Anda di halaman 1dari 24

Pendahuluan

Spektroskopi atom digunakan untuk mengidentifikasi dan menentukan (kualitatif dan


kuantitatif) logam-logam dalam tingkat trace dalam semua jenis materi dan larutan.
Pengukuran dalam spektroskopi serapan atom (SSA) berdasarkan radiasi yang diserap oleh
atom yang tidak tereksitasi dalam bentuk uap. Dalam spektroskopi emisi, pengukuran
berdasarkan energi yang diemisikan ketika atom atom dalam keadaan tereksitasi untuk
kembali ke keadaan dasar. Spektroskopi Emisi Nyala (SEN) adalah suatu spektroskopi emisi
dari daerah khusus yang mana atom dieksitasi dengan menggunakan nyala. Pada Gambar : 1
di bawah ini menggambarkan proses serapan dan emisi.

Gambar 1. Hubungan antara spektroskopi emisi dan serapan atom.

Teknik serapan dan emisi nyala biasanya disertai pemasukkan suatu larutan sampel bentuk
aerosol dalam nyala. Evaporasi pelarut dan penguapan garam terjadi terlebih dahulu untuk
mendisosiasi garam ke dalam atom atom gas yang bebas. Pada suhu nyala udara-asetilen (
2300oC) atom dari sejumlah banyak unsur berada dalam keadaan dasar. Jika seberkas energi
radiasi yang terdiri dari spektrum emisi untuk unsur tertentu yang akan ditentukan
dilewatkan melalui nyala ini, sejumlah atom dalam keadaan dasar akan menyerap energi dari
panjang gelombang yang karakteristik (garis resonansi) dan mencapai keadaan energi yang
lebih tinggi.

Jumlah energi radiasi yang diserap sebagai suatu fungsi konsentrasi unsur dalam nyala
merupakan dasar spektroskopi serapan atom. Untuk beberapa unsur seperti logam alkali, Na
dan K, nyala udara-asetilen cukup panas tidak hanya menghasilkan atom atom dalam keadaan
dasar, tetapi juga menaikkan sejumlah atom ke keadaan elektronik tereksitasi. Energi radiasi
dipancarkan (diemisikan) jika atom-atom kembali ke keadaan dasar yang sebanding dengan
konsentrasi dan merupakan dasar spektroskopi emisi nyala.
Contoh pada 589,0 nm emisi nyala

Pancaran/emisi energi radiasi dari emisi nyala atau energi radiasi lampu eksternal yang tidak
bisa hilang oleh serapan atom akan didispersi oleh monokromator dan dideteksi oleh
fotomultiplier. Pada energi yang lebih tinggi fraksi atom atom keadaan dasar ada sebagian
yang tereksitasi, sebagai dirumuskan oleh persamaan Boltzman sebagai berikut :

k =

tetapan Boltzman

T =

suhu nyala Kelvin

Ej = perbedaan energi dalam energi dari tingkat tereksitasi dasar


Nj = jumlah atom pada tingkat tereksitasi
No = jumlah atom pada tingkat dasar
Pj dan Po = faktor statistik yang ditentukan oleh jumlah tingkat yang
energi yang sama dari atom yang tereksitasi dan pada tingkat dasar.

mempunyai

Suatu sampel pertama-tama harus dilarutkan, proses pelarutan dikenal dengan istilah
destruksi, yang bertujuan untuk membuat unsur logam menjadi ion logam yang bebas.
Terdapat dua cara destruksi yaitu :
1.

Destruksi basah : sampel ditambahkan asam asam oksidator, jika perlu dibantu
dengan pemanasan.
2.
Destruksi kering: sampel langsung dipanaskan untuk diabukan.

Hasil destruksi baik cara basah maupun kering kemudian dilarutkan Larutan sampel
dimasukkan ke dalam nyala dalam bentuk aerosol yang selanjutnya akan membentuk atom
atomnya. Serapan akan terjadi dari radiasi suatu sumber sinar yang sesuai dengan atom yang
akan ditentukan. Sebagai sumber emisi sinar adalah lampu katoda berongga yang mempunyai
garis spektra yang tajam.
Metode analisis ini bersifat cepat, selektif, sensitif dan mempunyai akurasi yang tinggi serta
dapat digunakan secara rutin. Di dalam spektroskopi serapan atom dijumpai adanya beberapa
gangguan yang dapat mempengaruhi keakuratan atau kesalahan pengukuran. Pada dasarnya
terdapat 3 tipe gangguan, yaitu :
1.
2.
3.

gangguan fisika
gangguan kimia
gangguan spektral

Gangguan fisika dan kimia dalam nyala akan mengubah populasi atom, sedangkan gangguan
spektral akan mempengaruhi pengukuran yang sebenarnya dari serapan atom. Pengaruh
gangguan ini dapat dikurangi atau dihilangkan dengan cara menseleksi kondisi percobaan
atau dengan memberi perlakuan kimiawi pada sampel yang sesuai dengan permasalahannya.
Demikian pula untuk mengatasi gangguan spektral yaitu dengan cara memisahkan unsurunsur yang mengganggu.

Sesuai dengan tujuan dan fungsi nyala yang sesuai dengan suhu atomisasi suatu unsur, maka
terdapat beberapa komposisi nyala seperti :
argon-hidrogen

: maksimum temperatur 1577o C

hidrogen-udara
: maksimum temperatur 2045o C
udara-asetilen
: maksimum temperatur 2300o C
dinitrogen oksida-asetilen
: maksimum temperatur 2955o C
Berikut bagan alat spektroskopi serapan atom sistem berkas tunggal .

Gambar : 2. Prinsip peralatan AAS

I'm Not Crazy


Rabu, 04 Februari 2015

Spektrofotometer Serapan Atom dan


spektroskopi emisi atom
1. Pengertian Spektrofotometer

Serapan

Atom

(AAS)

Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada
metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada
penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas
2. SEJARAH AAS
Spektrometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang pengukurannya
berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi atom atau
molekul analit. Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri Serapan Atom (SSA),
merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif yang pengukurannya berdasarkan
penyerapan cahaya dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan
bebas
(Skoog
et.
al.,
2000).
Sejarah SSA berkaitan erat dengan observasi sinar matahari. Pada tahun 1802 Wollaston
menemukan garis hitam pada spektrum cahaya matahari yang kemudian diselidiki lebih
lanjut oleh Fraunhofer pada tahun 1820. Brewster mengemukakan pandangan bahwa garis
Fraunhofer ini diakibatkan oleh proses absorpsi pada atmoser matahari. Prinsip absorpsi ini
kemudian mendasari Kirchhoff dan Bunsen untuk melakukan penelitian yang sistematis
mengenai spektrum dari logam alkali dan alkali tanah. Kemudian Planck mengemukakan
hukum
kuantum
dari
absorpsi
dan
emisi
suatu cahaya. Menurutnya, suatu atom hanya akan menyerap cahaya dengan panjang
gelombang tertentu (frekwensi), atau dengan kata lain ia hanya akan mengambil dan
melepas suatu jumlah energi tertentu, ( = hv = hc/). Kelahiran SSA sendiri pada tahun
1955, ketika publikasi yang ditulis oleh Walsh dan Alkemade & Milatz muncul. Dalam
publikasi ini SSA direkomendasikan sebagaimetode analisis yang dapat diaplikasikan secara
umum
(Weltz,
1976).
Pengembangan metode spektrometri serapan atom (AAS) baru dimulai sejak tahun 1955,
yaitu ketika seorang ilmuwan Australia, Walsh (1955) melaporkan hasil penelitiannya
tentang penggunaan hollow cathode lamp sebagai sumber radiasi yang dapat
menghasilkan radiasi panjang gelombang karakteristik yang sangat sesuai dengan AAS. Pada

tahun yang sama Alkemade dan Milatz (1955) melaporkan bahwa beberapa jenis nyala dapat
digunakan sebagai sarana untuk atomisasi sejumlah unsur. Oleh karena itu, para ilmuwan
tersebut
dapat
dianggap
sebagai
Bapak
AAS
.
Metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pertama kali dikembangkan oleh Walsh
Alkamede, dan Metals (1995). SSA ditujukan untuk mengetahui unsur logam renik di dalam
sampel
yang
dianalisis.
Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-atom
netral dalam keadaan gas, untuk itu diperlukan kalor / panas. Alat ini umumnya digunakan
untuk analisis logam sedangkan untuk non logam jarang sekali, mengingat unsure non
logam dapat terionisasi dengan adanya kalor, sehingga setelah dipanaskan akan sukar
didapat
unsur
yang
terionisasi.
Pada metode ini larutan sampel diubah menjadi bentuk aerosol didalam bagian
pengkabutan (nebulizer) pada alat AAS selanjutnya diubah ke dalam bentuk atom-atomnya
berupa
garis
didalam
nyala.
Spektrofotometer serapan atom (SSA) sebetulnya adalah metode umum untuk menentukan
kadar unsur logam konsentrasi renik. Keadaan bentuk contoh aslinya tidak penting asalkan
contoh
larut
dalam
air
atau
dalam
larutan
bukan
air.
Metode SSA spesifikasinya tinggi yaitu unsure-unsur dapat ditentukan meskipun dalam
campuran.Pemisahan, yang penting untuk hampir-hampir semua analisis basah, boleh
dikatakan tidak diperlukan, menjadikan SSA sederhana dan menarik. Kenyataan ini,
ditambah dengan kemudahan menangani SSA modern, menjadikan analisis rutin dapat
dilakukan cepat dan ekonomis oleh tenaga laboratorium yang belum terampil.

PUSTAKA

Argon memiliki sekitar kelarutan dalam air yang sama seperti oksigen dan 2,5 kali lebih
mudah larut dalam air dibandingkan nitrogen. Argon tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak
beracun sebagai, gas padat
cair, dan. Argon adalah kimia
lembam di
bawah
kondisiyang paling tidak dikonfirmasi dan bentuk senyawa yang stabil pada suhu kamar.
Meskipun argon adalah gas
mulia, telah ditemukan
memiliki kemampuan membentukbeberapa
senyawa. Misalnya, penciptaan fluorohydride argon (Harf), suatu
senyawa
yang stabil
marginal argon dengan fluorin dan hidrogen, dilaporkan oleh para peneliti di University
of Helsinki pada
tahun
2000 [2] Meskipun senyawa
kimia netral keadaan
dasar
dari argon yang saat ini. terbatas Harf, argon dapat membentuk clathrates dengan air ketika

atom itu terjebak


dalam kisi-kisi molekul
air. [3] argon yang
mengandung ionkompleks dan keadaan
tereksitasi, seperti ARH + dan ARF masingmasing, yang
diketahui
ada. Perhitungan
teoritis telah diprediksi beberapa
senyawa argon yang harus stabil, [4] tetapi yang tidak ada rute sintesis yang saat ini dikenal.

Galium oksida (Ga2O3) merupakan bahan semikonduktor dan berpotensi untuk aplikasi
devais optoelektronik. Dalampenelitian ini telah ditumbuhkan film tipis Ga2O3 dengan
doping ZnO (2%) pada suhu 635oC, tekanan gas argon 500 mtorr,waktu deposisi 180 menit,
dan dengan daya plasma masing-masing 24,10 watt dan 44,62 watt. Film Ga2O3 dengan
strukturkristal monoklinik dan ZnO dengan struktur heksagonal diperoleh dari film yang
ditumbuhkan dengan daya plasma 24,10 watt,sedangkan film dengan struktur amorf
diperoleh pada film yang ditumbuhkan dengan daya plasma 44,62.

CARA KERJA

1. pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main unit,
dan komputer secara berurutan.
2.

Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah apakah
ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak No.

3.

Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu katoda
yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket lampu katoda
akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang baru dapat diganti atau
ditambahkan dengan mudah.

4.

Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.

5. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih unsur yang
akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang diinginkan
6. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur parameter
yang dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement; concentration ; number of
sample: 2 ; unit concentration : ppm ; number of standard : 3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm,
9 ppm.
7.

Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.

8. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala alat siap
digunakan untuk mengukur logam.
9. Pada menu measurements pilih measure sample.
10. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian dipindahkan ke
standar 1 ppm hingga data keluar.
11. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama untuk
standar 3 ppm dan 9 ppm.
12. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan pengukuran
blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.
13. . Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan pengukuran.
14. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.
15. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print atau pada
baris menu dengan mengklik file lalu print.
16. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas burner selama
10 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer dimatikan, lalu main
unit AAS, kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir gas.
1. SEA
Spektroskopi emisi atom (AES) adalah metode analisis kimia yang menggunakan
intensitas cahaya yang dipancarkan dari api, plasma , atau percikan pada panjang
gelombang tertentu untuk menentukan jumlah suatu unsur dalam sampel. Panjang
gelombang dari garis spektral atom memberikan identitas elemen sedangkan intensitas
cahaya yang dipancarkan sebanding dengan jumlah atom unsur.
AES menyerap cahaya menggunakan atom bebas. AES adalah instrumen yang
menggunakan prinsip ini, bertujuan untuk menganalisis konsentrasi logam dalam larutan.
Zat dalam suatu larutan mengalami penguapan, dan dipecah menjadi atom terfragmentasi
menjadi nyala atau plasma.
Dalam emisi atom, sampel terkena energi tinggi, lingkungan termal untuk menghasilkan
atom keadaan tereksitasi, yang mampu memancarkan cahaya. Sumber energi bisa menjadi
busur listrik, api, atau lebih baru-baru ini, sebuah plasma. Spektrum emisi dari elemen
terkena seperti sumber energi terdiri dari kumpulan panjang gelombang emisi yang
diijinkan, biasanya disebut garis emisi, karena sifat diskrit dari panjang gelombang
dipancarkan. Spektrum emisi ini dapat digunakan sebagai karakteristik yang unik untuk
identifikasi kualitatif elemen. Atom emisi dengan menggunakan busur listrik telah banyak
digunakan dalam teknik analisis.
Emission kualitatif juga dapat digunakan untuk
menentukan berapa banyak elemen hadir dalam sampel. Untuk analisis kuantitatif,
intensitas cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang elemen yang akan ditentukan

diukur. Intensitas emisi pada panjang gelombang ini akan lebih besar sebagai nomor atom
dari unsur analit meningkat. Teknik fotometri nyala api adalah sebuah aplikasi dari emisi
atom untuk analisis kuantitatif.
Elektroda yang biasa digunakan untuk berbagai bentuk AES adalah grafit. Grafit
merupakan pilihan yang baik untuk bahan elektroda karena konduktif. Logam yang
digunakan sebagai elektroda akan dpakai selama pemakaian dan logam yang dipakai
tentunya tidak boleh mengganggu proses.
Analisis kualitatif dilakukan dengan membandingkan panjang gelombang garis
intens dari sampel elemen telah diketahui. Pada umumnya setidaknya ada tiga baris intens
sampel yang harus cocok dengan elemen sudah diketahui untuk menyimpulkan bahwa
sampel mengandung elemen-elemen tersebut.

Diposkan oleh wendy flaura di 00.46

http://phsycologlove.blogspot.co.id/2015/02/spektrofotometer-serapan-atom-dan.html

Lab Industri
Selasa, 29 Januari 2013
SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (SSA)

SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM


(SSA)
Spektrometri adalah suatu teknik analisis kuantitatif yang pengukurannya
berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap oleh spesi
atom atau molekul analit. Salah satu bagian dari spektrometri ialah Spektrometri
Serapan Atom (SSA) yang merupakan metode analisis unsur secara kuantitatif
yang

pengukurannya

gelombang

tertentu

berdasarkan
oleh

dasar Spektrofotometri

atom

serapan

penyerapan
logam

atom

dalam
adalah

cahaya

dengan

panjang

keadaan

bebas.

Prinsip

interaksi

antara

radiasi

elektromagnetik dengan sampel. Spektrofotometri serapan atom merupakan


metode yang sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini
adalah teknik yang paling umum dipakai untuk analisis unsur. Teknik-teknik ini
didasarkan pada emisi dan absorbansi dari uap atom. Komponen kunci pada
metode spektrofotometri serapan atom adalah sistem (alat) yang dipakai untuk
menghasilkan uap atom dalam sampel.
Spektrometri atomik adalah metode pengukuran spektrum yang berkaitan
dengan serapan dan emisi atom. Bila suatu molekul mempunyai bentuk spektra
pita, maka suatu atom mempunyai spektra garis. Atom-atom yang terlibat dalam
metode pengukuran spektrometri atomik haruslah atom-atom bebas yang garis
spektranya dapat diamati. Pengamatan garis spektra yang spesifik ini dapat
digunakan untuk analisis unsur baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Absorbsi (serapan) atom adalah suatu proses penyerapan bagian sinar
oleh atom-atom bebas pada panjang gelombang () tertentu dari atom itu
sendiri sehingga konsentrasi suatu logam dapat ditentukan. Karena absorbansi
sebanding dengan konsentrasi suatu analit, maka metode ini dapat digunakan
untuk sistem pengukuran atau analisis kuantitatif. Spektrometri Serapan Atom
(SSA) dalam

kimia

analitik

dapat

diartikan

sebagai

suatu

teknik

untuk

menentukan konsentrasi unsue logam tertentu dalam suatu cuplikan. Teknik


pengukuran ini dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi lebih dari 62
jenis unsur logam.

Teknik Spektrometri Serapan Atom (SSA) dikembangkan oleh suatu tim


peneliti kimia Australia pada tahun 1950-an, yang dipimpin oleh Alan Walsh, di
CSIRO (Commonwealth Science and Industry Research Organization) bagian
kimia fisik di Melbourne, Australia. Dia dibantu oleh Alkemade dan Milatz
(1955) dalam publikasi beberapa jenis nyala dapat digunakan sebagai sarana
untuk atomisasi sejumlah unsur. Oleh karena itu, para ilmuwan tersebut dapat
dianggap sebagai Bapak AAS .
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan
pada metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang
berdasarkan pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas. Prinsip kerja
SSA adalah penyerapan sinar dari sumbernya oleh atom-atom yang di bebaskan
oleh nyala dengan panjang gelombang tertentu. Secara lebih rinci dapat
dijabarkan sebagai berikut :

Sampel analisis berupa liquid dihembuskan ke dalam nyala api burner dengan
bantuan gas bakar yang digabungkan bersama oksidan (bertujuan untuk
menaikkan temperatur)

Dihasilkan kabut halus

Atom-atom keadaan dasar yang berbentuk dalam kabut dilewatkan pada sinar
dan panjang gelombang yang khas

Sinar sebagian diserap, yang disebut absorbansi dan sinar yang diteruskan
emisi. Penyerapan yang terjadi berbanding lurus dengan banyaknya atom
keadaan dasar yang berada dalam nyala. Pada kurva absorpsi, terukur besarnya
sinar yang diserap, sdangkan kurva emisi, terukur intensitas sinar yang
dipancarkan.
Sampel yang akan diselidiki ketika dihembus ke dalam nyala terjadi peristiwa
berikut secara berurutan dengan cepat :

1.

Pengisatan pelarut yang meninggalkan residu padat.

2.

Penguapan zat padat dengan disosiasi menjadi atom-atom penyusunnya, yang


mula-mula akan berada dalam keadaan dasar.

3.

Atom-atom tereksitasi oleh energi termal (dari) nyala ketingkatan energi lebih
tinggi.
Komponen-komponen SSA adalah sebagai berikut :

Sumber radiasi resonansi (Sumber Sinar) : Suatu lampu katoda berongga


yang memancarkan energi radiasi sesuai dengan energi yang diperlukan untuk
transisi elektron atom. Ada dua jenis lampu katoda yang biasa digunakan yaitu :

a)

Hollow Cathode Lamp : terdiri dari katoda cekung yang silindris yang terbuat dari
unsur yang sama dengan yang akan dianalisis dan anoda yang terbuat dari
tungsten.

b)

Electrodless Discharge Lamp : mempunyai output radiasi lebih tinggi dan


biasanya digunakan untuk analisis unsur-unsur As dan Se.

Sumber Atomisasi : terbagi kedalam dua sistem yaitu sistem nyala dan sistem
tanpa nyala. Kebanyakan instrument sumber atomisasinya adalah nyala dan
sampel diintroduksikan dalam bentuk larutan. Terdapat beberapa metode
atomisasi yaitu :

a)

Atomisasi dengan nyala (Flame SSA) : Teknik ini menggunakan nyala sebagai sel
tempat cuplikan. Pada SSA nyala keberhasilan proses pengatoman bergantung
pada suhu nyala yang digunakan :
Nyala udara-asetilen (air-asetylena flame). Menghasilkan suhu maksimum

23000C.
Nyala N2O-asetilen (N2O-asetylena flame). Menghasilkan suhu maksimum

30000C, digunakan untuk senyawa refraktori yaitu senyawa yang sukar


diuraikan.
Nyala udara-propana menghasilkan suhu maksimum 1800 0C.

b)

Generasi Hidrida (Hydride Generation Methode) : Teknik SSA generasi hidrida


dapat diterapkan untuk beberapa macam logam yaitu : As, Sb, Se, Sn, Te, Bi.

c)

SSA Tungku Grafit (Graphite Furnace) : Tungku grafit yang digunakan berupa
tabung silinder tersebut dari grafit terkompresi dengan atau tanpa pelapisan
grafit pirolitik.

d)

Atomisasi dengan Metode Penguapan (Vapour Generation methode) : Metode


atomisasi ini memberikan sensitivitas yang lebih tinggi dari pada metode
atomisasi sebelumnya. Ada 4 metode dalam menguapkan Hg yaitu :

Reduksi - Aerasi : Hg dalam larutan air direduksi dan kemudian dikeluarkan dari
larutan dengan cara mengalirkan gelembung gas.

Pemanasan : Cuplikan dipirolisis atau dibakar.

Amalgamasi Elektrolitik : Hg dilapiskan pada katode Cu selama elektrolisis.


Katoda kemudian dipanaskan untuk membebaskan Hg.

Amalgasi Langsung : Hg dikumpulkan pada kawat Ag atau Cu yang kemudian


dibebaskan dengan pemanasan. Metode ini dapat digabung dengan 1 dan 2
sebagai metode konsentrasi.

Sistem Pengabut : Sistem Pengabut terdiri dari 3 komponen yaitu :

Pengabut (nebulizer) : mengubah larutan menjadi butir-butir kabut.

Ruang semprot (spray chamber) : untuk memisahkan partikel-partikel besar dan


kecil. Partikel kecil ini kemudian dikirim ke pembakar.

Pembakar (burner) : bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner
berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar
tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan
merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pematik api,
dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api.

Sistem pengolahan dan pembacaan terdiri dari :

Monokromator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan radiasi yang


tidak diperlukan dari spektrum radiasi lain yang dihasilkan oleh Hallow Cathode
Lamp

Detektor merupakan alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik,
yang memberikan suatu isyarat listrik berhubungan dengan daya radiasi yang
diserap oleh permukaan yang peka.

Skema umum alur kerja SSA

Keterangan :

a.
b.

Sumber Radiasi
Burner

c.
d.
e.
f.

Monokromator
Detektor
Amplifier
Display (Readout)

Terima Kasih sudah berkunjung dalam blog labindustri ini...


Kami akan berbagi informasi mengenai keperluan-keperluan dalam
laboratorium industri dan Kami pun menyediakan keperluan laboratorium
tersebut seperti Reagent-reagent dan alat-alat analisisnya seperti
mikroskop, spektrofotometer, HPLC, dan lain sebagainya..
Untuk informasi lebih lanjut silahkan kunjungi link di bawah ini :
Diposkan oleh Lab Industri di 01.30

http://biosmlabindustri.blogspot.co.id/2013/01/spektrofotometer-serapan-atom-ssa.html

Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)


1. Pengertian
Spektrofotometer Serapan Atom (AAS) adalah suatu alat yang digunakan pada
metode analisis untuk penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan
pada penyerapan absorbsi radiasi oleh atom bebas.
2. Prinsip Dasar
Spektrofotometer serapan atom (AAS) merupakan teknik analisis kuantitafif dari
unsur-unsur yang pemakainnya sangat luas di berbagai bidang karena prosedurnya
selektif, spesifik, biaya analisisnya relatif murah, sensitivitasnya tinggi (ppm-ppb),
dapat dengan mudah membuat matriks yang sesuai dengan standar, waktu analisis
sangat cepat dan mudah dilakukan. AAS pada umumnya digunakan untuk analisa
unsur, spektrofotometer absorpsi atom juga dikenal sistem single beam dan double
beam layaknya Spektrofotometer UV-VIS. Sebelumnya dikenal fotometer nyala yang
hanya dapat menganalisis unsur yang dapat memancarkan sinar terutama unsur
golongan IA dan IIA. Umumnya lampu yang digunakan adalah lampu katoda cekung
yang mana penggunaanya hanya untuk analisis satu unsur saja.
Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.
Metode serapan atom hanya tergantung pada perbandingan dan tidak bergantung
pada temperatur. Setiap alat AAS terdiri atas tiga komponen yaitu unit teratomisasi,
sumber radiasi, sistem pengukur fotometerik.
Teknik AAS menjadi alat yang canggih dalam analisis. Ini disebabkan karena
sebelum pengukuran tidak selalu memerlukan pemisahan unsur yang ditentukan
karena kemungkinan penentuan satu unsur dengan kehadiran unsur lain dapat
dilakukan, asalkan katoda berongga yang diperlukan tersedia. AAS dapat digunakan
untuk mengukur logam sebanyak 61 logam.
Sumber cahaya pada AAS adalah sumber cahaya dari lampu katoda yang berasal
dari elemen yang sedang diukur kemudian dilewatkan ke dalam nyala api yang berisi
sampel yang telah teratomisasi, kemudia radiasi tersebut diteruskan ke detektor
melalui monokromator. Chopper digunakan untuk membedakan radiasi yang berasal
dari sumber radiasi, dan radiasi yang berasal dari nyala api. Detektor akan menolak
arah searah arus (DC) dari emisi nyala dan hanya mengukur arus bolak-balik dari
sumber radiasi atau sampel.
Atom dari suatu unsur pada keadaan dasar akan dikenai radiasi maka atom tersebut
akan menyerap energi dan mengakibatkan elektron pada kulit terluar naik ke tingkat
energi yang lebih tinggi atau tereksitasi. Jika suatu atom diberi energi, maka energi
tersebut akan mempercepat gerakan elektron sehingga
elektron tersebut akan tereksitasi ke tingkat energi yang lebih tinggi dan dapat
kembali ke keadaan semula. Atom-atom dari sampel akan menyerap sebagian sinar
yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Penyerapan energi oleh atom terjadi pada
panjang gelombang tertentu sesuai dengan energi yang dibutuhkan oleh atom
tersebut.
3.Cara Kerja AAS :
1. pertama-tama gas di buka terlebih dahulu, kemudian kompresor, lalu ducting, main
unit, dan komputer secara berurutan.
2. Di buka program SAA (Spectrum Analyse Specialist), kemudian muncul perintah

apakah ingin mengganti lampu katoda, jika ingin mengganti klik Yes dan jika tidak
No.
3. Dipilih yes untuk masuk ke menu individual command, dimasukkan nomor lampu
katoda yang dipasang ke dalam kotak dialog, kemudian diklik setup, kemudian soket
lampu katoda akan berputar menuju posisi paling atas supaya lampu katoda yang
baru dapat diganti atau ditambahkan dengan mudah.
4. Dipilih No jika tidak ingin mengganti lampu katoda yang baru.
5. Pada program SAS 3.0, dipilih menu select element and working mode.Dipilih
unsur yang akan dianalisis dengan mengklik langsung pada symbol unsur yang
diinginkan
6. Jika telah selesai klik ok, kemudian muncul tampilan condition settings. Diatur
parameter yang dianalisis dengan mensetting fuel flow :1,2 ; measurement;
concentration ; number of sample: 2 ; unit concentration : ppm ; number of standard :
3 ; standard list : 1 ppm, 3 ppm, 9 ppm.
7. Diklik ok and setup, ditunggu hingga selesai warming up.
8. Diklik icon bergambar burner/ pembakar, setelah pembakar dan lampu menyala
alat siap digunakan untuk mengukur logam.
9. Pada menu measurements pilih measure sample.
10. Dimasukkan blanko, didiamkan hingga garis lurus terbentuk, kemudian
dipindahkan ke standar 1 ppm hingga data keluar.
11. Dimasukkan blanko untuk meluruskan kurva, diukur dengan tahapan yang sama
untuk standar 3 ppm dan 9 ppm.
12. Jika data kurang baik akan ada perintah untuk pengukuran ulang, dilakukan
pengukuran blanko, hingga kurva yang dihasilkan turun dan lurus.
13. Dimasukkan ke sampel 1 hingga kurva naik dan belok baru dilakukan
pengukuran.
14. Dimasukkan blanko kembali dan dilakukan pengukuran sampel ke 2.
15. Setelah pengukuran selesai, data dapat diperoleh dengan mengklik icon print
atau pada baris menu dengan mengklik file lalu print.
16. Apabila pengukuran telah selesai, aspirasikan air deionisasi untuk membilas
burner selama 10 menit, api dan lampu burner dimatikan, program pada komputer
dimatikan, lalu main unit AAS, kemudian kompresor, setelah itu ducting dan terakhir
gas.
4.Bagian-Bagian pada AAS
a. Lampu Katoda
Lampu katoda merupakan sumber cahaya pada AAS. Lampu katoda memiliki masa
pakai atau umur pemakaian selama 1000 jam. Lampu katoda pada setiap unsur
yang akan diuji berbeda-beda tergantung unsur yang akan diuji, seperti lampu
katoda Cu, hanya bisa digunakan untuk pengukuran unsur Cu. Lampu katoda terbagi
menjadi dua macam, yaitu :
Lampu Katoda Monologam : Digunakan untuk mengukur 1 unsur
Lampu Katoda Multilogam : Digunakan untuk pengukuran beberapa logam sekaligus,
hanya saja harganya lebih mahal.
Soket pada bagian lampu katoda yang hitam, yang lebih menonjol digunakan untuk
memudahkan pemasangan lampu katoda pada saat lampu dimasukkan ke dalam
soket pada AAS. Bagian yang hitam ini merupakan bagian yang paling menonjol dari
ke-empat besi lainnya.
Lampu katoda berfungsi sebagai sumber cahaya untuk memberikan energi sehingga

unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip ditambahkan, agar
tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari luar dan keluarnya gas dari
dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam dapat menyebabkan keracunan
pada lingkungan sekitar.
Cara pemeliharaan lampu katoda ialah bila setelah selesai digunakan, maka lampu
dilepas dari soket pada main unit AAS, dan lampu diletakkan pada tempat busanya
di dalam kotaknya lagi, dan dus penyimpanan ditutup kembali. Sebaiknya setelah
selesai penggunaan, lamanya waktu pemakaian dicatat.
b. Tabung Gas
Tabung gas pada AAS yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas
asetilen. Gas asetilen pada AAS memiliki kisaran suhu 20000K, dan ada juga
tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen, dengan kisaran
suhu 30000K. regulator pada tabung gas asetilen berfungsi untuk pengaturan
banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada di dalam tabung.
Spedometer pada bagian kanan regulator. Merupakan pengatur tekanan yang
berada di dalam
tabung.
Pengujian untuk pendeteksian bocor atau tidaknya tabung gas tersebut, yaitu
dengan mendekatkan telinga ke dekat regulator gas dan diberi sedikit air, untuk
pengecekkan. Bila terdengar suara atau udara, maka menendakan bahwa tabung
gas bocor, dan ada gas yang keluar. Hal lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan
memberikan sedikit air sabun pada bagian atas regulator dan dilihat apakah ada
gelembung udara yang terbentuk. Bila ada, maka tabung gas tersebut positif bocor.
Sebaiknya pengecekkan kebocoran, jangan menggunakan minyak, karena minyak
akan dapat menyebabkan saluran gas tersumbat. Gas didalam tabung dapat keluar
karena disebabkan di dalam tabung pada bagian dasar tabung berisi aseton yang
dapat membuat gas akan mudah keluar, selain gas juga memiliki tekanan.
c. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
pembakaran pada AAS, yang langsung dihubungkan pada cerobong asap bagian
luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh AAS, tidak berbahaya bagi
lingkungan sekitar. Asap yang dihasilkan dari pembakaran pada AAS, diolah
sedemikian rupa di dalam ducting, agar ppolusi yang dihasilkan tidak berbahaya.
Cara pemeliharaan ducting, yaitu dengan menutup bagian ducting secara horizontal,
agar bagian atas dapat tertutup rapat, sehingga tidak akan ada serangga atau
binatang lainnya yang dapat masuk ke dalam ducting. Karena bila ada serangga
atau binatang lainnya yang masuk ke dalam ducting , maka dapat menyebabkan
ducting tersumbat.
Penggunaan ducting yaitu, menekan bagian kecil pada ducting kearah miring, karena
bila lurus secara horizontal, menandakan ducting tertutup. Ducting berfungsi untuk
menghisap hasil pembakara yang terjadi pada AAS, dan mengeluarkannya melalui
cerobong asap yang terhubung dengan ducting
d. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat iniberfungsi
untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh AAS, pada waktu
pembakaran atom. Kompresor memiliki 3 tombol pengatur tekanan, dimana pada

bagian yang kotak hitam merupakan tombol ON-OFF, spedo pada bagian tengah
merupakan besar kecilnya udara yang akan dikeluarkan, atau berfungsi sebagai
pengatur tekanan, sedangkan tombol yang kanan merupakantombol pengaturan
untuk mengatur banyak/sedikitnya udara yang akan disemprotkan ke burner.
Bagian pada belakang kompresor digunakan sebagai tempat penyimpanan udara
setelah usai penggunaan AAS. Alat ini berfungsi untuk menyaring udara dari luar,
agar bersih.posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan posisi ke kiri
meerupakan posisi tertutup. Uap air yang dikeluarkan, akan memercik kencang dan
dapat mengakibatkan lantai sekitar menjadi basah, oleh karena itu sebaiknya pada
saat menekan ke kanan bagian ini, sebaiknya ditampung dengan lap, agar lantai
tidak menjadi basah., dan uap air akan terserap ke lap.
e. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner
berfungsi sebagai tempat pancampuran gas asetilen, dan aquabides, agar tercampur
merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan merata. Lobang yang
berada pada burner, merupakan lobang pemantik api, dimana pada lobang inilah
awal dari proses pengatomisasian nyala api.
Perawatan burner yaitu setelah selesai pengukuran dilakukan, selang aspirator
dimasukkan ke dalam botol yang berisi aquabides selama 15 menit, hal ini
merupakan proses pencucian pada aspirator dan burner setelah selesai pemakaian.
Selang aspirator digunakan untuk menghisap atau menyedot larutan sampel dan
standar yang akan diuji. Selang aspirator berada pada bagian selang yang berwarna
oranye di bagian kanan burner. Sedangkan selang yang kiri, merupakan selang
untuk mengalirkan gas asetilen. Logam yang akan diuji merupakan logam yang
berupa larutan dan harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan larutan
asam nitrat pekat. Logam yang berada di dalam larutan, akan mengalami eksitasi
dari energi rendah ke energi tinggi. Nilai eksitasi dari setiap logam memiliki nilai yang
berbeda-beda. Warna api yang dihasilkan berbeda-beda bergantung pada tingkat
konsentrasi logam yang diukur. Bila warna api merah, maka menandakan bahwa
terlalu banyaknya gas. Dan warna api paling biru, merupakan warna api yang paling
baik, dan paling panas, dengan konsentrasi
f. Buangan pada AAS
Buangan pada AAS disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada AAS.
Buangan dihubungkan dengan selang buangan yang dibuat melingkar sedemikian
rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas, karena bila hal ini terjadi
dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api pada saat pengukuran sampel,
sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat buruk.
Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang juga dilengkapi
dengan lampu indicator. Bila lampu indicator menyala, menandakan bahwa alat AAS
atau api pada proses pengatomisasian menyala, dan sedang berlangsungnya proses
pengatomisasian nyala api. Selain itu, papan tersebut juga berfungsi agar tempat
atau wadah buangan tidak tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam
wadah jangan dibuat kosong, tetapi disisakan sedikit, agar tidak kering.
5. Keuntungan metode AAS
Keuntungan metode AAS dibandingkan dengan spektrofotometer biasa yaitu

spesifik, batas deteksi yang rendah dari larutan yang sama bisa mengukur unsurunsur yang berlainan, pengukurannya langsung terhadap contoh, output dapat
langsung dibaca, cukup ekonomis, dapat diaplikasikan pada banyak jenis unsur,
batas kadar penentuan luas (dari ppm sampai %). Sedangkan kelemahannya yaitu
pengaruh kimia dimana AAS tidak mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya
pengaruh fosfat terhadap Ca, pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak
hanya disosiasi) sehingga menimbulkan emisi pada panjang gelombang yang sama,
serta pengaruh matriks misalnya pelarut.

http://jerriamsyah10.blogspot.co.id/

Spektroskopi adalah adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang


interaksi antara materi dengan radiasi elektromagnetik. Metode pengukuran
yang didasarkan pada pengetahuan tentang spektroskopi disebut spektrometri.
Jadi spektroskopi yaitu ilmu yang mempelajari materi dan atributnya
berdasarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau
dipantulkan oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari interaksi analisis antara cahaya dan materisebagai fungsi
dari panjang gelombang. Sementara spektrum adalah warna - warna yang timbul
ketika sebuah cahaya polikromatik dilalukan pada sebuah media pendispersi,
misalnya prisma atau kisi difraksi. Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu
kepada cabang ilmu dimana "cahaya tampak" digunakan dalam teori - teori
struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern,
definisi spektroskopi berkembang seiring teknik - teknik baru yang
dikembangkan untuk memanfaatkan tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga
bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan non-elektromagnetik
seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, fonon, gelombang
suara, sinar x dan lain sebagainya. Spektrum yang dihasilkan ketika sebuah
cahaya putih ( polikromatik) diuraikan ke dalam komponen warnanya sangat
bergantung kepada jenis sumber cahaya, maksudnya adalah apakah sumber
cahaya tersebut benda padat ataukah gas, bila gas apakah gasnya tebal ataukah
tipis dan panas ataukah dingin ? Berkenaan dengan hal di atas,
terdapat dua macam tipe dasar spektrum, yaitu spektrum kontinu (meliputi energi pada

seluruh panjang gelombang) dan spektrum diskret (meliputi energi hanya pada panjang
gelombang tertentu).

Spektrum Kontinu
Spektrum kontinyu muncul dari gas padat atau benda padat yang memancarkan panas
mereka pergi melalui produksi cahaya. Objek seperti memancarkan cahaya atas berbagai
panjang gelombang, sehingga spektrum jelas tampak halus dan kontinyu. Spektrum kontinu
atau spektrum termal dihasilkan oleh sebarang benda padat, cair, ataupun gas (mampat;
kerapatan tinggi) yang berada pada tenperatur di atas nol mutlak (0 K = -2730 C). Spektrum
jenis ini adalah yang paling sederhana karena bentuknya hanya bergantung pada temperatur
benda sumber. Contoh spektrum kontinu adalah pelangi. Spektrum kontinu sering disebut
juga spektrum benda hitam(black body). Sebuah benda hitam adalah objek yang menyerap
seluruh cahaya yang datang padanya sehingga benda ini terlihat hitam. Ketika sebuah benda
hitam dipanaskan, benda akan mengemisikan cahaya secara efisien. Meskipun tidak ada
objek yang berkelakuan sebagai benda hitam sempurna, bintang-bintang dan planet memiliki
karakteristik yang cukup dekat dengan benda hitam, hal mana terlihat dari spektrum yang
dihasilkan yang sangat mirip dengan spektrum benda hitam sempurna.
Spektrum benda dengan temperatur yang berbeda ditunjukkan dalam gambar di bawah
ini. Dari gambar dapat dilihat bahwa untuk benda dengan temperatur yang lebih tinggi, luas
daerah di bawah kurva pun bernilai lebih besar yang berarti bahwa terdapat lebih banyak
energi yang dipancarkan pada seluruh panjang gelombang. Terlihat pula bahwa untuk

temperatur yang lebih tinggi, puncak spektrum bergeser ke arah panjang gelombang yang
lebih pendek mengikuti Hukum Wien yang ekspresi matematikanya. Beberapa fitur khas
yang dimiliki spektrum kontinu adalah:

Dihasilkan pada semua panjang gelombang oleh objek (padat, cair, maupun gas mampat)
yang memiliki temperatur di atas nol mutlak.

Bentuk spektrumnya hanya bergantung pada temperatur benda sumber,bukan pada


komposisi kimiawinya.

Benda dengan temperatur yang lebih tinggi (panas) akan menghasilkan cahaya yang lebih
banyak pada seluruh panjang gelombang daripada benda yang lebih dingin.

Untuk temperatur yang lebih tinggi, puncak spektrum bergeser ke arah panjang gelombang
yang lebih pendek atau ke arah frekuensi tinggi.

Perubahan kecil dalam temperatur akan menghasilkan perubahan besar dalam jumlah energi
yang dipancarkan tiap satuan luas permukaan benda sumber.

Spektrum diskret
Bila kita amati spektrum bintang ataupun planet dengan seksama, akan kita dapati
spektrum kontinu diselang-seling dengan garis-garis gelap pada panjang gelombang tertentu,
yang disebut sebagai garis-garis absorpsi. Di bintang, garis-garis gelap tersebut dibentuk oleh
gas dingin renggang yang terdapat di lapisan atas. Gas dingin renggang (kerapatan rendah)
menyerap energi pada panjang gelombang tertentu dari cahaya yang dihasilkan gas panas
mampat di bawahnya. Sementara itu, di planet garis-garis absorpsi terbentuk karena pantulan
sinar matahari diserap pada panjang gelombang tertentu oleh molekul-molekul gas yang ada
di atmosfer planet. Berbeda dengan spektrum absorpsi, spektrum emisi dihasilkan oleh gas
panas yang renggang. Contoh dari kedua spektrum diskret ini dihasilkan oleh gas hidrogen.
Perhatikan, karena gasnya sama yaitu hidrogen, garis-garis absorpsi maupun emisi terletak di
panjang gelombang yang sama. Terlihat bahwa spektrum dengan garis absorpsi terbentuk
manakala temperatur gas renggang lebih rendah daripada temperatur sumber cahaya di latar
belakang (gambar bawah-pertama). Berbeda dengan hal ini, spektrum dengan garis emisi
terbentuk ketika gas renggang berpijar (gambar bawah-kedua). Pada kasus ini tidak
diperlukan adanya sumber cahaya di latar belakang. Pada spektrum diskret, pola garis yang
terbentuk bergantung pada komposisi kimiawi gas renggang. Masing-masing unsur kimia
atau molekul memiliki pola garis yang khas, sehingga pola tersebut tak ubahnya. Para
astronom biasa mengelompokkan spektrum diskret sebagai garis - garis emisi atau pancaran
dan garis garis.

Cahaya Pengetahuan adalah ungkapan yang sering digunakan, tetapi terutama cocok
dalam referensi untuk spektroskopi. Sebagian besar dari apa yang kita ketahui tentang
struktur atom dan molekul berasal dari mempelajari interaksi mereka dengan cahaya (radiasi
elektromagnetik). Daerah yang berbeda dari spektrum elektromagnetikmenyediakan berbagai
jenis informasi sebagai hasil dari interaksi tersebut. Menyadari bahwa cahaya dapat dianggap
memiliki karakteristik baik gelombang dan partikel-seperti-seperti, hal ini berguna untuk
mempertimbangkan bahwa frekuensi tertentu atau panjang gelombang cahaya terkait dengan
"kuanta cahaya" energi yang sekarang kita sebut foton.Seperti dicatat dalam persamaan
berikut, frekuensi dan perubahan energi proporsional, tetapi panjang gelombang memiliki
hubungan terbalik dengan jumlah tersebut.

Dalam rangka untuk "melihat" molekul, kita harus menggunakan cahaya memiliki panjang
gelombang lebih kecil dari molekul itu sendiri (kira-kira 1 sampai 15 angstrom unit). Radiasi
seperti ditemukan di wilayah X-ray dari spektrum, dan bidang kristalografi sinar-X
menghasilkan gambar sangat rinci struktur molekul setuju untuk pemeriksaan. Faktor
pembatas utama di sini adalah kebutuhan untuk kristal kualitas tinggi dari senyawa yang
sedang dipelajari. Metode kristalografi sinar-X terlalu rumit untuk dijelaskan di sini, namun,
sebagai instrumentasi otomatis dan penanganan data teknik meningkatkan, pasti akan terbukti
menjadi prosedur pilihan untuk penentuan struktur. Pencirian Spektrum Frekuensi
(Spektroskopi) Konsep dasar dari spektroskopi adalah penguraian (dekomposisi) suatu berkas
sinyal/gelombang menjadi sebuah kumpulan/berkas sinyal-sinyal fundamentalnya (sinyalsinyal harmoniknya) Misalkan: kebalikan darinprinsip superposisi !!!
http://vinaputrisuwardan.blogspot.co.id/2013/11/makalah-alamiah-dasarspektroskopi.html

Anda mungkin juga menyukai