika (SiO3) dengan kemurnian yang sangat


Tabung
(stainless steel) tinggi (kandungan logam < 1 ppm)

Panjang (m) 1-5 5-60


Diameter Dalam (mm)
2-4 0,10-0,53

Jumlah Lempeng/meter
1000 5000

Total Lempeng 5000 300000


Tebal Lapisan Film
10 mikron 0,05-1 mikron

Resolusi Rendah Tinggi


Kolom Kemas dan Kolom Kapiler
Penampang Kolom
Kemas dan Kolom
Kapiler
Support

Syarat Support :
Inert
Kuat atau tahan gesek
Mempunyai permukaan yang luas
Halus dan homogeny : 80-100 mesh atau 100-
120 mesh
Support

Contoh : Chromosorb ®
Chromosorb/Diatomae : Senyawa silikat dengan
beberapa pengotoran oksida logam (Al2O3,TiO2,
Fe2O3,CaO,MgO bersifat basa)
Chromosorb P : Chromosorb berwarna pink
Chromosorb W : Chromosorb berwarna putih
Pengotor oksida logam dapat dihilangkan dengan
pencucian dengan asam (Acid Wash)
Pembuatan Support

Untuk pembuatan support yang inert maka sifat polar


dari gugus hidroksil pada silikat dinetralkan dengan
perekasi DMCS (Dimetil Klorosilan)
Setelah Chromosorb W dicuci dengan asam dan
direaksikan dengan DMCS maka akan menghasilkan
Chromosorb WAW-DMCS
Fase Diam
 Berupa lemak yang akan mencair pada temperature tertentu
 Syarat Fase Diam :
 Komponen-komponen sampel harus mempunyai koefisien
partisi yang berbeda-beda
 Sampel harus mempunyai kelarutan yang cukup
 Tidak boleh meleleh pada suhu analisis dan stabil pada
pemanasan
 Fase diam yang digunakan 2-30%
 Semakin banyak fase diam yang digunakan semakin baik
pemisahan (R) dan semakin lama waktu retensi
 Fase diam berupa senyawa polimer dengan polaritas yang
berbeda-beda
Pemilihan Fase Diam

 Pemilihan fase diam berdasarkan polaritas sampel dan


titik leleh/didih sampel
 Suhu maksimum analisis adalah 30℃ di bawah suhu
maksimum fase diam (suhu maksimum fase diam dapat
dilihat pada tabel di slide selanjutnya)
 Pemisahan komponen-komponen sampel dengan cara
KGC terjadi dua tahap :
1. Perbedaan titik didih antar komponen
2. Pemisahan akan dilakukan oleh kolom (jika komponen-
komponen sampel mendidih bersamaan) (Kolom polar
akan menahan komponen polar pula)
Jenis Fase Diam

Fase Diam (Cair) Suhu Maksimum (oC) Polaritas Pelarut

SE-30 (methyl silicone) 350 Non polar CHCl3 / CHCl2


hangat
Squalen (2,6,10,15,19,23- 100 Non polar CHCl3 / CHCl2
hexamethyltetracosane)
OV-17 (methyl phenyl silicone) 300 Semi polar CHCl3

OV-210 (trifluoropropyl methyl 275 Semi polar CHCl3


silicone)
DEGS (diethylene glycol 190 Polar Acetone
succinate)
Carbowax 20M (polyethylene 200 Polar CHCl3
Pembuatan Fase
Diam KGC

20% Carbowax 20M


dalam Chromosorb
WAW DMCS 100-120
mesh  20 gram
Carbowax 20M
dalam 80 gram
Chromosorb WAW
DMCS 100-120 mesh
dilarutkan dalam
CHCl3 secukupnya
sambil diaduk dan
dipanaskan
Detektor
Detektor

Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung


kolom tempat keluar fase gerak yang membawa komponen hasil
pemisahan.
Detektor ini berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan
komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik, dimana sinyal
elektronik ini berguna untuk analisis kualitatif dan kuantitatif
terhadap komponen-komponen yang terpisah di antara fase
diam dan fase gerak.
Macam-macam Detektor
Jenis detektor Sifat Jenis sampel Batas Batas terkecil
linearitas pendeteksian

Daya hantar Non- Senyawa umum 104 10-5 g/ml


panas (TCD) destruktif

Ionisasi nyala Destruktif Senyawa organik 107 2 x 10-11 g/ml


(FID)
Fotometrik nyala Destruktif Senyawa sulfur dan 103 2 x 10-12 g/ml
(FPD) fosfor organik

Termionik nyala Destruktif Senyawa nitrogen 103 2 x 10-10 g/ml


(FTD) dan fosfor organik

Penangkap Destruktif Senyawa dengan 5 x 102 10-13 g/ml


elektron (ECD) sifat elektronegatif,
seperti halogen
organik
Teknik Kromatografi gas
Isotermal

Suatu cara analisis di mana selama proses analisis


berlangsung temperatur (kolom, injektor, dan
detektor) tetap
Program Temperatur
Suatu cara analisis di mana selama proses analisis
berlangsung temperatur (kolom, injektor, dan
detektor) berubah-ubah
• Kapan harus dilakukan Program temperature?
• Jika kromatogram yang diperoleh pemisahannya
tidak baik dan jumlah komponen banyak

Isotermal Program
Temperatur
Sistem pengolah data
Sistem Pengolah Data

Pada kromatografi gas pengolahan data dilakukan oleh


suatu alat pengolah data (data processor) atau komputer.
Informasi yang diperoleh dapat dimanfaatkan dalam
analisis kualitatif, biasanya dengan membandingkan waktu
retensi sampel dalam kondisi analisis yang sama.
Sedangkan, untuk analisis kuantitatif biasanya dilakukan
dengan perhitungan relatif tinggi atau luas puncak
kromatogram sampel melalui metode baku luar (external
standar) atau baku dalam (internal standar).
Derivatisasi pada KG
Pendahuluan

Derivatisasi merupakan proses kimiawi untuk mengubah


suatu senyawa menjadi senyawa lain yang mempunyai
sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan analisis
menggunakan kromatografi gas.
Alasan dilakukannya derivatisasi:
1. Untuk meningkatkan batas deteksi dan bentuk
kromatogram.
2. Meningkatkan volatilitas senyawa-senyawa yang tidak
mudah menguap (non-volatil).
3. Meningkatkan stabilitas.
Jenis Derivatisasi

 Esterifikasi
Reaksi esterifikasi digunakan untuk membuat derivat gugus
karboksil menjadi esternya.
 Asilasi
Asilasi adalah proses mengubah gugus alkohol menjadi
ester, dengan mereaksikannya dengan senyawa asil
halida atau anhidrida.
 Alkilasi
Alkilasi digunakan untuk menderivatisasi alkohol, fenol,
amina (primer dan sekunder), imida, dan sulfhidril.
Jenis Derivatisasi

 Kondensasi
Kondensasi dilakukan jika sampel yang dianalisis
mengandung gugus aldehid atau keton.
 Silkisasi
Penutupan gugus polar melalui siklisasi dilakukan pada
senyawa yang mengandung 2 gugus fungsi yang kira-kira
sangat mudah dibuat heterosiklis beratom 5 atau 6.
 Sililasi
Sililasi adalah proses substitusi gugus silil ke dalam molekul.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai