PENGERTIAN
Kata “topik” dan “tema” berasal dari bahasa Yunani. Tema dari kata tithenai berarti ‘sesuatu yang telah
diuraikan’ atau ‘sesuatu yang telah ditempatkan’, sedangkan topik dari topoi artinya ’tempat’. Oleh
karena itu, topik merupakan hal yang sangat sentral dalam menentukan pokok
pembicaraan/pembahasan dalam sebuah karangan.
Tema dihasilkan berlandaskan topik yang ada, sehingga tema akan tampak setelah si penulis
menetapkan topik terlebih dahulu.
Bila dilihat dari proses penulisan, tema berarti perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan
pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Jika dilihat dari sudut karangan yang telah selesai, tema berarti amanat utama yang disampaikan penulis
melalui karangannya.
Tema dari karangan yang telah selesai (dibaca): Manfaat berpikir kreatif di dalam penyelesaian masalah
rumit dengan cara relatif sederhana dan biaya murah
Memilih Topik
Topik bersifat umum dan belum terurai. Topik karangan ilmiah harus sesuatu yang nyata atau tidak
boleh abstrak karena topik merupakan hal yang akan digarap untuk dijadikan karangan.
Membatasi Topik
Contoh nya :
- Lautan (Topik Besar)
- Lautan Indonesia (subtopik/topik)
- Kekayaan Laut Indonesia (subtopik/topik)
- Fauna (subtopik/topik)
- Kerang Mutiara (subtopik/topik)
- Pembudidayaannya
- Pembudidayaan Kerang Mutiara di Maluku Selatan (subtopik/judul)
1. Menurut tempat
2. Menurut waktu/periode/zaman
3. Menurut sebab-akibat
4. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia (seperti: politik, social, ekonomi, budaya,
agama, kesenian)
5. Menurut aspek khusus-umum/individual-kolektif
6. Menurut objek material dan objek formal
Judul karangan pada dasarnya merupakan perincian atau penjabaran dari topik. Jika dibandingkan
dengan topik, judul lebih spesifik. Bahkan, sering kali telah menyiratkan sudut pandang penulisnya atas
suatu variabel yang akan dibahas.
Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan atau tulisannya akan bersifat umum, sehingga
ruang lingkupnya menjadi sangat luas. Judul karangan sedapat-dapatnya singkat dan padat, menarik
perhatian, serta menggambarkan garis besar atau inti pembahasan.
Kerangka Karangan
Fungsi utama kerangka karangan adalah mengatur hubungan antara gagasan-gagasan. Melalui kerangka
karangan, pengarang dapat melihat kekuatan dan kelemahan dalam perencanaan karangannya.
Selain itu, kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang mengandung ketentuan-ketentuan
tentang bagaimana menyusun karangan itu. Kerangka karangan juga akan menjamin penulis menyusun
gagasan secara logis dan teratur.
Kerangka yang belum final disebut outline atau kerangka karangan, sedangkan yang sudah tersusun rapi
dan lengkap disebut outline final atau kerangka mantap.
Judul biasanya didahului angka tertentu, misalnya angka Romawi, sedangkan subbab
menggunakan huruf kapital, lalu untuk anak bab menggunakan angka Arab, jika karangannya
singkat. Angka Arab juga dapat digabung dengan huruf kecil jika karangannya tidak terlalu
panjang, misalnya makalah atau artikel sederhana.
Sebelum kerangka kerja yang sebenarnya disusun, haruslah dibuat kerangka kasar atau yang
disebut kerangka sementara.
Jika kita ingin membuat kerangka yang baik dan terinci (memuat sub-subbagian), kita mulai
membuat kerangka secara garis besarnya terlebih dahulu. Kerangka ini akan memperlihatkan
karangan kita secara menyeluruh. Setelah itu barulah setiap butir diuraikan ke dalam sub-
subbagiannya. Dalam hal ini kita pergunakan tanda yang berbeda untuk memperlihatkan
tingkatan (hierarki) butir-butir dalam kerangka.