Anda di halaman 1dari 18

ATOMIC EMISSION

SPECTROMETRY

KELOMPOK 5
 FARESA DHARMAWAN
 AGNES DIRELLA
 ANDREA COKRO SUDARSONO
 ANDRI TRI WIBOWO
 NOFANTIA NOVIDA
 YEHEZKIEL IMAI SINAGA
ALAT AES (Atomic Emission Spectrometry)
2
PENGERTIAN AES (Atomic Emission
Spectrometry)

 AES adalah metode analisis kimia yang menggunakan


intensitas cahaya yang teremisi dari flame, plasma, arc
atau spark pada panjang gelombang tertentu untuk
menentukan kuantitas atau jumlah dari sebuah unsure
atau elemen pada sampel. Panjang gelombang dari garis
spectra atomic memberikan identitas dari elemen karena
intensitas dari cahaya yang teremisi proporsional dengan
jumlah atom pada elemen. Dengan memberikan atom
tersebut energy melalui temperature, maka atom-atom
tersebut dapat “melompat” ke tingkat energy yang lebih
tinggi dan kembali dengan mengemisikan cahaya
tertentu.
PRINSIP DASAR AES (Atomic Emission
Spectrometry)

 Apabila atom suatu unsur ditempatkan dalam suatu sumber


energi kalor (sumber pengeksitasi), maka elektron di orbital
paling luar atom tersebut yang tadinya dalam keadaan dasar
atau groud state akan tereksitasi ketingkat-tingkat energi
elektron yang lebih tinggi. Karena keadaan tereksitasi itu
merupakan keadaan yang sangat tidak stabil maka elektron
yang tereksitasi itu secepatnya akan kembali ke tingkat energi
semula yaitu ke keadaan dasarnya (ground state). Pada waktu
atom yang tereksitasi itu kembali ke tingkat energi lebih
rendah yang semula, maka kelebihan energi yang dimilikinya
sewaktu masih dalam keadaan tereksitasi akan dibuang
keluar berupa emisi sinar dengan panjang gelombang yang
karakteristik bagi unsur yang bersangkutan. Spektrum emisi
ini merupakan karakteristik untuk identifikasi
kualitatif unsur.
Prinsip Kerja AES (Atomic Emission
Spectrometry) Berdasarkan Sumber Eksitasinya

1. Flame Emission Spectroscopy


Sampel akan dibakar menggunakan flame atau api hingga
menjadi gas. Panas dari flame akan menguapkan larutan dan
memutus ikatan kimia untuk membentuk atom yang bebas. Energy
panas juga mengeksitasi atom ke excited state yang akan
mengemisikan cahaya ketika atom-atom tersebut kembali ke
ground state. Setiap elemen mengemisikan panjang gelombang
yang spesifik dan terdispersi melalui grating atau prisma dan
terdeteksi di spectrometer.
2. Inductive Coupled Plasma Atomic Emission Spectroscopy
Teknik ini menggunakan ICP untuk menghasilkan atom yang
tereksitasi dan ion yang menghasilkan radiasi elektromagnetik dari
berbagai variasi panjang gelombang. Setiap elemen pada tabel
periodik mempunyai panjang gelombang yang khas. Detektor pada
ICP terletak di bawah dan mendeteksi panjang gelombang ini dan
juga intensitasnya, sertamenghitung jumlah masing-masing elemen
yang terdapat pada sampel.
Prinsip Kerja AES (Atomic Emission
Spectrometry) Berdasarkan Sumber Eksitasinya

3. Spark and Arc Atomic Emission Spectroscopy


Spark atau arc AES digunakan untuk menganalisa
elemen logam pada sampel yang solid. Untuk material yang
non-konduktif, sampel ditaburi dengan bubuk grafit untuk
membuatny amenjadi konduktif. Pada metode arc tradisional,
sampel solid dihancurkan selama analisa. Arus elektik pada
arc atau spark yang dilewatkan pada sampel akan
memanaskan sampel ketemperature tinggi sehingga akan
mengeksitasi atomnya. Atom yang akan dianalisa memiliki
karakteristik panjang gelombang tertentu yang akan
terdispersi pada monokromator dan akan terdeteksi. Karena
kondisi dari arc dan spark yang tidak terkontrol dengan baik,
analisa yang dapat dilakukan hanya kualitatif. Namun,
sumber spark yang modern dengan muatan yang terkontrol
dan adanya gas argon dapat menganalisa kuantitatif
Aplikasi AES (Atomic Emission Spectrometry)
Dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Dalam Bidang Industri
Spektroskopi Atomik sering digunakan untuk identifikasi
kandungan unsur tertentu. Terutama dalam industri farmasi
Contoh: untuk mengetahui kandungan mineral tertentu
dalam bahan makanan atau obat-obatan. Seperti selenium
yang berpotensi sebagai obat kanker

2. Dalam Lingkungan
Teknik Spektroskopi Atomik banyak digunakan untuk
menentukan konsentrasi pencemar logam berat dalam
lingkungan.
Contohnya untuk mengukur kadar pencemaran logam berat
pada suatu ekosistem. Biasa digunakan untuk Analisis logam
Alkali.
Skema Atomic Emission Spectrometer

Berikut komponen- komponen yang terdapat pada gambar :


 Atomizer
 Monokromator
 Detektor
 Amplifier
 Display (Readout)
1. Atomizer
Atomizer adalah alat yang digunakaan untuk
mengatomkan senyawa yang akan dianalisa (sampel).
Atomizer terdiri dari sistem pengabut (nebulizer) dan
sistem pembakar (burner), sehingga sistem atomizer
ini juga disebut burner nebulizer system.
 Nebulizer
Sistem ini berfngsi untuk mengubah larutan
menjadi butir-butir kabut yang berukuran 15-20 μm,
dengan cara menarik larutan melalui kapiler dengan
penghisap pancaran gas bahan bakar dengan gas
oksidan disemprotkan keruang pengabut. Partikel-
partikel kabut yang halus kemudian bersama-sama
aliran gas bahan bakar masuk ke dalam nyala, sedang
partikel kabut yang besar dialirkan melalui saluran
pembuangan. (Masfufatul H, dkk. 2012)
 Burner
Merupakan alat dimana campuran gas (bahan bakar dan oksidan) dinyalakan.
Dalam nyala yang bersuhu tinggi itulah terjadi pembentukan atom-atom analit yang
akan diukur. Alat ini terbuat dari logam yang tahan panas dan tahan korosi. Desain
burner harus dapat mencegah masuknya nyala ke dalam spray chamber. Hal ini disebut
”blow back” dan amat berbahaya. Burner untuk nyala udara asetilen (suhu 2000 – 2200
0C) berlainan dengan untuk nyala nitrous oksida-asetilen (suhu 2900 – 30000C). Burner

harus selalu bersih untuk menjamin kepekaan yang tinggi dan kedapatulangan
(repeatability) yang baik. Burner head dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

Flame Atomizer
2. Monokromator

Monokromator Cerny Turner


 Cara kerja Monokromator yaitu cahaya polikromatik masuk pada
entrance slit, kemudian disejajarkan oleh cermin cekung (collimating
mirror) cahaya yang telah disejajarkan kemudian dijatuhkan ke
grating untuk memecah cahaya, cahaya yang melewati grating
berwarna pelangi kemudian cahaya-cahaya tersebut difokuskan pada
focusing mirror menuju exit slit dimana panjang gelombang dari
cahaya tersebut dipilih dengan cara memutar mikrometer sekrup pada
alat.
3. Detektor
Berfungsi untuk menentukan intensitas radiasi foton dari gas resonansi yang
keluar dari monokromator dan mengubahnya menjadi arus listrik. Detektor yang
paling banyak digunakan adalah photo multifier tube. Terdiri dari katoda yang
dilapisi senyawa yang bersifat peka cahaya dan suatu anoda yang mampu
mengumpulkan elektron.

Photo Multiplier Tube


4. Amplifier

Sistem pengolah berfungsi untuk mengolah kuat


arus dari detektor menjadi besaran daya serap atom
transmisi yang selanjutnya diubah menjadi data dalam
sistem pembacaan.
Gangguan-Gangguan AES (Atomic Emission
Spectrometry)

1. Gangguan matriks, yaitu gangguan yang disebabkan oleh unsur-


unsur atau senyawa lain yang terkandung di dalam cuplikan.
Adanya matriks ini menyebabkan perbedaan pada proses
atomisasinya dan proses penyerapan energi radiasi oleh atom yang
dianalisa dengan standar murni. Gangguan matriks ini dapat diatasi
dengan metode penambahan standar.

2. Gangguan ionisasi, gangguan ini terjadi pada penggunaan suhu


yang tinggi, sehingga atom-atom yang dianalisa tidak hanya
teratomisasikan pada keadaan tingkat energi dasar, tetapi atom-
atom dapat tereksitasi secara termal karena panas atau dapat
terionisasi. Gangguan ini dapat diatasi dengan menambah unsur
atau logam yang berlebihan yang mudah terionisasi sehingga
menghasilkan elektron dengan jumlah yang besar dan menekan
prosesionisasi unsur yang akan dianalisis.
Gangguan-Gangguan AES (Atomic Emission
Spectrometry)

3.Gangguan spektra, gangguan ini terjadi jika bentuk


serapan atom yang dianalisis overlapping dengan
garis spektra dari unsur lain. Gangguan ini dapat
diatasi dengan memilih panjang gelombang serapan
karakteristik yang lain.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN AES (Atomic
Emission Spectrometry)
Kelebihan AES:
1. Dapat menangani berbagai pelarut, baik organik dan
anorganik di alam.
2. Dapat disesuaikan untuk menangani padatan, lumpur, cair,
atau gas.
3. Dapat mendeteksi unsur non-logam (misalnya: P, S, halogen)
4. Murah dalam pembelian dan pemeliharaan
5. Mudah dioperasikan

Kekurangan AES:
1. Tidak dapat mengidentifikasi keadaan oksidasi unsur/
senyawa dalam matriks aslinya.
2. Energi kalor yang dihasilkan nya relatif rendah sehingga perlu
adanya kombinasi gas.
VIDEO CARA PENGUNAAN AES (Atomic
Emission Spectrometry)

Anda mungkin juga menyukai