Anda di halaman 1dari 81

kromatografi gas adalah teknik untuk

memisahkan senyawa dalam fase gas melalui


fase diam.

Bila fase diam berupa zat padat, kita sebut


cara itu sebagai kromatografi gas-padat.
Bila fase diam berupa zat cair, kita sebut cara
itu sebagai kromatografi gas-cair.
Kromatografi gas

Syarat cuplikan:
> harus memiliki keatsirian yang cukup
(Volatil)
> stabil terhadap panas.

Populasi:
10~20% senyawa dapat dianalisis dengan
kromatografi gas.
Dengan kata lain

Senyawa yang dapat dianalisis dengan KG:

Pada suhu operasional KG (< 450oC)


1. molekul / senyawa dapat berubah fase gas
atau uap
2. Tidak terdekomposisi pada suhu tersebut
Bagian dasar kromatografi gas :
1. Sistem gas pembawa
2. Sistem pemasukan cuplikan
3. Sistem pemanasan kolom
4. Kolom
5. Sistem deteksi
6. Sistem pengolah data
GAS DAN DETEKTOR
Detektor Gas Gas Gas
Pembawa Pembakar Pendukung
1. TCD He/Ar/N2/H2 __ _____
2. FID He/N2 H2 Udara

3. FTD He/N2 H2 Udara

4. FPD He/N2 H2 Udara

5. ECD N2 __ _____
GAS DAN TEKANAN

Tipe Gas Tekanan Gas yang dibutuhkan


1. Gas Pembawa 7 kg/cm2 atau lebih tinggi
2. Gas Pembakar 2 kg/cm2 atau lebih tinggi
3. Gas Pendukung 2 kg/cm2 atau lebih tinggi
Syarat gas sebagai fase gerak :
1. Lembam
2. Koefisien difusi gas rendah
3. Kemurnian tinggi
4. Mudah didapat dan murah
5. Cocok dengan detektor yang dipakai

Contoh gas pembawa : N2, He, H2, Ar, dll


Bagan sistem kromatografi gas
KROMATOGRAFI GAS
CARA
Fase gerak: gas-gas berkemurnian
tinggi
Mengalir dari tabung gas melalui
injektor, masuk ke dalam kolom, ke
dalam detektor dan pembuangan.
cuplikan dimasukkan ke injektor dengan
syringe / semprit.
SISTEM PEMASUKAN CUPLIKAN
(INJEKTOR)
Cuplikan harus dimasukan ke dalam kolom
sekaligus.
Suhu gerbang suntik harus cukup panas
untuk menguapkan cuplikan sedemikian
cepat sehingga tidak menghilangkan
keefisienan yang disebabkan oleh cara
penyuntikan.
Sebaliknya harus cukup rendah untuk
mencegah penguraian akibat panas.
KROMATOGRAFI GAS
CARA
Injektor merupakan tempat masuknya sampel
ke dalam sistem KG
dipanaskan antara 150 ~ 250oC guna
menguapkan sampel dan pelarutnya.
Linarut-linarut yang berfase uap ini akan
digerakkan ke kolom oleh gas pembawa.
Kolom berada dalam oven
yang terkontrol suhunya.
KROMATOGRAFI GAS

Laju migrasi zat pelarut dalam kolom


ditentukan oleh : sifat-sifat fisikokimia
mereka, suhu dan komposisi kolom.
Dalam kolom, pelarut ini mengalir
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Pelarut yang bergerak tercepat akan
keluar dari kolom paling awal dan
diikuti dengan sisanya.
KROMATOGRAFI GAS
KROMATOGRAFI GAS

Masing-masing analit yang terelusi dalam


kolom akan memasuki detektor.
Suatu sinyal listrik akan terbentuk akibat dari
interaksi analit dengan detektor.
Sinyal-sinyal yang terukur direkam oleh suatu
sistem data dan dirajah sebagai fungsi waktu
menjadi sebuah kromatogram.
KROMATOGRAFI GAS

