Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA KARANGAN

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : BAHASA INDONESIA
Dosen Pengampu :

Oleh :

Nur Intan Amalia (121211107)

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2014
I. PENDAHULUAN
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan
berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan penyusunan
gagasan), serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan.
Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka
karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Outline menurut
bahasa adalah : kerangka, regangan, garis besar, jadi outline merupakan rencana
penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap dan
merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur,
dan teratur. Didalam Bahasa Indonesia penulisan kerangka karangan membantu
penulis untuk melihat gagasan-gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat
dipastikan apakah susunan dan hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu
sudah tepat, apakah gagasan-gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis
dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan.
Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan
dipertimbangkan secara menyeluruh.

II. RUMUSAN MASALAH


A. Apa pengertian dari kerangka karangan?
B. Apa manfaat dari kerangka karangan?
C. Bagaimanakah penyusunan kerangka karangan?

III. PEMBAHASAN
A. Pengertian kerangka karangan
Kerangka karangan (outline) adalah rencana teratur dalam pembagian
dan penyusunan gagasan. Fungsi utamanya adalah menunjukkan hubungan
diantara gagasan-gagasan yang ada. Kerangka karangan memungkinkan kita
melihat kekuatan dan kelemahan kerangka kita sehingga kita dapat
mengadakan penyesuaian sebelum kita menulis. Dengan kerangka karangan,
penulis dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang harus dipersiapkan

1
dalam penulissan. Penulis juga dapat memperhitungkan segala aspek yang
akan dicakup oleh karangannya.1
Kerangka karangan mengandung rencana kerja dan ketentuan-
ketentuan bagaimana menyusun kerangan. Kerangka karangan menjamin
penyusun gagasan secara logis dan teratur dan memungkinkan seseorang
pengarang membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan terus menerus selama
penulisan untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Keberadaan
kerangka karangan bukanlah sebagai landasan yang pasti dan tidak bisa
ditawar-tawar lagi, melainkan sebagai acuan penulisan. Proses penulisan
memungkinkan munculnya ide-ide baru dan bahan-bahan baru yang dapat
mempengarui kerangka karangan. Hal demikian wajar karena ketika
menyusun kerangka karangan seorang penulis mungkin belum membaca
semua bahan dan belum memperhatikan seluruh aspek gagasan sehingga
mungkin ada yang tertinggal.
Kerangka karangan dapat berbentuk catatan-catatan sederhana, tetapi
juga berbentuk mendetail, dan digarap dengan sangat cermat. Secara singkat
dapat dikatakan kerangka karangan (keraf, 1980:132) adalah suatu karangan
yang akan digarap.2

B. Manfaat Kerangka Karangan


Kerangka karangan yang baik adalah bekal yang berharga dalam menulis
suatu karya. Kerangka karangan membantu penulis dalam hal-hal sebagai
berikut:
1. Kerangka karangan yang terinci memudahkan penulis menyusun
kerangka sehingga tidak mengolah satu ide sampai dua kali, serta
mencegah penulisnya keluar dari sasaran penulisnya.
2. Kerangka karangan memandu penulis untuk selalu pada hal-hal yang
memang perlu dipaparkan dalam karangan. Penulis dapat menghindari
pembahasan-pembahasan yang tidak perlu atau bertele-tele diluar
gagasan utamanya.
1
Endang Rumaningsih, Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, (Semarang:RaSAIL Media Group, 2012),
hlm. 205
2
Dr. Sulaiman Al-kumai, dkk, Bahasa Indonesia Bahasa Bangsaku, (Semarang:Pusat Pengembangan
Bahasa,2013), hlm. 143

2
3. Dengan kerangka karangan kita selalu ingat hal-hal yang memang
perlu kita paparkan dalam karangan. Karena penulis dapat melihat
dengan jelas materi pembantu yang diperlukan, serta materi-materi
yang telah dikumpulkan harus dimasukkan dalam bagian mana.3
4. Pembaca akan mampu melihat wujud, ide, struktur serta nilai umum
dari karangan itu. Ia dapat melihat miniatur karangan dari hasil
pembacanya dan akan tertanam dalam pikiranya ide-ide dasar yang
dikandung oleh karangan tersebut sehingga ia akan dapat menganalisis
dan mempertimbangkan secara keseluruhan gagasan karangan, bukan
secara terpisah-pisah.
5. Karena kerangka karangan merumuskan secara jelas dan menyeluruh,
begitu proses penulisan selesai, penulis dapat merasa puas dan lega
karena karangannya benar-benar telah lengkap dan tepat sasaran.

C. Penyusunan Kerangka Karangan


Dalam proses penyusunan kerangka karangan ada tahapan yang harus
dijalani. Adapun langkah-langkah penyusunan kerangka karangan adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan tema
Menentukan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan
yang akan dicapai melalui topik tadi. Segala gagasan yang timbul dari
pikiran, atau yang dikumpulkan dari sumber-sumber (tertulis atau
lisan, yang ada hubungannya dengan topikyang ditentukan dan pokok
pikiran yang dirumuskan. Semua gagasan tersebut ditulis tanpa perlu
disusun dalam suatu sistem atau urutan yang teratur. Cukup dicatat saja
semuanya berdasarkan urutan gagasan yang timbul.4
2. Mengadakan inventarisasi
Mengadakan inventarisasi, setelah dirumuskan gagasan-gagasan
tersebut, maka mulailah diatur, diorganisasikan, dan
disistematisasikan. Dalam tahap mengatur, mengorganisasikan dan
mensistematisasikan ini harus senantiasa diperhatikan agar gagasan-

3
Endang Rumaningsih, Berbahasa Indonesia. (Semarang:CV. TRIADAN JAYA, 1993).hlm.145
4
Dr. Sulaiman Al-kumai, dkk, Bahasa Indonesia Bahasa Bangsaku, (Semarang:Pusat Pengembangan
Bahasa,2013), hlm. 149

3
gagasan yang tidakcocok dengan pikiran, dicoret atau dibuang. Dalam
tahap ini sudah dapat diperlihatkan pembagian dalam bab-bab dan
pasal-pasal.
3. Mengevaluasi
Menguji atau mengevaluasi sekali lagi gagasan-gagasan yang telah
dikelompokkan dalam dalam bab-bab tadi. Mungkin ada yang kurang
lalu ditambah. Atau ada yang terlalu sempit, lalu diperluas, yang
terlalu luas mungkin dapat dipersempit. Bahkan mungkin ada bab-bab
ada yang perlu ditukar letaknya untuk lebih merapikan karangannya
kelak. Mungkin perlu redaksi kalimat atau kata dalam kerangka
karangan sementara itu perlu diperbaiki dan disesuaikan tipenya
sehingga menjadi seragam dan harmonis. Dalam menyeleksi bahan-
bahan harus secara berulang-ulang dan harus secara kritis. Dalam
menyeleksi bahan dapat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
 Apakah semua topik yang tercatat mempunyai pertalian
(relevensi) langsung dengan maksud atau tujuan yang akan
diungkapkan.
 Semua topik yang masih dipertahankan kemudian dievaluasi
lebih lanjut.
 Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua
topik itu sama derajatnya, atau ada topik yang sebenarnya
merupakan bawahan atau perincian dari topik yang lain. Bila
ada masukkanlah topik bawahan itu kedalam topik yang
dianggap lebih tinggi kedudukannya. Bila topik bawahan itu
hanya ada satu usahakan dilengkapi dengan topik-topik
bawahan yang lain.
4. Untuk membuat kerangka karangan yang sangat terperinci maka
langkah kedua dan ketiga dikerjakan berulang-ulang untuk
menyusun topik-topik yang lebih rendah tingkatannya.
5. Sesudah semuanya siap masih harus dilakukan langkah yang
terakhir, yaitu menentukan sebuah tipe susunan yang paling cocok
untuk mengurutkan semua rincian dari maksud yang diungkapkan
yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua langkah

4
diatas. Dengan tipe susunan tersebut semua perincian akan disusun
kembali sehingga akan diperoleh sebuah kerangka karangan yang
baik.

IV. KESIMPULAN
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar
dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun
secara sistematis, logis, jelas, terstruktur dan teratur. Dengan adanya kerangka
karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisanya sesuai butir-butir bahasan yang
ada dalam kerangka karangannya.
Penyusunan kerangka karangan diantaranya sebagai berikut:
a. Menentukan tema
b. Mengumpulkan bahan
c. Menyeleksi bahan
d. Membuat kerangka karanganyang terperinci
e. Mengembangkan kerangka karangan, yaitu dengan menentukan sebuah tipe
susunan.

V. PENUTUP
Demikianlah makalh yang dapat kami susun semoga bermanfaat serta
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca. Tentunya masih banyak yang
kurang dan kesalahan kami dalam penulisan maupun penyusunan makalah ini. Oleh
sebab itu kami memohon maaf, kritik dan sarannya kami kontruktifka dari pembaca
demi perbaikan makalah kami selanjutnya. Terima kasih.

5
DAFTAR PUSTAKA

Al-kumai, Sulaiman., dkk. Bahasa Indonesia Bahasa Bangsaku. Semarang : Pusat


Pengembangan Bahasa. 2013.
Rumaningsih, Endang. Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia. Semarang : RaSAIL
Media Group. 2012.
Rumaningsih, Endang. Berbahasa Indonesia. Semarang : CV. TRIADAN JAYA. 1993.

Anda mungkin juga menyukai