1
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
Fungsi
• Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode
analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada
penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.
Definisi
• Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya
tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode
serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada
temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber
radiasi, sistem pengukur fotometerik.
1. Sumber cahaya
Yaitu lampu Katode Berongga (Hollow Cathode Lamp) (gambar 2)
Ciri utama lampu ini adalah mempunyai katode silindris berongga yang dibuat dari logam
tertentu.
Katode dan anode tungsten diletakkan dalam pelindung gelas tertutup yang mengandung
gas inert (Ne atau Ar) dengan tekanan 1-5 torr.
Lampu ini mempunyai potensial 500 V, dengan arus berkisar antara 2 – 20 mA.
Dikenal ada 2 sistem sel gas, yaitu sistem terbuka (ujung terbuka) dan sistem tertutup
(sirkulasi).
Pada sistem ujung terbuka, setelah pengukuran selesai, uap merkuri dibuang ke
udara bebas.
Pada sistem terbuka umumnya kurang sensitif dan akurasinya dipengaruhi oleh
aliran udara dan faktor pengenceran udara.
Pada sistem sirkulasi, pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang kali sampai
diperoleh pengukuran maksimum, baru kemudian uap dibuang.
Pemeliharaan:
Sebelum memasang regulator pada tabung, hendaklah: Katup regulator dibuka terlebih dahulu agak
sebentar, hal ini bertujuan untuk menghembuskan kotorankotoran yang mungkin terdapat pada
sambungan katup.
Memastikan kebocoran Regulator pada tabung dengan air sabun.
Burner merupakan alat dimana campuran gas (bahan bakar dan oksidan)
dinyalakan. Dalam nyala yang bersuhu tinggi itulah terjadi pembentukan
atom-atom analit yang akan diukur. Alat ini terbuat dari logam yang tahan
panas dan tahan korosi. Desain burner harus dapay mencegah masuknya
nyala ke dalam spray chamber. Hal ini disebut ”blow back” dan amat
berbahaya. Burner untuk nyala udara- asetilin (suhu 2000-2200oC)
berlainan dengan untuk nyala nitrous oksida-asetilin (2900-3000oC), jadi
jangan salah pasang.
Detektor
Detektor yang biasa digunakan dalam AAS ialah jenis photomultiplier tube, yang jauh lebih peka dari pada
phototube biasa, dan juga sangat cepat (10-9 detik).
Pemeliharaan :
Karena amat peka terhadap radiasi maka dilarang keras membuka atau memaparkan alat ini pada
sinar apapun. Penanganan alat ini hanya dilakukan diruang gelap. Permukaan photomultiplier tube
ini jangan sampai kotor oleh debu, lemak dan sebagainya, dan harus diperhitungkan apabila alat
yang lama memerlukan penggantian. Namun alat ini terhitung langka rusaknya
UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHP PROV SUMSEL
TERIMA KASIH