Anda di halaman 1dari 20

KAJIAN TEKNIS FRAGMENTASI HASIL PELEDAKAN DAN

DURASI KERJA ROCK BREAKER PADA PRIMARY CRUSHER


DI PIT BATU HIJAU PT. AMMAN MINERAL NUSA TENGGARA, SUMBAWA BARAT,
NUSA TENGGARA BARAT

Oleh
Andreano
112.13.1004

Ir. R. Hariyanto, MT Pembimbing I


Dra. Indun Titisariwati, MT Pembimbing II
Ir. Sudarsono, MT Pembahas I
Ir. Suyono, MS Pembahas II

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2018
Kegiatan pembongkaran bahan galian PT. AMNT menggunakan metode pengeboran dan peledakan. Material hasil peledakan (broken muck) diangkut ke primary
crusher untuk direduksi sehingga dapat diproses ketahap selanjutnya. Masalah yang muncul di primary crusher adalah broken muck menyebabkan primary crusher
tidak bekerja dengan optimal. Pada saat broken muck berada di dump pocket sering dijumpai rock breaker bekerja agar broken muck dapat masuk ke dalam primary
crusher. Diketahui pada saat rock breaker bekerja produksi primary crusher lebih rendah daripada saat rock breaker tidak bekerja.

1. Kaitan ukuran fragmen hasil peledakan terhadap durasi kerja Rock Breaker yang berada di Primary Crusher?
2. Berapa geometri peledakan untuk menghasilkan ukuran fragmen agar Rock Breaker tidak bekerja?

1. Mengkaji hubungan antara ukuran fragmen hasil peledakan dengan durasi Rock Breaker bekerja.
2. Mendapatkan geometri peledakan yang menghasilkan fragmen batuan sehingga Rock Breaker tidak bekerja dengan acuan CookBook Revisi Mei 2015.

1. Data sekunder Primary Crusher tanggal 2 April 2016 s/d 29 September 2016.
2. Penelitian dibatasi pada material hasil Production Shot.
3. Analisis fragmentasi yang digunakan dalam penelitian yaitu 80% passing (P80).
4. P80 yang digunakan merupakan P80 terbesar yang masuk Primary Crusher pada hari tersebut.
5. Domain peledakan yang digunakan pada penelitian ini yaitu domain 2 dan domain 9.
6. Perhitungan prediksi nilai fragmentasi menggunakan permodelan fragmentasi oleh Kuz-Ram.
7. Penelitian ini tidak mempertimbangkan faktor ekonomi dan keamanan stabilitas lereng.
PT. AMNT secara astronomis terletak antara 116,45o BT – 116,55oBT
dan 8,5o LS – 9,0o LS.

1. Jalur udara rute Yogyakarta-Lombok selama 1 jam 45 menit.


2. Jalur darat dari LIA-Pelabuhan Kayangan dengan jarak 70,6 km
(2 jam)
3. Jalur laut Pelabuhan Kayangan-Pelabuhan Benete (1 jam)
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Massa Batuan

Karakteristik massa batuan di lokasi penelitian bervariasi, sifat fisik dan sifat mekanik batuan yang ada berbeda untuk
tiap jenis batuan dan berbeda pula pengaruhnya terhadap suatu aktivitas peledakan. Karakteristik massa batuan akan
mempengaruhi kemudahan batuan untuk diledakkan.

1. Densitas Batuan 2. Kekuatan Batuan

Tipe Batuan Densitas (ton/𝑚3 )


Tipe Batuan PLI (MPa) UCS (MPa)

Volcanics 2,58
Volcanics 4,37 100,51

Diorite 2,49 Diorite 4,32 99,36

Intermediate Tonalite 2,61 Intermediate


5,89 135,47
Tonalite

Young Tonalite 2,59


Young Tonalite 8,99 206,77
3. Kekerasan (Hardness) Batuan

Kekerasan batuan juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan
kerusakan pada batuan. Kekerasan batuan pada daerah penelitian didapat menggunakan persamaan protodyakonov
(1989), untuk inidapat dilihat pada tabel berikut

Moh’s
Batuan UCS (MPa)
Hardness
Volcanics 100,51 5,43
Diorite 99,36 5,41
Intermediate Tonalite 135,47 5,84
Young Tonalite 206,77 6,41
Kegiatan Pengeboran

Pola Pengeboran Saat Penelitian (staggered pattern) Kegiatan Pengeboran PT. Amman Mineral Nusa Tenggara

