Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Tentang
KERANGKA KARANGAN

Kelompok 10 :

ROZA SAFITRI (2214010148)


DIVA AUFANISA (2214010138)
ZAINAL (2214010165)

Dosen Pengampu : Abdul Basid,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
IMAM BONJOL PADANG
1444 H/2022 M
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Bahasa Indonesia, dengan
judul: " Kerangka Karangan’’ .
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
dikarenan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak.
Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Padang , 3 November 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………iii

PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1

Latar Belakang………………………………………………………………………...1

Rumusan Masalah……………………………………………………………………..1

Tujuan………………………………………………………………………………….1

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………2

Pengertian kerangka karangan…………………………………………………………2

Manfaat kerangka karangan …………………………………………………………...2

Menyusun kerangka karangan…………………………………………………………3

Pola susunan kerangka karangan yang baik dan benar………………………………..4

Macam- macam kerangka karangan…………………………………………………...7

Syarat-syarat dalam membuat kerangka karangan yang baik........................................8

PENUTUP…………………………………………………………………………………10

Kesimpulan……………………………………………………………………………10

Saran…………………………………………………………………………………..10

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………11

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembuatan kerangka karangan diharapkan untuk dapat
membantu para penulis pemula yang berusaha membuat karangannya sebaik
mungkin agar dapat diterima oleh pembacanya.
Dengan mengetahui manfaat, cara penyusunan, pola penyusunan,
macam- macam, dan syarat-syarat mengenai kerangka karangan tentu akan
memudahkan kita dalam menyelesaikan sebuah karangan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pengertian kerangka
karangan dan bagaimana cara membuatnya dengan baik dan benar,

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kerangka karangan?
2. Langkah- langkah apa saja yang perlu dilakukan dalam membuat kerangka
karangan menjadi mudah?
3. Bagaimana tata urutan dalam penyusunan kerangka karangan?
4. Bagaimana pola susunan kerangka karangan yang baik dan benar?
5. Apa saja macam- macam kerangka karangan?
6. Apa saja syarat-syarat dalam membuat kerangka karangan yang baik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian keragka karangan.
2. Untuk mengetahui apa saja manfaat kerangka karangan.
3. Untuk mengetahui cara menyusun kerangka karangan.
4. Untuk mengetahui bagaimana pola susunan kerangka karangan.
5. Untuk mengetahui apa saja macam-macam kerangka karangan.
6. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat kerangka karangan yang baik.

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerangka Karangan


Kerangka karangan (outline) adalah rencana teratur dalam pembagian
dan penyusuna gagasan. Fungsi utamanya adalah menunjukkan hubungan
diantara gagasan- gagasan yang ada. Kerangka karangan memungkinkan kita
melihat kekuatan dan kelemahan karangan kita sehingga kita dapat
mengadakan penyesuaian sebelum kita menulis. Dengan kerangka karangan,
penulis dapat mengetahui bahan-bahan apa saja yang harus dipersiapkan
dalam penulisan. Penulis juga dapat memperhitungkan segala aspek yang
akan dicakup oleh karangannya.
Kerangka karangan mengandung rencana kerja dan memuat ketentuan
pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Kerangka
karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta
memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan utama dari gagasan
tambahan.
Menurut Gorys Keraf, kerangka karangan adalah suatu rencana kerja
yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.1
B. Manfaat Kerangka Karangan
Kerangka karangan yang baik adalah bekal yang berharga dalam
menulis suatu karya. Kerangka karangan membantu penulis dalam hal-hal
berikut:
1. Untuk menyusun karangan secara teratur.
Kerangka karangan yang terperinci memudahkan penulis menyusun
karangan sehingga tidak mengolah satu ide sampai dua kali, serta
mencegah penulisnya keluar dari sasaran penulisan.

