0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan6 halaman
Teknik kromatografi gas umumnya menggunakan beberapa jenis detektor, termasuk: (1) detektor konduktivitas termal yang mendeteksi perubahan konduktivitas termal saat molekul elusi, (2) detektor ionisasi nyala yang mendeteksi ion yang dihasilkan saat karbon terpirolisis di nyala api, dan (3) detektor penangkap elektron yang bekerja dengan menangkap elektron dari gas pembawa oleh molekul
Teknik kromatografi gas umumnya menggunakan beberapa jenis detektor, termasuk: (1) detektor konduktivitas termal yang mendeteksi perubahan konduktivitas termal saat molekul elusi, (2) detektor ionisasi nyala yang mendeteksi ion yang dihasilkan saat karbon terpirolisis di nyala api, dan (3) detektor penangkap elektron yang bekerja dengan menangkap elektron dari gas pembawa oleh molekul
Teknik kromatografi gas umumnya menggunakan beberapa jenis detektor, termasuk: (1) detektor konduktivitas termal yang mendeteksi perubahan konduktivitas termal saat molekul elusi, (2) detektor ionisasi nyala yang mendeteksi ion yang dihasilkan saat karbon terpirolisis di nyala api, dan (3) detektor penangkap elektron yang bekerja dengan menangkap elektron dari gas pembawa oleh molekul
5. A. Detektor konduktivitas termal (Thermal Conductivity Detector, TCD).
Ini merupakan detektor umum yang berdasarkan pada
konduktivitas termal bahan yang melalui filamen tungsten-rhenium berarus listrik.[4] Untuk detektor ini, helium atau nitrogen berlaku sebagai gas pembawa karena keduanya memiliki konduktivitas termal yang relatif tinggi sehingga menjaga filamen tetap sejuk dan mempertahankan resistivitas dan efisiensi listrik filamen.[4][5] Meski demikian, ketika molekul analit terelusi dari kolom, bercampur dengan gas pembawa, konduktivitas termal menurun dan ini menyebabkan respon detektor.[5] Respon terjadi karena penurunan konduktivitas termal akibat peningkatan termperatur dan resistivitas filamen menghasilkan fluktuasi tegangan.[4] Kepekaan detektor proposional terhadap arus filamen sementara berbanding terbalik (secara proporsional juga) terhadap temperatur lingkungan detektor akibat laju aliran gas pembawa. B. Detektor ionisasi nyala (Flame Ionisation Detector, FID). Dalam detektor umum ini, elektrode diletakkan berdampingan dengan nyala api berbahan bakar hidrogen/udara di dekat outlet kolom, dan ketika senawa yang mengandung karbon keluar dari kolom, mereka kemudian dipirlisis oleh nyala api.[4][5] Detektor ini hanya bekerja untuk senyawa organik atau mengandung hidrokarbon saja karena kemampuan karbon membentuk kation dan elektron selama pirolisis, yang menghasilkan arus di antara elektrode.[4][5] Kenaikan arus listrik ini diterjemahkan dan muncul sebagai puncak dalam kromatogram. FID mempunyai limit deteksi rendah (beberapa pikogram per detik) tetapi tidak mampu menghasilkan ion dari karbon yang mengandung gugus karbonil.[4] Gas pembawa yang kompatibel dengan FID antara lain nitrogen, helium, dan argon. C Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)Prinsip kerja detektor ECD :Mekanisme deteksi melibatkan emisi partikel radioaktif (β) dari 63Ni.Partikel menghasilkan elektron termal dari pembawa gas. Berdasarkanpenangkapan elektron termal oleh molekuler sampel. Pada PAUD terdapatpemancar radioβ, seperti 3H atau 63Ni yang akan mengionisasi gaspembawa. Aliran elektron sebagai hasil ionisasi pembawa gas (nitrogen atauargon/methan) dalam ECD memberikan sinyal yang berupa baseline suatukromatogram. D. senyawa-senyawa nitrogen dan fosfor yang dibakar dalam suatu nyala menghasilkan spesies kemiluminese yang dapat dimonitor pada panjang gelombang selektif E. Senyawa senyawa nitrogen Dan fosfor akan menyebabkan peningkatan arus nyala yang diperkaya dengan uap garam dan logam Alkali. F. molekul-molekul di ionisasikan dengan eksitasi menggunakan foton dan lampu Ultraviolet. Particle partikel yang bermuatan tersebut kemudian dikumpulkan dan menghasilkan arus. G. Suatu pembakar plasma ganda mencapai pembakaran suhu tinggi dari (SO) kemudian sebuah tabung photomultiplier Mendeteksi cahaya yang dihasilkan oleh reaksi kemiluminesense dengan ozon. H. Molekul molekul diberi energi dengan sumber plasma dan dipisahkan menjadi atom atom yang tereksitasi. pada waktu elektron dikembali ke keadaannya Yang stabil, elektron tersebut akan memancarkan cahaya, di mana cahaya ini spesifik untuk masing masing unsur. I. Pembelokan partikel bermuatan dalam Medan magnet molekul molekul senyawa organik di tembak dengan berkas elektron dan diubah menjadi ion ion positif Yang bertenaga tinggi yang dapat terpecah menjadi ion ion yang lebih kecil menghasilkan bekas sinar kation dari zat dan mengubah bentuk menjadi bentuk spektrum massa.