Derivatisasi merupakan proses kiawi untuk mengubah suatu senyawa menjadi senyawa lain
yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan analisis menggunakan kromatografi gas.
Alasan dlakukannya derivatisasi :
Berikut akan dijelaskan detektor yang sering digunakan dalam kromatografi gas.
a. Detektor hantar panas ( thermal conductivity Detector.TCD )
Detektor ini didasarkan bahwa panas dihantarkan dari benda yang suhunya tinggi ke
benda lain di sekelilingnya yang suhunya lebih rendah. Kecepatan penghantaran panas
ini tergantung susunan gas yang mengelilinginya. Jadi setiap gas mempunyai daya
hantar panas yang kecepatannya merupakan fungsi dari laju pergerakan molekul gas
yang pada suhu tertentu merupakan fungsi utama dari berat molekul gas. Gas yang
mempunyai berat molekul rendah mempunyai daya hantar lebih tinggi. Jika ada
komponen/ senyawa yang dibawa fase gerak masuk kedalam detektor, karena BM
senyawa biasanya tinggi maka daya hantar menjadi turun.
Didalam detektor ini dipasang filamen ganda yang dibuat dari platina atau
campuran logam tungstern-rhenium yang tahan panas hingga 400 derajat celcius (
mirip dengan lampu pijar wol-fram ). 1 filamen ditempatkan di dalam efluen kolom,
dan satu filamen lagi diletakkan pada aliran fase gerak sebelum memasuki tempat
penyuntikan sampel dan digunakan sebagai pembanding (filamen pembanding ) pada
suhu yang sama dengan suhu pada efluen kolom. Filamen ini dialiri listrik untuk
memanaskannya kedua filamen ini dihubungkan dengan rangkaian listrik yang disebut
jembatan wheatstone , untuk menyeimbangkan arus listrik. Bila molekul sampel masuk
ke dalam detektor. Maka sampel akan menurunkan daya hantar panas, akibatnya
filamen menjadi lebih panas ( suhu menjadi lebih tinggi ) yang menyebabkan naiknya
tahanan sehingga menurunkan arus listrik. Perbedaan arus listrik antara 2 filamen ini
dikirimkan ke rekorder atau sistem pengolah data yang kemudian ditampilkan sebagai
kromatogram.
Masalah utama dalam detektor ini adalah bahwa filamen harus dilindungi dari
udara ketika filamen itu panas. Jadi, filamen tidak bolej dipanaskan tanpa dialiri gas
pembawa. Banyak instrumen mutakhir yang telah dirancang untuk mengatasi hal ini
artinya filamen hanya dapat dipanasi jika gas pembawa mengalir. Detektor biasanya
dibersihkan dengan melepaskannya dari sistem dan merendamkannya dalam sederet
pelarut seperti dekali, metanol, air, dan aseton. Setelah pengeringan ( sebelum dipakai
). Detektor dipanaskan di dalam aliran gas pembawa kromatografi selama 24 jam.
Secara teoritis detektor ini memberi keuntungan bahwa komponen yang dideteksi tidak
rusak, sehingga memungkinkan komponen dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut .
detektor hantar panas termasuk detektor konsentrasi, yakni semua molekul yang
melewatinya diukur jumlahnya dan tidak tergantung pada laju aliran fase gerak.
d. Detektor nitrogen-fosfor
Pada prinsipnya NPD mirip dengan FID, hanya saja fenomena mekanisme nyala plasma
belum jelas. Ada kemungkinan terjadi peristiwa pendalaman (quenching) dari nyala
plasma dan logam alkali oleh nitrogen/ fosfor yang berasal dari sampel.
NPD sangat selektif terhadap nitrogen dan fosfor karena adanya elemen aktif
diatas kapiler yang terbakar oleh plasma ( 1600oC ). Elemen aktif merupakan logam
kalium atau rubidium atau cesium yang dilapiskan pada silinder kecil alumunium.
Kegunaan elemen aktif garam metal alkali adalah sebagai sumber ion di dalam plasma,
akan tetapi sebaliknya menaikkan ionisasi sampel yang mengandung N atau P.
Efisiensi ionisasi N dan P oleh sumber termoionik tersebut juga dibantu dengan
menekan aliran H2 dan O2 ( udara sebagai bahan bakar plasma ). Pada proses ini, untuk
mendapatkan efisiensi ionisasi N dan P dipakai laju aliran darah (O2) +/- 70-90
ml/menit dan dipakai laju aliran H2 +/- 6 ml/menit. Laju aliran ini sangat dipengaruhi
oleh jenis sampel yang dianalisis.
Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan apabila...