1
Gorys Keraf,Tata Bahasa Indonesia,Hal 134
2
2. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
Berdasarkan variasi ide yang ada pada setiap karangan. Hal itu
dimungkinkan karena kerangka karangan memperlihatkan bagian- bagian
pokok perluasannya pada setiap bagian atau subpembahasan.
3. Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
Kerangka karangan memandu penulis untuk selalu pada hal- hal
yang memang perlu dipaparkan dalam karangan. Penulis dapat
menghindari pembahasan yang tidak perlu, bertele- tele maupun berulang-
ulang.di luar gagasan utamanya.
4. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu.
Dengan mempergunakan perincian-perincian dalam kerangka
karangan penulis dengan mudah akan mencari data atau fakta untuk
memperjelas dan membuktikan pendapatnya. Data dan fakta yang telah
dikumpulkan akan dipergunakan untuk bagian-bagian mana dari
karangannya itu.
C. Penyusunan Kerangka Karangan
Kerangka karangan yang baik tidak dibuat sekali jadi. Penulis akan selalu
berusaha menyempurnakan bentuk yang pertama sehingga dapat diperoleh
bentuk yang lebih baik, demikian seterusnya. Langkah-langkah sebagai
tuntunan yang harus diikuti adalah sebagai berikut:2
1. Rumuskan tema yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan
dicapai melalui topik tadi. Tema yang dirumuskan untuk kepentingan
suatu kerangka karangan haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan
maksud.
2. Inventarisasi topik-topik bawahan yang dianggap sebagai perincian dari
tesis atau pengungkapan maksud tadi. Penulis boleh mencatat sebanyak-
banyaknya topik-topik yang terlintas dalam pikirannya dengan tidak perlu
langsung mengadakan evaluasi terhadap topik tadi.

2
Putu Gede Sutrisna,konsep dan aplikasi Bahasa untuk perguruan tinggi,Hal 143
3
3. Evaluasi semua topik yang telah tercatat pada langkah kedua di atas.
Evaluasi tersebut dapat dilakukan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
a. Apakah semua topik yang tercatat mempunyai pertalian (relevansi)
langsung dengan tesis atau pengungkapan maksud. Bila ternyata sama
sekali tidak ada hubungan maka topik tersebut dicoret dari daftar di
atas.
b. Semua topik yang masih dipertahankan kemudian dievaluasi lebih
lanjut. Apakah ada dua topik atau lebih yang sebenarnya merupakan
hal yang sama, hanya dirumuskan dengan cara yang berlainan.
c. Evaluasi lebih lanjut ditujukan kepada persoalan: apakah semua topik
itu sama derajatnya, atau ada topik yang sebenarnya merupakan
bawahan atau perincian dari topik yang lain
d. Ada kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang kedudukannya
sederajat, tetapi lebih rendah dari topik-topik yang lain. Bila terdapat
hal yang demikian, maka usahakanlah untuk mencari satu topik yang
lebih tinggi yang akan membawahi topik-topik tadi.
4. Untuk mendapatkan sebuah kerangka karangan yang rinci, langkah kedua
dan ketiga dikerjakan berulang untuk menyusun topik- topik yang lebih
rendah tingkatannya.
5. Sesudah semuanya siap masih harus dilakukan langkah yang terakhir,
yaitu menentukan sebuah susunan yang paling cocok untuk mengurutkan
semua rincian tesis yang telah diperoleh dengan mempergunakan semua
langkah di atas. Dengan susunan tersebut, semua rincian akan disusun
kembali sehingga dapat diperoleh sebuah kerangka karangan yamg baik.
D. Pola Susunan Kerangka Karangan
Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang teratur,
biasanya dipergunakan beberapa cara atau tipe susunan. Pola susunan yang
paling utama adalah pola alamiah dan pola logis.3 Pola alamiah dari suatu
kerangka karangan biasanya didasarkan atas urutan-urutan kejadian, atau