Sebuah kromatogram ideal mempunyai


deretan puncak yang rapat namun tidak
bertumpukkan. Beberapa puncak yang
bertumpukkan dinamakan terelusi
bersama.
Waktu dan ukuran sebuah puncak digunakan
untuk identifikasi dan mengukur kadar
senyawa dalam cuplikan.
KROMATOGRAFI GAS

Ukuran puncak hasil analisis berhubungan


banyaknya senyawa dalam cuplikan.
Bila konsentrasi sebuah senyawa bertambah
maka ukuran puncakpun membesar.
Bila kolom dan semua kondisi operasi
kromatografi gas tetap sama, sebuah
senyawa akan mengalir dalam kolom dengan
kecepatan yang sama.
KROMATOGRAFI GAS

Sehingga sebuah senyawa akan dapat


diidentifikasikan oleh waktu yang
dibutuhkannya untuk bergerak dalam kolom
(dinamakan waktu tambat).
Identifikasi senyawa tidak dapat hanya
ditentukan sendiri oleh waktu tambatnya.
Senyawa yang asli, murni dan diketahui
kadarnya harus dianalisis dan waktu tambat
serta ukuran akan didapatkan.
Nilai-nilai yang diperoleh dapat dibandingkan
dengan cuplikan yang tak dikenal guna
menentukan keberadaan senyawa yang dicari
(dengan membandingkan waktu tambat) dan
kadarnya (dengan membandingkan ukuran
puncak).
Bila beberapa puncak bertumpang tindih
maka ketepatan pengukuran puncak-puncak
ini tidaklah mungkin didapat.
Bila dua buah puncak memiliki waktu tambat
yang sama maka ketepatan identifikasi
tidaklah mungkin diperoleh.
Oleh karena itu, tidaklah diinginkan terjadinya
puncak yang bertumpang tindih
atau terelusi bersamaan.
SISTEM DETEKSI
( DETEKTOR)
Detektor Senyawa yang Jumlah
terdeteksi minimum
TCD Semua senyawa kecuali gas 10 ppm (10 ng)
pembawa
FID Senyawa organik 0,1 ppm (0,1 ng)

ECD Senyawa halogen/logam 0,1 ppb (0,1 pg)


organik
FTD Senyawa nitrogen/fosfor 1 ppb (1 pg)/
organik 0,1 ppb (0,1 pg)
FPD Senyawa sulfur/fosfor organik 10 ppb (10 ng)/
50 ppb (50 pg)
THERMAL CONDUCTIVITY
DETECTOR (TCD)
Mendeteksi semua
senyawa yang
memiliki perbedaan
bahang dengan gas
pembawa.
FLAME IONIZATION DETECTOR
(FID)

Sensitif terhadap
senyawa-senyawa
organik pada
umumnya.
ELECTRON CAPTURE DETECTOR
(ECD)

Sensitif terhadap
senyawa-senyawa
halogen dan logam
organik.
Biasanya untuk analisis
pestisida organoklorin
FLAME THERMIONIC DETECTOR
(FTD /NPD)
Sensitif terhadap senyawa
fosfor organik dan
nitrogen organik.
Biasanya untuk analisis
pestisida dan produk
medikal.
FLAME PHOTOMETRIC DETECTOR
(FPD)
Sensitif terhadap
senyawa-senyawa
fosfor organik,
sulfur organik dan
timah organik.
Biasanya untuk
analisis pestisida
dan flavour.
SISTEM PENGOLAH DATA
Sinyal yang didapat dari detektor akan
direkam dalam bentuk kromatogram dan
diolah.
KROMATOGRAFI GAS
HASIL
KROMATOGRAFI GAS
HASIL
KROMATOGRAFI GAS
HASIL
Analisa Kualitatif
Dasarnya adalah waktu retensi atau volume retensi suatu
senyawa.
Membandingkan t atau V senyawa dalam sampel yang
dianalisis dengan t atau V suatu senyawa standar (yang
telah diketahui)
Analisis Kuantitatif
Metode pengukuran tinggi puncak
Tinggi puncak suatu kromatogram akan sebanding dengan
kadar senyawa yang membentuk kromatogram tersebut.
Pengukuran tinggi puncak didasarkan pada rumus
pengukuran tinggi suatu segitiga, yaitu suatu garis tegak
lurus dari titik tengah alas kromatogram sampai dengan
perpotongan sisi segitiga kromatogram tersebut.
Analisis Kuantitatif (lanjutan)
Metode pengukuran luas puncak
Dapat memberikan hasil yang lebih akurat jika
dibandingkan dengan cara pengukuran tinggi puncak. Luas
puncak diukur seperti menghitung luas segitiga yaitu :

