Anda di halaman 1dari 11

ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY

(AAS)

KELOMPOK 1
1. GODELIVA APRI KENEDY (2006070026
2. ADELINA DOS SANTOS (2006070041)
3. HILDA YADHA (2006070043)
Spektroskopi Serapan Atom

Metode spektroskopi serapan atom didasarkan pada banyaknya cahaya yang


diberikan oleh sumber sinar yang diserap atom fasa gas yang proporsional
terhdapap konsentrasinya
Metode SSA digunakan untuk menentukan kandungan unsur-unsur terutama
logam dalam sampel
Rentangan konsentrasi yang sangat rendah memerlukan instrumentasi ini karena
kadar atom yang demikian kecil tidak dapat dianalisis dengan metode
konvensional.
Aplikasi Prinsip
 Metode spektroskopi serapan atom berprinsip pada
 Metode spektroskopi serapan atom digunakan
absorpsi cahaya oleh atom . Atom-atom menyerap
secara kontinyu untuk menganalisis kadar cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu,
logam-logam yang ada dalam jumlah kecil tergantung pada sifat unsurnya.
 Cara kerjanya berdasarkan penguapan larutan
 Sampai saat ini sekitar 70 logam siap dianalisis sampel, kemudian logam yang terkandung di
dengan spektroskopi serapan atom dalamnya diubah menjadi atom bebes
 Atom tersebut mengabsorpsi radiasi dari sumber
 Setiap atom dalam praktiknya akan mempunyai
cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda
sebuah lampu yang akan mengeksitasi elektron  Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur
valensinya untuk dianalisis. pada panjang gelombang tertentu menurut jenis
logamnya.
Instrumen
Instrumentasi standar sebuah
spektrofotometer atom secara
umum terdiri dari atomisator,
sumber cahaya dengan
pemotongnya (chopper),
monokromator, detektor, dan
pembaca sekaligus pengolah data
Beberapa komponen utama pada instrumentasi spektrofotometer serapan atom adalah;

1. Sumber cahaya • Nebulizer glass bead atau impact bead


 Sumber cahaya berupa lampu yang dapat • Flow spoiler
memancarkan energi yang cukup • Inlet dari fuel gas dan drain port
 Lampu katoda terdiri atas sebuah katoda
4. Pembakar
berongga berbentuk tabung
 Lampu katoda diisi dengan gas mulia  Merupakan alat dimana campuran gas (bahan bakar dan
(Argon, Neon, Helium atau Krypton) oksida) dinyalakan
sampai tekanan 1 cmHg  Terbuat dari logam yang tahan panas dan tahan korosi
2. Monokromator  Desain burner harus dapat mencegah masuknya nyala ke
dalam spray chamber
 Merupakan suatu alat yang diletakkan
diantara nyala dan detektor pada rangkaian 5. Detektor
SSA
 Ada dua jenis monokromator yaitu  Detektor yang biasa digunakan dlam AAS adalah jenis
monokromator celah dan kisi difraksi photomultiplier tube
 Fungsinya mengubah energi radiasi yang jatuh pada
3. Ruang Pengkabutan detektor menjadi sinyal listrik/perubahan panas.
 Dinding dalam dari spray chamber dibat dari plastik /teflon
 Dalam ruang pengkabutan dipasang peralatan yang terdiri
dari;
Gangguan-gangguan
Gangguan Matrik Gangguan Ionisasi
Gangguan kimia
 Gangguan kimia terjadi apabila  Gangguan ini terjadi bila sampel  Gangguan ionisasi terjadi bila suhu
mengandung banyak garam atau nyala api cukup tinggi sehingga
unsur yang di analisis mengalami asam, atau bila pelarut yang mampu melepaskan electron dari
reaksi kimia dengan anion atau digunakan tidak menggunakan atom netral dan membentuk ion
pelarut zat standar, atau bila suhu positif. Pembentukan ion ini
kation tertentu dengan senyawa
nyala untuk larutan sampel dan mengurangi jumlah atom netral,
yang refaktori, sehingga tidak standar berbeda. sehingga isyarat absorbsi akan
semua analit dapat teratomisasi. berkurang juga.
Kelebihan Metode AAS Kekurangan Metode AAS

1. Spesifik 1. Kurang sempurnanya preparasi sampel seperti; proses


2. Batas (limit) deteksi rendah (0,0001 ppm) destruksi yang kurang sempurna, tingkat keasaman
3. Larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat sampel dan blanko tidak sama.
diukur 2. Kesalahan matriks, hal ini disebabkakn adanya perbedaan
4. Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan matriks sampel dan matriks standar
contoh (preparasi contoh sebelum pengukuran lebih 3. Aliran sampel pada burner tidak sama kecepatan atau
sederhana, kecuali bila ada zat pengganggu) adanya penyumbatan pada jalannya aliran sampel.
5. Dapat diaplikasikan pada berbagai jenis unsur dalam 4. Gangguan kimia berupa; disosiasi tidak sempurna,
beberapa jenis contoh/sampel ionisasi, dan terbentuknya senyawa refraktori.
6. Batasan satuan konsentrasi yang mampu dideteksi
sangat luas (mg/L hingga persen)
Kasus Percobaan Spektrofotometri Serapan Atom
Tujuan:
Menunjukkan serapan sinar oleh atom dalam nyala dan membuat kurva standar
konsentrasi larutan magnesium dengan tingkat serapan atomnya.

Bahan dan alat:


o Atomic absorption spectrometer (AAS) Merk Beckman jenis DB-G
o Tngki udara
o Tangki asetilen
o Larutan Mg dengan konsentrasi 0,01 mg/100 ml; 0,02 mg/100 ml; 0,03 mg/100 ml;
0,04 mg/100 ml; 0,05 mg/100 ml; 0,06 mg/100 ml
Prosedur Kerja
Hallow-cathode - Dibuka jendela
- Dinyalakan larutan blanko dan atur
jarum keangka 100
- Dipasang khusus untuk analisis Mg - Dialiri sampel lewat tabung kapiler
- Dihidupkan pada amper yang rendah dari konsentrasi terendah sampai
- Dibiarkan 15 menit yang tertinggi (standar)
- Dinaikkan ampernya, sampai mencapai
amper yang dikehendaki
- Diliput spektrum pancaran lampu pada Hasil
λ=285 nm
- Ditentukan lebar celah sinar - Dicatat serapan sinar (absorbansi)
- Dialiri udara sekitar 16 lb/in2 - Digambar garis hubungan konsentrasi
- Dialirkan dengan serapannya.
Gas Asetilen 4
lb/in

- Dinyalakan dengan korek api


- Diatur jarum spektrometer
menjadi 0% T
Hasil

Konsentrasi Serapan 0.4

Magnesium 0.35

mg/100 ml
0.3

0,01 0,08
0.25

0,02 0,14
0.2
Series1

0,03 0,20 0.15

0,04 0,25 0.1

0,05 0,31 0.05

0,06 0,36 0
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07
Thank You

Anda mungkin juga menyukai