Anda di halaman 1dari 42

METODE KROMATOGRAFI

KROMATOGRAFI GAS
( ELECTRON CAPTURE DETECTOR)

KELOMPOK 5
SUCI NURFIANTI (1410412029)
FEBBY ALVIONITA (1510411027)
MAINISA SUTI (1510411029)
KUNTUM SUCI MAWARNI (1510412017)
SELVI ANASHA (1510412040)
KROMATOGRAFI
• Kromatografi adalah cara pemisahan
campuran yang didasarkan atas perbedaan
distribusi dari komponen campuran tersebut
antara dua fase, yaitu fase diam (stationary)
dan fase bergerak (mobile).
KROMATOGRAFI GAS
• Kromatografi gas merupakan
metode kromatografi pertama
yang dikembangkan pada
zaman instrumen dan
elektronika.
• Kromatografi gas adalah
teknik untuk memisahkan
senyawa atsiri dalam fase gas
melalui fase diam.
Kromatografi gas
(Berdasarkan fase diam)

Gas-padat Gas-cair
(adsorbsi) (partisi)
Prinsip
• Teknik pemisahan dimana analit yang mudah
menguap dan stabil terhadap panas
bermigrasi melalui kolom yang mengandung
fase diam dengan kecepatan yang tergantung
pada rasio distribusinya.
• Pada umumnya analit akan terelusi
berdasarkan pada peningkatan titik didihnya
dan affinitasnya terhadap fase diam
Syarat cuplikan :
• Mudah menguap (volatil)
• Stabil terhadap panas
• Tidak terdekomposisi pada suhu tinggi
• Syarat gas sebagai fase gerak :
• Lembam
• Koefisien difusi gas rendah
• Kemurnian tinggi
• Mudah didapat dan murah
• Cocok dengan detektor yang dipakai

• Contoh gas pembawa : N2, He, H2, Ar, dll


Faktor yang Mempengaruhi Resolusi
Kromatografi Gas
Resolusi merupakan ukuran apakah suatu senyawa
terpisah secara baik atau tidak dengan senyawa lain.
Resolusi pada kromatografi gas ditentukan oleh dua
faktor, yaitu :

1. Efisiensi Kolom (menentukan pelebaran puncak


kromatogram)

2. Efisiensi Pelarut (menentukan posisi puncak


kromatogram)
Efisiensi kolom diukur dari jumlah theoretical
plate atau harga HETP, dimana HETP adalah
panjang kolom yang dibutuhkan untuk
tercapainya keseimbangan dari komponen
sampel antara fase gerak dan fase diam.
Faktor Yang Mempengaruhi Efisiensi
Kolom
Diameter
Flow rate Carrier gas
partikel

Tipe Fase Konsentrasi


Tekanan
Diam Fase Diam

Diameter
Temperatur
kolom
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan Kekurangan

• Proses analisisnya cepat • Terbatas pada sampel-


• Efisien, resolusinya sampel yang mudah
tinggi. menguap.
• Sensitif, dapat • Tidak sesuai untuk
mendeteksi ppm bahkan sampel yang termolabil.
ppb • Cukup sulit untuk
• Akurasi yang tinggi. preparasi sampel dalam
• Sampel dalam jumlah jumlah besar.
kecil, umumnya dalam
μl.
• Handal dan relatif
sederhana
CARA KERJA GC
sampel berubah
Gas pembawa Sampel dimasukkan menjadi gas
dialirkan dalam injektor
(ada pemanasan)

Pada kolom
campuran zat
Dideteksi oleh Sampel mengalir ke
penyusun
detektor kolom
mengalami
pemisahan

Pengiriman signal
ke recorder setelah
kromatogram
mengalami
amplifikasi.
Cara Kerja
• Gas pembawa dialirkan dari tangki bertekanan tinggi melalui alat pengatur
tekanan yang dapat menentukan kecepatan aliran gas pembawa yang
akan mengalir ke komponen yang lain.
• Sampel dimasukkan dalam injektor yang dipanaskan agar sampel berubah
menjadi gas dan mengalir ke dalam kolom.
• Pada kolom campuran zat penyusun mengalami pemisahan proses partisi
pada fase cair melalui detekor yang mengirimkan signal ke recorder
setelah mengalami amplifikasi.
• Bila sampel berupa cairan dapat dimasukkan dengan syringe, bila berupa
gas melalui katup.
• Sampel masuk kedalam injektor mengalir dengan gas pembawa masuk
kedalam kolom.
Gas
pengangkut

Rekorder Tempat
injeksi

PERALATAN

Detektor Kolom
Oven kolom
GAS PENGANGKUT
• Pemilihan gas pengangkut atau pembawa
ditentukan oleh detektor yang digunakan.
• Gas pengangkut harus memenuhi persyaratan:
– Harus inert (tidak bereaksi dengan cuplikan,
cuplikan-pelarut, dan material dalam kolom)
– Murni dan mudah diperoleh, serta murah.
– Sesuai/cocok untuk detektor.
TEMPAT INJEKSI ( INJECTION PORT)
• Dalam kebanyakan alat, suhu
dari tempat injeksi diatur sekitar
50°C lebih tinggi dari titik didih
campuran dari cuplikan
• Biasanya jumlah cuplikan yang
diinjeksikan ialah 0,5 -50 ml
untuk gas dan 0,2 - 20 ml untuk
cairan
KOLOM
• Ada dua jenis kolom yang digunakan dalam GC yaitu
kolom kemas dan kolom kapiler.
• Kolom kemas berupa tabung yang terbuat dari gelas
atau steinstless berisi suatu padatan inert dan memiliki
ukuran panjang 1,5-10 m dan diameter 2,2 - 4 nm.
• Kolom kapiler biasanya terbuat dari silica dengan lapisan
poliamida dan memiliki ukuran panjang 20-26 m dengan
diameter yang sangat kecil
OVEN
• Kolom terletak didalam sebuah oven dalam
instrumen.
• Suhu oven harus diatur dan sedikit dibawah
titik didih sampel.
• Jika suhu diset terlalu tinggi, cairan fase diam
bisa teruapkan, juga sedikit sampel akan larut
pada suhu tinggi dan bisa mengalir terlalu
cepat dalam kolom sehingga menjadi terpisah.
DETEKTOR
• Detektor berfungsi sebagai pendeteksi
komponen-komponen yang telah dipisahkan
dari kolom secara terus-menerus, cepat,
akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang
lebih tinggi.
• Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul
dari senyawa organik menjadi arus listrik
kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke
rekorder untuk menghasilkan kromatogram.
REKORDER
• Rekorder berfungsi sebagai pembacaan sinyal
dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram.
• Dari kromatogram yang diperoleh dapat
dilakukan analisis kualitatif dan kuantitatif.
• Hasil rekorder adalah sebuah kromatogram
berbentuk pik-pik dengan pola yang sesuai
dengan kondisi sampel dan jenis detektor
yang digunakan.
Detektor penangkap elektron

(Electron Capture Detector - ECD)


Detektor
• Detektor merupakan perangkat yang diletakkan pada
ujung kolom tempat keluar fase gerak yang
membawa komponen hasil pemisahan.
• Detektor ini berfungsi mengubah sinyal gas
pembawa dan komponen di dalamnya menjadi sinyal
elektronik, dimana sinyal elektronik ini berguna
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap
komponen-komponen yang terpisah di antara fase
diam dan fase gerak.
GAS DAN DETEKTOR
Detektor Gas Gas Gas
Pembawa Pembakar Pendukung
1. TCD He/Ar/N2/H2 __ _____
2. FID He/N2 H2 Udara

3. FTD He/N2 H2 Udara

4. FPD He/N2 H2 Udara

5. ECD N2 __ _____
GAS DAN TEKANAN

Tipe Gas Tekanan Gas yang dibutuhkan


1. Gas Pembawa 7 kg/cm2 atau lebih tinggi
2. Gas Pembakar 2 kg/cm2 atau lebih tinggi
3. Gas Pendukung 2 kg/cm2 atau lebih tinggi
Macam-macam Detektor
Jenis detektor Sifat Jenis sampel Batas Batas terkecil
linearitas pendeteksian
Daya hantar Non- Senyawa umum 104 10-5 g/ml
panas (TCD) destruktif
Ionisasi nyala Destruktif Senyawa organik 107 2 x 10-11 g/ml
(FID)
Fotometrik nyala Destruktif Senyawa sulfur dan 103 2 x 10-12 g/ml
(FPD) fosfor organik
Termionik nyala Destruktif Senyawa nitrogen 103 2 x 10-10 g/ml
(FTD) dan fosfor organik
Penangkap Destruktif Senyawa dengan 5 x 102 10-13 g/ml
elektron (ECD) sifat elektronegatif,
seperti halogen
organik
Mass Sesuai untuk 10-11 g/ml
Spektrometer senyawa apapun
(MS)
SISTEM DETEKSI
( DETEKTOR)
Detektor Senyawa yang Jumlah
terdeteksi minimum
TCD Semua senyawa kecuali gas 10 ppm (10 ng)
pembawa
FID Senyawa organik 0,1 ppm (0,1 ng)

ECD Senyawa halogen/logam 0,1 ppb (0,1 pg)


organik
FTD Senyawa nitrogen/fosfor 1 ppb (1 pg)/
organik 0,1 ppb (0,1 pg)
FPD Senyawa sulfur/fosfor organik 10 ppb (10 ng)/
50 ppb (50 pg)
ELECTRON CAPTURE DETECTOR
(ECD)
• Electron Capture Detector (ECD) adalah detektor
khusus untuk mendeteksi persenyawaan yang
memiliki gugus fungsi elektronegatif (halogen, kuinon,
nitro)
• Digunakan dalam bidang lingkungan, forensik, dan
farmasi serta pertanian (pestisida).
• Dalam ECD, ketika molekul tertentu melewati detektor,
molekul itu menangkap sebagian elektron dan
menurunkan arus yang diukur. Peristiwa pengurangan
elektron ini terekam sebagai puncak positif.
PRINSIP ECD

• Nitrogen sebagai gas pembawa mengalir


melalui detektor dan terionisasi oleh sumber
elektron biasanya tritium yang teradsorbsi
pada Titanium atau Scandium (TiH3, ScH3) atau
Nickel 63 (Ni63).
• Nitrogen terionisasi akan membentuk arus
antar elektroda-elektroda.
• Analit tertentu masuk ke detektor akan
bereaksi dengan elektron-elektron untuk
membentuk ion negatif.
• R- X + e → R- X –
• Pada saat ini terjadi, arus akan berkurang
sebagai respon negatif. Detektor akan
sangat sensitif terhadap molekul yang
mengandung atom-atom elektronegatif ( N,
O, S, F, Cl)
ELECTRON CAPTURE DETECTOR (ECD)

Sensitif terhadap senyawa-


senyawa halogen organik.
Biasanya untuk analisis
pestisida organoklorin
Aplikasi ECD
ECD banyak diaplikasikan untuk analisis
senyawaan pestisida.
 ECD juga diaplikasikan untuk mendeteksi
senyawa halogen/logam organik
ANALISIS ARTIKEL ILMIAH
Pengembangan Metoda GC-ECD untuk
Mengukur N2O
Tujuan : Untuk mengembangkan metoda GC-ECD dalam mengukur
N2O dengan memodifikasi gas N2 dengan CO2 sebagai eluen
Metoda : - GC-ECD DN
- GC-ECD DN-CO2
Pembahasan
A. Pengaruh modifikasi gas CO2 terhadap sinyal N2O pada ECD
• Pada percobaan ini digunakan eluen yaitu modifikasi gas CO2 (979 x 106
mol/mol CO2 dalam N2) dan standar gas N2O (358 x 10-6 mol/mol dalam
udara).

• Dari hasil yang didapat diketahui bahwa sinyal N2O semakin besar ketika
laju alir CO2 meningkat dari 0 sampai 8 mL/min dan tetap stabil apabila
laju alir CO2 melebihi 8 mL/min. Diketahui bahwa puncak sinyal N2O
dengan menggunakan metoda DN- CO2 lebih bagus daripada metoda DN-N2
B. Pengaruh temperatur modifikasi gas CO2 terhadap sinyal N2O pada ECD

• Pada percobaan ini digunakan eluen yaitu modifikasi gas CO2 (979 x 10-6
mol/mol CO2 dalam N2) dengan laju alir 8mL/min dan standar gas N2O
(358 x 10-6 mol/mol dalam udara). Dilakukan pengujian pada suhu ECD
yang bervariasi.
• Dari hasil yang didapat diketahui bahwa sinyal N2O semakin besar ketika
temperatur pada ECD semakin meningkat.
C. Pengaruh temperatur modifikasi gas CO2 terhadap sinyal N2O pada ECD

• Pada percobaan ini dilakukan percobaan pengaruh CO2 pada pengukuran


N2O. Sampel gas disiapkan dengan mencampurkan CO2 dan N2O pada N2
murni dengan range konsentrasinya yaitu 172,2 x 10-6 – 1722 x 10-6
mol/mol untuk CO2 dan 351 x 10-9 – 357,3 x 10-9 untuk N2O.

• Dari hasil yang didapat diketahui bahwa dengan membandingkan dengan


konsentrasi N2O sebenarnya bahwa pengukuran N2O dengan metoda DN
menghasilkan nilai yang jauh ketika konsentrasi CO2 berada dibawah dan
diatas 500 x 10-6 mol/mol. Ini dapat disimpulkan bahwa CO2 berpengaruh
terhadap pengukuran N2O dengan metoda DN .

• Untuk hasil pengukuran N2O dengan metoda DN- CO2 didapatkan bahwa
nilai konsentrasi N2O secara percobaan mendekati nilai konsentrasi N2O
sebenarnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh CO2 terhadap
pengukuran N2O dengan metoda DN- CO2 dapat diabaikan.
Kesimpulan
• Dari penilitian yang telah dilakukan disimpulkan
bahwa pengukuran N2O dengan menggunakan
metoda DN-CO2 menghasilkan elusi yang baik
dimana pengaruh dari CO2 dapat diabaikan
sedangkan dengan menggunakan metoda DN, CO2
dapat berpengaruh dengan pengukuran N2O, hal
ini dikarenakan ketika pengukuran N2O dengan
metoda DN ada CO2 yang ikut terelusi sehingga
terdeteksi oleh ECD.

Anda mungkin juga menyukai