Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA KARANGAN

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

1. Try Wanda A.B (1910117019)


2. Ari Kusmanto (1910116978)
3. Faisyah (1910116985)
4. Hendri Juniawan (1910117006)
5. Lois Antonio (1910117019)
6. Maria Eka Resti (1910117008)
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya kerangka karangan merupakan rencana garis besar karangan
berdasarkan tingkat kepentingannya (teratur tentang pembagian dan penyusunan
gagasan), serta pedoman bagi pembaca untuk mengetahui isi suatu karangan.
Kerangka karangan yang belum final disebut outline sementara, sedangkan kerangka
karangan yang sudah tersusun rapi dan lengkap disebut outline final. Didalam Bahasa
Indonesia penulisan kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-
gagasan dalam sekilas pandang, sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan
hubungan timbal-balik antara gagasan-gagasan itu sudah tepat, apakah gagasan-
gagasan itu sudah disajikan dengan baik, harmonis dalam perimbangannya.
Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam
bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dipertimbangkan
secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas.
Kerangka karangan banyak dipergunakan didalam setiap pembuatan penulisan karya
ilmiah sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan untuk pembuatan penulisan
tersebut. Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini pada pola susunan secara
garis besar, macam–macam dan syarat pembuatan outline (kerangka karangan).
B. Rumusan Masalah

Setelah kita tinjau rumusan masalahnya adalah :

1. Apa pengertian kerangka karangan ?


2. Bagaimana bentuk – bentuk kerangka karangan ?
3. Bagaimana Langkah – langkah menyusun kerangka karangan ?
4. Apa saja fungsi dan peran kerangka karangan ?
5. Apa saja kriteria untuk membentuk kerangka karangan?

C. Tujuan

 agar kita dapat membuat kerangka karangan yang baik,


benar dan logis, kita dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang
termasuk gagasan tambahan dan kita juga menghindari penggarapan sebuah topik sampai
dua kali atau lebih.
 Untuk mengetahui hal- hal yang berkaitan dengan kerangka karangan itu
sendiri, mulai dari pengertian kerangka karangan, Struktur kerangka karangan, unsur
Syarat sebuah kerangka karangan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Outline atau Kerangka Karangan

Kerangka (outline) merupakan suatu rencana yang memuat garis-garis besar


dari suatu karangan yang akan dibuat. Kerangka berisi rangkaian ide yang disusun
secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Sedangkan karangan merupakan
suatu karya tulis yang bertujuan untuk menyampaikan suatu gagasan atau ide kepada
pembaca.
Dapat disimpulkan bahwa kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang disusun secara sistematis dan
terstruktur. Sebuah kerangka karangan mengandung rencana kerja, ketentuan-
ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Kerangka
karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan
seorang penulis membedakan gagasan-gagasan utama dari gagasan-gagasan
tambahan.

B. Bentuk Kerangka Karangan

Bentuk kerangka karangan dapat dibedakan atas kerangka kalimat, kerangka


topik, dan gabungan anatara keduanya. Kerangka kalimat menggunakan kalimat
deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, subtopik maupun
sub-sub topik. Kerangka topik berisi topik dan sub-sub topik yang berupa frasa, bukan
kalimat lengkap. Sedangkan gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik
mencakup kalimat berita dan sub-sub bagian maupun pokok-pokok utama dan pokok-
pokok bawahan.
1. Kerangka Karangan Berdasarkan Rinciannya
a. Kerangka karangan sementara
kerangka karangan sementara atau non formal merupakan suatu alat
bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia
menjadi dasar untuk penelitiaan kembali guna mengadakan
perombakan-perombakan yang dianggap perlu. Kerangka karangan
non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama, paling
tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah kerangka
karangan sementara dapat berupa topik yang tidak kompleks atau
karena penulis segera menggarap karangan itu.
b. Kerangka Karangan Formal
Kerangka karangan formal biasanya timbul dari penimbangan bahwa
topik yang akan digarap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik
yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera
menggarapnya. Proses perencanaan sebuah karangan formal mengikuti
prosedur yang sama seperti kerangka non-formal. Tesisnya dirumuskan
dengan cermat dan tepat, kemudian dipecah-pecah menjadi bagian-
bagian bawahan (sub-ordinasi) yang dikembangkan untuk menjelaskan
gagasan sentralnya. Setiap sub-bagian dapat diperinci lebih lanjut
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, sejauh diperlukan untuk
menguraikan persoalan itu sejelas-jelasnya. Dengan perincian yang
sekian banyak, sebuah kerangka karangan dapat mencapai lima atau
enam tingkat perincian. Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga
tingkat perincian sudah dapat disebut kerangka formal
.
2. Berdasarkan Perumusan Teksnya