Rumus tersebut memberikan hasil yang baik jika


kromatogramnya berbentuk lancip. Cara lain
menggunakan rumus :
Analisis Kuantitatif (lanjutan)
Analisis Kuantitatif (lanjutan)
Metode gunting dan timbang
Kromatogram yang telah digambarkan pada kertas
digunting sesuai bentuknya, kemudian guntingan-
guntingan kertas kromatogram ini ditimbang. Berat dari
masing-masing guntingan kromatogram ini akan sebanding
dengan kadar senyawa yang membentuk kromatogram
tersebut.
Jumlah puncak menyatakan jumlah
komponen terdapat dlm campuran
Kuantitas tiap kompenen dpt diukur
dari luas puncak
Makin besar puncak makin besar
kuantitas komponen tsb
Puncak Asimetri
Profil konsentrasi solut yang bermigrasi
akan simetris jika rasio distribusi solut
(D) konstan selama dikisaran konsentrasi
keseluruhan puncak menghasilkan
kurva yang linier

Cs

CM
Kurva akan mengalami perubahan menjadi
asimetris yaitu bentuk puncak berekor
(tailing) dan adanya puncak pendahuluab
(fronting), jika perubahan rasio distribusi
solut kearah yang lebih besar

Cs

CM

Cs

C
Tailing dan fronting tdk dikehendaki krn
memberikan pemisahan yang kurang baik.
Bgm cara menguranginy?....
Adanya puncak yang asimetri dpt
disebabkan krn hal-hal berikut:
Ukuran sampel terlalu besar? Apa yg terjadi?
Interaksi yng kuat antara solut dng fase
diam,apa yg terjadi?
Adanya kontaminasi dalam sampel, apa yng
terjadi?
Menentukan tingkat asimetri puncak
dilakukkan dgn menghitung faktor
asimetri disebut tailing factor (TF)
TF = a/b, jika TF = 1 puncak simetri TF<
1 puncak tailing
Apa yang terjadi jika nilai TF makin
besar?

a b
Teori yang mendasari kromatografi modern
baik tidaknya hasil pemisahan:
Waktu retensi (tR) : Waktu yang
diperlukan suatu komponen masuk kolom
setelah terjadi interaksi antara f.diam dan
f.gerak.
Nilai t0 adalah komponen yg tdk
berinteraksi dg f.diam, spt waktu pelarut.
T0 tdk dianggap sbg komponen campuran
yg sdang dipisahkan.
L
tR

Kapasitas (k) : suatu ukuran kekuatan
interaksi suatu komponen dgn f.diam,

t R t 0 ns Vs
k' K
t0 nm Vm

Jika nilak k tinggi, makin kuat interaksi


komponen dgn f.diam dan sebaliknya
Selektivitas (): perbandingan faktor
kapasitas dua komponen campuran
k '2

k '1
Jika nilai = 1 , senyawa 1 dan 2 tdk dapat
dipisahkan, keluar kolom bersama
Jika >1, senyawa 1 lebih cepat keluar dr
senyawa2
Nilai besar baik pemisahan
Effisiensi : tingkat efisiensi st pemisahan
didasarkan pada puncak yang dihasilkan
Makin lebar puncak pemisahan tdk efisien
Efisiensi dpt dijelaskan dengan teori plat (N)
Jumlah plat teori (N)
2
4t R
N
W W= lebar`alas (menit)

