Cara kerja Spektrofotometri Serapan Atom ini adalah berdasarkan atas penguapan
larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas.
Atom tersebut mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda
(Hollow Cathode Lamp) yang mengandung unsur yang ditentukan. Banyaknya penyerapan
radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya (Surasa,
2015).
3.7.2 Hukum Lambert-Beer
Hukum Lambert-Beer adalah hukum dasar dalam analisis kuantitatif AAS. Menurut
hukum Lambert-Beer, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari dengan
bertambahnya sel. Jika konsentrasi bertambah, jumlah molekul yang dilalui berkas sinar akan
bertambah, sehingga serapannya bertambah. Maka diperoleh sebuah persamaan:
A= k.c.b
Keterangan:
A = Absorbansi
k = Intensitas sinar yang ditentukan
c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar
b = panjang medium
Itulah yang menjadikan hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif
spektrofotometri dimana besar konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus diatas
3.7.3 Instrumentasi
Spektrofotometer Serapan Atom terdiri dari lima komponen dasar, yaitu sumber
cahaya, sumber atomisasi, monokromator, detektor dan read out (Djunaidi, 2018).
Nitrus oksida-asetilen
Dianjurkan dipakai untuk penentuan unsur-unsur yang mudah membentuk
oksida dan sulit terurai. Hal ini disebabkan karena temperatur nyala yang dihasilkan
relative tinggi. Adapun unsur-unsur tersebut adalah: Al, B, Mo, Si, So, Ti, V dan W.
N2O – asetilen memiliki tempertur 2600˚C - 2800˚C.
3.7.3.3 Monokromator
Monokromator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan radiasi yang
dihasilkan oleh Hallow Cathode Lamp. Disamping sistem optik, dalam monokromator juga
terdapat suatu alat unuk memisahkan radiasi resonansi dan continue yang disebut chopper.
Monokromator yang digunakan berupa kisi difraksi karena sebaran yang terjadi lebih
seragam dibandingkan dengan prisma sehingga alat memiliki daya simpan yang baik.
3.7.3.4 Detektor
Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi lisrik dan
membiarkan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi yang diserap oleh
permukaan yang peka. Detektor yang umum digunakan adalah tabung foton dan Photo
Multiplier Tube Detector (PMT).
3.7.3.5 Read Out
Read Out ini merupakan alat pencatat yang telah dikalibrasi untuk pembacaan suatu
transmisi atau absorpsi. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau kurva yang
menggambarkan nilai serapan atau intensitas emisi.
3.8 Gangguan Analis
1) Gangguan Spektra
Jika dalam atomizer terdapat spesies lain yang menyerap radiasi pada panjang
gelombang yang overlap atau sangat dekat dengan daerah serapan analat sehingga
pemisahan dengan monokromator tidak dimungkinkan. Gangguan ini sebenarnya
jarang terjadi karena lampu hollow cathode sudah memiliki range panjang gelombang
yang sangat sempit.
2) Gangguan Kimia
Gangguan kimia terjadi apabila unsur yang dianalisis mengalami reaksi kimia
dengan anion atau ketion tertentu dengan senyawa yang refraktori, sehingga tidak
semua analit dapat teratomisasi. Untuk mengatasi gangguan ini dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu: 1) penggunaan suhu nyala yang lebih tinggi, 2) penambahan
zat kimia lain yang dapat melepaskan kation atau anion pengganggu dari ikatannya
dengan analit. Zat kimia lain yang ditambahkan disebut zat pembebas (Releasing
Agent) atau zat pelindung (Protective Agent).
3) Gangguan Fisika
Sifat-sifat fisika dari larutan yang diperiksa akan menentukan intensitas
absorpsi dari larutan zat yang diperiksa. Adanya variasi pada sampel (misalnya
ketegangan muka, bobot jenis dan kekentalan) dan kecepatan gas dan mempengaruhi
proses atomisasi. Oleh karena itu, sifat-sifat fisik dari zat yang diperiksa dan larutan
pembanding harus sama. Efek ini dapat diperbaiki dengan pemanasan yang cepat
(Vera, 2021).