3
Gorys Keraf , Tata Bahasa Indonesia,Hal 137
4
urutan-urutan tempat atau ruang. Sebaliknya pola logis walaupun masih ada
sentuhan dengan keadaan yang nyata, tetapi lebih dipengaruhi oleh jalan
pikiran manusia yang menghadapi persoalan yang tengah digarap itu.
1. Pola Alamiah
Susunan atau pola alamiah adalah suatu urutan unit-unit kerangka
karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam yang didasarkan atas
dimensi dalam kehidupan manusia : atas-bawah, melintang- menyeberang,
sekarang- nanti, dulu- sekarang, timur- barat, dan sebagainya. Sebab itu
susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu urutan
berdasarkan waktu (urutan kronologis), urutan berdasarkan ruang (urutan
spasial), dan urutan berdasarkan topik yang sudah ada.
a. Urutan Waktu (kronologi)
Urutan waktu atau urutan kronologis adalah urutan yang
didasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Yang
paling mudah dalam pola urutan ini adalah mengurutkan peristiwa
mengurutkan peristiwa menurut urutan kejadiannya atau berdasarkan
kronologinya
b. Urutan Ruang (Spasial)
Urutan ruang atau urutan spasial menjadi landasan yang paling
penting, bila topik yang diuraikan mempunyai pertalian yang sangat
erat dengan ruang atau tempat. Urutan ini terutama digunakan dalam
tulisan-tulisan yang bersifat deskriptif. Pembaca akan mengikuti jalan
pikiran penulis yang teratur seandainya penulis mulai menggambarkan
suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari timur ke barat, dari bawah ke
atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.
2. Pola Logis
Pola logis pada dasarnya mencari hubungan kesamaan satu sama
yang lain dengan ciri- ciri tertentu. Tipe logis terdiri dari klimaks dan
antiklimaks, urutan sebab- akibat (kausal), urutan pemecahan masalah,

5
urutan umum- khusus, urutan familiaritas, dan urutan akseptabilitas.
Macam-macam urutan logis yang dikenal adalah:4
a. Urutan Klimaks dan Anti Klimaks
Dalam urutan klimaks pengarang menyusun bagian-bagian dari
topik itu dalam suatu urutan yang semakin meningkat kepentingannya,
dari yang paling rendah kepentingannya, bertingkat-tingkat naik
hingga mencapai ledakan pada akhir rangkaian.
Urutan yang merupakan kebalikan dari klimaks adalah anti
klimaks. Penulis mulai suatu yang paling penting dari suatu rangkaian
dan berangsur-angsur menuju kepada suatu topik yang paling rendah
kedudukan atau kepentingannya.
b. Urutan sebab akibat
Urutsn ini diatur menurut hubungan sebab dan akibat. Dapat
dimulai dengan mengemukakan sebuah sebab, untuk kemudian uraian
akan menelusuri akibat- akibat yang mungkin ditimbulkannya. Dapat
pula sebaliknya, dimulai dengan menguraikan beberapa akibat atau
beberapa keadaan, lalu kemudian bertanya mengapa hal itu bisa
terjadi, apa yang mengakibatkannya.
c. Urutan Pemecahan Masalah
Munculnya urutan pemecahan masalah yang bersumber dari
masalah (problem) diharapkan memberikan kemudahan pemahaman
pembaca terhadap materi karangan dalam menyikapi munculnya
masalah dan mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
d. Urutan Umum – Khusus
Urutan yang bergerak dari umum ke khusus pertama-tama
memperkenalkan kelompok-kelompok yang paling besar atau yang
paling umum, kemudian menelusuri kelompok-kelompok khusus atau
kecil.

4
Putu Gede Sutrisna ,konsep dan aplikasi Bahasa untuk perguruan tinggi,hal 147
6
Urutan khusus - umum merupakan kebalikan dari urutan di
atas. Penulis mulai uraiannya mengenai hal-hal yang khusus kemudian
meningkat kepada hal-hal yang umum yang mencakup hal-hal yang
khusus tadi, atau mulai membicarakan individu-individu kemudian
kelompok-kelompok.
e. Urutan familiaritas
Susunan kerangka karangan diatur menurut dikenal atau
tidaknya bahan- bahan yang akan diuraikan. Karangan dimulai dari
sesuatu yang dikenal kemudian berangsur- angsur masuk kepada
sesuatu yang belum dikenal atau diketahui oleh pembaca.
f. Urutan akseptabilitas
Susunan kerangka karangan diatur menurut diterima atau
tidaknya prinsip- prinsip yang akan dikemukakan. Karangan dimulai
dari mengemukakan hal- hal yang dapat diterima pembaca kemudian
baru mengemukakan gagasan- gagasan yang mungkin ditolak. Cara
demkian ditempuh dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan
penolakan apabila pembaca lansung disodori hal- hal yang tidak ia
setujui sebelumnya.
E. Macam-macam Kerangka Karangan
Macam-macam kerangka karangan tergantung dari dua parameter
yaitu: berdasarkan sifat perinciannya, dan kedua berdasarkan perumusan
teksnya.
1. Kerangka Karangan Berdasarkan Perincian
Berdasarkan perincian yang dilakukan pada suatu kerangka
karangan, maka dapat dibedakan kerangka karangan sementara (non-
formal) dan kerangka karangan formal.
a. Kerangka Karangan Sementara (non formal)
Kerangka karangan sementara atau non-formal merupakan
sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia menjadi

