Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KARYA ILMIAH SEBAGAI KARANGAN

Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Inndonesia


Dosen Pengampu : Ratna Mutia, M,A

Disusun oleh :
Ahmad Fajar 23030260142
Figo Agastya Karnanto 23030260147
Moh Yusron Fahmi 23030260158

PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya ilmiah adalah karangan yang menyajikan gagasan ilmiah Secara ilmiah dan
menggunakan format dan bahasa ilmiah. penelitian ilmiah Hal ini menimbulkan pertanyaan
ilmiah. Apa yang tertulis dalam buku-buku ilmiah berupa gagasan ilmiah, berupa hasil
penelitian ilmiah, dan berupa hasil. Penelitian dipublikasikan di makalah akademis. Ide-ide
ini adalah Gambaran perkembangan ilmu pengetahuan yang terekam dalam dokumen ilmiah.
Dengan kata lain, tulisan akademis adalah esai yang menyajikan: Fakta umum yang dapat
dibuktikan dan dicatat secara ilmiah Metodologi yang sesuai. Dalam konteks pendidikan
tinggi disebutkan penelitian ilmiah juga sebagai buku sains. Contoh karya ilmiah atau teks
Laporan hasil penelitian khususnya pada jenjang sarjana atau pendidikan umum. Namanya
tesis. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang ditulis oleh: Mahasiswa akhir sebagai syarat
utama meraih gelar.

A. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Tema?


2. Apa yang dimaksud dengan judul?
3. Apa yang dimaksud dengan Kerangka Karangan?
4. Apa yang dimaksud dengan Karangan?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Tema, judul karangan
2. Untuk mengetahui pengertian dari kerangka karangan
BAB II
PEMBAHASAN KARANGAN
Tema dan Judul
1. Tema
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah
satunya dalam membuat suatu tulisan. Disebuag tulisan pastilah mempunyai sebuah
tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang
dibuat. Dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai jenis tulisan
haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema
adalah fondasinya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah
tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih baik pada tulisan
tersebut.
a. Syarat-syarat Tema
1. Tema menarik perhatian penulis.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya
b. Sumber Tema
Sumber-sumber untuk menulis sebuah tema datangnya bisa lewat mana saja,
kapan saja, dan dimana saja antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Sumber pengalaman kita atau orang lain;
2. Sumber-sumber pengamataan;
3. Sumber-sumber imajinasi
4. Hasil dari pengamatan kita

2. Judul
Judul, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diberi penjelasan sebagai
berikut: “nama yang digunakan dalam buku atau bab dalam buku yang dapat
menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku atau bab itu”; “kepala karangan
(cerita, drama, dsb); tajuk” (depdikbud, 1984). Dari penjelasan ini judul menempati
posisi yang sangat penting dalam sebuah karangan. Meskipun demikian, untuk
menentukan sebuah judul memang tidak sekali jadi., tetapi bisa memakan proses yang
berkali-kali, melewati tahapan-tahapan tertentu. Judul yang baik dibuat dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Relevan
Judul harus mempunyai pertalian dengan topik, setidaknya ada pertalian antara
judul dengan beberapa bagian penting karangan. Dengan hanya membaca judul
karangan atau tulisan, pembaca sudah dapat menerka isi yang terkandung
didalamnya.
2. Ekonimis
Judul tidak perlu terlalu panjang, Cukup singkat saja tapi harus dapat mewakili
isi karangan secara singkat. setiap kata dan tanda baca yang dipergunakan dalam
judul harus terseleksi dengan baik dan fungsional. kata dan tanda baca yang tidak
perlu lebih baik dibuang. prinsip ekonomis tidak berarti kata-kata untuk judul
boleh disingkat penulisannya. judul harus ditulis dengan bahasa Indonesia yang
benar dan dengan kata-kata yang utuh. aspek ekonomis dalam judul diperoleh
melalui kemampuan kata-kata yang sedikit untuk memberi gambaran isi karangan
yang luas. contoh, 30 hari mahir bahasa Inggris. Melalui judul ini pembaca akan
memperoleh informasi awal bahwa dalam 30 hari mampu berbahasa Inggris.
3. Jelas
Meskipun ekonomis judul harus tetap jelas maknanya. kata, kalimat, atau
tanda baca yang dipilih harus mampu mewakili isi secara tepat. kata-kata yang
dipilih hendaknya mudah dipahami maksudnya oleh pembaca. kalimat dan kata-
kata yang kabur sebaiknya tidak dipergunakan.
4. Provokatif
Judul harus mampu memancing rasa ingin tahu melalui susunan kata yang
provokatif. contohnya, sebuah artikel berjudul bertuhan tanpa agama melalui
judul ini pembaca akan bertanya "apakah Mungkin ada agama tanpa Tuhan?",
yang pada gilirannya akan memancing pembaca untuk mengetahui uraian atau
pendapat penulis artikel tersebut. contoh lain sebuah buku berjudul Alquran kitab
sastra terbesar. dengan membaca judul ini, tentu umat Islam akan kaget dan
heran. sebab, semua umat Islam tahu bahwa Alquran adalah kitab yang berisi
ajaran dan tuntunan agar pemeluknya selama dunia dan akhirat. pada gilirannya,
mereka akan tertarik untuk membaca isi buku tersebut, dan kemudian mengambil
kesimpulannya.
5. Logis
Dari sudut logika, makna yang terkandung dalam judul sebaiknya dapat
dipertanggungjawabkan. Walaupun provokatif, judul tak boleh mengabaikan
aspek logika dan tata bahasa.

Kerangka Karangan
Menurut keraf (1980: 132), Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang
memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap. kerangka karangan dapat
berbentuk catatan-catatan sederhana, tetapi juga berbentuk mendetail,dan digarap dengan
sangat cermat. dalam proses menyusun karangan ada tahap yang perlu dilakukan, yaitu
memilih topik, mengumpulkan informasi mengatur gagasan, dan menulis keterangan itu
sendiri. pengaturan gagasan itulah yang dapat diumpamakan sebagai kerangka. jadi, dalam
kerangka karangan terdapat strategi penempatan gagasan. kerangka karangan dapat
membantu pengarap/penulis dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.
2. Mencegah pengarang mengolah ide-ide sampai dua kali.
3. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak keluar dari sasaran yang telah
ditetapkan
4. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks yang berbeda-beda
didalam karangannya, juga menata detail karangan.
5. Sebagai miniatur dari keseluruhan karangan
Jadi, melalui kerangka ini penulis akan menggarap karangan menjadi logis dan teratur
serta memungkinkan penulis membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan. kerangka
karangan dapat mengalami perubahan terus-menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih
sempurna. sedangkan kerangka dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi juga mendetail.
kerangka yang belum final disebut outline, sementara kerangka yang sudah tersusun rapi dan
lengkap disebut outline final. sebuah karangan yang bernilai tentu terlahir dari kerangka
karangan dengan detail yang dirancang secara cermat dan matang. dengan menggunakan
kerangka karangan akan sangat membantu penulis untuk menghindari kesalahan-kesalahan
yang tidak perlu dilakukan. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa kerangka karangan dapat
membantu penulis, (keraf, 1980;133-134) dalam hal-hal berikut ini:
1. Untuk menyusun kerangka karangan secara teratur.
2. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda.
3. Menghindari penggarapan sebuah topik dua kali atau lebih.
4. Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu.
5. Metode penyusutan.
Adapun syarat-syarat kerangka karangan yang baik adalah pengungkapan maksud harus
jelas, tiap unit kerangka karangan mengandung satu gagasan, pokok kerangka karangan
pokok kerangka karangan disusun secara logis, dan menggunakan pasangan simbol
dengan konsisten. penjelasan ini dari hal tersebut di atas adalah sebagai berikut:
1. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas.
Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang
jelas, lalu buatlah tesis atau pengungkapan maksud.
2. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan
Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersebut harus
diperinci.
3. Pokok-pokok dalam kerangka karangan
Harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar
jelas.
4. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk


membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam
mengembangkan karangan.

