Frima Roza
Palembang, 6 Agustus 2020
1
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (AAS)
Fungsi
• Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada metode
analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada
penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.
Definisi
• Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya
tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Metode
serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung pada
temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi, sumber
radiasi, sistem pengukur fotometerik.
BAGIAN-BAGIAN DARI ALAT SSA
1. Sumber cahaya
Yaitu lampu Katode Berongga (Hollow Cathode Lamp) (gambar 2)
Ciri utama lampu ini adalah mempunyai katode silindris berongga yang dibuat dari logam
tertentu.
Katode dan anode tungsten diletakkan dalam pelindung gelas tertutup yang mengandung
gas inert (Ne atau Ar) dengan tekanan 1-5 torr.
Lampu ini mempunyai potensial 500 V, dengan arus berkisar antara 2 – 20 mA.
2. ATOMISASI
Proses atomisasi sebagai berikut, sample mengalir melalui pipa kapiler dan
dinebulisasi oleh aliran gas pengoksidasi sehingga menghasilkan aerosol.
Sample yang menuju burner hanya berkisar 5-10% sedangkan sisanya (90-95%)
menuju tempat pembuangan (drain).
Sample yang berada pada nyala kemudian diatomisasi, dan cahaya dari lampu katode
tabung dilewatkan melalui nyala.
3. Monokromator
Monokromator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan radiasi
yang tidak diperlukan dari spektrum radiasi lain yang dihasilkan oleh Hallow
Cathode Lamp
4. Detektor
Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi
listrik, yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya
radiasi yang diserap oleh permukaan yang peka.
5. Sistem pengolah
Sistem pengolah berfungsi untuk mengolah kuat arus dari detektor menjadi
besaran daya serap atom transmisi yang selanjutnya diubah menjadi data
dalam sistem pembacaan.
6. Sistem pembacaan
Sistem pembacaan merupakan bagian yang menampilkan suatu angka atau
gambar yang dapat dibaca oleh mata.
Ada tiga cara atomisasi (pembentukan atom) dalam SSA :
a. Atomisasi dengan nyala (Flame)
Suatu senyawa logam yang dipanaskan akan membentuk atom logam
pada suhu ± 1700 ºC atau lebih.
Sampel yang berbentuk cairan akan dilakukan atomisasi dengan cara
memasukan cairan tersebut ke dalam nyala campuran gas bakar.
Tingginya suhu nyala yang diperlukan untuk atomisasi setiap unsur
berbeda.
Beberapa unsur dapat ditentukan dengan nyala dari campuran gas yang
berbeda tetapi penggunaan bahan bakar dan oksidan yang berbeda akan
memberikan sensitivitas yang berbeda
Ada 3 jenis nyala dalam spektrometri serapan atom yaitu:
(a) Udara – Propana
Jenis nyala ini relatif lebih dingin (1800oC) dibandingkan jenis nyala lainnya. Nyala ini akan
menghasilkan sensitifitas yang baik jika elemen yang akan diukur mudah terionisasi
seperti Na, K, Cu.
(b) Udara – Asetilen
Jenis nyala ini adalah yang paling umum dipakai dalam SSA. Nyala ini menghasilkan
temperatur sekitar 2300oC yang dapat mengatomisasi hampir semua elemen. Oksida-
oksida yang stabil seperti Ca, Mo juga dapat analisa menggunakan jenis nyala ini dengan
memvariasi rasio jumlah bahan bakar terhadap gas pengoksidasi.
(c) Nitrous oksida – Asetilen
Jenis nyala ini paling panas (3000oC), dan sangat baik digunakan untuk menganalisa sampel
yang banyak mengandung logam-logam oksida seperti Al, Si. Ti, W.
b. Atomisasi tanpa nyala (GF)
Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energi listrik pada batang karbon (CRA – Carbon
Rod Atomizer) atau tabung karbon (GTA – Graphite Tube Atomizer) yang mempunyai 2 elektroda.
Sampel dimasukan ke dalam CRA atau GTA. Arus listrik dialirkan sehingga batang atau tabung menjadi
panas (suhu naik menjadi tinggi) dan unsur yang dianalisa akan teratomisasi .
Suhu dapat diatur hingga 3000 ºC.
Pemanasan larutan sampel melalui 3 tahapan yaitu :
Pemeliharaan:
Sebelum memasang regulator pada tabung, hendaklah: Katup regulator dibuka terlebih dahulu agak
sebentar, hal ini bertujuan untuk menghembuskan kotorankotoran yang mungkin terdapat pada
sambungan katup.
Memastikan kebocoran Regulator pada tabung dengan air sabun.
LAMPU KATODA BERONGGA (HOLLOW CATHODE
LAMP)
Burner merupakan alat dimana campuran gas (bahan bakar dan oksidan)
dinyalakan. Dalam nyala yang bersuhu tinggi itulah terjadi pembentukan
atom-atom analit yang akan diukur. Alat ini terbuat dari logam yang tahan
panas dan tahan korosi. Desain burner harus dapay mencegah masuknya
nyala ke dalam spray chamber. Hal ini disebut ”blow back” dan amat
berbahaya. Burner untuk nyala udara- asetilin (suhu 2000-2200oC)
berlainan dengan untuk nyala nitrous oksida-asetilin (2900-3000oC), jadi
jangan salah pasang.
• Pemeliharaan :
Burner harus selalu bersih untuk menjamin kepekaan yang tinggi dan kedapat ulangan (repeability)
yang baik.