Anda di halaman 1dari 34

Nama Kelompok : 3B1

kromatografi gas adalah teknik untuk


memisahkan senyawa atsiri dalam fase gas
melalui fase diam.

• Bila fase diam berupa zat padat, kita sebut


cara itu sebagai kromatografi gas-padat.
• Bila fase diam berupa zat cair, kita sebut cara
itu sebagai kromatografi gas-cair.
Kromatografi gas

Syarat cuplikan:
> harus memiliki keatsirian yang cukup
(Volatil)
> stabil terhadap panas.

Populasi:
± 10~20% senyawa dapat dianalisis dengan
kromatografi gas.
Dengan kata lain

Senyawa yang dapat dianalisis dengan KG:

Pada suhu operasional KG (< 450oC)


1. molekul / senyawa dapat berubah fase gas
atau uap
2. Tidak terdekomposisi pada suhu tersebut
Bagian dasar kromatografi gas :
1. Sistem gas pembawa
2. Sistem pemasukan cuplikan
3. Sistem pemanasan kolom
4. Kolom
5. Sistem deteksi
6. Sistem pengolah data
GAS DAN DETEKTOR
Detektor Gas Gas Gas
Pembawa Pembakar Pendukung
1. TCD He/Ar/N2/H2 __ _____
2. FID He/N2 H2 Udara

3. FTD He/N2 H2 Udara

4. FPD He/N2 H2 Udara

5. ECD N2 __ _____
GAS DAN TEKANAN

Tipe Gas Tekanan Gas yang dibutuhkan


1. Gas Pembawa 7 kg/cm2 atau lebih tinggi
2. Gas Pembakar 2 kg/cm2 atau lebih tinggi
3. Gas Pendukung 2 kg/cm2 atau lebih tinggi
• Syarat gas sebagai fase gerak :
1. Lembam
2. Koefisien difusi gas rendah
3. Kemurnian tinggi
4. Mudah didapat dan murah
5. Cocok dengan detektor yang dipakai

• Contoh gas pembawa : N2, He, H2, Ar, dll


Bagan sistem kromatografi gas
KROMATOGRAFI GAS
CARA
• Fase gerak: gas-gas berkemurnian
tinggi
• Mengalir dari tabung gas melalui
injektor, masuk ke dalam kolom, ke
dalam detektor dan pembuangan.
• cuplikan dimasukkan ke injektor dengan
syringe / semprit.
SISTEM PEMASUKAN CUPLIKAN
(INJEKTOR)
• Cuplikan harus dimasukan ke dalam kolom
sekaligus.
• Suhu gerbang suntik harus cukup panas
untuk menguapkan cuplikan sedemikian
cepat sehingga tidak menghilangkan
keefisienan yang disebabkan oleh cara
penyuntikan.
• Sebaliknya harus cukup rendah untuk
mencegah penguraian akibat panas.
KROMATOGRAFI GAS
CARA
• Injektor merupakan tempat masuknya sampel
ke dalam sistem KG
• dipanaskan antara 150 ~ 250oC guna
menguapkan sampel dan pelarutnya.
• Linarut-linarut yang berfase uap ini akan
digerakkan ke kolom oleh gas pembawa.
• Kolom berada dalam oven
yang terkontrol suhunya.
KROMATOGRAFI GAS
CARA
• Laju migrasi linarut-linarut dalam kolom
ditentukan oleh : sifat-sifat fisikokimia
mereka, suhu dan komposisi kolom.
• Dalam kolom, linarut-linarut ini mengalir
dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Linarut yang bergerak tercepat akan
keluar dari kolom paling awal dan
diikuti dengan sisanya.
KROMATOGRAFI GAS
CARA
KROMATOGRAFI GAS
CARA
• Masing-masing linarut yang terelusi dalam
kolom akan memasuki detektor.
• Suatu sinyal listrik akan terbentuk akibat dari
interaksi linarut dengan detektor.
• Sinyal-sinyal yang terukur direkam oleh suatu
sistem data dan dirajah sebagai fungsi waktu
menjadi sebuah kromatogram.
KROMATOGRAFI GAS
CARA
• Sebuah kromatogram ideal mempunyai
deretan puncak yang rapat namun tidak
bertumpukkan. Beberapa puncak yang
bertumpukkan dinamakan terelusi
bersama.
• Waktu dan ukuran sebuah puncak digunakan
untuk identifikasi dan mengukur kadar
senyawa dalam cuplikan.
KROMATOGRAFI GAS
CARA
• Ukuran puncak hasil analisis berhubungan
banyaknya senyawa dalam cuplikan.
• Bila konsentrasi sebuah senyawa bertambah
maka ukuran puncakpun membesar.
• Bila kolom dan semua kondisi operasi
kromatografi gas tetap sama, sebuah
senyawa akan mengalir dalam kolom dengan
kecepatan yang sama.
KROMATOGRAFI GAS
CARA
• Sehingga sebuah senyawa akan dapat
diidentifikasikan oleh waktu yang
dibutuhkannya untuk bergerak dalam kolom
(dinamakan waktu tambat).
• Identifikasi senyawa tidak dapat hanya
ditentukan sendiri oleh waktu tambatnya.
• Senyawa yang asli, murni dan diketahui
kadarnya harus dianalisis dan waktu tambat
serta ukuran akan didapatkan.
• Nilai-nilai yang diperoleh dapat dibandingkan
dengan cuplikan yang tak dikenal guna
menentukan keberadaan senyawa yang dicari
(dengan membandingkan waktu tambat) dan
kadarnya (dengan membandingkan ukuran
puncak).
• Bila beberapa puncak bertumpang tindih
maka ketepatan pengukuran puncak-puncak
ini tidaklah mungkin didapat.
• Bila dua buah puncak memiliki waktu tambat
yang sama maka ketepatan identifikasi
tidaklah mungkin diperoleh.
• Oleh karena itu, tidaklah diinginkan terjadinya
puncak yang bertumpang tindih
atau terelusi bersamaan.
SISTEM DETEKSI
( DETEKTOR)
Detektor Senyawa yang Jumlah
terdeteksi minimum
TCD Semua senyawa kecuali gas 10 ppm (10 ng)
pembawa
FID Senyawa organik 0,1 ppm (0,1 ng)

ECD Senyawa halogen/logam 0,1 ppb (0,1 pg)


organik
FTD Senyawa nitrogen/fosfor 1 ppb (1 pg)/
organik 0,1 ppb (0,1 pg)
FPD Senyawa sulfur/fosfor organik 10 ppb (10 ng)/
50 ppb (50 pg)
THERMAL CONDUCTIVITY
DETECTOR (TCD)
Mendeteksi semua
senyawa yang
memiliki perbedaan
bahang dengan gas
pembawa.
FLAME IONIZATION DETECTOR
(FID)

Sensitif terhadap
senyawa-senyawa
organik pada
umumnya.
ELECTRON CAPTURE DETECTOR
(ECD)

Sensitif terhadap
senyawa-senyawa
halogen dan logam
organik.
Biasanya untuk analisis
pestisida organoklorin
FLAME THERMIONIC DETECTOR
(FTD /NPD)
Sensitif terhadap senyawa
fosfor organik dan
nitrogen organik.
Biasanya untuk analisis
pestisida dan produk
medikal.
FLAME PHOTOMETRIC DETECTOR
(FPD)
Sensitif terhadap
senyawa-senyawa
fosfor organik,
sulfur organik dan
timah organik.
Biasanya untuk
analisis pestisida
dan flavour.
SISTEM PENGOLAH DATA
• Sinyal yang didapat dari detektor akan
direkam dalam bentuk kromatogram dan
diolah.
KROMATOGRAFI GAS
HASIL
KROMATOGRAFI GAS
HASIL
KROMATOGRAFI GAS
HASIL

Anda mungkin juga menyukai