Anda di halaman 1dari 92

AAS & SPEKTROFOTOMETRI UV VIS

Secondary Heading
“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam
sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku
ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
SLIDE 2

Materi/BAB Ke-

JUDUL MATERI

Nama Penyusun Materi : HARI WALUYO.S.KM., M.Sc


Nama Mata Kuliah/ Modul
Tahun 2018
Spektrofotometri Serapan
Atom
PENDAHULUAN

AAS adalah suatu instrumen yang dapat digunakan


untuk menentukan konsentrasi unsur-unsur logam
berdasarkan penyerapan radiasi oleh atom-atom
yang berada pada tingkat dasar.
Penyerapan tersebut menyebabkan eksitasi elektron
dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi
dan akan kembali ke tingkat energi dasar sambil
mengeluarkan energi berbentuk radiasi.
Prinsip Dasar
• Larutan sampel diuapkan kemudian logam yang
terkandung didalamnya diubah menjadi atom
bebas
• Atom tersebut mengabsorpsi radiasi dari sumber
cahaya yang dipancarkan lampu katoda yang
mengandung unsur yang ditentukan
• Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur
pada panjang gelombang tertentu menurut jenis
logamnya.
Aplikasi
• Farmasi : Menentukan adanya logam pada
produk akhir
• Industri : Mengecek kandungan logam pada
bahan baku yang bersifat toksik
• Makanan: Mengukur kadar logam pada
makanan sehingga aman untuk
dikonsumsi
• Lingkungan: Mengukur kadar logam pada air
tanah, air limbah, air minum
Gambar AAS+

AAS-AES 8
Instrumentasi SSA
A. Sumber Sinar
B. Sumber atomisasi
1. Atomisasi dengan nyala (Flame SSA)
2. Generasi Hidrida (Hydride Generation Methode)
3. SSA Tungku Grafit (Graphite Furnace)
4. Atomisasi dengan Metode Penguapan (Vapour
Generation methode)
C.  Sistem Pengabut
1. Pengabut (nebulizer)
2. Ruang Semprot (spray chamber)
3. Burner

D. Sistem Monokromator dan Detektor


Bagian-bagian alat yang terpisah dengan unit Utama SSA :

1. Tabung Gas/ gas N2O, C2H2


2. Ducting
3. Kompresor
4. Buangan pada AAS
A. Sumber Sinar (Radiasi Resonansi )

• digunakan lampu katoda berongga (hollow cathode


lamp = HCL) yang mengeluarkan radiasi resonansi dari
unsur yang dianalisis.
• HCL akan memancarkan energi radiasi yang sesuai
dengan energi yang diperlukan untuk transisi elektron
atom.
• HCL terdiri dari katoda cekung yang silindris yang
terbuat dari unsur yang sama dengan yang akan
dianalisis dan anoda yang terbuat dari tungsten
• Tabung diisi dengan gas inert (Ar, He) bertekanan
rendah
1. Atomisasi dengan nyala (Flame SSA)

• Teknik ini menggunakan nyala sebagai sel tempat


cuplikan.
• Cuplikan dalam bentuk larutan disemprotkan ke
dalam nyala pembakar bercampur dengan gas
bahan bakar dan gas pengoksidasi.
• Dalam nyala cuplikan mengalami beberapa
proses yaitu penguapan pelarut meninggalkan
butiran-butiran padatan yang kemudian langsung
terurai menjadi atom-atomnya
AAS-AES A schematic diagram of AAS 17
AAS-AES 18
AAS-AES 19
Flame

•Menggunakan Nyala api


•Deteksi limit 100 ppb
•Sampel yang dibutuhkan banyak
•Waktu analisa cepat
•Lebih murah
Pada Atomisasi dengan nyala tergantung suhu nyala yang
digunakan :

a. Nyala udara-asetilen (air-asetylena flame).


