Anda di halaman 1dari 29

TEKNIK PELEDAKAN BATUAN

MAKALAH
Peralatan dan Perlengkapan dalam Teknik peledakan Batuan

Di susun oleh :
Nama : M.Subli Nur
Nim

: 140913011

Prodi

: D3 Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK
UNUVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Swt.Karena berkat rahmat dan karuni-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Peralatan dan perlengkapan
Peledakan Batuan.Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Teknik
Peledekan Batuan.
Dalam penulisan makalah ini,penulis merasa masih banyak kekurangan,baik pada
teknis penulisan maupun materi mengingat kemampuan yang dimiliki penulis.Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah Teknik Peledakan Batuan.
Akhir katasemoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca

Padang, 26 Oktober 2016

Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL......................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................

ii

KATA PENGANTAR.....................................................................................

iii

DAFTAR ISI..................................................................................................

DAFTAR GAMABAR...................................................................................

vi

DAFTAR TABEL...........................................................................................

vii

BAB
I

II

III

PENDAHULUAN............................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................

1.2 Latar Belakang Teori.....

1.3 Deskripsi........

PERLENGKAPAN PELDAKAN....................................................

2.1 Pendahuluan......

2.2 Latar Belakang Teori ..

2.3 Deskripsi..

a. Detonator

b. Sumbu Api.

c. Sumbu Ledak.

PEMBAHASAN..............................................................................

12

3.1 Pembahasan........

12

PENUTUP .......................................................................................

15

4.1 Kesimpulan................................................................................

15

4.2 Saran .......................................................................................

20

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PERALATAN PELEDAKAN

1.1. Pendahuluan
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena itu, harus
dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati-hati agar tidak terjadi kegagalan atau
bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus
mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan.
Karena persiapan peledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan
hasil yang tidak sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan
pekerja maupun peralatan.
Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan
dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Oleh karena itu selain
mempelajari tentang metode peledakan juga diperlukan pengetahuan tentang peralatan
dan perlengkapan yang dipergunakan dalam setiap masing-masing metode peledakan.
Hal ini akan mengurangi dampak buruk atau kerugian yang ditimbulkan.
1.2. Latar Belakang Teori
Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan
peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang diterapkan.
Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendaknya terlebih
dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan peledakan (Blasting
equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya blasting machine,
crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu
kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali.
Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbedabeda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka dibuat sistematika
berdasarkan tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa perlengkapan dan peralatan akan
dikelompokan berdasarkan metodenya.

1.3 Deskripsi
Secara garis besar, sesuai dengan perkembangan teknologi, metode peledakan dapat
dibagi sebagai berikut :
1. Metode sumbu api (cap & fuse method)
2. Metode sumbu ledak
3. Metode listrik
4. Metode non listrik (Nonel)
Secara lebih jelas, peralatan dan perlengkapan untuk setiap metode peledakan dapat
dilihat pada tabel 1.1
Peralatan yang biasa dipergunakan yaitu :
1. Blasting Machine
2. Multimeter
3. Crimper
4. Leading wire
5. Korek api / penyulut
Ada beberapa peralatan yang biasanya digunakan untuk operasi peledakan dengan
listrik, yaitu :
1. Exploder (Blasting Machine) , ada dua tipe yang diperdagangkan yaitu :
a. Generator Type
b. Condenser Discharge (CD) Type
Kedua tipe alat tersebut dibuat untuk menghasilkan arus searah bertegangan tinggi.
Kapasitas alat ini biasanya dinyatakan dalam jumlah detonator listrik dengan panjang leg
wire 30 ft bila sambungan seri. Tipe yang pertama tidak pernah untuk digunakan
sambungan parallel karena ada kemungkinan misfire (konsleting). Tipe yang kedua
terutama digunakan untuk peledakan yang lebih besar. Bentuk blasting machine sangat
beraneka ragam, mulai dari bentuk kuno sampai yang bentuk remote control saat ini.
METODE

PERLENGKAPAN

PERALATAN

PELEDAKAN

SUMBU API (CAP


& FUSE)

1. Plain detonator

1. Cap crimper

2. Sumbu api

2. Penyulut (lighter) : korek

3. Igneter cord
4. Igneter cord conector

api.
3. Tamper

1.

Sumbu ledak
Detonatring
Relay/ Dellay
connector
SUMBU LEDAK
3. Initator (detonator
listrik/biasa)
2.

