Anda di halaman 1dari 5

kerangka karangan adalah adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu

karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis,
logis, jelas, terstruktur, dan teratur.

 Tema
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu
karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema
cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih
pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.

Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan
membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah
dikembangkan. diantaranya :

1. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.


2. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
3. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat
diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa
memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu
bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul
karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.

2. Kerangka topik
Kerangka topik  dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap. Sesudah
itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-pokok bawahan, dirumuskan dengan
mencantumkan topiknya saja, dengan tidak mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka
topik dirumuskan dengan mempergunakan kata atau frasa. Sebab itu kerangaka topik tidak
begitu jelas dan cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila
dibandingkan dangan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara perencanaan antara
kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup lama.

 Judul
1. Ada dua cara pembatasan topik  ? judul karangan.
2. masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.
3. Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik.
4. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau

variabel yang akan dibahas.

 Judul tidak harus sama dengan topik.


 Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang
lingkupnya sangat luas.
 Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu
cocok dengan temanya.
 Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan
temanya.
 Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga
pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
 Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan
eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak
dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai”.

Langkah-langkah untuk menyusun kerangka karangan adalah sebagai berikut :


a) Rumusan Tema / masalah yang jelas berdasarkan suatu topik dan tujuan yang akan dicapai
melalui topik tersebut. tema yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka karangan
haruslah berbentuk tesis atau pengungkapan maksud.
b) Langkah yang kedua adalah melakukan inventarisasi atau mengumpulkan topik-topik
bawahannya yang dianggap merupakan perincian dari tesis atau pengungkapan maksud tadi.
Dalam hal ini penulisan boleh mencatat sebanyak-banyaknya tipik-topik yang terlintas dalam
pikirannya, dengan tidak perlu langsung mengadakan evaluasi terhadap topik-topik tadi.
c) Langkah yang ketiga adalah penulis berusaha mengadakan evaluasi pada semua topik yang
telah dicatat pada langkah kedua diatas.
d) Untuk mendapatkan kerangka karangan yang sangat rinci maka langkah kedua dan ketiga
hendaknya dilakukan berulang-ulang untuk menyusun topic yang lebih rendah tingkatannya.
e) Apabila semuanya sudah dilaksanakan maka ada satu langkah terakhir yang harus dilakukan,
yaitu menentukan pola susunan yang paling sesuai untuk mengurutkan semua rincian dari tesis
yang telah diperoleh dengan menggunakan semua langkah diatas. Dengan pola susunan tersebut
maka akan diperoleh susunan kerangka karangan yang baik.
Untuk memperoleh suatu susunan kerangka karangan yang baik dan teratur biasanya digunakan
beberapa tipe susunan, yaitu tipe pola alamiah dan pola logis.    

Tujuan dari pembuatan ouline atau kerangka karangan adalah agar kita dapat membuat kerangka
karangan yang baik, benar dan logis, kita dapat membedakan mana yang gagasan utama dan
mana yang termasuk gagasan tambahan dan kita juga menghindari penggarapan sebuah topik
sampai dua kali atau lebih.

Bahan penulisan merupakan salah satu syarat yang dipertimbangkan pada waktu penulis memilih
topik. Dengan kata lain, penulis memilih suatu topik tertentu karena diperkirakan bahan untuk
topik tersebut mudah didapat dan cukup memadai. Bahan penulisan dapat dikumpulkan pada
tahap prapenulisan atau pada waktu penulisan berlangsung. Penulis dapat memeroleh sumber
bahan dari pengamatan, simpulan, dan bacaan.

1.  Menentukan tema dan judul


            Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita berjalan? lalu bila
menulis, apa yang akan kita tulis? Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan
yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau
tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada
penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis. Tema sangat terpengaruh terhadap
wawasan penulis. Semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas
menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan
beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a.       Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.
b.       Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c.       Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.
       Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat-syarat
diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa
memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk
karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang
baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.

2.  Mengumpulkan bahan
       Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan menulis, perlu
ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan. Bagaimana ide, dan inovasi dapat
diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau
tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal dalam melanjutkan penulisan. Untuk membiasakan, kumpulkanlah
kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal
ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali
kliping yang tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis
mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

3.  Menyeleksi bahan
       Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa? agar tidak terlalu bias dan
abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi
tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya
:
a)       Catat hal penting semampunya.
b)       Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
c)       Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4.  Membuat kerangka
       Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. Fiksi
lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih ke arah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan
karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami,
atau dikerjakan. Sedangkan karangan fiksi contoh nyatanya adalah cerita pendek yang terkadang berupa
cerita yang tidak mungkin terjadi. Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita
susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah
jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih
fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka
ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang
sempurna.
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan :
a.       Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan
gagasan2 yang timbul).
b.       Mengatur urutan gagasan.
c.       Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.
d.       Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap
       Merangkai karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang
bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir)

5. Mengembangkan kerangka karangan


   Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi
yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat
dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan bahan materi yang kita kumpulkan dalam
menyediakan wawasan untuk mengembangkan karangan. Pengembangan karangan juga jangan sampai
menumpuk dengan pokok permasalahan yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan
terarah. Alur pengembangan juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan
relevan pada tema yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai