Anda di halaman 1dari 10

Pertimbangan Analitik Trace Metal dan Elemen Minor

Nama : Christian T. Haba Rihi

Kelas : MSP B

NIM : 2113020026

A. Atomic Absorbsi Spectrophotometry (AAS)

Atomic Absorbsi Spectrophotometry (AAS) paling banyak dipergunakan, karena

menganalisa dengan Atomic Absorbsi Spectrophotometry lebih cepat, ketelitiannya dapat

ditingkatkan dengan graphite furnaces, dan dengan menggunakan Atomic Absorbsi

Spectrophotometry (AAS) dapat di tentukan hampir semua logam. Disamping itu Anodic

Stripping Voltammetry (ASV) sering juga digunakan untuk menganalisa Cu, Zn, Pb, Cd, Bi, dan

Sb.

Walaupun Atomic Absorbsi Spectrophotometry (AAS) mempunyai sensitivitas tinggi,

namun demikian AAS tidak dapat digunakan untuk penentuan unsur-unsur runut atau ‘trace

elements’ di air laut yang konsentrasinya kecil dari 10 ppb secara langsung, tetapi harus

diperhatikan terlebih dahulu sebelum dianalisa. Sebagai contoh penentuan Cu sampelnya

dipekatkan 100 kali dari konsentrasi normal air laut dengan jalan mengekstraksi sampel dengan

Metyl Isobutyl Ketone dan Ammunium Pyrrolidine Dithiocarbamat (MIBK, APDC). Ekstraksi

ini meningkatkan sensitivitas Cu, 4 ½ kali dari semula. Selain dari itu dapat juga digunakan

chelating ion exchange, tetapi harus diingat dalam penggunaan chelating ion exchange ini, jika

sampel yang akan dilewatkan lebih dari satu liter, maka kolom ion exchange yang digunakan

harus dicuci kembali dengan air destilasi yang bebas ion, supaya resin yang digunakan tidak

memadat di samping itu kecepatan aliran contoh harus diatur sedemikian rupa (+ 5 ml/menit).
Spektrofotometri serapan atom adalah suatu metode yang digunakan untuk mendeteksi

atom-atom logam dalam fase gas. Metode ini seringkali mengandalkan nyala untuk mengubah

logam dalam larutan sampel menjadi atom-atom logam berbentuk gas yang digunakan untuk

analisis kuantitatif dari logam dalam sampel.

Spektroskopi serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur logam dalam

jumlah sekelumit (trace) dan sangat kelumit (ultratrace). Cara analisis memberikan kadar total

unsur logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung bentuk molekul dari logam dalam sampel

tersebut.

Cara ini cocok untuk analisis sekelumit logam karena mempunyai kepekaan tinggi (batas

deteksi kurang dari 1 ppm), pelaksanaan relatif sederhana, dan interferensi sedikit.

Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-atom netral

dalam bentuk gas. Proses yang terjadi ketika dilakukan analisis dengan menggunakan metode

spektrofotometri serapan atom dengan cara absorbsi yaitu penyerapan energi radiasi oleh atom-

atom yang berada pada tingkat dasar. Atom-atom tersebut menyerap radiasi pada panjang

gelombang tertentu, tergantung pada sifat atom tersebut.

Sebagai contoh Timbal menyerap radiasi pada panjang gelombang 283 nm, dan Tembaga

menyerap radiasi pada panjang gelombang 324 nm. Dengan menyerap energi, maka atom akan

memperoleh energi sehingga suatu atom pada keadaan dasar dapat ditingkatkan menjadi ke

tingkat eksitasi. Secara eksperimental akan diperoleh puncak-puncak serapan sinar oleh atom-

atom yang dianalisis.

Garis-garis spektrum serapan atom yang timbul karena serapan sinar yang menyebabkan

eksitasi atom dari keadaaan azas ke salah satu tingkat energi yang lebih tinggi disebut garis-garis

resonansi (Resonance line). Garis-garis ini akan dibaca dalam bentuk angka oleh Readout.
Metode spektrofotometri serapan atom berdasarkan pada prinsip absorbsi cahaya oleh atom.