Pemisahan baik jika N besar, mk W kecil


Cara memperbesar N:
Memperpanjang kolom, N panjang kolom
Memperbesar n untuk setiap satuan panjang
kolom (H) 2
L L W
H
N 16 t R

Ket: H = High ekuivalen theorytical plate (HETP)


Resolusi (R): Derajat pemisahan dua
komponen campuran. Tingkat
pemisahan berupa angka
t R 2 t R1
R 2
W1 W2
R tR (selisih puncak lebar) R besar
W kecil (pucaka kecil) R besar
Gambar : macam puncak berdasar
resolusi
Besar tR dan W dipengaruhi oleh jenis zat
yg dialirkan oleh fase gerak
Memperbesar nilai R:
Memperbesar selisih tR2 dan tR1
Memperkecil W
Bagaimana caranya????
Memperbesar selisih tR1 dan tR2
Meningkatkan panjang kolom (L) pemisahan
lama
Meningkatkan jumlah fase diam komponen
lebih lama ditahan f.diam
Memperbaiki faktor pemisahan
Menurunkan temperatur kolom
Memilih dan menggunakan f.diam dan f.gerak yg
berbeda
Langkah memperkecil W
Menggunakan kolom dengan f.diam yg seragam
(menyusun f diam dan kolom lebih sempurna,
menggunakan partikel lebih kecil)
Memilih kecepatan alir f.gerak yg optimum
(memperkecil H)
Memperkecil ukuran sampel (
Memperkecil adanya dad space ( udara dlm f.diam dgn
cara mengalirkan f. diam sblm injeksi sampel)
Memperkecil diameter kolom shg puncak tajam (W
kecil)
Soal
Suatu metode kromatografi gas untuk
pemisahan campuran sikloheksana, t-
butanol dan benzen menggunakan
kolom kapiler memberikan data sbb:

Paremeter Sikloheksan t-butanol Benzen

tR 3 menit 20 detik 3 menit 30 detik 3 menit 45 detik

Wb 8 detik 9 detik 11 detik


Hitunglah
a. bilangan lempeng (N)
b. Tinggi lempeng teoritis (H)
c. Resolusi antara 2 pasang solut yg
berdekatan
Gambar diatas adalah profil kromatogram HPLC
campuran senyawa yang dihasilkan melalui
pengukuran dengan 25 cm kolom c-18 dan Fasa
gerak yang digunakan campuran air dan metanol
(35:65) dengan sistem gradien, kecepatan alir 1
ml/menit. dideteksi dengan detektor UV pada
panjang gelombang 282 nm. Dari informasi
gambar dan tersebut hitung:
1. Berapa komponen yg terdapat dlm campuran?
2. Hitung nilai faktor kapasitas masing2 puncak
3. Hitung harga selektivitas dua puncak yg
berdekatan
4. Harga teori plate (N) dan HETP masing2 puncak
5. Hitung haga resolusi pemisahan
Teori pemisahan
Pemisahan yang terjadi dalam sistem selalu
mengalami keseimbangan yang dinamis,
baik pemisahan tersebut karena peristiwa
adsorbsi partisi, penukaran ion, permiasi,
maupun cara afinitas.

57
a. Retensi (Tambat)
Sifat tambat suatu analit menggambarkan jenis
distribusi analit diantara fase gerak dan fase diam.
Volume dari fase gerak yang diperlukan untuk
membawa analit dari permulaan sampai akhir elusi
(sampai pada detektor, untuk kromatografi gas dan
kromatografi cair) lewat fase diam baik dalam
kolom atau lempeng tipis dinamakan volume
tambat.
Retensi ini dinyatakan sebagai VR (volume tambat)
atau tR (waktu tambat), kedua istilah itu berlaku
untuk kromatografi gas dan kromatografi cair
kinerja tinggi (KCKT).

58
Contoh:

59
Sedangkan Rf (=retenstion faktor atau rasio
waktu tambat dari pelarut dan linarut), juga
disebut retardation factor yang umumnnya
digunakn untuk KLT dan kromatografi kertas:
Maka dalam kromatografi kolom dirumuskan
sebagai berikut :
VR = tR.Ft Ft - kecepatan
alir rase gerak tiap satuan waktu dan Ft dapat
dihitung atas dasar:
(dc)2 L Vcol(tot)
Ft= X(tot)X = (5.1)
4 tm tm
d = garis tengah kolom dalam keadaan kosong
( = porositas, L/tm = kecepatan rata-rata
L = panjang kolom. V= volume kolom seluruhnya
60
Arti porositas

61
Porositas merupakan rasio antara volume total fase
diam dengan volume kolom.
Untuk pengepakan yang rapat porositas antara 0,35
- 0,45, sedang porositas yang kurang rapat antara
0,70 - 0,90.
Makin besar harga rasio tersebut tempat kosong
dalam kolom akan makin besar sehingga akan
menurunkan kapasitas dan efisiensi.
Tetapi pada kolom kapiler terutama pada
kromatografi gas cair, harga porositas tidak ada,
karena fase diam menempel pada dinding kapiler
bagian dalam.
62
Kecepatan rata-rata fase gerak dalam kolom dapat
dinyatakan sama dengan kecepatan linier,yang
harganya dirumuskan:
Vt (Voltotal)
= (6.1)
V d (Vol. fase diam)
=L/tm (7.1)
Gambar slide 32 menunjukkan beberapa parameter, tm
waktu yang diperlukan fase gerak untuk keluar dari
kolom.
Sedangkan tR1 dan tR2 menyatakan waktu yang
diperlukan sampel 1 dan 2 untuk melewati kolom.
Makin besar selisih tR2 dengan tR2 , kedua puncak
akan makin jelas pemisahannya.

63
Kejadian seperti itu adalah tujuan utama untuk
pemisahan sekaligus analisis yang menggunakan
kromatografi,
Pelarut atau fase gerak yang tidak ditahan oleh fase
diam dan dinyatakan dengan waktu tm , pada waktu
itu tidak ada linarut yang telah terdusi sehingga Vm
= Vo, harga ini disebut juga dead space ruang mati
yang tak berfungsi, maka bila dihitung harga
sesungguhnya:VR -Vo -VR 'atau tR=tm-tR (8.1)
Dalam kromatografi lapis tipis parameter seperti
tersebut tidak diketemukan, sehingga hanya
berlaku bagi kromatograti gas, kromatografi kolom,
dan KCKT
64
Pada kromatografi gas fase gerak yang berupa gas
harus dinyatakan tekanan dan suhunya, karena
kenyataannya kecepatan alir gas pada pennulaan
kolom atau inlet lebih besar dari kecepatan pada
akir kolom atau outlet.
Maka dari itu kecepatan tersebut secara bertahap
mengalami penurunan yang digunakan faktor:
sebagai koreksi:
3{(Pt/P0 )2 -1}
j = (9-1)
2{(Pt/P0)3-l}
P, adalah tekanan pada suhu t atau inlet pada
kolom, dan P0 tckanan pada suhu (kamar), atau
outlet. 65
b. Tetapan Partisi
Bila analit dimasukkan dalam sistem
kromatografi, maka analit akan segera menebar
kebagian-bagian fase diam maupun fase gerak.
Pada saat fase gerak berhenti. analit akan terbagi
kedalam dua fase yang mempunyai perbandingan
tertentu, diberi istilah tetapan partisi
termodinamik, dengan rumus:
K = Cs /Cm
Cs merupakan kadar analit dalam fase diam dan
Cm kadar analit dalam fase gerak. Harga ini akan
tergantung kekuatan interaksi antara analit dengan
fase diam dan analit dengan fase gerak