Menghasilkan suhu maksimum 23000C
b. Nyala N2O-asetilen (N2O-asetylena flame).
Menghasilkan suhu maksimum 30000C,
digunakan untuk senyawa refraktori yaitu
senyawa yang sukar diuraikan.
c. Nyala udara-propana menghasilkan suhu
maksimum 18000C.
Temperatur Nyala

AAS-AES 22
2. Generasi Hidrida
(Hydride Generation Methode)
Teknik ini dapat diterapkan untuk beberapa macam logam
yaitu : As, Sb, Se, Sn, Te, Bi.
Hidrida dibentuk dengan cara mereaksikan cuplikan
dengan natrium borohidrida (NaBH4) atau dilakukan dengan
memberikan reduktor dari KI dan SnCl2, ditambah Zn dan
asam kuat.
hidrida logam yang terbentuk dialirkan ke sel gas panas
menggunakan aliran argon/nitrogen dan dialirkan ke dalam
sel gas di atas nyala Ar-H2­ atau udara-asitilena.Selanjutnya
akan teratomisasi menjadi atom-atom bebas.
3. SSA Tungku Grafit(Graphite Furnace)
• Mempunyai efesiensi atomisasi 90%
• Digunakan tabung silinder dari grafit terkompresi
dengan atau tanpa pelapisan grafit pirolitik sebagai
Tungku grafit
• Tungku dipanaskan dengan listrik yang dapat diatur
suhunya sesuai kebutuhan.
• Proses dalam tungku : penguapan pelarut (1000C-
2000C), pengabuan bahan organic (6000C-10000C),
setelah itu gas inert dialirkan dan kemudian logam
diuapkan (15000C-30000C) dan absorbansinya
diukur.
AAS-AES 25
Graphite Furnace AAS
• Tidak digunakan gas pembakar, tapi digunakan gas inert
yang dialirkan ke graphite furnace untuk mencegah oksidasi.
• Proses di GFA:
1. Drying or desolvation
Pengeringan atau penguapan larutan
2. Ashing
Pengabuan yaitu memecah ikatan unsur
yang dianalisis dengan unsur lain atau
menghilangkan senyawa-senyawa organik
3. Atomization
pengatoman
Furnace

• Menggunakan energi listrik


• Deteksi limit 10-100 ppt
• Sampel yang dibutuhkan sedikit
• Waktu analisa lebih lama
• Lebih mahal
4.  Atomisasi Metode Penguapan (Vapour Generation methode)

• Memberikan sensitivitas yang cukup tinggi


• Khusus untuk atomisasi merkuri (Hg)
• Atom – atom Hg  yang ada di dalam sampel
sebagai ion positif, direduksi menjadi netral
dan akan menguap sebagai atom-atom bebas
pada suhu normal.
• Sebagai reduktor dapat digunakan SnCl2 20%
atau NaHB4dalam HCl 10%.
C. Sistem Pengabut

1. Pengabut (nebulizer)
berfungsi mengubah larutan menjadi butir-
butir kabur. Pengabut yang digunakan adalah
tipe pneumatic dimana gas dialirkan melalui
lubang mulut (orifice) dan menyebabkan udara
menjadi vakum dan menarik larutan melalui
kapiler.
-Terbuat dari logam tahan asam
- Kecepatan penyedotan nebulizer biasanya
3-7 ml/menit
2. Ruang Semprot (spray chamber)

• Ruang semprot berfungsi untuk memisahkan


partikel-partikel besar dan kecil. Partikel kecil
ini kemudian dikirim ke pembakar. Jika partikel
besar yang masuk ke pembakar maka
temperatur nyala akan berkurang, karena
partikel besar tidak dapat diuapkan dengan
cepat. Untuk mendapat kepekaan optimal,
ukuran partikel yang masuk kepembakar harus
< 10µm.
3. Burner
• Merupakan bagian terpenting di dalam main unit
• berfungsi sebagai tempat pancampuran gas
asetilen, dan aquabides, agar tercampur merata,
dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik
dan merata.
• Lobang yang berada pada burner, merupakan
lobang pematik api, dimana pada lobang inilah
awal dari proses pengatomisasian nyala api.
Proses Atomisasi