Atom-atom akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat

unsurnya.

Kelemahan spektrofotometri serapan atom adalah sampel harus dalam bentuk larutan dan

tidak mudah menguap dan satu lampu katoda hanya digunakan untuk satu unsur saja. Adapun

instrumentasi spektrofotometer serapan atom adalah sebagai berikut :

a. Sumber Radiasi

Sumber radiasi yang digunakan adalah lampu katoda berongga (hallow cathode lamp).

Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda.

Katoda berbentuk silinder berongga yang dilapisi dengan logam tertentu.

b. Tempat Sampel

Dalam analisis dengan spektrofotometer serapan atom, sampel yang akan dianalisis harus

diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan azas. Ada berbagai macam

alat yang digunakan untuk mengubah sampel menjadi uap atom-atomnya, yaitu:

1. Dengan nyala (Flame)

Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa cairan menjadi bentuk uap

atomnya dan untuk proses atomisasi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung

pada gas yang digunakan, misalnya untuk gas asetilen-udara suhunya sebesar 22000 C.

Sumber nyala asetilen-udara ini merupakan sumber nyala yang paling banyak digunakan.

Pada sumber nyala ini asetilen sebagai bahan pembakar, sedangkan udara sebagai bahan

pengoksidasi.
2. Tanpa nyala (Flameless)

Pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit. Sejumlah sampel diambil sedikit

(hanya beberapa µL), lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian tabung tersebut

dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik pada grafit.

Akibat pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral

dan pada fraksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda berongga

sehingga terjadilah proses penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah analisis

kuantitatif. Mesin AAS model ini sangat sensitif untuk mendeteksi logam-logam dalam

konsentrasi yang sangat kecil dalam sampel (ppb). Biasanya larutan yang diperlukan

hanya 1-100 uL dan dengan temperatur pembakaran dapat mencapai 3000 oC

(pembakaran secara elektrik).

Proses atomisasi dengan temperatur tinggi tersebut dapat menyempurnakan proses

pengatoman dari suatu larutan sampel. Logam yang dapat dideteksi dengan mesin ini

ialah Cd, Cu, Co, Zn, Pb, Mn, yang jumlahnya relatif sedikit dalam jaringan biologi.

Sistem kerja dari mesin ini melalui tiga tahap, yaitu pengeringan, pengabuan, dan

pembakaran cairan sampel, yaitu masing-masing dengan temperature 500, 700, dan

3000oC. Tetapi temperatur dari tiga proses tahapan tersebut dapat diatur dan disesuaikan

dengan logam yang diukur secara komputerisasi. Semua proses tahapan tersebut berjalan

secara elektrik dan otomatik yang dikontrol dengan komputer.

2. Monokromator

Monokromator merupakan alat untuk memisahkan dan memilih spektrum sesuai

dengan panjang gelombang yang digunakan dalam analisis dari sekian banyak spektrum

yang dihasilkan lampu katoda berongga.


3. Detektor

Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui

tempat pengatoman.

4. Amplifier

Amplifier merupakan suatu alat untuk memperkuat signal yang diterima dari

detektor sehingga dapat dibaca alat pencatat hasil (Readout).

5. Readout

Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai pencatat

hasil. Hasil pembacaan biasa dapat berupa angka atau berupa kurva yang

menggambarkan absorbansi atau intensitas emisi.

6. Bahan Bakar dan Bahan Pengoksidasi

Umumnya bahan bakar yang digunakan adalah hidrogen, asetilen, dan propan,

sedangkan oksidatornya adalah udara, oksigen, dan NO2. Gangguan-gangguan dapat

terjadi pada saat dilakukan analisis dengan alat spektrofotometer serapan atom, gangguan

itu antara lain adalah :

a. Gangguan oleh penyerapan non-atomik

Gangguan ini terjadi akibat penyerapan cahaya dari sumber sinar yang bukan berasal

dari atom-atom yang akan dianalisis. Penyerapan non-atomic dapat disebabkan adanya

penyerapan cahaya oleh partikel-partikel pengganggu yang berada di dalam nyala.

Cara mengatasi penyerapan non-atomik ini adalah bekerja pada panjang gelombang

yang lebih besar.


b. Gangguan spektrum

Gangguan spektrum dalam spektrofotometer serapan atom timbul akibat terjadinya

tumpang tindih antara frekuensi-frekuensi garis resonansi unsur yang dianalisis

dengan garis-garis yang dipancarkan oleh unsur lain. Hal ini disebabkan karena

rendahnya resolusi monokromator.

c. Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah atau banyaknya atom di dalam

nyala.

Pembentukan atom-atom netral dalam keadaan azas di dalam nyala sering terganggu

oleh dua peristiwa kimia, yaitu:

 Disosiasi senyawa-senyawa yang tidak sempurna disebabkan terbentuknya senyawa

refraktorik (sukar diuraikan dalam api), sehingga akan mengurangi jumlah atom netral

yang ada di dalam nyala.

 Ionisasi atom-atom di dalam nyala akibat suhu yang digunakan terlalu tinggi.

Prinsip analisis dengan spektrofotometer serapan atom adalah mengukur absorbansi atom-

atom netral yang berada dalam keadaan azas. Jika terbentuk ion maka akan mengganggu

pengukuran absorbansi atom-atom yang mengalami ionisasi tidak sama dengan spektrum atom

dalam keadaan netral.

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu

berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi

persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan

dalam validasi metode analisis adalah sebagai berikut:


a. Kecermatan

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar

analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali

(recovery) analit yang ditambahkan. Kecermatan ditentukan dengan dua cara, yaitu:

 Metode Simulasi

Metode simulasi (Spiked-placebo recovery) merupakan metode yang dilakukan dengan

cara menambahkan sejumlah analit bahan murni ke dalam suatu bahan pembawa sediaan

farmasi (plasebo), lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan

kadar analit yang ditambahkan (kadar yang sebenarnya).

 Metode penambahan baku

Metode penambahan baku (standard addition method) merupakan metode yang dilakukan

dengan cara menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang

diperiksa, lalu dianalisis dengan metode yang akan divalidasi. Hasilnya dibandingkan

dengan sampel yang dianalisis tanpa penambahan sejumlah analit. Persen perolehan

kembali ditentukan dengan menentukan berapa persen analit yang ditambahkan ke dalam

sampel dapat ditemukan kembali.

Menurut Miller (2005), suatu metode dikatakan teliti jika nilai recoverynya antara 80-120%.

Recovery dapat ditentukan dengan menggunakan metode standar adisi.

b. Keseksamaan (presisi)

Keseksamaan atau presisi diukur sebagai simpangan baku relatif atau koefisien variasi.

Keseksamaan atau presisi merupakan ukuran yang dapat menunjukkan derajat kesesuaian
antara hasil uji individual ketika suatu metode dilakukan secara berulang untuk sampel yang

homogen. Nilai simpangan baku relatif yang memenuhi persyaratan adanya keseksamaan

metode yang dilakukan.

c. Selektivitas (Spesifisitas)

Selektivitas atau spesifisitas suatu metode adalah kemampuannya yang hanya mengukur zat

tertentu secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang ada di dalam

sampel.

d. Linearitas dan rentang

Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon baik secara

langsung maupun dengan bantuan transformasi matematika, menghasilkan suatu hubungan

yang proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Rentang merupakan batas

terendah dan batas tertinggi analit yang dapat ditetapkan secara cermat, seksama dan dalam

linearitas yang dapat diterima

e. Batas deteksi dan batas kuantitasi

Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang

masih memberikan respon signifikan, sedangkan batas kuantitasi merupakan kuantitas

terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama.

