Anda di halaman 1dari 6

http://www.slideshare.

net/HaEp/fisika-tsunami judul: tsunami oleh angelicha putri


http://aliyah-aliyahblogger.blogspot.com/2011/05/gelombang-tali.html
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya tidak
diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada hakekatnya
gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran).

Jenis-Jenis Gelombang
1.

Gelombang transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya


tegak lurus dengan arah rambatannya. Satu gelombang terdiri atas
satu lembah dan satu bukit, misalnya seperti riak gelombang air,
benang yang digetarkan, dsb.
2.

Gelombang longitudinal

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah


yang berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada.
Gelombang yang terjadi berupa rapatan dan renggangan. Contoh
gelombang longitudinal seperti slingki / pegas yang ditarik ke samping
lalu dilepas.
Istilah Dalam Gelombang Laut
Gelombang adalah getaran yang merambat. Di dalam perambatannya
tidak diikuti oleh berpindahnya partikel-partikel perantaranya. Pada
hakekatnya gelombang merupakan rambatan energi (energi getaran).
Macam-macam gelombang
Menurut arah getarnya:
Gelombang transversal adalah gelombang yang arah getarnya
tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contoh: gelombang
pada tali , gelombang permukaan air, gelobang cahaya, dll.
Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya
sejajar atau berimpit dengan arah rambatannya. Contoh:
gelombang bunyi dan gelombang pada pegas.
Menurut amplitudo dan fasenya :

Gelombang berjalan adalah gelombang yang amplitudo dan


fasenya sama di setiap titik yang dilalui gelombng.
Gelombng diam (stasioner) adalah gelombang yang amplitudo
dan fasenya berubah (tidak sama) di setiap titik yang dilalui
gelombang.
Menurut medium perantaranya:
Gelombang mekanik adalah gelombang yang didalam
perambatannya memerlukan medium perantara. Hampir semua
gelombang merupakan gelombang mekanik.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang didalam
perambatannya tidak memerlukan medium perantara. Contoh :
sinar gamma (), sinar X, sinar ultra violet, cahaya tampak, infra
merah, gelombang radar, gelombang TV, gelombang radio.
Persamaan umum gelombang
Besaran-besaran dalam gelombang hampir sama dengan besaranbesaran yang dimiliki oleh getaran, antara lain, periode, frekuensi,
kecepatan, fase, amplitudo. Ada satu besaran yang dimiliki oleh
gelombang tetapi tidak dimiliki oleh getaran, yaitu panjang gelombang.
Gelombang Stasioner (diam)
Gelombang stasioner ini dapat terjadi oleh karena interferensi
(penggabungan dua gelombang yaitu gelombang datang dan pantul).
Pantulan gelombang yang terjadi dapat berupa pantulan dengan ujung
tetap dan dapat juga pantul pantul merupakan kelanjutan dari
gelombang datang (fasenya tetap), tetapi jika pantulan itu terjadi pada
ujung tetap, maka gelombang pantul mengalami pembalikan fase
(berbeda fase 1800) terhadap gelombang dating.
Penyebab terjadi gelombang laut dipengaruhi beberapa factor berikut:
1. Kecepatan angin
2. Lama angina bertiup dan luas daerah yang terkena pengaruh

