Anda di halaman 1dari 26

KROMATOGRAFI GAS

Definisi
• Merupakan salah satu cara pemisahan sekaligus
analisis senyawa-senyawa organik maupun
anorganik yang bersifat termostabil dan mudah
menguap dalam fase gas melalui fase diam

• Kromatografi gas dapat digabungkan dengan


spektrometer masa untuk (GC-MS) untuk
menganalisis Bobot Molekul
Fungsi
• Untuk pengujian kemurnian senyawa
• Pemisahan komponen berbeda dalam suatu
campuran
• Dapat digunakan untuk identifikasi senyawa
Syarat
• Mempunyai sifat yang mudah menguap
• Stabil terhadap panas
Bagian dasar kromatografi gas :
1. Sistem gas pembawa
2. Sistem pemasukan cuplikan
3. Sistem pemanasan kolom
4. Kolom
5. Sistem deteksi
6. Sistem pengolah data
• Pemisahan dalam kromatografi gas harus
diketahui terlebih dahulu sifat-sifat kimia
fisika dari senyawa yang dianalisis
• Sifat fisika kimia akan digunakan untuk
menentukan penggunaan fase diam, suhu
kolom, suhu tempat injeksi, suhu detektor
dan detektor yang digunakan
Fase Diam (Kolom)
• Ada 2 tipe :
• 1. Kolom dikepak
• Merupakan pipa yang terbuat dari baja tahan
karat, nikel atau gelas agar tidak terjadi interaksi
• Diameter 1,6 – 9,5 mm. Panjang 90 – 300 cm
• 2. Kolom kapiler terbuka
• Dibuat dari peleburan silika murni sehingga
tidak mudah patah
• Diameter sekitar 1mm atau kurang
Fase Diam (Kolom)
• Fase diam untuk GC (GSC) yang digunakan adalah :
• 1. Moleculer siever mempunyai daya pisah yang baik
terhadap gas dari senyawa anorganik
• 2. Silika gel dapat memberikan pemisahan yang baik
terhadap campuran CO2, CO, H dan N. Tetapi antara N dan
O tidak dapat dipisahkan.
• Moleculer siever dan Silika gel dapat digunakan untuk
memisahkan dan mengidentifikasi udara yang digunakan
untuk pernafasan karena adanya komposisi N, CO dan O
sangat penting bagi kesehatan
3. Chromosorb dan porapak merupakan fase diam sintetik
yang dapat diatur diameter porusnya dan ukuran partikel.
Asam lemak bebas rantai pendek atau asm amino bebas,
metanol, propanol dapat dipisahkan dengan porapak atau
chromosorb
• 4. Tenax-GC
• Tenax-GC merupakan fase diam untuk analisis atau hanya
sebagai penyaring kontaminan yang mudah menguap sebelum
dianalisis
• 5. Carbopak B dan C
• Merupakan karbon hitam, kadang-kadang dilapisi dengan
pelapis polar yang tipis sehingga pemisahan yang sering sulit
dari senyawa hidrokarbon dapat diatasi dengan baik
• - Carbopak dengan lapisan 0,2% karbowax dapat digunakan
untuk memisahkan senyawa yang disalahgunakan seperti
analisis alkohol dalam darah
• - Carbopak dengan pelapis 0,8% tetraetilendiamin dapat
digunakan untuk identifikasi etilenglikol dalam darah
• Pemisahan dan analisis senyawa diperlukan pengetahuan jenis
fase diam jenis senyawa yang dianalisis agar tidak terlalu lama
melakukan optimasi
Pemilihan fase diam
• Disesuaikan dengan senyawa yang akan
dianalisis
• Senyawa yang akan dianalisis harus sudah
diketahui senyawanya atau kelompok senyawa
• Diketahui titik didihnya
Fase Gerak
• Syarat gas sebagai fase gerak :
1. Lembam
2. Koefisien difusi gas rendah
3. Kemurnian tinggi
4. Mudah didapat dan murah
5. Cocok dengan detektor yang dipakai

• Contoh gas pembawa : N2, He, H2, Ar, dll


Macam-macam detektor
• 1. THERMAL CONDUCTIVITY DETECTOR (TCD)
• Mendeteksi semua senyawa yang memiliki perbedaan bahan
dengan gas pembawa.
• 2. FLAME IONIZATION DETECTOR (FID)
• Sensitif terhadap senyawa-senyawa organik pada umumnya.
• 3. ELECTRON CAPTURE DETECTOR (ECD)
• Sensitif terhadap senyawa-senyawa halogen dan logam organik.
• Biasanya untuk analisis pestisida organoklorin
• 4. FLAME THERMIONIC DETECTOR (FTD /NPD)
• Sensitif terhadap senyawa fosfor organik dan nitrogen organik.
• Biasanya untuk analisis pestisida dan produk medikal.
SISTEM PEMASUKAN CUPLIKAN (INJEKTOR)

• Cuplikan harus dimasukan ke dalam kolom


sekaligus.
• Suhu gerbang suntik harus cukup panas untuk
menguapkan cuplikan sedemikian cepat sehingga
tidak menghilangkan keefisienan yang disebabkan
oleh cara penyuntikan.
• Sebaliknya harus cukup rendah untuk mencegah
penguraian akibat panas.
Cara Kerja
• Fase gerak: gas-gas berkemurnian tinggi
• Mengalir dari tabung gas melalui injektor, masuk ke
dalam kolom, ke dalam detektor dan pembuangan.
• cuplikan dimasukkan ke injektor dengan syringe /
semprit.
• Injektor merupakan tempat masuknya sampel ke
dalam sistem KG
• dipanaskan antara 150 ~ 250oC guna menguapkan
sampel dan pelarutnya.
• Linarut-linarut yang berfase uap ini akan digerakkan
ke kolom oleh gas pembawa.
• Kolom berada dalam oven yang terkontrol suhunya.
• Laju migrasi linarut-linarut dalam kolom
ditentukan oleh : sifat-sifat fisikakimianya,
suhu dan komposisi kolom.
• Dalam kolom, linarut-linarut ini mengalir
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Linarut yang bergerak tercepat akan keluar
dari kolom paling awal dan diikuti dengan
sisanya.
• Masing-masing linarut yang terelusi dalam kolom
akan memasuki detektor.
• Suatu sinyal listrik akan terbentuk akibat dari
interaksi linarut dengan detektor.
• Sinyal-sinyal yang terukur direkam oleh suatu sistem
data dan dirajah sebagai fungsi waktu menjadi
sebuah kromatogram.
Hasil
• Sebuah kromatogram ideal mempunyai deretan
puncak yang rapat namun tidak bertumpukkan.
Beberapa puncak yang bertumpukkan dinamakan
terelusi bersama.
• Waktu dan ukuran sebuah puncak digunakan untuk
identifikasi dan mengukur kadar senyawa dalam
cuplikan.
• Ukuran puncak hasil analisis berhubungan
banyaknya senyawa dalam cuplikan.
• Bila konsentrasi sebuah senyawa bertambah maka
ukuran puncakpun membesar.
• Bila kolom dan semua kondisi operasi kromatografi
gas tetap sama, sebuah senyawa akan mengalir
dalam kolom dengan kecepatan yang sama.
• Sehingga sebuah senyawa akan dapat
diidentifikasikan oleh waktu yang dibutuhkannya
untuk bergerak dalam kolom (dinamakan waktu
tambat).
• Identifikasi senyawa tidak dapat hanya ditentukan
sendiri oleh waktu tambatnya.
• Senyawa yang asli, murni dan diketahui kadarnya
harus dianalisis dan waktu tambat serta ukuran
akan didapatkan.
• Nilai-nilai yang diperoleh dapat dibandingkan
dengan cuplikan yang tak dikenal guna menentukan
keberadaan senyawa yang dicari (dengan
membandingkan waktu tambat) dan kadarnya
(dengan membandingkan ukuran puncak).
• Bila beberapa puncak bertumpang tindih maka
ketepatan pengukuran puncak-puncak ini tidaklah
mungkin didapat.
• Bila dua buah puncak memiliki waktu tambat yang
sama maka ketepatan identifikasi tidaklah mungkin
diperoleh.
• Oleh karena itu, tidaklah diinginkan terjadinya
puncak yang bertumpang tindih
atau terelusi bersamaan.
Sistem Pengolah Data
Sinyal yang didapat dari detektor akan direkam dalam
bentuk kromatogram dan diolah.
Baku Eksternal
• Dapat digunakan untuk mencapai kurva regresi hubungan
puncak dengan kadar
• Persamaan regresi Y= ax + b
• Y menyatakan tanggapan detektor
• X menyatakan kadar
• Dinyatakan linier bila R=1 atau mendekati 1
Analisis Minyak atsiri
• Contoh :
• 1. Membuat baku dengan larutan kamfer, mentol dan minyak kayu
putih dalam etanol masing-masing 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% b/v
• 2. Membuat program suhu kolom 100ºC untuk 5menit hingga 150ºC
• 3. Analisis sampel tersebut dan buat kurva regresinya hubungan
antara kadar dan luas puncak dengan suntikan yang sama
• 4. Buat persamaan regresi hubungan luas puncak dengan kadar
• 5. Analisis minyak angin dengan menyuntikkan 0,2 µl, tentukan
senyawa apa saja yang terdapat dalam minyak tersebut sesuai dengan
baku yang ada
• 6. Hitung kadar senyawa dengan kurva baku yang telah dibuat
• 7. Bila ada senyawa lain dalam minyak angin tersebut maka
perkirakan senyawa apa yang anda temukan

Anda mungkin juga menyukai