66
. Untuk puncak yang semitris maka linarut akan
terbagi secara teratur ke dalam VR, atau terelusi
dan sebagian tersisa dalam fase diam karena itu
dirumuskan:
Cm = VfflCm + VsCs Atau: (11.1)
VR = Vm Cm / Cm + Vs.Cs/ Cm menjadi
VR = Vm + K. Vs atauVR-Vm=KVs (12.1)
Dalam persamaan ini terlihat bahwa volume
retensi (VR) sangat bergantung pada ruang
kosong (Vm), tetapan partisi (K), dan kemampuan
fase diam melarutkan linarut (Vs).
Bila persamaan tersebut diterapkan pada
peristiwa adsorbsi misalnya maka Vs dapat
diganti As
67
3. Rasio Partisi
Istilah diatas lebih dikenal dengan nama kapsitas atau
k1, bilangan ini menyatakan kuantitas rasio kemam
puan fase menampung linarut yang sangat penting
dalam kromatografi kolom
Sesuai dengan definisi maka harga tersebut merupa
kan perbandingan jumlah molekul linarut dalam
fase diam dengan jumlah molekul linarut dalam
fase gerak, yang dirumuskan:
k' = (Cs Vs)/(CmVin)
Simbul perbandingan volume V/Vm dinyatakan
dengan , sehingga
k=K/ 68
Bila suatu analit tidak mengalami tambatan
(penahanan dalam fase diam maka tak ada
tambahan waktu, dan k'=0, karena itu k' dapat pula
dirumuskan sebagi berikut:

k=(tR-tm)/tm
k= tR/ tm tm/tm
tR/tm = k +1 atau tR = tm(k +1)
atau: tR = L/u(l+k')
waktu tambat sangat erat kaitannya dengan kecepatan
gerak elusi (), panjang kolom (L), dan kapasitas
fese k.
69
4. Tambat Relatif (Snyder & KirkJand, 1979)
Tambat relatif merupakan rasio tambat antara dua
linarut yang berbeda setelah dielusi atau dapat
dinyatakan dalam beberapa paramter:
k2 K2 vr.2 t'R.2
= = = =
k'1 Kt VR1 tR-1
Berarti kedua puncak analit tersebut dapat terpisah
dengan baik . Keadaan tersebut menggambarkan
kemampuan fase membedakan analit 1 dan 2.

70
Maka dikenal sebagai harga selektivitasnya
fase. Atau Selektivitas ini merupakan faktor
yang berpengaruh pada daya pisah romatografi.
Keadaan tersebut menggambarkan kemampuan
fase membedakan linarut 1 dan linarut 2.

71
5. Efisiensi Kolom
Efisiensi kolom sangat dipengruhi oleh berbagai
faktor, terutama koefisien distribusi yang ajek dan
tidak dipengaruhi oleh kadar analit,
Dengan demikian hasil elusi bila digambarkan dalam
kurva akan didapat puncak yang semitris
Karena elusi fase gerak terhadap analit pada mulanya
hanya sedikit membawa analit, yang makin lama
makin besar setelah mencapai maksimun akan turun
lagi sampai fase gerak bebas analit.
Bentuk puncak tergantung akan hubungan analit
dan fase gerak, kalau analit mudah terbawa fase gerak
maka didapat puncak yang ramping.
72
Sebaliknya bila linarut lebih banyak terikat oleh
fase diam akan didapat puncak yang melebar. Pola
tersebut (gambar 5) adalah puncak yang normal.
Pada gambar 5a garis yang ditarik dari puncak
sampai memotong dasar pada titik 0, kekanan
sampai angka +3, sama besarnya kekiri sampai
angka -3, mempunyai harga sama atau semitris.
Bandingkan dengan gambar 5b. Dari data parameter
tersebut dapat didiskusikan berbagai hal.
Seperti Efisiensi Kolom, lempeng teoritis,puncak
semitris dan tidak semitris,(pelebaran puncak)
dengan segala faktornya.

73
Lanjutan Efisiensi Kolom
a. Jumlah lempeng dan tinggi lempeng
teoritis
Dalam kromatografi, ciri yang penting adalah
efisinsinya yang dapat dihitung tetapi tanpa
dimensi.
Parameter tersebut dinamakan lempeng efektif
atau effective plates number atau - Neff
Bilangan tersebut menyatakan: jumlah peristiwa
partisi yang dialami oleh linarut pada setiap
saat yang dibawa fase gerak dari masuknya
linarut atau inlet, sampai keluar kolom atau
outlet.
Jumlah lempeng efektif tersebut dirumuskan
sebagai berikut: 74
L= panjang kolom, H= (HETP), atau High
Efficiency Theoritical Plates, tR, waktu retensi.
= lebar alas dari puncak, ( menit atau detik)
Karena lebar dasar Wb, sama dengan 4 (gambar
2), maka rumus 18 menjadi

Pengukuran lebar puncak pada setengah tinggi pada


setengah tinggi bagi puncak yang tidak semetris
akan mengalami kesulitan.
75
Pelebaran puncak

Sebab sering terjadinya ekor atau tailing dan puncak


pendahulu yang dinamakan leading atau fronting,
akan sulit menggunakan garis dasarnya.
Tinggi lempeng yang dinyatakan dengan H
sebenarnya dari istilah high efficiency of theoritical
plates = HETP.
Harganya selalu lebih kecil dari pada 1, karena
sebenarnya merupakan panjang kolom L dibagi
Hdengan Jumlah lempeng teoritis
= L/Neff
76
HPLC atau biasa disebut kromatografi cair
kinerja tinggi adalah alat yang
dikembangkan sesuai dengan kromatografi
cair khususnya pada kromatografi kolom.
Prinsip dari HPLC ini adalah dinamika dan
migrasi dengan meggunakan dua fasa.
HPLC biasanya digunakan untuk senyawa
untuk yang berberat molekul tinggi dan
tidak menguap,dimana penyerapan semakin
baik jika molekul berada pada bentuk
terkecil sehingga pemisahan semakin baik.
Beberapa keunggulan HPLC dibanding alat lain:
HPLC dilengkapi dengan adanya pompa. Pompa
ini menghasilkan tekanan sekitar 400 atm untuk
mengalirkan eluen dengan tekanan tinggi dan
konstan sehingga memperingan kerja kolom dan
juga pemisahansehingga waktu lebih sedikit. pada
pompa dikenal dua system dalam teknik
pemisahan yaitu isokratik dan gradient,namun
gradient lebih berisifat akurat karena masing-
masing pompa mengatur laju alir larutan yang
berbeda.

HPLC memiliki keunggulan kolom. Dimana kolom HPLC ini
lebih pendek dan lebih kecil dibanding GC misalnya.
Diameter untuk internal kolom HPLC 4.6 mm sehingga
dapat memberikan permukaan kontak yang lebih luas diman
mempengaruhi sempurnanya pemisahan yang semakin baik.
Dan panjang kolom HPLC adalah 150-250 mm. dan yang
perlu diingat adalah kolom HPLC dapat digunakan kembali
dengan cara direnerasi dengan mencucinya hingga bersih
dengan pelarut yang sesuai.
HPLC mempunyai detector yang amat sangat sensitive dan
peka. HPLC memiliki beberapa detector misalnya:
Detector ultraviolet
Detector fluorometrik
Detector elektrokimia
Waktu retensi
Waktu yang dibutu8hkan senyawa untuk melalui
kolom hingga ke detector disebut waktu retensi yang
diukur berdasarkan waktu dimana sampel
diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian
puncak yang maksimum dari senyawa itu.biasanya
dipengaruhi oleh :
Tekanan yang digunakan
Kondisi dari fase diam
Komposisi pelarut yang tepat
Temperature kolom
Fasa gerak dalam HPLC memegang peranan penting
karena sangat akan mempengaruhi kepada
pemisahan,jadi ada beberapa criteria yang harus
dipenuhi fasa gerak :

Murni,tidak ada pengotor


Sesuai dengan detector dan sampel
Tidak bereaksi dengan wadah
Harga murah dan mudah mendapatkannya

Anda mungkin juga menyukai