1) Kerangka Kalimat
2) Kerangka Topik
3) Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik
C. Langkah-Langkah Menyusun Kerangka Karangan

1. Menentukan tema dan judul


Sebelum anda mau melangkah, pertama kali dipikirkan adalah mau kemana kita
berjalan? lalu bila menulis, apa yang akan kita tulis?

a. Tema
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang
mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan.
Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat
sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan
ditulis.

Tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. Semakin banyak penulis


membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis
memperoleh tema. Namun, bagi pemula perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema
yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :

a. Jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas.

b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.

c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

Terkadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan
syarat-syarat diatas. Contohnya saat lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya
dan kita hanya bisa memakainya.Ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau
membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. Salah satu
caranya dengan menentukan judul karangan. Judul yang baik adalah judul yang dapat
menyiratkan isi keseluruhan karangan kita.
b. Judul
 Ada dua cara pembatasan topik  ? judul karangan.
 masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan.
 Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik.
 Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau
variabel yang akan dibahas.
 Judul tidak harus sama dengan topik.
 Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang
lingkupnya sangat luas.
 Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, sehingga bisa terjamin bahwa judul itu
cocok dengan temanya.
 Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan
temanya.
 Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga
pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
 Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan
eksposisi, contohnya :
“Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman
yang Tidak Memadai”.
Syarat judul yang baik.
 harus relevan, judul harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau dengan beberapa
bagian yang penting dari tema tersebut.
 judul harus dapat menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi buku atau
karangan.
 harus singkat, tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang, tetapi
harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang singkat. Bila harus membuat judul yang
panjang, ciptakanlah judul utama yang singkat dengan judul tambahan yang panjang.
 tidak provokatif.
Judul karangan sedapat-dapatnya :
A. singkat dan padat,
B. menarik perhatian, serta
C. menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
Contoh : Upaya menurunkan risiko bahaya letusan gunung Penanggulangan krisis air di
Jakarta

Tujuan perlu dirumuskan dengan gamblang agar jelas apa yang akan dicapai oleh
tulisan ini. Tujuan dapat diungkapkan dengan kata operasional :
-    Menanggulangi
-    Mengurangi
-    Menemukan
-    Meningkatkan
-    Mengoptimalkan
-    Mengevaluasi
-    Mengendalikan

2. Mengumpulkan bahan
Setelah punya tujuan, dan mau melangkah, lalu apa bekal anda? Sebelum melanjutkan
menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal dalam menunjukkan eksistensi tulisan.
Bagaimana ide, dan inovasi dapat diperhatikan kalau tidak ada hal yang menjadi bahan ide
tersebut muncul. Buat apa ide muluk-muluk kalau tidak diperlukan. Perlu ada dasar bekal
dalam melanjutkan penulisan.

Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang


menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis
agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang
tersimpan sesuai bidangnya. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis
mempunyai cara sesuai juga dengan tujuan tulisannya.

3. Menyeleksi bahasa

Setelah ada bekal, dan mulai berjalan, tapi bekal mana yang akan dibawa?
agar tidak terlalu bias dan abstrak, perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai dengan tema
pembahasan. Polanya melalui klarifikasi tingkat urgensi bahan yang telah dikumpulkan
dengan teliti dan sistematis. berikut ini petunjuk-petunjuknya:
Catat hal penting semampunya.
Jadikan membaca sebagai kebutuhan.
Banyak diskusi, dan mengikuti kegiatan-kegiatan ilmiah.

4. Membuat kerangka
Bekal ada, terpilih lagi, terus melangkah yang mana dulu? Perlu kita susun selangkah
demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan.
Kerangkakarangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang
lebih fokus dan terukur.
Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai
tahap yang sempurna.

5. Mengembangkan kerangkakarangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan
kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik,
permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata. Terbukti pula kekuatan
bahan materi yang kita kumpulkan dalam menyediakan wawasan untuk mengembangkan
karangan.