Tergantung detonator yang


dipakai
1.

Blasting

machine/

exploder
2. Blasting machine tester :
-Rheostat
LISTRIK

1. Detonator listrik
2. Connecting wire

-Blasting VOM meter


3. Circuit tester :
- Galvanometer
- Voltmeter
4. Tamper
5. Leading wire

1.

NON LISTRIK

Detonator non
listrik (Nonel,
Hercudet)
2. Connector

1. Exploder
2.

Gas supply unit


(untuk hercudet)
3. Sumbu ledak (untuk 3.
Circuit tester
nonel)
Tabel 1.1

Peralatan Dan Perlengkapan Dalam Setiap Metode Peledakan


2.

Blasting Machine Tester


Adalah sangat penting bahwa exploder hendaknya selalu dipelihara dan ditest

secara teratur terhadap kapasitas penyalaan. Efektifitas exploder type-generator biasanya


ditest dengan menggunakan Rheostat yang dihubungkan dengan detonator.
3. Circuit tester
Sebelum peledakan dilakukan, setelah semua sirkuit dipasang, maka harus ditest
terlebih dahulu. Beberapa alat yang digunakan untuk circuit tester adalah :
a. Du Pont Rheostat
b. Du Pont Blasting Galvanometer
c. Du Pont Blasting Voltohmeter
Tipe-tipe blasting machine yaitu :

1. Tipe generator
Untuk mengumpulkan energi listrik menggunakan gerakan mekanis dengan cara
memutar engkol (handle) yang telah disediakan. Putaran engkol dihentikan setelah
lampu indikator menyala yang menandakan arus sudah maksimum dan siap
dilepaskan. Saat ini tipe generator sudah jarang digunakan.
2. Tipe baterai ( listrik )
Pengumpulan energi listrik melalui baterai, yaitu dengan cara mengontakkan
kunci kearah starter dan setelah lampu indikator menyala berarti kapasitor penuh
dan arus sudah maksimal serta siap dilepaskan

BM Tipe Generator

BM Tipe Baterai
Gambar 1.1
Blasting Machine

Alat pemicu peledakan nonel :


Disebut dengan shot gun atau shot firer atau nonel starter
Fungsi : sebagai penyuplai gelombang kejut pada detonator nonel melalui sumbu
nonel (nonel tube)
Tipe : didasarkan atas pemicunya, digerakkan secara mekanis atau oleh baterai untuk
membentuk gelombang kejut terhadap HMX yang terdapat di dalam sumbu nonel

Ciri-ciri khusus : untuk tipe yang digerakkan secara mekanis dilengkapi Shot Shell
Primer, sedangkan yang menggunakan baterai dapat menimbulkan percikan api
bertekanan tinggi
Cramper :
Alat khusus yang digunakan untuk menjepit atau mengikat kuat detonator biasa
dengan sumbu api
Sumbu api dikatagorikan juga sebagai sumbu non-electric
Cara Penggunaan:
o Masukkan sumbu api ke dalam detonator biasa. Persyaratan pemotongan sumbu
api harus dipenuhi sebelum dimasukkan ke dalam detonator biasa.
o Yakinkan bahwa sumbu api benar-benar telah menyentuh ramuan pembakar
dalam detonator biasa.
o Posisikan cramper pada ujung detonator biasa, kemudian jepit detonatornya.
Saudara bisa melakukan penjepitan lebih dari satu kali untuk meyakinkan
sambungan cukup kuat

Gambar 1.2
Cramper
Kabel yang digunakan didalam peledakan listrik dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Leading wire peralatan
2. Leg wire perlengkapan
3. Connecting wire perlengkapan

a. Untuk
kondisi
normal

b. Untuk
Gambar 1.3peledakan
Leading wire
berat

1.4 Pembahasan
Peralatan peledakan (blasting equipment) ialah alat-alat yang diperlukan untuk menguji
dan menyalakan rangkaian peledakan, sehingga alat tersebut dapat dipakai berulang kali.
Peralatn peledakan antara lain :
Blasting Machine (sumber energi listrik DC), beserta ohm-meter (penguji tahanan
rangkaian), Rheostat (penguji kapasitas blasting machine)
Cap Crimper (sejenis tang khusus untuk peledakan)
Kabel Utama (bus wire, leading wire) yaitu kabel yang menghubungkan blasting machine
(exploder) ke rangkaian peledakan listrik.
Tamper ( sejenis linggis untuk memadatkan lubang ledak)
Lighter ( untuk menyalakan sumbu api )

1. Pelaksanaan Praktikum
Peralatan yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu:
o Blasting Machine
o Multi Meter
o Bladting Galvanometer

o Crimper
Prosedur praktikum meliputi :
o Diskripsi Peralatan
o Simulasi Peralatan
2. Hasil Praktikum
Metode peledakan yaitu :
1. Sumbu api deflagasi
2. Sumbu ledak detonasi
3. Arus listrik detonasi
4. Nonel detonasi
Peralatan yg berhubungan langsung dgn peledakan :
1. Alat pemicu ledak:
a. Pada peledakan listrik (Blasting Machine)
b. Pada peledakan nonel (Shot gun/ Shot firer)
2. Alat bantu peledakan listrik:
a. Blasting Ohmmeter (BOM)
b. Pengukur kebocoran arus listrik
c. Multimeter peledakan
d. Pengukur kekuatan blasting machine
e. Pelacak kilat (lightning detector)
3. Alat bantu peledakan lain:
a. Kabel listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama (lead-in line)
b. Cramper (penjepit sambungan sumbu api dengan det.biasa)
c. Meteran (50 m) dan tongkat bambu ( 7 m) diberi skala
4. Alat pencampur dan pengisi
Peledakan dengan menggunakan arus listrik searah (DC) sebagai sumber tenaga,
dihasilkan dari blasting machine. Arus listrik berfungsi membangkitkan panas yang dapat
menyalakan detonator, kemudian detonator akan meledakkan primer dimana terdapat isian.
1.5 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peralatan peledakan yang digunakan
pada suatu operasi peledakan tergantung dari metode peledakan yang di pakai.
a. Metode sumbu api
Peralatan : cap crimper, lighter dan tamper
b. Metode sumbu ledak
Peralatan : tergantung dari detonator yang digunakan. Untuk detonator listrik,
peralatannya yaitu lighter, cap crimper, dan tamper. Untuk detonator listrik peralatannya
yaitu Exploder, tamper, blasting machine tester, circuit tester, dan leading wire.
Metode listrik
Peralatan yang digunakan : Exploder, blasting machine tester, circuit tester, leading wire
dan tamper.
Metode Non Electric (Nonel).
Peralatan : Exploder, gas supply unit dan circuit tester.

BAB II
PERLENGKAPAN PELEDAKAN

2.1 Pendahuluan
Perlengkapan peledakan (Blasting supplies/Blasting accessories) adalah material
yang diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian bahan peledak
dapat dinyalakan. Perlengkapan peledakan hanya dapat dipakai untuk satu kali
penyalaan saja. Hal-hal yang harus kita perhatikan di dalam memilih perlengkapan
peledakan :
1. Bahan peledak komersial adalah dari kelas bahan peledak kimia. Dalam hal ini
detonator, sumbu ledak, dan sumbu api harus diperlakukan sebahgai bahan
peledak.
2. Pabrik bahan peledak selalu memberikan keterangan mengenai spesifikasi bahan
peledak yang dihasilkannya.
3. Untuk pedoman pelaksanaannya beberapa sifat bahan peledak yang harus
diperhatikan adalah :
a. Kekuatan ( Strenght )
b. Kerapatan/ Berat jenis ( Density/ Specific Gravity )
c. Kecepatan Detonasi ( Detonation Velocity )
d. Kepekaan ( Sensitivity )
e. Ketahanan Terhadap Air ( Water Resistensy )
f. Gas Beracun ( Fumes )
g. Kemasan ( Package )
4. Perlengkapan bahan peledak terdiri dari detonator, sumbu api, sumbu ledak, dll

2.2 Latar Belakang Teori


Bahan peledak komersial umumnya adalah dari bahan peledak kimia (chemical
explosive), yaitu semua jenis bahan peledak yang lazim digunakan untuk tujuan
pembangunan. Dalam hal ini detonator, sumbu ledak, dan sumbu api harus diperlakukan
untuk mendukung bahan peledak.

Pabrik bahan peledak selalu memberi katalog dan keterangan mengenai spesifikasi
bahan peledak yang dihasilkan. Untuk pedoman pelaksanaan, beberapa sifat bahan peledak
yang harus diperhatikan antara lain :
a. Kekuatan (strength).
b. Kerapatan (density).
c. Kecepatan detonasi (detonation velocity).
d. Kepekaan (sensitivity).
e. Ketahanan terhadap air (water resistance).
f. Gas beracun (fumes).
g. Kemasan (package).
Perlengkapan peledakan terdiri dari : detonator, sumbu api, sumbu ledak, bahan
peledak, dan kabel-kabel konduktor.
2.3 Deskripsi
a. Detonator
Detonator adalah alat yang digunakan untuk menimbulkan gelombang detonasi
sehingga mampu meledakan primer yang disediakan. Ada beberapa macam detonator yaitu :
1) Detonator listrik (Electric Blasting Caps/EBC)
Pada dasarnya detonator listrik terdiri dari sebuah metal shell yang di dalamnya
terdapat power charge dan sebuah electrical ignition element yang dihubungkan dengan
insulated wires yang disebut leg wire. Dan pada garis besarnya detonator listrik dapat di
bagi menjadi dua macam yaitu :
Instantaneous detonator (detonator tanpa element delay).
Dellay detonator, dimana fungsi dari delay ini adalah :
o

Menentukan muka peledakan.

Mengatur fragmentasi.

Mengurangi getaran yang ditimbulkan.

2) Detonator biasa
b. Sumbu Api
Sumbu api adalah sumbu yang berfungsi merambatkan api guna meledakan suatu
bahan peledak. Komposisi sumbu api terdiri dari bagian inti dan pembungkus. Inti sumbu api
terdiri dari low explosive (Potassiun Nitrat Black Powder), pembungkusnya dapat berupa
textile atau jute.

a. Macam sumbu api :


Berdasarkan kecepatan rambatnya, sumbu api ada 2 jenis :

Sumbu api berkecepatan kira-kira 120 detik/yd

Sumbu api berkecepatan kira-kira 90 detik/yd.


Berdasarkan pembungkusnya, sumbu api dapat dibagi menjadi 2 macam :

Textile Type Fuses

Plastic Type Fuses.

b. Cara dan alat pengapian sumbu api :

Hot Wire Fuse Lighte

Pull Wire Fuse

Lead Spliter Fuse Lighter

Cigarette Lighter

Igneter Cord, dimana igneter cord ini ada tiga type :


- Fast Type
- Medium Speed Type
- Slow Speed Type

c. Penyalaan awal pada sumbu api :

Sumbu api dengan korek api

Sumbu api dan detonator biasa.


d. Rangkaian peledakan dengan sumbu api :

Pengisian lubang tembak

Peledakan tunggal (Single shot)

Peledakan lubang tembak banyak (Multiple shot), dengan cara :


- Cara Trimming
- Dengan menggunakan Igneter Cord
- Menggunakan IC dan sumbu api tidak sama panjang.
c. Sumbu Ledak
Sumbu Ledak (Detonating Fuse, Detonating Cord) adalah suatu sumbu yang
berintikan initiating explosive (biasanya Pentaerythritol Tetranitrat) yang dimasukan dalam
suatu pembungkus plastik dan berbagai kombinasi textile, kawat halus dan plastik. Fungsi
sumbu ledak dalam peledakan ialah untuk merambatkan gelombang detonasi sampai ke
isian.

Jadi perbedaan antara sumbu api dengan sumbu ledak ialah pada bahan intinya. Bahan
inti sumbu api ialah low explosive sedangkan inti sumbu ledak adalah high explosive.
Sehingga pada sumbu api yang terjadi ialah rambatan nyala api, sedangkan pada sumbu
ledak terjadi rambatan gelombang detonasi.
a.

Terdapat sumbu ledak jenis khusus untuk keperluan tertentu, misalnya :

Detacord

Plastic Reinforced Primacord

Seismic Cord

Rdx 70 Primacord.
Sumbu ledak dikemas dalam bentuk gulungan pada coil (500-1000 ft per coil). Satu

kotak kemasan berisi dua coil atau 2000 ft dengan berat antara 11-17 lb/1000 ft.
b.