B. Analisis pengaktifan neutron (APN )

Metode pengukuran radioaktivitas (termasuk APN) dalam kajian radioekologi bisaanya

menggunakan alat dan teknik ukur yang khusus, karena kemampuan untuk mengukur

konsentrasi yang sangat rendah memerlukan pendeteksi radioaktivitas yang sangat rendah

tingkat radiasinya. Hal ini dikarenakan tingkat radioaktivitas unsur kelumit dalam sampel

yang sudah diaktivasi sebanding dengan konsentrasinya. Alat yang digunakan harus
mempunyai laju cacah latar yang sangat rendah dengan efesiensi pencacahan yang tinggi

sehingga gangguan latar dapat ditekan serendah mungkin.

Salah satu metoda analisis yang dapat diterapkan dalam penentuan unsur kelumit di

lingkungan perairan dengan akurasi tinggi adalah metoda “ Analisis Pengaktifan Neutron”

(APN). Sampel yang mengandung unsur kelumit yang nonradiokatif ditembaki dengan

neutron agar menjadi radioaktif sehingga memancarkan sinar-γ. Sinar-γ ini dianalisis

menggunakan spektrometer-γ untuk menentukan spektrum tenaga karakteristiknya sehingga

dapat diidentifikasi dan dihitung kandungan unsur kelumitnya dalam sampel.

Metoda APN mampu memberikan hasil analisis konsentrasi logam berat dalam orde 10-9

-10-12 dan mampu menganalisis konsentrasi beberapa logam berat dalam suatu sampel secara

bersamaan (serempak/simultan) serta perlu dikaji aspek kinerja metode analisisnya untuk

validasi data hasil analisisnya.

Sampel air yang terkumpul dimasukkan ke dalam vial sebanyak 2 ml. untuk sampel

sedimen terlebih dahulu dibersihkan dari bahan-bahan pengotor (palstik, akar-akar dan lain-

lain) kemudian dikeringkan dalam oven 105oC dan diuapkan dengan lampu pemanas untuk

mereduksi kandungan air. Setelah kering, sampel dihomogenkan dengan cara digerus atau

dihaluskan dengan lumpang dan dilakukan pengayakan 100 mesh secara bertahap. Hasil

homogenisasi dimasukkan ke dalam vial masing-masing sampel ditimbang sebanyak 0,1

gram kemudian diberi label untuk tiap-tiap pengambilan sampel.

Setelah sampel disiapkan dengan baik dalam kapsul/selongsong polyethylene, maka

sampel siap untuk diiradiasi. Pada iradiasi sampel ini digunakan neutron thermal yang

bertenaga sekitar 0,025 eV. Hal ini disebabkan karena logam berat yang akan dianalisis

memiliki tampang lintang serapan neutron yang dapat bereaksi dengan neutron termal.
Prosedur pencacahan yang dilakukan menggunakan spektrometer-γ dengan seperangkat

komputer adalah melakukan pencacahan standar multigamma Eu 152 dan Am241 yang

digunakan untuk kalibrasi menentukananalisis kualitatif dan kuantitatif. Kemudian dilakukan

pencacahan radiasilatar yaitu pencacahan yang dilakukan dengan menggunakan vial kosong

untukmendapatkan cacah dari radiasi latar sebagai koreksi perhitungan cacah sampel.

Selanjutnya pencacahan sampel yang diletakkan diatas detektor dengan jarak 2 cm.

Sebelum dilakukan analisis spektrum, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi tenaga untuk

tujuan analisis kualitatif spektrometer-γ . Pencacahan sampel dilakukan pada kondisi alat

yang tepat sama dengan kondisi kalibrasi. Analisis kuantitatif bertujuan menentukan

besarnya aktivitas dan kadar dari radionuklida dalam sampel. Pada penelitian ini, untuk

analisis kuantitatif digunakan untuk metode penentuan secara mutlak dan nisbi.

Anda mungkin juga menyukai