Dibentuk oleh pembakaran oksidator


dan campuran bahan bakar (udara, N2O,
Ar,H2, Acetylene)
Proses Atomizer
• Nebulization → pengkabutan, yaitu dari larutan
menjadi aerosol
• Desolvation → penghilangan solvent, yaitu
molekul pelarut dipisahkan dari
kompleks logam
• Vaporization → penguapan yaitu menjadi garam
dalam bentuk gas
• Atomization → pengatoman yaitu menjadi atom
ground state
• Ionization → pengionan yaitu menjadi dalam
bentuk ionnya
Perawatan burner
• Selesai pengukuran, selang aspirator
dimasukkan ke dalam botol yang berisi
aquabides selama ±15 menit, hal ini merupakan
proses pencucian pada aspirator dan burner
setelah selesai pemakaian.
• Selang aspirator digunakan untuk menghisap
atau menyedot larutan sampel dan standar
yang akan diuji.
4. Sistem Monokromator dan Detektor

• Sistem monokromator berfungsi untuk


memilih-milih atau memisahkan fraksi radiasi
yang diteruskan dari radiasi lainnya setelah
radiasi resonansi dari lampu katoda berongga.
• Intensitas radiasi yang diteruskan kemudian
diubah menjadi energi listrik oleh “photo
multiplier” atau PMT dan selanjutnya diukur
oleh detektor dan dicatat oleh alat pencatat
berupa rekorder, printer.
Detektor

• Untuk mendeteksi cahaya dengan


mengubahnya menjadi sinyal listrik.
• Detektor yang biasa digunakan adalah
photomultiplier tube
Preparasi Sampel
• CARA BASAH
Timbang ± 2,5 g sampel, masukkan ke dalam gelas
beker.
Tambahkan 15 mL HNO3 pekat, tutup dengan gelas
arloji, didihkan selama 30 – 45 menit untuk
mengoksidasi senyawa organik. Dinginkan larutan
secara perlahan, tambahkan 10 mL HClO4 70%.
Didihkan kembali hingga larutan menjadi jernih.
Saring, masukkan dlm labu ukur 50 ml, tepatkan
sampai tanda tera.
CARA KERING
• Timbang ± 5 – 10 g sampel, masukkan ke dalam
porselin. Panaskan di kompor/hot plate sampai
tdk mengeluarkan asap hitam
• panaskan dalam mufful furnace hingga suhu
550⁰C selama 4 jam.
• Dinginkan, tambahkan 5 mL HNO3 1:1. larutkan
dan saring dan masukkan ke dalam labu takar 50
mL, encerkan hingga batas dengan air bebas ion.
Gangguan pada
Spektrofotometer Serapan
Atom

AAS-AES 41
AAS-AES 42
Spectral interference
• Disebabkan oleh overlapping absrobsi atom
analit dan atom bebas lainnya dalam sampel
(2 spektral dalam 1 panjang gelombang)
• Solusi:
Menghilangkan material penghalang dengan
ekstraksi solvent Background correction dari
instrumen
Chemical interference
• Disebabkan oleh variasi reaksi kimia antar
komponen dalam sampel, seperti:
• Pada flame, interferensi phosphate yang
berkaitan dengan unsur alkali tanah (Ca, Mg,
dll)
• Pada GFA, elemen target berhamburan saat
pengabuan karena komponen klorin, dll.
Chemical interference
• Solusi:
Menghilangkan material penghalang dengan
pertukaran ion dan ekstraksi solvent
• Ekstraksi elemen target
• Menggunakan flame N2O/C2H2
• Penambahan interference suppresant seperti
Sr dan La atau EDTA untuk golongan alkali tanah
• Menggunakan matrix modifier pada GFA
• Analisa menggunakan metode standar addisi
Physical Interference
• Disebabkan oleh interferensi dari fluida karena
sifat dari sampel tertentu seperti, viskositas
dan tegangan permukaan.
• Jika viskositas sampel tinggi, maka
pembakaran tidak sempurna sehingga akan
mengganggu analisa selanjutnya.
Physical interference
• Solusi:
Analisa menggunakan metode standar addisi
• Untuk flame, lakukan pengenceran 10-50 kali
atau pengenceran dengan acetone atau
butanol.
• Untuk GFA, gunakan pirolitik / platform
graphite tube
Spektrofotometri
Spektrofotometer adalah alat yang terdiri
dari:
1. Spektrometer :alat menghasilkan sinar
dari spektrum dan panjang gelombang
tertentu
2. Fotometer :alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang
diabsorpsi.
Spektrofotometer

Adalah Alat yang digunakan untuk mengukur


energi secara relatif jika energi tersebut
ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang.
Spektrofotometri

• Metode dalam analisis kimia yang didasarkan pada interaksi


antara materi dengan cahaya

• Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan


inframerah

Sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun


yang lebih berperan adalah elektron valensi.

• Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut


juga sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik
yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya
matahari.
Radiasi Elektromagnetik

Spektro UV-VIS 52
Spektrofotometer

Spektro UV-VIS 53
Spektro UV-VIS 54
Jenis-jenis Spektrofotometer berdasarkan
sumber cahaya

1. Spektrofotometer Vis (Visible)


2. Spektrofotometer UV (Ultra Violet)

3. Spektrofotometer UV-Vis

4. Spektrofotometer IR (Infra Red)


Prinsip kerja:

• Adanya interaksi antara materi dengan


cahaya yang memiliki panjang gelombang
tertentu”.

• Perbedaannya : panjang gelombang yang


digunakan.
Instrumen sederhana:
Conventional Spectrophotometer

Optical system of a double-beam spectrophotometer


Instrumen spektrofotometri tdd:
1.Sumber radiasi
2.Monokromator
3.Wadah sampel (sel atau kuvet)
4.Detektor
5.Recorder
6.Read out  
Light Sources
 UV Spectrophotometer
1. Hydrogen Gas/Deuterium Lamp
2. Mercury Lamp
Visible Spectrophotometer
1. Tungsten/ wolfram Lamp
InfraRed (IR) Spectrophotometer
1. Carborundum (SIC)
Spektrofotometri

Ultraviolet:
 : 190 - 400 nm
Visibel (sinar tampak):
 : 400 - 700 nm
Spektro UV-VIS 62
Spektrofotometri UV
Dasar analisis:
- senyawa harus memiliki kromofor dan auksokrom
yang memadai

- kromofor adalah bagian molekul yang bertanggung


jawab pada penyerapan cahaya

- auksokrom adalah gugus fungsi yang memiliki


hetero atom dan menempel langsung pada sistem
kromofor

Spektro UV-VIS 63
Spektrofotometri Visibel

Dasar analisis:
- Senyawa asli/asal harus berwarna
- Bila senyawa asli tidak berwarna, dapat
diubah menjadi senyawa berwarna dengan cara:
a. pembentukan senyawa komplek
b. memperpanjang kromofor

Spektro UV-VIS 64
. Monokromator
• Fungsi : penyeleksi panjang gelombang

• Mengubah cahaya dari sumber sinar


polikromatis menjadi cahaya
monokromatis
Jenis monokromator

• Gratting atau lensa prisma


( Cahaya akan dirubah menjadi spektrum
cahaya)

• Filter optik.
(Berupa lensa berwarna, dimana cahaya yang
diteruskan sesuai dengan warnanya lensa yang
dikenai cahaya)
Bagaimana memilih kuvet ??
Cells

UV Spectrophotometer
Quartz (crystalline silica)
 Visible Spectrophotometer
Glass
 IR Spectrophotometer
NaCl
Cover

Spektro UV-VIS 69
Macam-macam detektor :

• Detektor foto (Photo detector)


• Photocell, misalnya CdS.
• Phototube

• Hantaran foto

• Dioda foto
• Detektor panas
Syarat-syarat sebuah detektor :

• Kepekaan yang tinggi


• Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
• Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.
• Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.
• Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan
tenaga radiasi.
Read out

• Merupakan suatu sistem baca yang


menangkap besarnya isyarat listrik
yang berasal dari detektor.
Mekanisme
Absorpsi Cahaya
Sinar ditransmisikan
Sejumlah sinar ditransmisikan (diteruskan) melewati
sampel.

Transmitans ( T ) yang terukur


merupakan fraksi sinar datang yang muncul dari sisi lain

P
T=
Po
Sinar Diserap

Sejumlah sinar diserap oleh bahan


Maka:

A=εbc
A = Absorban
ε = koefisien ekstingsi molar
b = tebal larutan ( kuvet )
C = konsentrasi larutan

Spektro UV-VIS 75
Absorption of visible light

Where has the energy that was within the photons gone to ?

Spektro UV-VIS 76
Transmission and Color

The human eye sees the complementary color to that which is


absorbed
Spektro UV-VIS 78
1. Single-Point Calibration

 Digunakan satu macam konsentrasi standar


 Plot stndar yang dibuat, digunakan untuk menetapkan semua
kadar zat pada air
 Hal yang perlu diperhatikan adalah:
– metode ini perlu skema pengenceran dan ekstraksi yang
berbeda untuk kadar zat pada air
– yang bermacam-macam tersebut, dengan target:

Mendapatkan konsentrasi akhir serupa


Yang mendekati konsentarsi standar yang dibuat
[ Respon Berdekatan ]
Spektro UV-VIS 79
Perbandingan Absorban

Syarat:
Nilai Abs.baku dan Nilai Abs.sampel
berdekatan

Spektro UV-VIS 80
Chan dkk., 2004, p.14.
2. Multiple-Point Calibration

 Digunakan seri konsentrasi standar yang dapat


mengkover semua kadar tersebut.
 Pda rentang konsentrasi tersebut, responnya harus linear.
 Respon seluruh kadar (larutan akhir yang akan dibaca)
berada pada rentang respon kurva kalibrasi.

Syarat:
Tidak diperbolehkan adanya Ekstrapolasi
Spektro UV-VIS 81
Spektro UV-VIS 82
Kurva kalibrasi Mn
std (µg/L) Absorbansi
0 -0.0001
10 0.0005
20 0.0011
30 0.0015
40 0.0020
50 0.0025
60 0.0031
0.0035

0.0030 f(x) = 5.11904761904762E-05 x − 3.09523809523804E-05


R² = 0.997389202951711

0.0025

0.0020

0.0015

0.0010

0.0005

0.0000
0 10 20 30 40 50 60 70

-0.0005
Contoh sampel
Sampel Absorbansi Konsentrasi
sampel 1 0.0015 29.2558
sampel 2 0.0015 29.2558
sampel 3 0.0015 29.2558
Evaluasi Linearitas

 Paling baik dilakukan dengan pengamatan secara visual


plot respon (signal) sebagai fungsi konsentrasi analit.

 Selanjutnya, variasi data umumnya digunakan untuk


menghitung persamaan garis regresi dengan metode
kuadrat terkecil ( Y = b X + a )

Syarat Linearitas:
Coeffcient of determination ( r2 ) ≥ 0.997
Spektro UV-VIS 86
Chan dkk., 2004, p.14.
3. One Standard Calibration
for Each Strength

Digunakan satu konsentrasi standar


untuk setiap kadar

Kapan metode ini dipilih ?

Apabila analit tidak menunjukkan linearitas pada rentang


konsentrasi yang layak
Spektro UV-VIS 87
Linearitas

 Biasanya ditunjukkan langsung dengan pengenceran larutan baku


stock.
 Disarankan linearitas dikerjakan dengan seri pengenceran larutan
stock.
 Tidak disarankan mempersiapkan seri konsen-trasi larutan baku
dengan seri penimbangan zat standar, karena:

Terjadi kesalahan penimbangan

Tidak menjamin diperolehnya linearitas yang baik


Spektro UV-VIS 88
Jaminan Mutu
1. Gunakan bahan kimia pro analysis ( p.a)
2. Gunakan alat gelas bebas kontaminan
3. Gunakan alat ukur yang terkalibrasi
4. Lakukan analisis dlm waktu yg tdk
melampaui waktu penyimpanan maks.
5. Dikerjakan oleh analis yg kompeten.
6. Merekam data dengan baik dan benar.
Pengendalian Mutu
1. Koefisien korelasi (r) ≥ 0,95
2. Lakukan analisis blanko utk kontrol
kontaminasi
3. Lakukan analisis duplo utk kontrol ketelitian
4. Dikerjakan oleh analis yg kompeten.
No Comment .........
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai