Anda di halaman 1dari 5

Jenis-jenis detektor, batas deteksi, jenis sampel-sampelnya dan

kecepatan alir gas pembawa

fotometri nyala senyawa-senyawa


(393 nm) sulfur 10-100 pg 20-40 50-70 60-80
Fotometri nyala senyawa-senyawa
(526 nm) fosfor 1-10 pg 20-40 120-170 100-150
Senyawa-senyawa
yang
terionisasi dengan
Fotoionisasi UV 2 pg 30-40 - -
0,5 pg Cl
Konduktivitas 2 pg S
Elektrolit Halogen, N, S 4 pg N 20-40 80 -
Fourier
Transform-Infra senyawa-senyawa
Res (FT-IR) organik 1000 pg 03-Okt - -
Sesuai untuk
senyawa
Selektif massa apapun 10 pg-10ng 0,5-30 - -
sesuai untuk elmen
Emisi Atom apapun 0,1-20 pg 60-70 - -
( sumber : krealey and Haines, 2002 )
Derivatisasi pada Kromatografi Gas

Derivatisasi merupakan proses kiawi untuk mengubah suatu senyawa menjadi senyawa lain
yang mempunyai sifat-sifat yang sesuai untuk dilakukan analisis menggunakan kromatografi gas.
Alasan dlakukannya derivatisasi :

1. Senyawa-senyawa tersebut tidak memungkinkan dilakukan analisis dengan KG terkait dengan


volatilitas dan stabilitas.
2. Untuk meningkatkan batas deteksi dan bentuk kromatogram. Beberapa senyawa tidak
menghasilkan bentuk kromatogram yang bagus ( misal puncak kromatogram saling tumpang
tindih ) atau sampel yang dituju tidak terdeteksi, karenanya diperlukan derivatisasi sebelum
dilakukan analisis dengan KG.
3. Meningkatkan voltalitas misal, senyawa gula. Tujuan utama derivatsasi adalah untuk
meningkatkan voltalitas senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap ( non-volatil ). Senyawa-
senyawa dengan berat molekul rendah biasanya tidak mudah menguap karena adanya gaya
tarik-menarik inter molekuler antara gugus-gugus polar, karenanya jika gugus-gugus polat ini
ditutup dengan cara derivitasi maka akan mampu meningkatkan voltalitas senyawa tersebut
secara dramatis
4. Meningkatkan stabilitas. Beberapa senyawa volatil mengalami dekomposisi parsial karena
sehingga diperlukan derivitasi untuk meningkatkan stabilitasnya
5. Meninkgkatnya batas deteksi pada penggunaan detektor tangkap elektron ( ECD ).
Detektor pada KG
Komponen utama selanjutnya dalam kromatografi gas adalah detektor. Detektor merupakan
perangkat yang diberikan ujung kolom tempat keluar fase gerak ( gas pembawa ) yang
membawa komponen hasil pemisahan. Detektor pada kromatografi adalah suatu sensor
eletronik yang berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan omponen – komponen di
dalamnya menjadi sinyal eletronik. Sinyal eletronik detektor akan sangat berguna untuk
analisis kualitatif maupun kuantitatif terhadap komponen – komponen yang berpisah diantara
fase diam dan fase gerak.
Pada garis besarnya detektor pada KG termasuk detektor diferensial, dalam arti respons yang
keluar dari detektor memberikan relasi yang linier dengan kadar atau laju aliran massa
komponen yang teresolusi. Kromatogram yang merupakan hasil pemisahan fisik komponen –
komponen oleh KG disajikan oleh detektor sebagai deretan luas puncak terhadap waktu. Waktu
tambat tertetntu dalam kromatogram dapat digunakan data kualitatif, sedangkan luas puncak
dalam kromatogram dapat dipakai sebagai data kuantitatif yang keduanya telah
dikonfirmasikan dengan senyawa baku. Akan tetapi apabila kromatografi gas digabung dengan
instrumen yang multipleks misalnya GC/FT-IR/MS, kromatogram akan disajikan dalam
bentuk lain.
Beberapa sifat detektor yang digunakan dalam kromatografi gas ditunjukkan oleh tabel 16.5

Berikut akan dijelaskan detektor yang sering digunakan dalam kromatografi gas.
a. Detektor hantar panas ( thermal conductivity Detector.TCD )
Detektor ini didasarkan bahwa panas dihantarkan dari benda yang suhunya tinggi ke
benda lain di sekelilingnya yang suhunya lebih rendah. Kecepatan penghantaran panas
ini tergantung susunan gas yang mengelilinginya. Jadi setiap gas mempunyai daya
hantar panas yang kecepatannya merupakan fungsi dari laju pergerakan molekul gas
yang pada suhu tertentu merupakan fungsi utama dari berat molekul gas. Gas yang
mempunyai berat molekul rendah mempunyai daya hantar lebih tinggi. Jika ada
komponen/ senyawa yang dibawa fase gerak masuk kedalam detektor, karena BM
senyawa biasanya tinggi maka daya hantar menjadi turun.
Didalam detektor ini dipasang filamen ganda yang dibuat dari platina atau
campuran logam tungstern-rhenium yang tahan panas hingga 400 derajat celcius (
mirip dengan lampu pijar wol-fram ). 1 filamen ditempatkan di dalam efluen kolom,
dan satu filamen lagi diletakkan pada aliran fase gerak sebelum memasuki tempat
penyuntikan sampel dan digunakan sebagai pembanding (filamen pembanding ) pada
suhu yang sama dengan suhu pada efluen kolom. Filamen ini dialiri listrik untuk
memanaskannya kedua filamen ini dihubungkan dengan rangkaian listrik yang disebut
jembatan wheatstone , untuk menyeimbangkan arus listrik. Bila molekul sampel masuk
ke dalam detektor. Maka sampel akan menurunkan daya hantar panas, akibatnya
filamen menjadi lebih panas ( suhu menjadi lebih tinggi ) yang menyebabkan naiknya
tahanan sehingga menurunkan arus listrik. Perbedaan arus listrik antara 2 filamen ini
dikirimkan ke rekorder atau sistem pengolah data yang kemudian ditampilkan sebagai
kromatogram.
Masalah utama dalam detektor ini adalah bahwa filamen harus dilindungi dari
udara ketika filamen itu panas. Jadi, filamen tidak bolej dipanaskan tanpa dialiri gas
pembawa. Banyak instrumen mutakhir yang telah dirancang untuk mengatasi hal ini
artinya filamen hanya dapat dipanasi jika gas pembawa mengalir. Detektor biasanya
dibersihkan dengan melepaskannya dari sistem dan merendamkannya dalam sederet
pelarut seperti dekali, metanol, air, dan aseton. Setelah pengeringan ( sebelum dipakai
). Detektor dipanaskan di dalam aliran gas pembawa kromatografi selama 24 jam.

Secara teoritis detektor ini memberi keuntungan bahwa komponen yang dideteksi tidak
rusak, sehingga memungkinkan komponen dikumpulkan untuk analisa lebih lanjut .
detektor hantar panas termasuk detektor konsentrasi, yakni semua molekul yang
melewatinya diukur jumlahnya dan tidak tergantung pada laju aliran fase gerak.

b. Detektor Ionisasi Nyala (flame ionization detektor= FID )


Pada dasarnya senyawa organik bila dibakar akan terurai menjadi pecahan
sederhana bermuatan positif, biasanya terdiri atas satu carbon (c+). Pecahan ini
meningkatkan daya hantar disekitar nyala, tempat yang telah dipasang elektroda, dan
peningkatan daya hantar ini dpat diukur dengan mudah direkam, dengan demikian gas
efluen dari kolom dialirkan ke dalam nyala hidrogen yang terbakar di udara. Sampel
yang dibawa oleh gas pembawa mengalir ke dalam nyala dan diuraikan menjadi ion.
Ion ini akan meningkatkan daya hantar dan karenanya akan meningkatkan arus listrik
yang mengalir diantara 2 elektroda. Arus itu selanjutnya dieperkuat di amplifier dan
direkam oelh rekorder.
Detektor ionisasi nyala ( FID )ini mengukur jumlah atom karbon, dan bukan
jumah molekul seperti TCD, FID, pada dasarnya bersifar umum untuk hampir semua
senyawa organik ( senyawa fluoro tinggi dan karbon disulfida tidak terdeteksi ).
Disamping itu, respon FID sangat peka, dan linier ditinjau dari segi ukuran cuplikan,
serta pada pemakaian FID, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ; pertama
kecepatan alir O2( udara ) dan H2 untuk memperoleh tanggapan FID yang optimal
sebaiknyan kecepatan aliran H2 +/- 30 ml/menit dan O2 sepuluh kalinya. Kedua adalah
bahwa suhu FID harus diatas 100 derajat celcius. Hali ini bertujuan untuk mencegah
kondensasi uap air yang mengakibatkan FID berkarat atau kehilangan (menurun)
sensitifitasnya. Kalau memungkinkan pada selang waktu tertentu dengan pertolongan
mekanik. Maka dapat dilakukan pembersihan bagian atas FID( kolektor) yang mungkin
telah dilapisi berbagai macam kotoran.

c. Detektor tangkap elektron (Electron Capture Detector = ECD )


Detektor ini dilengkapi dengan sumber radioaktif yaitu tritium ( H ) atau Ini yang
ditempatkan diantara dua elektroda ( Gambar 16.8 ). Tegangan listrik yang dipasang
antara katoda dan anoda tidak terlalu tinggi, antara 2-100 volt. Dasar kerja detektor ini
adalah : penangkapan elektron oleh senyawa yang mempunyai afinitas terhadap
elektron bebas, yaitu senyawa yang mempunyai unsur – unsur elektronegatif.
Bila fase gerak ( gas pembawa Na ) masuk kedalam detektor maka sinar beta
akan mengionisasi molekul N2 menjadi ion – ion N2+ dan menghasilkan elektron (
bebas ) yang akan bergerak ke anoda dengan lambat. Dengan demikian, didalam
ruangan detektor terdapat semacam awan elektron bebas yang dengan lambat menuju
anoda. Elektron – elektron yang terkumpul pada anoda akan menghasilkan arus garis
dasar ( baseline current ) yang steady dan memberikan garis dasar pada kromatogram.
Bila komponen sampel ( senyawa unsur elektronegatif ) dibawa fase gerak masuk ke
dalam ruangan detektor yang dipenuhi awan elektron, maka senyawa ini akan
menangkap elektron sehingga membentuk ion molekul negatif. Ion molekul ini akan
dibawa oleh fase gerak ( carrier gas ). Akibatnya setiap partikel negatif dibawa keluar
detektor, berarti menyingkirkan satu elektron dari sistem sehingga arus listrik yang
steady tadi akan berkurang. Pengurangan arus ini akan dicatat oleh rekorder sebagai
puncak pada kromatogram.

d. Detektor nitrogen-fosfor
Pada prinsipnya NPD mirip dengan FID, hanya saja fenomena mekanisme nyala plasma
belum jelas. Ada kemungkinan terjadi peristiwa pendalaman (quenching) dari nyala
plasma dan logam alkali oleh nitrogen/ fosfor yang berasal dari sampel.
NPD sangat selektif terhadap nitrogen dan fosfor karena adanya elemen aktif
diatas kapiler yang terbakar oleh plasma ( 1600oC ). Elemen aktif merupakan logam
kalium atau rubidium atau cesium yang dilapiskan pada silinder kecil alumunium.
Kegunaan elemen aktif garam metal alkali adalah sebagai sumber ion di dalam plasma,
akan tetapi sebaliknya menaikkan ionisasi sampel yang mengandung N atau P.
Efisiensi ionisasi N dan P oleh sumber termoionik tersebut juga dibantu dengan
menekan aliran H2 dan O2 ( udara sebagai bahan bakar plasma ). Pada proses ini, untuk
mendapatkan efisiensi ionisasi N dan P dipakai laju aliran darah (O2) +/- 70-90
ml/menit dan dipakai laju aliran H2 +/- 6 ml/menit. Laju aliran ini sangat dipengaruhi
oleh jenis sampel yang dianalisis.
Beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan apabila...

e. Detektor fotometri nyala


Detektor fotometri nyala menggunakan prinsip bahwa ketika senyawa yang
mengandung sulfur atau fosfor dibakar dalam nyala hidrogen-oksigen, maka akan
terbentuk spesie -s pesies yang tereksitasi yang akan runtuh ( decay) yang menghasilkan
suatu emisi kemiluminesen yang spesifik yang dapat diukur pada panjang gelombang
tertentu. Untuk yang mengandung atom S, diukur pada panjang gelombang 393 nm,
sementara yang mengandung fosfor diukur pada panjang gelombang 526 nm.

f. Detektor konduktivitas elektorilitik


Detektor konduktivitas elektrolitik merupakan detektor yang spesifik untuk mendeteksi
senyawa yang mengandung atom sulfur, nitrogen, dan halogen. Detektor ini tersusun
atas tungku ( furnace ) yang mampu memberikan sushu paling kecil 100oC. Efluen dari
kolom KG akan memasuki tungku lalu dipirolisiskan dalam suatu udara yang kaya
hidrogen atau oksigen. Hasil – hasil dari pirolisis ini selanjutya dicampur dengan
pelarut yang sesuai dan menghasilkan suatu larutan yang bersifat konduktif. Adanya
perubahan dalam konduktivitas dimonitor.
g. Detektor foto-ionisasi
Ketika suatu senyawa menyerap energi foton dari suatu lampu UV , maka
senyawa tersebut akan terionisasi. Hal inilah yang menjadi dasar detektor ini. Senyawa
yang terionisasi ini selanjutnya dikumpulkan dan banyaknya arus yang dihasilkan
dimonitor.
Detektor ini dapat digunakan untuk deteksi senyawa – senyawa aromatis, keton,
aldehid, ester, amin, senyawa – senyawa sulfur organik, senyawa – senyawa anorganik
seperti hidrogen sulfida, HI, HCl, klorin, iodium, dan fosfin. Detektor ini akan tanggap
terhadap semua senyawa yang mempunyai potensial sumber lampu UV atau terhadap
senyawa – senyawa yang mempunyai potensial ionisasi kurang dari 12 eV.

h. Detektor spektometer massa


Spektrometer massa jika digunakan sebagai detektor maka akan mampu memberikan
informasi data struktur kimia senyawa yang tidak diketahui. Dengan menggunakan
spekktrometer massa untuk memonitor ion tunggal atau beberapa ion yang karakteristik
dalam analit, maka batas deteksi ion – ion ini akan ditingkatkan.

Anda mungkin juga menyukai