3. Kedalaman air laut


4. Adanya getaran kulit bumi di dasar laut
5. Tetapi factor utamanya karena angin dan gempa
Ombak karena angina = biasanya ombak terjadi karena geseran
angina dipermukaan air, sebab itu arah gelombang searah dengan
arah angina yang menimbulkannya. Tinggi dan besarnya ombak
tergantung kekuatan angiin, semakin kencang anginnya semakin tinngi
ombaknya.
Ombak Karena Gempa Laut
Sejarah Tsunami di Indonesia
Tsunami adalah istilah dalam bahasa Jepang yang pada dasarnya
menyatakan suatu gelombang laut yang terjadi akibat gempa bumi
tektonik di dasar laut. Magnitudo Tsunami yang terjadi di Indonesia
berkisar antara 1,5-4,5 skala Imamura, dengan tinggi gelombang
Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 24
meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai
200 meter dari garis pantai.
Berdasarkan Katalog gempa (1629 2002) di Indonesia pernah terjadi
Tsunami sebanyak 109 kali , yakni 1 kali akibat longsoran (landslide), 9
kali akibat gunung berapi dan 98 kali akibat gempabumi tektonik.
Yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah : gempa yang
terjadi di dasarkan laut, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km,
magnitudo gempa lebih besar dari 6,0 skala Richter, serta jenis
pensesaran gempa tergolong besar naik atau sesar turun. Hal diatas
yang memicu terjadinya tsunami di daerah Kepulauan Seram, Ambon,
Kepulauan Banda dan Kepulauan Kai.
Gempa yang menimbulkan tsunami sebagian besar berupa gempa
yang mempunyai mekanisme fokus dengan komponen dip-slip, yang
terbanyak adalah tipe thrust (Flores 1992) dan sebagian kecil tipe
normal (Sumba 1977). Gempa dengan mekanisme fokus strike slip kecil
sekali kemungkinan untuk menimbulkan tsunami.

Gelombang laut merupakan energi dalam transisi, merupakan energi yang


terbawa oleh sifat aslinya. Prinsip dasar terjadinya gelombang laut sebagai
berikut jika ada dua massa benda yang berbeda kerapatannya (densitasnya)
bergesekan satu sama lain, maka pada bidang gerakannya akan terbentuk
gelombang

Tsunami adalah kata yang berasal dari Jepang dan terdiri atas dua kata yaitu tsu
(atas) yang berarti harbor dan nami (bawah) yang berarti wave. Jadi tsunami
dalam bahasa inggrisnya disebut harbor wave . Kenapa disebut harbor wave
atau gelombang pelabuhan? Apakah tsunami ini memang hanya terjadi di harbor
atau pelabuhan saja? Alasan kenapa tsunami disebut harbor wave adalah
karena gelombang tersebut mempunyai dampak yang sangat menghancurkan
pada daerah-daerah pantai yang relatif rendah di Jepang. Magnitudo Tsunami
yang terjadi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5
skala Imamura, dengan tinggi gelombang Tsunami maksimum yang mencapai
pantai berkisar antara 4 - 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan
berkisar antara 50 sampai 200 meter dari garis pantai.

Tsunami merupakan perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan


permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba
Penyebab Tsunami
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami adalah gempa
yang terjadi di dasar laut, kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km,
magnitudo lebih besar dari 6,0 skala Richter, serta jenis penyesaran gempa
tergolong sesar naik atau sesar turun.
HUBUNGAN ANTARA TSUNAMI DENGAN FISIKA
Peristiwa gelombang tsunami bisa dijelaskan menggunakan fisika yaitu
penjalaran gelombang secara transfersal atau tegak lurus dengan arah
rambatnya. Energinya adalah fungsi dari ketinggian (amplitudo) dan
kecepatannya.
Ketinggian gelombang tsunami sangat dipengaruhi oleh panjang gelombang.
Sebuah tsunami memiliki panjang gelombang ratusan km, berperilaku sebagai
gelombang air-dangkal yaitu sebuah gelombang ketika perbandingan kedalaman
air dengan panjang gelombangnya lebih kecil dari 0,05
Rumus kecepatan gelombang air-dangkal adalah:
v =(g.d)
Keterangan: g (percepatan gravitasi), d (kedalaman air), v (kecepatan
gelombang air-dangkal)
Namun energi yang dikandung gelombang tidaklah berkurang banyak. In sesuai
hubungan laju energi yang hilang (energi loss rate) yaitu gelombang berjalan
berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya, dengan kata lain semakin
besar panjang gelombangnya maka semakin sedikit energi yang hilang,
sehingga energi yang dikandung tsunami bisa dianggap konstan.

Karena energinya konstan, berkurangnya kecepatan akan membuat ketinggian


gelombang (amplitudo) bertambah. Ilmuwan mencatat dengan kecepatan 1.000
km/jam menuju pantai, tinggi gelombang bisa mengalami kenaikan sampai 30
meter.
Teori lain menjelaskan bahwa semakin dangkal lautnya, maka gelombang akan
melambat dan meninggi. Hal ini dikarenakan bagian depan gelombang
melambat dan terdorong oleh bagian belakang gelombang sehingga meninggi.
KECEPATAN TSUNAMI
Gelombang tsunami bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam di
lautan dalam dan dapat melanda daratan dengan ketinggian gelombang
mencapai 30 m lebih
Magnitudo tsunami yang terjasi di Indonesia berkisar antara 1,5-4,5 skala
imamura, dengan tinggi gelombang maksimum yang mencapai pantai berkisar
antara 4-43 meter dan jangkauan gelombang ke daratanberkisar antara 50
sampai 200 meter dari garis pantai
GELOMBANG GEMPA, DIBEDAKAN MENJADI 3 MACAM YAITU
Gelombang longitudinal/ gelombang primer adalah gelombang gempa yang
dirambatkan dari hiposentrum melalui lapisan litoser secara menyebar dengan
kecepatan antara 7-14 km per detik, mempunyai periode antara 5-7 detik.
Gelombang ini adalah gelombang yan gpertama kali dicatat oleh seismograf
Gelombang transfersal/gelombang sekunder adalah gelombang gempa yang
bersama-sama dengan gelombang primer dirambatkan dari hiposentrum ke
segala arah dalam lapisan dengan kecepatan antara 4-7 km per detik dan
mempunyai periode 11-13 detik. Karena kecepatan gelombang transfersal lebih
kecil dari pada gelombang longitudinal, maka gelombang transversal dicatat di
seismgraf setelah gelombang primer
Gelombang panjang / gelomban gpermukaan adalah gelombang gempa yang
dirambatkan mulai dari episentrum meyebar ke segala arah di permukaan
dengan kecepatan rambat antara 3,5 3,9 km oer detik dan mempunyai periode
yang besar. Gelombang gempa panjang inilah yang mengiringi gelombang
primer dan gelombang sekunder dan merupakan gelombang perusak bumi.
Aplikasi Gelombang Primer dan Sekunder pada Tsunami Early Warning System
(TEWS)
Pada saat gempa bumi terjadi, gelombang gempa bumi menjalar melalui lapisan
dalam bumi dan direkam oleh jaringan Seismograf. Rekaman gempa bumi
digunakan untuk menentukan lokasi dan kekuatan sumber gempa bumi. Apabila
hasil analisa menunjukan bahwa parameter gempa bumi yang terjadi memenuhi
kriteria berpotensi menimbulkan tsunami, maka National/Regional Tsunami
Warning Center(NTWC/RTWC) akan mengeluarkan warning potensi tsunami
terutama ke institusi interface yang akan menindaklanjuti dengan penyebaran
melalui berbagai media termasuk aktivasi sirine. Gempa yang berpotensi
tsunami jika berlokasi dibawah laut dengan kedalaman kurang dari 70-100 km
dengan magnitude lebih besar dari 7 Skala Richter (SR). Warning potensi
tsunami ditindaklanjuti dengan konfirmasi terjadinya tsunami berdasarkan data
hasil deteksi tsunami oleh sensor Buoys ataupun Tide Gauge.

Kecepatan gelombang tsunami tidak lebih cepat dari kecepatan gelombang


gempa. Oleh karena itu beda waktu tiba gelombang gempa dan tsunami dapat
dimanfaatkan untuk menyampaikan peringatan akan datangnya tsunami dengan
membangun sistem peringatan dini tsunami.
https://twiyoko.wordpress.com/2013/03/26/gelombang-primer-sekunder/

https://prezi.com/ut9hn3v-b8fu/tsunami-gempa/#_=_ judul: tsunami dan gempa


8D oleh annisa ayu

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/4/4/l5.htm judul: fenomena tsunami


dan gempa bumi
http://nisara25.blogspot.com/2012/03/getaran.html judul getaran dan gelombang
oleh nisara
https://andromedaonly.wordpress.com/gelombang/pengertian-gelombang/ judul
gelombang
http://www.slideshare.net/dinisetyadi/gelombang-laut-29433657 judul
gelombang laut oleh m.dini setyadi
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/198304032008012NANIN_TRIANA_SUGITO/TSUNAMI.pdf judul tsunami

Anda mungkin juga menyukai