Anda di halaman 1dari 6

MEKANISME PENGGUNAAN NARKOTIKA, BAHAN TERLARANG,

DAN PSIKOTROPIKA MELALUI SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM


PERNAFASAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah

Narkotika, Bahan Terlarang, dan Psikotropika


yang dibimbing oleh
Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc. dan Ibu Safwatun Nida, S.Si., M.Pd.

Oleh:
Afrizal Edwin Pradana

(120351410902)

Nailul Izzah
Rizky Amilia

(120351402)
(120351402868)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA
FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN
I. latar belakang
Narkotika, bahan terlarang dan psikotropika adalah bahan-bahan yang sebenarnya sangat
bermanfaat dalam bidang kedokteran. Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila
masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat/otak sehingga
bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik, psikis/jiwa dan fungsi social.
Karena itu pemerintah memberlakukan UNdang-Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu
UU no 5 tahun 1997 tentang psikotropika dan UU no 22 tahun 1997 tentang narkotika.
Namun bahan-bahan tersebut banyak disalahgunakan. Narkotika disalahgunakan untuk
berbagai hal negatif, disalahgunakannya dengan berbagai cara. Dapat melalui mulut dan hidung.
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang penyalahgunaan narkoba,
bahan terlarang dan psikotropika menggunakan melalui mulut dan hidung.
II. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mekanisme kerja narkotika, bahan terlarang, dan psikotropika terhadap system
perncernaan dan system pernafasan
2. Apa saja jenis narkotika, bahan terlarang, dan psikotropika yang yang digunakan melalui
mulut dan hidung
III. Tujuan
1. Mengetahui mekanisme kerja narkotika, bahan terlarang, dan psikotropika terhadap system
perncernaan dan system pernafasan
2. Mengetahui jenis narkotika, bahan terlarang, dan psikotropika yang yang digunakan melalui
mulut dan hidung

BAB II PEMBAHASAN
A. Mekanisme kerja narkotika, bahan terlarang, dan psikotropika terhadap system
perncernaan dan system pernafasan.
Mekanisme penggunaan narkotika pada system pencernaan melalui mulut, dan pada
system pernafasan melalui hidung.
1. Penggunaan narkotika, bahan terlarang, dan psikotropika melalui mulut dibagi menjadi 2.
a. oral
Merupakan pemberian obat lewat mulut dengan alur seperti system pencernaan makanan.
Obat melalui mulut, kerongkongan, diserap di saluran cerna seperti lambung dan usus halus
kemudian masuk ke sirkulasi darah. Pada penggunaan obat secara oral ini, tempat absorbs utama
adalah usus halus karena usus halus memiliki permukaan absorbs yang sangat luas yakni 200 m2
(panjang 280 cm, diameter 4 cm) (Arini setiawati, dkk 2012)
b. sublingual
Merupakan menggunakan obat yang diletakkan dibawah lidah. Obat yang larut langsung
masuk ke vena kava superior dan tidak melalui vena porta. Maka obat tidak melewati
metabolisme lintas pertama. Metabolism listas pertama adalah metabolisme yang terjadi di hepar.
Merupakan proses pengurangan efikasi obat. (Arini setiawati, dkk 2012)
Opioid menghambat sekresi HCl selanjutnya opioid juga menybabkan pergerakan
lambung berkurang. Akibatnya pergerakan isi lambung ke duodenum diperlambat. Opioid juga
mengurangi sekresi empedu dan pancreas serta memperlambat pernaan makanan di usus halus.
Opioid mempercepat penyerapan air di usus besar sehingga isi colon lebih keras. Pecandu opioid
terus menerus menderita periode konstipasi karena tidak terjadi toleransi terhadap efek
konstipasi opioid (Hedi R Dewoto, 2012)
2. Penggunaan narkotika, bahan terlarang, dan psikotropika melalui hidung dibagi menjadi 2.
a. inhalansi

Merupakan pemberian obat dengan dihirup melalui saluran nafas. Obat yang dihirup
dengan cepat melintasi permukaan yang luas pada membrane mucus saluran pernafasan. Efeknya
sama cepat dengan intravena. Cara ini digunakan untuk obat-obat yang berupa gas/aerosol.
b. Intranasal
merupakan penggunaan obat dengan disemprotkan atau diberikan ke hidung.
Narkoba, bahan terlarang, dan psikotropika (opioid) yang melalui system pernafasan
menimbulkan depresi napas secara primer dan bersinambungan berdasarkan efek langsung
terhadap pusat nafas di batang otak. Pada dosis kecil opioid sudah menimbulkan depresi nafas
tanpa menyebabkan tidur atau kehilangan kesadaran. Dosis toksik dapat menyebabkan frekuensi
nafas 3-4 kali/menit dan kematian pada keracunan opioid hampir selalu disebabkan oleh depresi
nafas. Pada depresi nafas, kadar karbondioksida meningkat dan kadar oksigen menurun. (Arini
setiawati, dkk 2012)
B. jenis narkotika, bahan terlarang, dan psikotropika yang yang digunakan melalui mulut
dan hidung
jenis narkotika, bahan terlarang, dan psikotropika yang yang digunakan melalui mulut
- Narkotika
a. secara oral : kodein (berbentuk pil), hidromorfon (tablet), meperidin (pil), subotex/suboxon
(tablet)
b. secara sublingual : kokain (bubuk halus), Morfin (berbentuk tepung halus), heroin (bubuk
halus)
c. secara inhalansi : ganja, kokain, morfin, heroin
d. secara intranasal : morfin cair, heroin cair
- Psikotropika
a. secara oral : pil ekstasi, pil BK, LSD, lexo, MG, BDZ
b. secara sublingual : amphetamine ,
c. secara inhalansi : shabu-shabu
d. secara intranasal : -

- Bahan terlarang
a. secara oral : alcohol, kafein
b. secara sublingual :c. secara inhalansi : nikotin, lem, bensin, tinner, aerosol, aica aibon, isi korek api gas, cairan
untuk dry cleaning
d. secara intranasal :-

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan

Penyalahgunaan narkotika, bahan terlarang dan psikotropika dapat melalui mulut dan

hidung.
Dampaknya dapat mengganggu system pencernaan yaitu masalah di lambung, usus halus,
dan usus besar dan system pernafasan yaitu masalah di pertukaran oksigen sehingga

mengganggu pernafasan.
Jenis NAPZA yang digunakan melalui mulut ; kodein, kokain, heroin, dll
Jenis NAPZA yang digunakan melalui hidung ; ganja, heroin, morfin

Anda mungkin juga menyukai