Pengembangan karangan juga jangan sampai menumpuk dengan pokok permasalahan


yang lain. Untuk itu pengembangannya harus sistematis, dan terarah. Alur pengembangan
juga harus disusun secara teliti dan cermat. Semakin sistematis, logis dan relevan pada tema
yang ditentukan, semakin berbobot pula tulisan yang dihasilkan.

Tahapan dalam menyusun kerangkakarangan :

a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang
menjelaskan gagasan2 yang timbul)

b. Mengatur urutan gagasan.

c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab

d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap


Merangka karangan yang baik adalahkerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide
yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak
mengalir).

D. Fungsi Kerangka Karangan

1. Memudahkan pengendalian variabel


2. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis
menciptakan suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan.
3. Mencegah penulis membahas suatu ide atau topik bahasan yang sudah dibahas
sebelumnya.
4. Mencegah ketidaklengkapkan bahasan.
5. Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh.
6. Mencegah penulis keluar dari ide awal yang akan dibahas dalam suatu karangan
yang akan digarap.
E. Kriteria Karangan

Untuk menyusun kerangka karangan yang baik, perlu diperhatikan beberapa


kriteria berikut :
1. Menggunakan bentuk kerangka standar.
2. Menggunakan inden atau liurus secara konsisten, dan tidak mengombinasikan
bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan dalam sebuah kerangka karangan.
3. Menggunakan penomoran secara konsisten(angka desimal, angka romawi,
kombinasi angka romawi, huruf dan angka arab ).
4. Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten.
5. Setiap subbab diberi nomor secara konsisten.
6. Setiap unsur subbab diberi nomor secara konsisten.
7. Setiap detail unsur diberi nomor secara konsisten.
8. Penomoran tidak melebihi empat angka(digit).
9. Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bahwa setiap kita membuat suatu topik kita memerlukan kerangka karangan agar kita
dapat membuat kerangka karangan secara teratur, logis dan sistematis. Setiap membuat
kerangka karangan harus melalui tahap atau langkah-langkah agar rencana pembuatannya
bisa teratur dan mudah sehingga memudahkan penulis untuk membuat kerangka karangan
tersebut.

Kerangka karangan secara garis besar suatu rencana yang memuat garis-garis besar
dan suatu karangan yang akan dikerjakan. Agar dalam pembuatan tidak terjadi penggarapan
sebuah topik sampai dua kali atau lebih sehingga kita perlu mengevaluasi setiap topik yang
akan kita kerjakan.

Di dalam bahasa indonesia untuk membuat suatu penulisan ilmiah harus membuat
Outline (Kerangka karangan) dimaksudkan agar penulisan ilmiah tersebut terarah dan sesuai
dengan yang diharapkan karena kerangka karangan merupakan suatu rencana kerja yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan atau tulisan yang akan ditulis atau
dibahas,susunan sistematis dari pikiran-pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas yang akan
menjadi pokok tulisan.

 Penyusunan outline (kerangka karangan) secara garis besar dapat dilakukan dengan
menggunakan pola alamiah dan pola logis.

 Macam–macam outline ( kerangka karangan ) dapat berdasarkan atas : sifat


rinciannya dan berdasar perumusan teksnya.

 Syarat outline ( kerangka karangan ) yang baik adalah sebagai berikut :

a. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.

b. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan.

c. Pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis,


d. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

B. Saran

Banyak orang beranggapan bahwa topik = judul. Topik merupakan pokok yang akan
diperikan atau masalah yang akan dikemukakan.
Judul adalah nama karya tersebut. Tema lebih luas lingkupnya dan biasanya lebih abstrak;
tema dapat dibagi-bagi menjadi beberapa topik. Dari topik dapat muncul judul-judul.
Walaupun topik yang dipilih sama, tetapi maksudnya berlainan, maka tema yang dihasilkan
juga lain. Selanjutnya penggarapan dan materi-materi yang dipilih pun berbeda. Setelah topik
ditetapkan, maksud topik diuraikan langkah selanjutnya membuat sebuah rumusan tentang
masalah dan tujuan yang akan dicapai. Perumusan itu tidak lain adalah tema karangan. Tema
karangan itu berbentuk satu kalimat, satu alinea.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.2011.Bahasa Indonesia


NonKependidikan.Serang:Universitas Sultan AgengTirtayasa

http://adegustiann.blogsome.com/2009/02/02/membuat-kerangka-karangan/

http://farchanbinadnan.blogspot.com/2009/12/membuat-kerangka-karangan.html

Anda mungkin juga menyukai