Anda di halaman 1dari 55

KROMATOGRAFI GAS

TIM DOSEN FFS UHAMKA


2021
Kompetensi yang dicapai :
Mahasiswa mampu menjelaskan :
prinsip kerja,
system peralatan,
cara penanganan sampel dan
interpretasi hasil analisis menggunakan
Kromatografi Gas

Almawati Situmorang 2
Almawati Situmorang 3
Instrumentasi

Almawati Situmorang 4
Gas Chromatography
Filters/Traps Data system
H

RESET

Regulators Syringe/Sampler

Inlets

Detectors • gas system


Gas Carrier
Hydrogen

• inlet
Air

Column
• column
• detector
• data system

Almawati Situmorang 5
Instrumentasi

Almawati Situmorang 6
Almawati Situmorang 7
Almawati Situmorang 8
Prinsip Kerja
• Gas dalam silinder baja bertekanan tinggi dialirkan
melalui kolom yang berisi fasa diam.
• Cuplikan yang berisi campuran yang akan dipisahkan
disuntikkan ke dalam aliran gas tersebut.
• Kemudian cuplikan dibawa oleh gas ke dalam kolom
dan didalam kolom terjadi proses pemisahan.
• Komponen-komponen campuran yang telah
terpisahkan satu persatu meninggalkan kolom. Suatu
detektor diletakkan di ujung kolom untuk mendeteks
jenis maupun jumlah tiap komponen dalam campuran.
• Hasil pendektesian direkam dengan rekorder dan
dinamakan kromatogram yang terdiri dari beberapa
peak.
• Jumlah peak yang dihasilkan menyatakan jumlah
senyawa yang terdapat dalam campuran.
Jenis – Jenis GC
1. Kromatografi gas-cair
(Liquid-Gas Chromatography)
Fase diam : Zat Cair
Fase gerak : Gas
Prinsip : Partisi

2. Kromatografi gas-padat
(Solid-Gas Chromatography)
Fase diam : Zat padat
Fase gerak : Gas
Prinsip : Adsorpsi
Kelebihan kromatografi gas cair
- Efisien, serba guna, cepat, dan
peka
- Cuplikan dengan ukuran beberapa
mikrogram sampai dengan ukuran
10-15 gram masih dapat dideteksi

Kekurangan kromatografi gas cair


Komponen cuplikan harus mempunyai
tekanan beberapa torr pada suhu
kolom
Kelebihan kromatografi gas padat
- Adsorben lebih stabil
- Selektivitas GSC biasanya lebih besar
dibandingkan GLC
- GSC juga sesuai untuk pemisahan gas-
gas inorganik dan hidrokarbon
- Dapat menggunakan detektor dengan
selektivitas tinggi

Kekurangan kromatografi gas padat


- Pilihan fase diam (adsorben) terbatas
Gas Pembawa/ Fase Gerak

Gas pembawa/ fase gerak


umumnya adalah Helium,
hidrogen dan atau Nitrogen,
aliran gas diatur kecepatannya
dalam satuan ml/menit.

Fase gerak umumnya terdiri


dari
1. Nitrogen
2. Hidrogen
3. Udara Tekan
Diagram alir kromatografi gas-cair

Almawati Situmorang 14
Preparasi Sampel
• Sampel dapat berupa
senyawa murni
• Sampel dipreparasi
dalam bentuk larutan

Almawati Situmorang 15
Sejumlah kecil sampel yang akan dianalisis
diinjeksikan pada mesin menggunakan
syringe/spuit kecil.

Syringe menembus lempengan karet tebal


(Lempengan karet ini disebut septum) yang
mana akan mengubah bentuknya kembali
secara otomatis ketika syringe ditarik keluar
dari lempengan karet tersebut.

Almawati Situmorang 16
Septum

Almawati Situmorang 17
Injector dan injector port

Almawati Situmorang 18
 Injektor berada dalam oven yang mana
temperaturnya dapat dikontrol.

 Oven tersebut cukup panas sehingga


sampel dapat mendidih dan diangkut ke
kolom oleh gas pembawa misalnya
helium atau gas lainnya.

Almawati Situmorang 19
Fase Diam
Pemilihan fase diam sesuai dgn polaritas sampel.
Sebagai contoh Carbowax 20M (PEG) yg bersifat
polar dapat digunakan untuk pemisahan senyawa
yg memiliki gugus hidroksi atau polihidroksi.

Kriteria pemilihan fase diam:


1.Tidak boleh menguap pada suhu percobaan
(titik didih tinggi)
1.Stabil pada pemanasan
2.Memiliki kelarutan yang cukup

Contoh:
SE-30 (methyl silicone)  Non polar
Carbowax 20M (PEG)  Polar
OV-17 (methyl phenyl silicone)  Semi polar
Kolom
Ada dua tipe utama kolom dalam kromatografi gas, yaitu:
1. Packed column, adalah tube panjang dan tipis berisi
material padatan.
Dengan panjang 1 sampai 4 meter dan diameter dalam
lebih kurang 2,2 mm
2. Capillary GC Column, berisi polysiloxane, polyethylene
glycol, atau polyester polymers yang di lapiskan pada
permukaan dalam kolom.
Umumnya mempunyai panjang 15 sampai 60 meter
dengan diameter dalamnya 0,25 sampai 0,32 mm.
Almawati Situmorang 21
Kolom…..
 Kolom biasanya dibuat dari baja tak berkarat
dengan panjang antara 1 sampai 100 meter,
dengan diameter internal sampai 4 mm.

 Kolom digulung sehingga dapat disesuaikan


dengan oven yang terkontrol secara termostatis.

 Kolom dipadatkan dengan tanah diatomae, yang


merupakan batu yang sangat berpori. Tanah ini
dilapisis dengan cairan bertitik didih tinggi,
biasanya polimer lilin.

Almawati Situmorang 22
Tipe Kolom

Almawati Situmorang 23
Tipe Kolom

Almawati Situmorang 24
Kolom & Oven

Almawati Situmorang 25
Almawati Situmorang 26
Almawati Situmorang 27
Temperatur kolom
Temperatur kolom dapat bervariasi antara 50 oC
sampai 250 oC. Temperatur kolom lebih rendah
daripada gerbang injeksi pada oven, sehingga
beberapa komponen campuran dapat berkondensasi
pada awal kolom.

Dalam beberapa kasus, seperti yang anda akan lihat


pada bagian bawah, kolom memulai pada temperatur
rendah dan kemudian terus menerus menjadi lebih
panas dibawah pengawasan komputer saat analisis
berlangsung.

Almawati Situmorang 28
Bagaimana pemisahan berlangsung pada
kolom?
Ada tiga hal yang dapat berlangsung pada molekul
tertentu dalam campuran yang diinjeksikan pada
kolom:
Molekul dapat berkondensasi pada fase diam.
Molekul dapat larut dalam cairan pada
permukaan fase diam
Molekul dapat tetap pada fase gas
Dari ketiga kemungkinan itu, tak satupun yang
bersifat permanen
Almawati Situmorang 29
Bagaimana pemisahan .........
Senyawa yang mempunyai titik didih yang lebih
tinggi dari temperatur kolom secara jelas
cenderung akan berkondensasi pada bagian
awal kolom.
Namun, beberapa bagian dari senyawa
tersebut akan menguap kembali dengan jalan
yang sama seperti air yang menguap saat
udara panas, meskipun temperatur dibawah
100oC.
Peluangnya akan berkondensasi lebih sedikit
selama berada di dalam kolom.
Almawati Situmorang 30
Bagaimana pemisahan .........
Injector Detector
Flow of Mobile Phase
T=0

T=10’

T=20’

Most Interaction with Stationary Phase Least


Almawati Situmorang 31
Almawati Situmorang 32
Almawati Situmorang 33
Almawati Situmorang 34
Almawati Situmorang 35
Almawati Situmorang 36
Detektor
Ada beberapa tipe detektor yang biasa
digunakan:
Detektor ionisasi nyala /Flame
ionization detector merupakan detektor
yang umum digunakan
Flame photometric detector

Almawati Situmorang 37
Detektor
Ada 5 jenis detektor yg biasa
digunakan dalam GC:
1.Thermal Conductivity
Detector (TCD)
Bersifat non destruktif, non
selektif, batas terkecil
pendeteksian 10-5 g/ml. TCD

2.Flame Ionization Detector


(FID)
Bersifat destruktif,
mendeteksi semua senyawa
organik, batas terkecil
pendeteksian 2 x 10-11 g/ml.
FID
Detektor
3. Flame Photometric
Detector (FPD)
Bersifat destruktif,
selektif thd seny. sulfur
dan fosfor organik, batas
terkecil pendeteksian 2 x
10-12 g/ml.
FPD
4. Flame Thermionic
Detector (FTD)
Bersifat destruktif,
selektif thd seny. nitrogen
dan fosfor organik, batas
terkecil pendeteksian 2 x FTD
10-10 g/ml.
Detektor
5. Electron Capture Detector
(ECD)
Bersifat destruktif, selektif
terhadap senyawa dengan
sifat elektronegatif (mis:
halogen organik), batas
terkecil pendeteksian 10-13
g/ml.
ECD
Schematic of FID

Almawati Situmorang 41
Almawati Situmorang 42
Detektor ionisasi nyala/Flame ionization detector

Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa


organik merupakan hal yang sangat kompleks.
Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-
elektron dihasilkan dalam nyala.
Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi.
Seluruh detektor ditutup dalam oven yang lebih
panas dibanding dengan temperatur kolom.

Almawati Situmorang 43
Detektor ionisasi ..........
Hal itu menghentikan kondensasi dalam detektor.
Flame ionization detector digunakan untuk
menganalisa senyawa dengan gugus
hydrocarbons (HC) seperti pada methane (CH4),
ethane (C2H6), acetylene (C2H2) dll.

Almawati Situmorang 44
Penerjemahan hasil dari detektor
 Hasil akan direkam sebagai urutan
puncak-puncak; setiap puncak mewakili
satu senyawa dalam campuran yang
melalui detektor.
 Area di bawah puncak sebanding
dengan jumlah setiap senyawa yang telah
melewati detektor, dan area ini dapat
dihitung secara otomatis melalui komputer
yang dihubungkan dengan monitor.
Almawati Situmorang 45
Tipe kromatografi gas dan limit deteksinya

Almawati Situmorang 46
Waktu retensi

Waktu yang digunakan oleh senyawa tertentu


untuk bergerak melalui kolom menuju ke
detektor disebut sebagi waktu retensi.

Waktu ini diukur berdasarkan waktu dari saat


sampel diinjeksikan pada titik dimana
tampilan menunjukkan tinggi puncak
maksimum untuk senyawa itu.

Almawati Situmorang 47
Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda.
Untuk senyawa tertentu, waktu retensi sangat
bervariasi dan bergantung pada:
1. Titik didih senyawa. Senyawa yang mendidih pada
temperatur yang lebih tinggi daripada temperatur
kolom, akan menghabiskan hampir seluruh waktunya
untuk berkondensasi sebagai cairan pada awal kolom.
Dengan demikian, titik didih yang tinggi akan memiliki
waktu retensi yang lama.
2. Kelarutan dalam fase cair. Senyawa yang lebih
mudah larut dalam fase cair, akan mempunyai waktu
lebih singkat untuk dibawa oleh gas pembawa.
Kelarutan yang tinggi dalam fase cair berarti memiiki
waktu retensi yang lama.
Almawati Situmorang 48
waktu retensi .......
3. Temperatur kolom. Temperatur tinggi menyebakan
pergerakan molekul-molekul dalam fase gas; baik karena
molekul-molekul lebih mudah menguap, atau karena energi
atraksi yang tinggi cairan dan oleh karena itu tidak lama
tertambatkan. Temperatur kolom yang tinggi mempersingkat
waktu retensi untuk segala sesuatunya di dalam kolom.

Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan


yang akan anda dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang
lama untuk mendapatkan senyawa karena kondensasi yang
lama pada bagian awal kolom!

Almawati Situmorang 49
Semakin rendah temperatur kolom semakin baik pemisahan
yang akan anda dapatkan, tetapi akan memakan waktu yang
lama untuk mendapatkan senyawa karena kondensasi yang
lama pada bagian awal kolom!

Dengan kata lain, menggunakan temperatur tinggi, segala


sesuatunya akan melalui kolom lebih cepat, tetapi
pemisahannya kurang baik.

Jika segala sesuatunya melalui kolom dalam waktu yang sangat


singkat, tidak akan terdapat jarak antara puncak-puncak dalam
kromatogram.

Almawati Situmorang 50
Pada analisa dengan GC dimulai dengan kolom
dengan suhu yang rendah kemudian perlahan-lahan
secara teratur temperaturnya dinaikkan.
Pada awalnya, senyawa yang menghabiskan lebih
banyak waktunya dalam fase gas akan melalui kolom
secara cepat dan dapat dideteksi.

Dengan adanya sedikit pertambahan temperatur akan


memperjelas pencampuran senyawa.

Peningkatan temperatur masih dapat


lebih`pencampuran` molekul-molekul fase diam
melalui kolom.
Almawati Situmorang 51
Keuntungan Kromatografi Gas, antara lain:
1. Aliran fase gerak gas kecepatannya dapat
dikontrol
2. Pencampuran uap sampel kedalam aliran
fase mobil mudah
3. Pemisahan fisik di dalam kolom, jenis,
panjang dan temperaturnya dapat diatur
4. Banyak macam detektor yang dapat
dipakai
5. Dapat digabungkan dengan instrumen
lain

Almawati Situmorang 52
Almawati Situmorang 53
Referensi :
1. David G Watson, 2009, Analisis Farmasi,
EGC, hal 227 -309

Almawati Situmorang 54
Terima
kasih

Almawati Situmorang 55

Anda mungkin juga menyukai