7
dasar untuk penelitian kembali guna mengadakan perombakan-
perombakan yang dianggap perlu. Kerangka karangan sementara berisi
topik pokok hingga kerangka karangan sementara merupakan suatu
alat bantu sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah.
b. Kerangka Karangan Formal
Kerangka karangan yang bersifat formal biasanya timbul dari
pertimbangan bahwa topik yang akan digarap bersifat sangat
kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak
bermaksud untuk segera menggarapnya.
2. Berdasarkan Perumusan Teksnya
Sesuai dengan cara merumuskan teks dalam tiap unit dalam sebuah
kerangka karangan, maka dapat dibedakan kerangka karangan
atas kerangka karangan kalimat dan kerangka karangan topik.5
a. Kerangka Kalimat
Penggunaan kerangka kalimat memiliki beberapa manfaat
antara lain, memaksa penulis berinisiatif merumuskan topik dengan
tepat, rinci, dan jelas.
b. Kerangka Topik
Penggunaan kerangka topik diharapkan memunculkan ide awal
yang akan diuraikan dalam kerangka kalimat secara luas disertai data
akurat.
F. Syarat-syarat kerangka karangan
Syarat- syarat kerangka karangan yang baik adalah pengungkapan
maksud yang jelas, tiap unit kerangka karangan mengandung satu gagasan,
pokok kerangka karangan disusun secara logis, dan menggunakan pasangan
simbol dengan konsisten. Penjelasan dari hal tersebut di atas adalah sebagai
berikut:

5
A Kohar Ibrahim,Bahasa Indonesia,Hal 131
8
1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
2. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuam
yamg jelas, lalu buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
3. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus
dirinci.
4. Pokok-pokok dalam kerangka karangan.
Harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu
tergambar jelas.
5. Harus menggunakan simbil yang konsisten.
Pada dasarnya umtuk menyusun karangan dibutuhkan langkah- langkah
awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis untuk
memudahkan kita dalam mengmbangkan karangan.
6

6
Abdul Hadi,Konsep Bahasa Indonesia, Hal 145
9
PENUTUP

Kesimpulan

1. Pengertian kerangka karangan


Suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan digarap.
2. Manfaat kerangka karangan
Dengan mengetahui manfaat dari membuat kerangka karangan lalu
mengikuti langkah- langkah yang di berikan, tentu akan memudahkan kita
dalam membuat kerangka karangan yang baik dan benar.
3. Penyusunan kerangka karangan melalui beberapa langkah, yaitu :
a. Rumuskan tema
b. Inventarisasi
c. Evaluasi
d. Menentukan sebuah pola susunan yang paling cocok untuk
mengurutkan seua rincian.
4. Pola susunan kerangka karangan
5. Syarat-syarat kerangka karangan yang baik
a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan.
d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

Saran

Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat
Kerangkakarangan dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai dengan
yang diharapkankarena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang memuat
garis-garis besar darisuatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau dibahas,susunan
sistematis dari pikiran-pikiranutama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan menjadi pokok
tulisan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya dan orang
yangmendengarkannya. Tentunya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyakkekurangan, maka dari itu kamu akan menerima kritikan-kritikan atau saran-saran
para pembacamaupun pendengar demi kesempurnaan makalah kami ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Keraf, Gorys.1980. Komposisi : Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende


Flores : Nusa Indah.

Rumaningsih, Endang, dkk. Bahasa Indoneia Bahasa Bangsaku. 2017. Semarang:

Yunus Abidin,2019.Konsep dasar Bahasa Indonesia ,Jakarta: Bumi Aksara

Dadang Sunandar,2016.Pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia ,Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai