1.Fathur Bhakti
Nugraha
2.Abdul luthfi
purnomo
3.Alien Yala Pratiwi
4.Eka Yusuf Pribadi
5.Jarisa Alfi Yuliyanti
6.Nawang Pratiwi
7.Muhammad Hari
Wicaksana
8.Raden Debby
Teori Dasar
Spektrofotometri Serapan Atom (AAS) adalah
suatu metode analisis yang didasarkan pada
proses penyerapan energi radiasi oleh atomatom yang berada pada tingkat energi dasar
(ground state).
Penyerapan
tersebut
menyebabkan
tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke
tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini
bersifat labil, elektron akan kembali ke tingkat
energi dasar sambil mengeluarkan energi
yang berbentuk radiasi.
Hubungan tersebut
dirumuskan dalam persamaan
sebagai berikut
I = Io . a.b.c
Atau,
Log I/Io = a.b.c
A = a.b.c
dengan,
A = absorbansi, tanpa dimensi
a = koefisien serapan, L2/M
b = panjang jejak sinar dalam medium berisi
atom penyerap, L
c = konsentrasi, M/L3
Io = intensitas sinar mula-mula
I = intensitas sinar yang diteruskan
Source
Tungsten Anode
Glass shield
Ne or Ar
Atomisasi
Nyala
(Flame)
Tanpa
Nyala
(Flameles
s)
FLAME ATOMIZATION
Burner head : tetesan tetesan
larutan cuplikan yg sangat halus
masuk melalui burner head
dan
terjadi penguapan pelarut (air) dan
terjadi butir butir halus padat dari
zat
Primary combustion zone : terjadi
penguapan pelarut lebih lanjut dan
penguapan cuplikan menjadi atom2
dan terjadi proses penyerapan sinar
oleh atom2 zat yg dianalisa
Interzonal region : dalam daerah ini
unsur bereaksi dengan oksigen
menjadi oksida2
Secondary
combustion
zone
:
Oksida oksida logam memasuki
lapisan luar dan keluar melalui nyala
FLAME
ATOMIZATION
Step
Time
Drying
~ 60 s
Ashing
~ 60 s
Atomization
Temperature
50 - 150C
150 - 600C
2000 - 3000C
INSTRUMENTASI
Monokromator
Spektrum emisi dari lampu katoda berongga, selain dari garis emisi untuk analit
juga mengandung garis emisi dari pengotor yang ada pada logam katoda dan gas
pengisi. Oleh karena itu, dibutuhkan monokromator untuk mengeliminasi sinar
yang tidak diharapkan dan meneruskan hanya sinar yang dibutuhkan untuk
analisis.
INSTRUMENTASI
INSTRUMENTASI
Ganggua
n pada
AAS
Suatu
pengaruh dari
komponen
matriks pada
hasil analisis
Ganggua
n
Jadi..
Untuk memperoleh serapan yang
sebenarnya tinggal dihitung nilai AA +
BG dari serapan yang pertama
dikurangi BG dari serapan kedua
(AA + BG) BG = AA
Cd 288,802 nm diganggu As
288,812 nm
Mg 285,213 nm diganggu Fe
285,179 nm
Zn 213,856 nm diganggu Fe
213,859 nm dan Cu 213,850 nm
Gangguan gangguan tersebut susah
dihilangkan.
Cara mengatasinya.
Dilakukan pengukuran pada lainnya,
walaupun biasanya akan memberikan
hasil yang kurang sensitif
Gangguan
Nonspektra
Kesalahan positif
Terjadi
jika
digunakan
pelarut
organik
dikarenakan
mempunyai
tegangan permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan air. Tegangan
permukaan yang lebih rendah akan
membentuk butir aerosol yang lebih
halus, sehingga lebih banyak yang
masuk
ke
dalam
flame
dan
menyebabkan kesalahan positif.
Kesalahan negatif
Garam anorganik, asam anorganik
dan molekul organik makro (protein,
gula) akan membentuk butir yang
lebih besar hingga bagian yang masuk
ke dalam flame akan lebih sedikit
Modulasi Elektronik
Oleh modulator sinar dari HCl diatur pada
frekuensi tertentu lalu diterima detektor dan
dihasilkan arus yang gambarnya sesuai
dengan gambar (a) yang identik dengan
kurva arus bolak balik. Sinar emisi dari
flame, merupakan sinar kontinu sehingga
bila diterima detektor akan dihasilkan arus
yang tetap seperti gambar (b), yang identik
dengan
kurva
arus
searah.
Dengan
penyaringan dengan suatu alat yang masuk
ke dalam sistem pembacaan hanya berupa
arus bolak-balik (It), sedangkan arus searah
Modulasi Mekanik
Sistem ini terdapat pada SSA double
beam. Oleh Chopper, cahaya yang masuk
ke flame akan dibuat gelap terang
(tertahan
baling-baling).
Dengan
demikian cahaya transmisi (It) pun
menjadi gelap terang. Saat diterima oleh
detektor akan dihasilkan kurva arus
bolak-balik. Sedangkan yang berasal dari
cahaya emisi dihasilkan kurva arus
searah yang diteruskan hanya It
Metode Analisis
FeX
FeX
FeX
FeX
larutan
aerosol
padatan
gas
e+
Fe+
Fe + X
Fe + Ehv
Fe*
E.
Panas gas gas
Ehv
Fe*
50 ml
Persiapan Sampel :
1. Ditimbang 5 gram sampel dalam cawan
porselen, diperarang dan diabukan
2. Didinginkan
3. Ditambah 10 ml HNO3 4N, panaskan 5 menit
diatas pemanas listrik
4. Masukkan larutan ke dalam labu ukur 50 ml,
himpitkan dengan akuades
5. Dilakukan duplo
6. Dikerjakan blanko
Pembacaan Sampel :
1. Dilakukan persiapan instrumen SSA
2. Diatur parameter software
menggunakan data yang diperoleh
dari cookbook
3. Lakukan optimasi instrumen SSA
4. Baca larutan dimulai dari blanko,
standar terendah hingga standar
terpekat.
5. Dilanjutkan pembacaan terhadap
CuX
CuX
CuX
CuX
larutan
aerosol
padatan
gas
e+
Cu+
Cu + X
Cu + Ehv
Cu*
E.
Panas gas gas
Ehv
Cu*
AlatdanBahan
Alat :
a.
b.
c.
d.
Bahan :
e.
f.
g.
h.
i.
j.
HNO3 pekat
HNO3 4N
Std. Induk Temabaga 1000 ppm
Standar kerja Cu 50 ppm
Sampel limbah cair
Akuadest
Persiapan Sampel
Dipipet 25 mL sampel dalam
erlenmeyer
250
mL,
ditambahkan 10 mL HNO3 pekat,
dipanaskan pada suhu 150 0C
hingga larutan jernih, dinginkan,
bilas pada L.U. 100 mL, encerkan
dan himpitkan dengan akuades.
Dilakukan duplo. Perlakuan sama
pada blanko.
Pembacaan sampel
Lakukan persiapan AAS, atur
parameter software dengan data
dari Cookbook, lakukan optimasi
instrumen AAS. Baca larutan
dimulai dari blanko, standar
terendah hingga terpekat,
dilanjutkan pembacaan sampel.
Pelaporan Hasil :
Masuk pada menu Print di Metgod
Development Step, pilih dengan
menyentuh sampel yang akan di
laporkan, atur parameter yang
dilaporkan pada output option.
Siapakan sampel dan cetak laporan.
Mintalah
pengesahan
laporan
disertai
tanggal
dan
stampel
laboratorium untuk memastikan data
anda
telah
di
verifikasi
oleh
supervisior laboratorium
Perhitungan
Sampel Cair
kadarlogam = Absorbansi intersep x fp
Slope
SampelPadat
kadarlogam = ()xfpx x 100 %
mg contoh