SERAPAN ATOM
KELOMPOK 2
Syaifullah (15020160025)
Attahira Nur Rachman (15020160170)
Helmi Alfiyyah (15020160229)
suatu alat yang digunakan pada
metode analisis untuk
penentuan unsur-unsur logam
Spektrometri dan metalloid yang
Serapan Atom pengukurannya berdasarkan
penyerapan cahaya dengan
(SSA) adalah panjang gelombang tertentu
oleh atom logam dalam
keadaan bebas
Hukum Lambert-Beer menyatakan bahwa
besarnya serapan (A) proporsional dengan
besarnya konsentrasi (c) dari zat uji
A = εbc
Dimana:
ε = epsilon atau Absorptivitas Molar (M-1cm-
1)
b = lebar celah (cm)
c = konsentrasi (M)
Cara Kerja Spektrofoometer serapan
atom
Cara kerja SSA
Berdasarkan atas penguapan larutan sampel,
kemudian logam yang terkandung didalamnya
diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut
akan mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya
yang dipancarkan dari lampu katoda yang
mengandung unsur yang akan ditentukan.
Banyaknya penyerapan radiasi kemudian
diukur pada panjang gelombang tertentu
menurut jenis logamnya.
PRINSIP KERJA
• Atomic Absorption spectrophotometry adalah metode analisis dengan prinsip dimana
sampel yang berbentuk liquid diubah menjadi bentuk aerosol atau nebulae lalu
bersama campuran gas bahan bakar masuk ke dalam nyala, disini unsur yang
dianalisa tadi menjadi atom – atom dalam keadaan dasar (ground state).
• sinar yang berasal dari lampu katoda dengan panjang gelombang yang sesuai dengan
unsur yang uji, akan dilewatkan kepada atom dalam nyala api sehingga elektron pada
kulit terluar dari atom naik ke tingkat energi yang lebih tinggi atau tereksitasi.
• Penyerapan yang terjadi berbanding lurus dengan banyaknya atom ground state yang
berada dalam nyala
• Sinar yang tidak diserap oleh atom akan diteruskan dan dipancarkan pada detektor,
kemudian diubah menjadi sinyal yang terukur.
• Sinar yang diserap disebut absorbansi dan sinar yang diteruskan disebut emisi.
Metode kurva
klibrasi,
ANALISIS KUANTITATIF
Penyiapan sampel :
• Penyiapan sampel sebelum pengukuran
tergantung dari jenis unsur yang ditetapkan,jenis
substrat dari sampel dan cara atomisasi.
• Pada atomisasi nyala, sampel cair dapat
disemprotkan langsung kedalam nyala setelah
diencerkan dengan pelarut yang cocok
• Sampel padat biasanya dilarutkan dalam asam
tetanol, biasa juga didahului dengan peleburan
alkali
hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum
menganalisa:
Kekurangan AES:
1. Tidak dapat mengidentifikasi keadaan oksidasi unsur/ senyawa
dalam matriks aslinya.
2. Energi kalor yang dihasilkan nya relatif rendah sehingga perlu
adanya kombinasi gas.
TERIMAKASIH
Jawaban Pertanyaan
1. Prinsip pengukuran secara kuantitatif SSA?
Jawaban :
2. Kelebihan metode SSA dari metode lainnya ?
Jawaban :
• Mempunyai kepekaan yang tinggi (batas
deteksi kurang dari 1 ppm)
• Pelaksanannya relatif sederhana
• Interferensinya sedikit
(Gandjar,2007).
3. Apakah bisa digunakan jenis gas lain dalam
SSA dan apa kriteria gas nya?
Jawaban :
Gas dan alat pembakar pada SSA dikenal 2 jenis
gas pembakar yang bersifat oksidasi (Oksigen,
campuran oksigen dan N2O, asetilen dan H2)
dan bahan bakar (campuran udara dan propane,
udara dan asetilen, dan N2O dengan asetilen).
(Sari, 2010)
4. Apakah semua jenis sampel (cair, padat, gas) bisa
dianalisis dengan SSA?
Jawaban :
Untuk keperluan analisis kuantitatif dengan SSA,
maka sampel harus dalam bentuk larutan. Untuk
menyiapkan larutan, sampel harus diperlakukan
sedemikian rupa yang pelaksanaannya tergantung
dari macam dan jenis sampel. Yang penting untuk
diingat adalah bahwa larutan yang akan dianalisis
haruslah sangat encer (Gandjar,2007).
5. Apa kriteria sampel untuk SSA ?
Jawaban :
Larutan sampel untuk SSA harus jernih, stabil,
dan tidak mengganggu zat-zat yang akan
dianlisis (Gandjar,2007).
6. Bagaimana analisis data untuk penelitian
menggunakan SSA dan apakah SSA dapat
digunakan untuk uji kualitatif ?
Jawaban :
SSA dapat digunakan untuk analisis kualitatif
dan kuantitatif.
7. Perbedaan SSA san SEA?
Jawaban :
Daftar pustaka
Sari, Ni ketut, 2010. “Analisis Instrumentasi”, Penerbit Yayasan
Humaniora, Klaten.