Ada tiga cara untuk menunda waktu peledakan yaitu


Igneter Cord

Trimming (pengaturan panjang sumbu tidak terkecuali ssumbu api atau sumbu ledak
untuk mengatur peledakan sesuai yang diinginkan)

Kombinasi keduanya.
c. Cara penyalaan awal dengan sumbu ledak :

Dengan detonator biasa

Dengan detonator listrik.


d.

Penggalakan (Priming) pada sumbu ledak :

Memakai Dodol dynamite

Booster
d. Bahan Peledak
Bahan peledak adalah suatu campuran dari bahan-bahan berbentuk padat atau cair
ataupun campuran dari keduanya yang apabila terkena suatu aksi misalnya panas, benturan,
atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang sebagian besar atau
seluruhnya berbentuk gas, dan perubahan tersebut berlangsung dalam waktu yang singkat,
disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi (Keppres RI No. 5 Tahun 1988).
1) Klasifikasi Bahan Peledak
Berdasarkan Keppres No. 5/1988 juga SK Menhankam No. SKEP/974/VI/1988
membagi bahan peledak (Explosives) menjadi dua golongan besar yaitu :

a. Bahan peledak industri (komersial)


b. Bahan peledak militer
Bahan peledak industri dibedakan ke dalam dua kelompok sesuai dengan kecepatan
kejutnya (Jimeno dkk, 1995), yaitu :
a. Bahan peledak cepat (Rapid and Detonating Explosives)
Memiliki kecepatan antar 2000-7000 m/detik dan dibedakan lagi menjadi dua yaitu
primer (energinya tinggi dan sensitive, ntuk isian detonator dan primer cetak, seperty
mercury fulminate, PETN, pentolite), dan sekunder yang kurang sensitive, dipakai
untuk isian lubang ledak.
b. Bahan peledak lambat (Slow and Deflagrating Explosives)
Memiliki kecepatan di bawah 2000 m/detik, contoh gunpowder senyawa piroteknik
dan senyawa propulsive untuk artileri.
Ahli bahan peledak lain (Manon, 1976) membedakan bahan peledak industri menjadi
dua kelompok yaitu :
a. Bahan peledak kuat (High Explosives).
Mempunyai kecepatan detonasi antar 1600-7500 m/detik, sifat reaksinya detonasi
(propagasi gelombang kejut) dan menghasilkan efek menghancurkan (Shattering
effect). Contoh : dynamite, TNT (Tri Nitro Toluene), PETN (Penta Era-Thritol Tetra
Nitrate)
Bahan peledak kuat dapat dibagi menjadi dua yaitu :

Primary explosive ( initiating explosive ), yaitu bahan peledak yang mudah


meledak karena terkena api, benturan, gesekan, dan semacamnya. Misalnya Pb
N6 (ONC)2

Secondary explosive ( non initiating explosive ), yaitu bahan peledak yang


hanya akan meledak apabila ada ledakan yang mendahuluinya. Misalnya
ledakan dari sebuah detonator

b. Bahan peledak lemah (Low Explosives).


Kecepatan reaksi kurang dari 1600 m/detik, sifat reaksinya deflagrasi (reaksi kimia
yang cepat), dan menimbulkan efek pengangkatan (heaving effect). Contoh : black
powder, propelant
2) Sifat-sifat Bahan Peledak

Sifat-sifat bahan peledak yang berpengaruh dalam hasil peledakan yaitu kekuatan,
kecepatan detonasi, kepekaan, bobot isi bahan peledak, tekanan detonasi, ketahanan terhadap
air, sifat gas beracun dan permissibilitas.
a. Kekuatan (Weight Strength and Volume Strength).
Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan energi yang dimiliki
oleh bahan peledak tersebut, dan Kekuatan suatu bahan peledak merupakan ukuran
kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja. Biasanya dinyatakan dala
persen(%). Weight Strength menyatakan % berat NG yang terdapat dalam Straight-NG
Dynamite, yang menghasilakan simpangan Ballistic mortal yang sama dengan bahan
peledak yang diukur apabila keduanya diledakan pada berat yang sama.

Weight Strength

Energi

Vol. Gas

(Mj/Kg)

(m3/Kg)

Dynamite I

5,00

0,850

Dynamite II

4,42

0,904

0,91

1,08

ANFO

3,89

0,973

0,84

1,00

TNT-Al Slurry

4,50

0,700

0,89

1,06

Light Slurry

3,44

0,900

0,75

0,89

ANFO 10% Al

5,56

0,800

1,09

1,30

TNT

4,1

0,960

0,82

0,98

RDX

5,54

0,908

1,09

1,30

PETN

6,12

0,780

1,17

1,39

Nitroglycerin

6,27

0,715

1,19

1,42

Nitromethane

6,4

0,723
Tabel 2.1

1,21

1,44

Bahan Peledak

Dibandingkan
Dynamite
ANFO
1,00
1,19

Energi Bahan Peledak, Volume Gas Dan Weight Strength


b. Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation/VOD).
Velocity of Detonation (VOD) adalah kecepatan gelombang detonasi yang menerobos
sepanjang kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam meter/detik. Kecepatan detonasi
bahan peledak komersial ialah antar 1500-8000 m/s. kecepatan detonasi suatu bahan
peledak tergantung pada jenis bahan peledak (ukuran butir dan bobot isi), diameter dodol

dan diameter lubang ledak, derajat pengurungan (degree of Confinement) dan penyalaan
awal (Initiating).
c. Kepekaan (Sensitivity).
Sensitivity adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak untuk
memulai bereaksi dan menyebarkan reksi peledakan keseluruh isian. Kepekaan bahan
peledak tergantung pada komposisi kimia, ukuran butir, bobot isi, pengaruh kandungan
air dan temperatur. Beberapa macam kepekaan yaitu kepekaan terhadap benturan
(Sensivity to shock), kepekaan terhadap gesekan (Sensivity to friction), kepekaan
terhadap panas (Sensivity to heat) dan kepekaan terhadap ledakan bahan peledak lain dari
jarak tertentu (gap sensivity).
d. Bobot Isi Bahan Peledak (Density).
Density adalah perbandingan antara berat dan volume bahan peledak, dinyatakan dalam
gr/cm3. bobot isi biasanya juga dinyatakan dalam istilah Specific Grafity (SG), Stick
Count (SC), atau Loading Density (De).

Specific Grafity adalah perbandingan antara density bahan peledak terhadap density
air pada kondisi setandar. SG bahan peledak komersial antara 0,6-1,7.

Stick Count adalah jumlah dodol (catridge) ukuran standar 1 x8yang terdapat
dalam 1 dos seberat 50 pound. Stick count badak antara 232-83.

Loading Density adalah berat bahan peledak per unit panjang dari isian.

e. Tekanan Detonasi (Detonation Pressure).


Detonation Pressure ialah penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom isian
bahan peledak, dinyatakan dalam kilo bar (kb). Tekanan detonasi bahan peledak
komersial antara 5-150 kb.
Tekanan akibat ledakan akan terjadi disekitar dinding lubang ledak dan menyebar ke
segala arah, yang intensitasnya tergantung pada jenis bahan peledak (kekuatan, bobot isi,
VOD), tingkat/derajat pengurangan, jumlah dan temperatur gas hasil ledakan.
f. Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance).
Water Resistance dari suatu bahan peledak ialah kemampuan handak itu dalam menahan
rembesan air dalam waktu tertentu tanpa merusak, merubah atau mengurangi
kepekaannya, dinyatakan dalam jam. Sifat ini sangat penting dalam kaitannya dalam
kondisi tempat kerja, sebab untuk sebagian besar jenis handak adanya air dalam lubang
ledak dapat mengakibatkan ketidak seimbangan kimia dan memperlambat reaksi
pemanasan. Lebih lanjut air juga dapat mengakibatkan kerusakan bahan peledak.

Dikenal ada lima tingkatan ketahanan terhadap air, yaitu :


Sempurna, jika tahan terhadap air lebih dari 12 jam,
Sangat bagus, jika tahan trhadap air 8-12 jam,
Bagus, jika tahan terhadap air 4-8 ajm,
Cukup, jika tahan terhadap air kurang dari 4 jam,
Buruk, juka tidak tahan terhadap air.
Bahan peledak dapat dilindungi dari air dengan cara menambah campuran gelatin
kedalam komposisinya, atau secara fisik dibungkus dengan pembungkus kedap air seperti
wood fiber, paraffin, dan politilen.
g. Sifat Gas Beracun (Fumes).
Bahan peledak yag meledak menghasilkan dua kemungkinan jenis gas yaitu smoke atau
fumes. Smoke tidak berbahaya karena hanya trdiri dari uap atau asap yang berwarna
putih. Sedangkan fumes berwarna kuning dan berbahaya karena sifatnya beracun, yaitu
terdiri dari Karbon-Monoksida (CO) dan

Oksida Nitrogen (No x). Fumes dapat terjadi

bila bahan peledak yang diledakan tidak memiliki keseimbangan oksigen, dapat trjadi
pula bila bahan peledak tersebut sudah kadaluarsa selama penyimpanan, atau karena hal
lain.
2.4 Pembahasan
Pada operasi peledakan faktor keamanan dan juga biaya (ekonomi harus sangat
diperhatikan), maka perlu dilakukan pengujian dan pemilihan unsur-unsur peledakan serta
rangkaiannya secara tepat dan cermat. Karena untuk menghindari masalah dimana dapat
merugikan dan menghambat proses peledakan tersebut, seperti terjadi miss-fire yaitu bahan
peledak tidak meledak atau meledak sebagian saja.
Hal ini bisa disebabkan oleh :
1. Bahan peledak telah rusak atau waktu pengisian terjadinya kerusakan komponen.
2. Rangkaian sambungan kabel ada yang putus.
3. Detonator yang digunakan tidak berfungsi dengan baik.
4. Telah terjadi Cut Off (penyalaan terputus oleh peledakan sebelumnya).
Untuk mengatasi hal tersebut maka langkah-langkah yang harus diperhatikan adalah
melakukan tenggang waktu antara saat terjadinya miss-fire dengan tempat peledakan
selanjutnya. Kemudian tempat terjadi miss-fire itu segera dilokalisir untuk diadakan tindakan

pengamanan serta penelitian penyebab terjadinya dengan menggunakan peralatan khusus.


Sehingga proses selanjutnya dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam pemilihan perlengkapan peledakan seperti bahan peledak, ini harus sangat
diperhatikan. Kondisi lapangan harus mendukung dengan bahan peladak yang dipilih.
Misalnya pada tambang batubara harus digunakan bahan peledak jenis permissible explosive
dengan campuran tertentu agar tidak mengeluarkan gas beracun.
Penggunaan detonator ada dua cara, yaitu satu detonator untuk meledakkan satu
lubang ledak atau satu detonator untuk meledakkan beberapa lubang ledak. Pemasangan
detonator yang berbeda ini dapat mempengaruhi kecepatan peledakan, karena detonator
berfungsi sebagai alat yang memicu terjadinya ledakan dan ikut meledak.
1.

Pelaksanaan Praktikum

Peralatan yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu:


o Detonator
o Sumbu api
o Sumbu ledak
Prosedur praktikum meliputi :
o Diskripsi Perlengkapan
o Simulasi Perlengkapan
2. Hasil Praktikum
Perlengkapan adalah bahan-bahan pembantu peledakan yang habis dipakai dalam
sekali pakai. Di bawah ini beberapa perlengkapan peledakan :

Gambar 2.1
Sumbu api

Anyaman tekstil
sintetis

Serat nylon

Selubung
plastik

PETN

Inti katun

Gambar 2.2
Sumbu Ledak

kabel listrik
plastik berwarna
selubung kabel

leg wire

penyumbat

penyumbat

elemen
waktu tunda

fusehead :
- kawat halus yg
memijar
- ramuan pembakar
tabung silinder

tabung silinder

isian utama

isian dasar

SIMULTANEOUS

DELAY

Gambar 2.3
Detonator Dengan Dan Tanpa Delay
Sambungan ikat bunga cengkeh

Sambung
an L

Sambungan 3
putaran

Penyambung plastik
antara trunkline dan
downline
Gambar 2.4
Cara Menyambung Sumbu Ledak

2.5

Kesimpulan
1. Dalam kegiatan peledakan sangat diperlukan adanya peralatan dan perlengkapan
peledakan.
2. Perlengkapan peledakan adalah semua bahan atau kelengkapan yang dapat digunakan
hanya untuk satu kali peledakan saja. Sedangkan Peralatan peledakan adalah alat-alat
yang digunakan berulang kali.
3. Perlengkapan peledakan yaitu :

Detonator

Sumbu Api

Sumbu Ledak

Bahan Peledak

Kabel-kabel konduktor.

Metode-metode peledakan :
-

Sumbu Api

Sumbu Ledak

Listrik

Non Listrik (nonel)

Cara menunda suatu peledakan ada 3 yakni :

Ignetir Cord

Trimming

Kombinasi keduanya.