6,5 meter
7,5 meter

Kegiatan yang dilakukan setelah pengeboran


Kegiatan Pengisian Bahan Peledak PT. AMNT
Kegiatan Peledakan

Geometri Peledakan
Geometri Peledakan Simbol Satuan
Diameter Lubang De 311 mm
Tinggi Jenjang L 15 m
Burden B 6,5 m
Spasi J 7,5 m
Stemming T 6,5 m
Subdrilling J 1,5 m
Powder Coloum PC 10 m
Metode Peledakan
Metode peledakan yang digunakan di PT. AMNT adalah metode elektronik, metode peledakan elektronik merupakan
salah satu metode peledakan yang baru digunakan pada tahun 2011 oleh PT. AMNT dari tahun sebelumnya yang
menggunakan metode peledakan Nonel (Non Electrik).
Berdasarkan pola yang telah diberikan maka setelah itu diadakan pengecekan lubang di lapangan untuk mempermudah
Tie-Up (perangkaian) yang didesain menggunakan perangkat lunak shotplus-i

Rangkaian Peledakan Menggunakan ShotPlus-i


Durasi Rock Breaker

Durasi Rock Breaker dalam hal ini merupakan lamanya waktu Rock Breaker bekerja dalam satuan jam yang kemudian
diubah menjadi persen dengan membaginya dengan 24 jam
Geometri Peledakan dan Prediksi Fragmentasi P80

Domain Peledakan
1–2 3–4 5–6 7–9
Spasi (m) 10,5 8,5 7,5 7
Burden (m) 9,5 7,5 6,5 6
Diameter Lubang (mm) 311 311 311 311
Stemming (m) 7 7 6,5 6,5
Charge Length (m) 9,5 9,5 10 10
Fragmentation (cm) 31,36 29,28 27,87 31,03
PEMBAHASAN
1. Hubungan Fragmentasi Peledakan Dengan Durasi Rock Breaker Bekerja
Domain 2
No. Durasi Rock Breaker Source Lithology P80 (cm)

1 37,50% -225008 Volcanics 29,33


2 36,46% -180040 Volcanics 29,91
3 34,38% -180040 Volcanics 29,91
4 32,29% -225008 Volcanics 29,33
5 31,25% -195034 Volcanics 29,42
6 31,25% -225008 Volcanics 29,33
7 30,21% -180040 Diorite 29,91
8 30,21% -195034 Volcanics 29,42
9 29,17% -195034 Volcanics 29,42
10 28,13% -180040 Volcanics 29,91
11 27,08% -195034 Volcanics 29,42
12 27,08% -225008 Volcanics 29,33
13 26,04% -195034 Diorite 29,42
14 25,00% -225008 Diorite 29,33
15 23,96% -225008 Diorite 29,33
16 20,83% -225008 Diorite 29,33
17 20,83% -195047 Diorite 28,03
18 15,63% -225008 Volcanics 29,33
19 13,54% -195027 Volcanics 26,18
20 12,50% -225008 Diorite 29,33
21 11,46% -180039 Diorite 27,75
22 9,38% -195033 Diorite 27,81
23 8,33% -195027 Volcanics 26,18
24 6,25% -195030 Diorite 27,47
25 5,21% -225009 Diorite 26,01
Fragmentasi Hasil Peledakan dan Durasi Rock Breaker Bekerja

Grafik Hubungan Fragmentasi Dengan Durasi Rock Breaker


40%

35%

30%

y = 0.0596x - 1.5796
R² = 0.4975
Rock Breaker 25%

20%

15%

10%

5%

0%
0 2 3 5 6 8 9 11 12 14 15 17 18 20 21 23 24 26 27 29 30 32
P80 (cm)

Grafik Hubungan Fragmentasi Domain 2 Dengan


Durasi Rock Breaker Bekerja
Domain 9
No. Durasi Rock Breaker Source Lithology P80 (cm)
1 42,71% 210033 Intermediate Tonalite 35,65
2 41,67% 210033 Young Tonalite 35,65
3 41,67% 210033 Intermediate Tonalite 35,65
4 40,63% 210033 Intermediate Tonalite 35,65
5 39,58% 210033 Intermediate Tonalite 35,65
6 38,54% 180810 Intermediate Tonalite 34,89
7 36,46% 180810 Intermediate Tonalite 34,89
8 36,46% 210042 Intermediate Tonalite 34,99
9 35,42% 180810 Intermediate Tonalite 34,89
10 34,38% 210042 Intermediate Tonalite 34,99
11 33,33% 180810 Intermediate Tonalite 34,89
12 32,29% 210030 Intermediate Tonalite 33,18
13 31,25% 210029 Young Tonalite 32,03
14 30,21% 210029 Young Tonalite 32,03
15 29,17% 210029 Young Tonalite 32,03
16 22,92% 195049 Intermediate Tonalite 30,26
17 21,88% 195035 Intermediate Tonalite 30,88
18 21,88% 195049 Intermediate Tonalite 30,26
19 20,83% 195049 Intermediate Tonalite 30,26
20 20,83% 195049 Intermediate Tonalite 30,26
21 19,79% 195049 Intermediate Tonalite 30,26
22 16,67% 210028 Intermediate Tonalite 28,64
23 13,54% 180314 Young Tonalite 27,44
24 12,50% 180314 Intermediate Tonalite 27,44
25 10,42% 195050 Intermediate Tonalite 26,30
26 9,38% 180314 Young Tonalite 27,44
27 9,38% 195050 Young Tonalite 26,30
28 7,29% 195050 Intermediate Tonalite 26,30
29 5,21% 195050 Young Tonalite 26,30
30 3,13% 180803 Intermediate Tonalite 24,43
Fragmentasi Hasil Peledakan dan Durasi Rock Breaker Bekerja

Grafik Hubungan Fragmentasi Domain 9 Dengan


Durasi Rock Breaker Bekerja
Grafik hubungan yang dibentuk dari hasil analisis fragmentasi dan durasi Rock Breaker bekerja dapat diketahui
persamaan garis seperti yang ditampilkan pada grafik. Kemudian dari persamaan tersebut dapat dicari ukuran
fragmen yang menyebabkan Rock Breaker tidak bekerja.

1. Durasi Kerja Rock Breaker dan Ukuran Fragmen Domain 2


y= 0,0655𝑥 − 1,6584
0%= 0,0655𝑥 − 1,6584
x= 25,32𝑐𝑚
2. Durasi Kerja Rock Breaker dan Ukuran Fragmen Domain 9
y= 0,0339𝑥 − 0,8074
0%= 0,0339𝑥 − 0,8074
x= 23,82𝑐𝑚
2. Geometri Peledakan

Untuk mendapatkan durasi kerja Rock Breaker 0% atau tidak bekerja dibutuhkan ukuran fragmen yang relatif
lebih kecil, fragmentasi yang kecil didapatkan dengan cara memodifikasi geometri peledakan. Sehingga perlu
dilakukan simulasi geometri peledakan untuk mengetahui geometri peledakan yang menghasilkan fragmentasi
agar Rock Breaker tidak bekerja.

Simulasi Geometri Peledakan Domain 2


Fragmentasi
Geometri Burden (m) Spasi (m) Durasi (%)
P80(cm)
Aktual 9,5 10,5 31,36 39,57
Simulasi 8,44 9,26 25,29 -0,19

Simulasi Geometri Peledakan Domain 9


Fragmentasi
Geometri Burden (m) Spasi (m) Durasi (%)
P80(cm)
Aktual 6 7 31,05 24,52
Simulasi 4,94 6,20 23,81 -0,02
Kesimpulan dan Saran
KESIMPULAN
1. Hubungan fragmentasi hasil peledakan dengan durasi kerja Rock Breaker berbanding lurus. Semakin tinggi nilai fragmentasi hasil peledakan maka
durasi kerja Rock Breaker ikut meningkat.
2. Geometri peledakan untuk mendapatkan durasi kerja Rock Breaker 0% atau tidak bekerja adalah sebagai berikut :
 Domain 2
Spasi dan burden untuk mendapatkan durasi kerja Rock Breaker 0% atau tidak bekerja adalah 9,26 m dan 8,44 m dengan hasil prediksi fragmentasi
sebesar 25,29 cm.
 Domain 9
Spasi dan burden untuk mendapatkan durasi kerja Rock Breaker 0% atau tidak bekerja adalah 6,20 m dan 4,94 m dengan hasil prediksi fragmentasi
sebesar 23,81 cm.

SARAN
 Perusahaan diharapkan menerapkan simulasi geometri peledakan untuk domain 2 dan domain 9 agar material hasil peledakan tidak
menyebabkan Rock Breaker bekerja sehingga material dapat langsung masuk ke Gyratory Crusher.
 Pengawasan terhadap material yang masuk kedalam Primary Crusher ditingkatkan agar tidak ada lagi kejadian dimana pipa HDPE
sampai masuk kedalam Primary Crusher.
Sekian Dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai