Anda di halaman 1dari 12

ATURAN YANG BERLAKU DALAM ATOM

Pembimbing Bpk. Muhadi

Oleh:
Nur Fuaidah 130351603578

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
Agustus 2014

A. PENGELOMPOKAN UNSUR-UNSUR KIMIA


Berikut perkembangan pengelompokan tabel periodik dari masa ke masa.
1. Pengelompokan unsur berdasarkan sifat logam dan nonlogam
Pengelompokan ini masih bersifat umum karena sebagian besar unsurunsur yang sudah ditemukkan pada masa itu termasuk logam (70%).
Berikut ini sifat-sifat yang digunakan sebagai acuan dalam pengelompokan:
Sifat logam meliputi :
Dapat menghantarkan panas dan listrik
Mudah dibentuk ( ditempa dan digerakkan seperti kawat)
Mengkilap, terlebih jika digosok
Umumnya berwujud padat pada suhu kamar
Bersifat reduktor
Sifat nonlogam meliputi :
Tidak Dapat menghantarkan panas dan listrik
Sukar dibentuk
Tidak mengkilap (buram)
Ada yang berwujud padat,cair, dan gas pada suhu kamar
Bersifat oksidator
2. Pengelompokan unsur berdasarkan Triad Dobreiner
Tahun 1817, John Wolfgang Dobreiner menyusun unsur menjadi tiga
kelompok berdasarkan kenaikan massa atom (nomor massa), yang mana
massa atom unsur yang ditengah merupakan rata-rata dari massa atom
unsur pertama dan ketiga. Penemuan Dobreiner yang menjelaskan adanya
kemiripan sifat ketiga unsur dari masing-masing kelompok.
Contoh : Li
Na
K
3. Pengelommpokan unsur berdasarkan Hukum Oktaf Newlands
Tahun 1864 Newlands mengelompokkan unsur-unsur berdasarkan
kenaikan massa atom relatifnya.
Contoh tabel periodiknya:
1H

2Li
9N
a
K

8F
CL
Co dan
Ni
Cu
Br

Rb

3Be
10M
g
Ca

4B

Zn

Y
In
Cs dan
La
Zr

Sr

11Al
Cr

5C
12
Si
Ti

6N

7O

13P
Mn

14S
Fe

As
Se
Bi dan Po
Mo
Ru

dan

Dalam tabel Newlands tidak terdapat unsur gas mulia karena pada
saat itu gas mulia belum ditemukan. Gas mulia ditemukan pertama kali oleh
Rayleig dan Ramsay pada tahun 1894, yaitu gas Argon.
Kelemahan pengelompokan unsur oktaf Newlands diantaranya hanya
cocok untuk unsur dengan massa atom kecil dan terdapat beberapa unsur
yang berimpitan, yaitu dalam satu tempat terdapat dua unsur.
4. Tabel periodik modern
Sebelum ditemukan tabel periodik ini, pada tahun 1871, Dmitri
Ivanovich Mendeleev telah lebih dulu membuat tabel unsur-unsur yang
disusun secara berkala (periodik) sehingga disebut tabel berkala unsur-unsur
atau disebut tabel periodik unsur-unsur. Lalu pada tahun 1915 Henry
Moseley telah berhasil menyempurnakan tabel periodik Mendeleev dan
sekarang disebut dengan tabel periodik modern dari hasil penelitiannya
(1887-1915) .
Tabel periodik modern disebut juga tabel periodik panjang, merupakan
penyempurnaan dari tabel periodik Mendeleev. Perbedaannya, tabel periodik
Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan nomor massa, sedangkan tabel
periodik modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom. Pengelompokan
unsur-unsur kimia berdasarkan persamaan sifat. Ada beberapa hal yang
mendasari pengelompokan unsur-unsur kimia, yaitu sifat logam, elektron
valensi, dan jumlah kulit elektron.
a. Berdasarkan sifat logamnya, unsur kimia dikelompokan menjadi logam,
semilogam, dan nonlogam.
b. Berdasarkan elektron valensinya, unsur kimia dikelompokan menjadi
golongan utama dan transisi. Golongan utama terdiri atas 8 golongan,
yaitu IA, IIA, IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIIIA. Adapun golongan transisi
dapat dibagi lagi menjadi golongan transisi dalam, lantanida, dan
aktinida.
c. Berdasarkan jumlah kulit elektron yang dimilikinya, unsur kimia dapat
dikelompokan menjadi 7 periode, yaitu periode 1-7. Sifat logam unsurunsur seperiode dari kiri ke kanan semakin bersifat nonlogam.

B. SIFAT-SIFAT UNSUR KIMIA


Sifat-sifat dalam unsur kimia dibagi kedalam sifat fisika dan sifat kimia.
Sifat fisika meliputi wujud, warna, kekerasan, kelarutan,, konduktivitas listrik
dan panas, massa jenis, sifat magnet, jari-jari atom, kalor penguapan, titik
didih dan titik leleh. Sedangkan sifat kimia meliputi kereaktifan unsur.
1. Unsur-Unsur Logam Golongan Alkali dan Alkali Tanah
Unsur-unsur dalam golongan alkali dan alkali tanah meliputi unsurunsur golonggan IA ( 3Li 11Na 19K 37Rb 55Cs 87Fr ) dan IIA ( 4Be 12Mg
20Ca 38Sr 56Ba 88Ra ).
Sifat Fisika Unsur-Unsur Logam Alkali Tanah
Sifat
nomor atom
Jari-jari atom (pm)
Jari-jari ion M+(pm)
Titik leleh (0C)
Titik didih (0C)
Kerapatan (g/cm3)
Kekerasan (skala Mohs)

Li
3
155
60
181
1.347
0,53
0,6
Mera
h

Na
11
190
95
97,8
883
0,97
0,4
Kunin
g

K
19
235
133
63,6
774
0,86
0,5

Rb
37
248
148
38,9
688
1,59
0,3

Cs
55
267
169
28,4
678
1,90
0,3

Ungu

Merah

biru

Sifat
nomor atom
Jari-jari atom (pm)
Jari-jari ion M+(pm)
Titik leleh (0C)

Li
4
90
3
1.278

Na
12
130
65
649

K
20
174
99
839

Rb
38
192
113
769

Titik didih (0C)


Kerapatan (g/cm3)
Kekerasan (skala Mohs)

2.970
1,86
5

1.090
1,72
2,0

1.484
1,55
1,5

Warna nyala

Putih

Putih

Merah

1.384
2,54
1,8
Merah
tua

Warna nyala
Sifat Kimia Unsur-Unsur Alkali

Cs
56
198
135
725
1.64
0
3,59
2
hijau

Sifat Kimia Unsur-Unsur Alkali tanah


Sifat
Konfigurasi electron

Li
[He]2

Na
[Ne]3

K
Rb
Cs
[Ar]4s [Kr]5s [Xe]6

Energi ionisasi pertama


(kj/mol)
Keelektronegatifan
Potensial
elektrode
standar (volt)

s1

s1

s1

519
1,0
3,045

498
0,9
2,714

418
0,8
2,925

401
0,8
2,925

376
0,7
2,923

Dari tabel-tabel di atas kita dapat menyimpulkan sebagai berikut:


1) Golongan alkali ( IA )
a. Mempunyai satu elektron terluar (ns1)
Energi ionisasi rendah (mudah melepaskan elektron).
Reduktor kuat (mudah mengalami oksidasi).
Sangat reaktif (di alam tidak ada unsur bebasnya).
Reaksinya dengan air berlangsung cepat.
Titik leleh rendah (lunak), sebab ikatan logam lemah.
b. Jari-jari atom makin ke bawah makin besar:
Makin ke bawah kereaktifan bertambah.
Makin ke bawah basanya makin kuat.
Makin ke bawah titik leleh makin rendah.
c. Logam-logam alkali diperoleh dari elektrolisis leburan garam halidanya.
d. Senyawa-senyawa alkali berikatan ion, berwujud padat, dan memiliki
titik leleh tinggi
e. Reaksi nyala: Na (kuning), K (ungu)
f. Semua senyawa alkali larut baik dalam air.
2) Golongan alkali tanah ( IIA )
a. Mempunyai dua elektron terluar (ns2):
Energi ionisasi rendah, tetapi IA lebih rendah.
Reduktor kuat, meskipun tidak sekuat IA.
Sangat reaktif, tetapi IA lebih reaktif.
Reaksinya dengan air berlangsung lambat.
Titik leleh cukup tinggi (keras), sebab ikatan logam lebih kuat dari IA.
b. Jari-jari atom makin ke bawah makin besar:makin ke bawah kereaktifan
bertambah.
Makin ke bawah basanya makin kuat.
Makin ke bawah titik leleh makin rendah.
c. Logam-logam alkali diperoleh dari elektrolisis leburan garam halidanya.
d. Senyawa-senyawa alkali berikatan ion, berwujud padat, dan memiliki
titik leleh tinggi
e. Reaksi nyala : Sr (merah), Ba (hijau)
f. Senyawa C1-, S2-, dan N03 dari IIA larut baik dalam air.

Senyawa C032- dari IIA tidak ada yang larut. Kelarutan senyawa 504 2dari IIA makin ke bawah makin kecil (makin sukar larut). Kelarutan basa
(OH-) dari IIA makin ke bawah makin besar (makin mudah larut).
2. Unsur-Unsur Logam Golongan Transisi
Unsur transisi dapat didefinisikan sebagai unsur-unsur yang memiliki
subkulit d atau subkulit f yang terisi sebagian. Unsur transisi tersebut terdiri
dari Sc (Scandium), Ti (Titanium), V (Vanadium), Cr (Krom), Mn (Mangan), Fe
(Besi), Co (Kobalt), Ni (Nikel), Cu (Tembaga) dan Zn (Seng). Semua unsur
transisi mempunyai sifat logam, hal ini terjadi karena unsur transisi memiliki
lebih banyak elektron tidak berpasangan.
Sifat umum:
1.
2.

Biloksnya pasti positif,


Pada umumnya mempunyai harga biloks lebih dari 1, kecuali Sc (+3)
dan Zn (+2),
3.
Pada umumnya, ionnya berwarna, kecuali Sc2+, Zn2+, dan Ti4+,
4.
Dapat membentuk ion kompleks sebagai atom pusat.
5.
Memiliki ikatan logam yang sangat kuat
6.
Bersifat katalis ( mempercepat reaksi ).
7.
Titik didih dan titik leleh unsur transisi meningkat dari 1.541oC
(Skandium) sampai 1.8900C (Vanadium), kemudian turun sampai 1.0830C
(Tembaga) dan 4200C (Seng).
8.
Senyawa-senyawa unsur transisi mempunyai bilangan oksidasi lebih
dari satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari satu ini disebabkan
mudahnya melepaskan elektron valensi. Dengan demikian, energi
ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga yang relatif lebih
kecil dibanding unsur golongan utama.
9.
Kebanyakan dari unsur-unsur dan senyawa logam transisi bersifat
paramagnetik (tertarik oleh medan magnet) dan bukan bersifat
diamagnetik (tidak tertarik oleh medan magnet).
10. Sebagian besar ion-ion logam transisi berwarna. Warna-warna khas
dari ion logam dapat dilihat dalam tabel berikut:
3. Unsur-Unsur Nonlogam
a. Unsur-Unsur Golongan Halogen
Halogen adalah kelompok unsur kimia yang berada pada golongan VIIA
di tabel periodik. Kelompok ini dari: fluor (F), klor (Cl), brom (Br), yodium
(I), astatin (At), dan unsur ununseptium (Uus) yang belum ditemukan.
Halogen menandakan unsur-unsur yang menghasilkan garam jika bereaksi
dengan logam. Istilah ini berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari
abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani.
Sifat unsur-unsur golongan ini adalah :
1. Sangat reaktif (oksidator kuat), beracun.
Oksidator : F2 > Cl2 > Br2 >I2
Reduktor : I- > Br- > Cl- > F-

2.

F2 gas kuning pucat, Cl2 gas kehijauan, Br2 cair coklat, I2 padat
ungu hitam mudah menyublin.
3.
F2 : bereaksi dengan air, lepaskan O2
4.
Cl2 : mengalami disproporsionasi,
5.
Br2 : paling larut,
6.
I2 : sukar larut, tetap larut baik dalam alcohol (iod tincture :
antiseptic)
7.
Jari-jari atomnya dari bawah keatas semakin kecil.
8.
Elektronegatifanya dari kiri kekanan semakin besar.
9.
Energi ionosasi dadari kiri ke kanan semakin besar.
10.
Afinitas electron dari bawah keatas semakin kecil.
b. Unsur-Unsur Golongan Gas Mulia
Gas mulia adalah unsur-unsur golongan VIIIA (18) dalam tabel periodik.
Disebut mulia karena unsur-unsur ini sangat stabil (sangat sukar bereaksi).
Sifat umum golongan ini adalah:
1. Tidak Berwarna, tidak berbau, tidak berasa, sedikit larut dalam air.
2. Mempunyai elektron valensi 8, dan khusus untuk Helium elektron
valensinya 2, maka gas mulia bersifat kekal dan diberi valensi nol.
3. Molekul-molekulnya terdiri atas satu atom (monoatom).
c. Unsur Karbon
Karbon merupakan unsur yang terletak pada periode 2 golongan IVA
dalam sistem periodik. Unsur karbon pada suhu kamar (298 K , 1 atm)
berbentuk padatan yang berupa Kristal, terdiri atas banyak atom karbon
yang berikatan kovalen. Sifat fisika karbon dapat diamati pada tabel
berikut:
Sifat
Titik leleh
(C)
Titik didih
(C)
Jari-jari
kovalen
Jari-jari ion
Warna
(arang)

Keterangan
3500
3930
0,77
0,15
Hitam

Secara umum, sifat kimia karbon antara lain sebagai berikut.

1. Sangat tidak reaktif, jika bereaksi, tidak ada kecenderungan atomatom karbon kehilangan elektron-elektron terluar untuk membentuk
ion C4+. Beberapa reaksi unsur karbon diantaranya sebagai berikut.
2. Karbon ada yang membentuk senyawa organik dan ada juga yang
membentuk senyawa anorganik. Senyawa organik di antaranya
senyawa hidrokarbon, alkohol, aldehida, keton, ester,dan asam
karboksilat, senyawa karbon anorganik di anataranya oksida, karbida,
karbonat, sulfida, dan halida.
3. Atom karbon mempunyai beberapa alotropi, yaitu bentuk struktur yang
berbeda dari suatu atom yang sama, antara lain grafit, intan, fuleren,
bulkyball, dan arang.
4.
Karbon dalam bentuk senyawa H2CO3 dapat terionisasi (larut) di
dalam air.
5.
Mempunyai energy ionisasi sebesar 11,3 kJ/mol.
6.
Mempunyai nilai keelektrponegatifan sebesar 2,5.
d. Unsur Nitrogen
Terletak pada periode 3 golongan VA, berwujud gas pada suhu ruangan
standar. Sifat fisika unsur nitrogen:
Sifat
titik leleh ( C)
titik didih (oC)
jari-jari kovalen (A)
jari-jari ion (N3+) (A)
jari-jari ion (N5+) (A)
warna pada suhu kamar
o

Keterangan
-210
-196
0,75
1,71
0,11
gas tidak berwarna

Sifat kimia unsur nitrogen:


1. Kurang reaktif, terlihat dari banyaknya proses di alam yang tidak
melibatkan nitrogen melainkan oksigen meskipun komposisi terbesar
udara adalah nitrogen (78%). Berikut beberapa reaksi nitrogen.
2. Dapat bertindak sebagai zat pengoksidasi (oksidator) dan zat
pereduksi (reduktor). Nitrogen sebagai oksidator mempunyai biloks -1,
-2, dan -3, sedangkan sebagai reduktor mempunyai biloks +1, +2, +3,
+4, dan +5. Biloks nitrogen yang paling umum adalah -3, +3, dan +5.
3.
Mempunyai energi ionisasi sebesar 14,5 kJ/mol.
4.
Mempunyai nilai keelektronegatifan sebesar 3,0.
e. Unsur Oksigen
Terletak pada periode 3 golongan VIA. Berwuju gas pada suhu ruang:
298 K, 1 atm. Sifat fisika unsur oksigen:
Sifat
Keterangan
o
titik leleh ( C)
-218,8

titik didih (oC)


jari-jari kovalen (A)
jari-jari ion (O2-) (A)
warna pada suhu kamar

-183,0
0,73
1,4
gas tidak berwarna

Sifat kimia unsur oksigen


1. Mempunyai elektron terluar sebanyak 6 elektron dengan biloks -2.
2. Mempunyai 2 alotrop, yaitu gas oksigen (O2) dan ozon (O3).
3. Mengalami reaksi oksidasi dengan sebagian besar unsur membentuk
senyawa oksida (contoh: Na2O), peroksida (contoh: Na2O2), superoksida
(contoh: NaO2), dan senyawa-senyawa karbon.
4.
Mempunyai energi ionisasi sebesar 14,5 kJ/mol.
5.
Mempunyai nilai keelektronegatifan sebesar 3,0.
4.

Unsur-Unsur Periode Ketiga


Unsur-unsur yang menempati periode ketiga antara lain Na, Mg, Al, Si, P,
S, Cl, dan Ar. Sifat-sifat umum unsur-unsur tersebut berurut dari Na sampai
Ar adalah sebagai berikut:
1.
Jari-jari semakin kecil karena jumlah e- valensinya semakin banyak.
2.
Sifat logam semakin berkurang
3.
Sifat basa berkurang, sifat asam bertambah
4.
Sifat reduktor berkurang, oksidator bertambah
5.
Energi ionisasi bertambah
6.
Keelektronegatifan bertambah
7.
Kelogaman: Na, Mg, Al ( logam ), Si ( semilogam ), P, S, Cl, Ar ( bukan
logam )
8.
Semakin bersifat oksidator
9.
Konduktor: Na, Mg, Al. Bersifat Isolator: Si, P, S, Cl, Ar
10. Kekuatan basa: semakin bersifat asam

C. IKATAN KIMIA
Perlu diketahui bahwa tidak semua jenis atom dapat bergabung
dengan jenis atom lain membentuk senyawa. Kali ini akan dipelajari
penggabungan atom-atom membentuk senyawa, serta jenis ikatan kimia
yang terjadi. Secara umum ada dua jenis ikatan kimia yaitu ikatan antar
atom dan ikatan antar molekul.
Ikatan antar atom terdiri dari :
1.
2.
3.
4.
1.

Ikatan ion / ikatan elektrovalen / ikatan heteropolar


Ikatan kovalen / ikatan atom / ikatan homopolar
Ikatan kovalen koordinasi / ikatan semipolar
Ikatan logam
IKATAN ION

Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan


ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini
terdiri dari ka2tion dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang
memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali
dan alkali tanah. Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur
yang memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan
halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion
sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom
pembentuk senyawa tersebut. Semakin besar beda keelektronegatifannya,
maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong
ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat
dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya.
Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron.
Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga
mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis. Selanjutnya
elektron yang dilepaskan ini akan diterima oleh anion hingga mencapai
jumlah oktet. Proses transfer elektron ini akan menghasilkan suatu ikatan
ionik yang mempersatukan ion anion dan kation.
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
a. Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b. Memiliki titik leleh yang tinggi
c. Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit

2. IKATAN KOVALEN
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian
elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen
biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan kovalen,
setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik
menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.
Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak
mampu memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam
ikatan kovalen, masing-masing atom memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini
mendapat pengecualian untuk atom H yang menyesuaikan diri dengan
konfigurasi atom dari He (2 valensi) untuk mencapai tingkat kestabilannya.
Selain itu, elektron-elektron yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen disebut
elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk
dan geometri molekul.
Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada
jumlah pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal
merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan
rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan
elektron, beitu juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan
elektron. Ikatan rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada
ikatan tunggal. Selain itu terdapat juga bermacam-macam jenis ikatan
kovalen lain seperti ikatan sigma, pi, delta, dan lain-lain.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non
polar. Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai
gaya tarik yang tidak sama terhadap elektron pasangan persekutuannya. Hal
ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara atom-atom penyusunnya.
Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara itu pada
senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan
berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.

3. IKATAN KOVALEN KOORDINASI = SEMIPOLAR

Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila


pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan
oleh sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi
sebagai penerima elektron berpasangan saja.
Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:
1. Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
2. Atom yang lainnya memiliki orbital kosong
Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion,
namun kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang
kecil pada ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan yang
cenderung mirip kovalen.
4. IKATAN LOGAM
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan
logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja,
melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam
tersebut. Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak
bebas dalam awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari
elektron yang dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat
menghantarkan listrik dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada
ikatan yang seluruhnya terdiri dari atom unsur-unsur logam semata.

Anda mungkin juga menyukai