Perbedaan sumbu api dengan sumbu ledak yaitu pada bahan intinya. Bahan inti
sumbu api ialah low explosive sedangkan inti sumbu ledak ialah high explosive. Pada
sumbu api yang terjadi rambatan api dan pada sumbu ledak adalah rambatan
gelombang detonasi (gelombang kejut).

DAFTAR PUSTAKA

1. Inmarlinianto, Nurkhamim (2007), Buku Petunjuk Praktikum Teknik Peledakan,


Laboratorium Pemboran & Peledakan Jurusan Teknik Pertambangan, FTM, UPN
Veteran Yogyakarta.
2. Koesnaryo S., (2001), Pemboran Untuk Penyediaan Lubang Ledak, Jurusan Teknik
Pertambangan, FTM, UPN Veteran Yogyakarta. Yogyakarta.
3. Atlas Copco, (2003), Instuction Atlas Copc, Atlas Copco Drill AB, Sweden.
4. Koesnaryo S., (2001), Rancangan Peledakan Batuan, Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Mineral, UPN Veteran Yogyakarta.

LAMPIRAN
1. Peralatan Peledakan
a. Crimper
Fungsi : Alat khusus yang digunakan untuk
menjepit atau mengikat kuat detonator biasa
dengan sumbu api

b. Tamper
Fungsi : untuk memadatkan atau mendorong
bahan peledak (stemming)

c. Korek api (Lighter)


Fungsi : sebagai pemicu sumbu api

d. Blasting Machine (Exploder)


Fungsi : untuk menyuplai energi listrik yang cukup
pada sistem peledakan listrik

e. Leading Wire
Fungsi : menghubungkan rangkaian peledakan
listrik ke alat pemicu ledak listrik (blasting
machine).

f.

Multimeter
Fungsi : untuk mengukur arus listrik yang bekerja
pada system peledakan

g.

Galvanometer
Fungsi : untuk mengukur tegangan listrik yang
bekerja pada system peledakan

h.

MMU (MOBILE MIXING / MANUFACTURING UNIT)


Fungsi : untuk mengisi dan atau mencampur
ANFO

i.

Battery
Fungsi : sebagai sumber energy untuk melakukan
peledakan

2. Perlengkapan Peledakan
b.

ANFO
Fungsi : Sebagai bahan peledak, yang terdiri dari
Amonium Nitrat dan Fuel Oil.

c.

Dodol (Gel)
Fungsi : sebagai pengganti spesifikasi dinamit
yang sangat peka terhadap detonator karena
terpengaruh terhadap suhu dan slurry dalam
tingkat kepekaan yang rendah.

d.

Connecting Wire
Fungsi : Untuk menyambung leg wire sampai ke
dalam lubang

e. Detonator Listrik
Fungsi

sebagai

detonator

yang

menggunakan aliran listrik yang cukup untuk


meledakkan primary explosive atau delay
elemen dalam detonator.

f. Detonator Nonel

tabung alumunium elemen transisi penyumbat antistatis


pelapis baja

sumbu nonel

Fungsi : sebagai detonator yang mempunyai


energy

yang

cukup

untuk

meledakkan

primary explosive atau delay elemen dalam

isian utama elemen tunda plug penutup


isian dasar
tidak tembus air

detonator.

g. Multiple Fuse Igniter (MFI)


Fungsi : sebagai alat bantu penyulut beberapa
sumbu api berupa silinder terbuat dari
tembaga atau alumunium dan didalamnya
terdapat ramuan pembakar.

h. Sumbu Ledak
Anyaman tekstil
sintetis

Fungsi : untuk merangkai suatu sistem

Serat nylon

peledakan tanpa menggunakan detonator di


dalam lubang ledak.
Selubung
plastik

PETN

Inti katun

i. Sumbu Api
Fungsi : untuk merambatkan api dengan
kecepatan

tetap,

perambatan

api

dapat

menyalakan ramuan pembakar (ignition mixture)


di dalam detonator biasa, sehingga dapat

j. Delay Connector

Fungsi : untuk menyelenggarakan peledakan


tunda (delay blasting) dalam suatu peledakan
memekai sumbu ledak.

I
C
I
E
xp
l

Anda mungkin juga menyukai