KARANGAN
Menurut pratiwi (2008:37), karangan adalah penjabaran dari suatu gagasan secara resmi
dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang ideal pada
prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari paragraf.
Mengarang adalah pekerjaan merangkai atau menyusun kata, frasa, kalimat, dan
alinea yang dipadukan dengan topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa
karangan. Dalam pratiknya, kegiatan mengarang terbagi atas dua golongan besar, yaitu (1)
mengarang fiksi atau rekaan, dan (2) mengarang nonfiksi. Kenyataan menunjukan bahwa
untuk menulis karangan nonfiksi, faktor bakat tidak dominan seperti halnya menulis karangan
fiksi. Keahlian menulis karangan nonfiksi dapat dipelajari seperti halnya seseorang bermain
catur, bernyanyi, menggambar atau keterampilan lainnya sampai taraf tertentu. Penulis
karangan non fiksi adalah sikap rasional dan daya intelektual didukung oleh pengetahuan
tentang ilmu mengarang yaitu komposisi. Agar kita dapat mengarang dengan baik persyaratan
utama yang harus kita penuhi adalah penguasaan kalimat harus benar. Ukuran kalimat yang
benar adalah dari segi struktur kalimat, pilihan kata, logika, efektivitas, dan ketetapan
penulisannya. Kalimat merupakan bagian terkecil dari wacana yang dapat mengungkapkan
pikiran yang utuh secara ketata bahasaan. sebagai bagian terkecil dari wacana, kalimat
berstatus sebagai satuan dasar karangan. Artinya, wacana akan terbentuk jika ada kalimat
yang letaknya berurutan dan berdasarkan kaidah kewacanaan tertentu. itulah sebabnya, kita
perlu memahami konsep kalimat dengan baik. pemahaman tersebut akan sangat membantu
kita dalam pengungkapan ide atau perasaan yang akan kita tuangkan, baik secara lisan
maupun tertulis.
Karangan dapat dibedakan atas beberapa macam penggolongan antara lain karangan
prosa dan karangan puisi dapat juga dibedakan atas karangan ilmiah dan karangan ilmiah
dapat pula dibedakan atas karangan fiksi dan karangan nonfiksi dan masih bisa dibedakan
atas penggolongan lain lagi sesuai dengan kebutuhan pengarangnya penggolongan karangan
dapat dibagi menjadi lima bagian,(Pratiwi, 2008:6.38) yaitu:
1. Karangan narasi (Cerita)
2. Karangan deskripsi (Gambaran)
3. Karangan argumentasi (Alasan)
4. Karangan persuasi (Ajakan)

Karangan-karangan tersebut diuraikan sebagai berikut:


1. Karangan Narasi (Cerita)
Menurut (Widagdho, 1997:106) Karangan narasi adalah karangan yang
menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana berlangsungnya
peristiwa-peristiwa tersebut. rangkaian peristiwa atau kejadian ini biasanya
disusun menurut waktu (secara kronologis). isi karangan narasi bisa
menceritakan tentang fakta yang benar-benar terjadi, bisa juga menceritakan
tentang suatu khayalan.
Autobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal sering digolongkan
ke dalam jenis karangan narasi, dan isi karangan itu memang benar-benar
nyata atau berdasarkan pada sejarah yang tidak diperbuat. akan tetapi cerpen,
novel, hikayat, drama, dongeng, dan lain-lainnya hanyalah hasil kreasi daya
khayal seorang pengarang, yang sebenarnya cerita itu sendiri tak pernah
terjadi. namun karangan ini juga termasuk dalam jenis karangan narasi.

1. Karangan Deskripsi (Lukisan)


Karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat,
tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau objek yang
lain. Misalnya, suatu kampung yang begitu damai, tentram, dan saling
menolong, dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi, juga suasana hiruk
pikuk ketika terjadi kebakaran, dapat pula dibuat karangan deskripsi.
Dalam karangan deskripsi, agar menjadi hidup, perlu dilukiskan
bagian-bagian yang dianggap penting sedetail mungkin. Misalnya, melukiskan
betapa ngeri tersesat di hutan, maka situasi hutan yang dapat menimbulkan
kengerian itu harus dilukiskan selengkap-lengkapnya, sehingga pembaca dapat
membayangkan bagaimana jika dia sendiri yang tersesat disitu.

2. Karangan eksposisi (Paparan)


Karangan eksposisi (Widagdho, 1997:112) adalah karangan yang berusaha
menerangkan suatu hal atau suatu gagasan karangan eksposisi berisi
memberikan pengetahuan kepada pembaca atau pendengar. dalam
memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka,
atau dapat pula menggambarkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan
mudah dimengerti. banyak pekerjaan mengarang masuk dalam jenis karangan
eksposisi. misalnya:
 Menjelaskan tujuan atau ide didirikannya sebuah perguruan tinggi.
 Menguraikan kesulitan yang akan dihadapi jika KB gagal
 Memberi petunjuk bagaimana proses jalannya sebuah mesin
 Menguraikan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia
Salah satu bentuk karangan eksposisi adalah uraian tentang proses.
proses biasanya diikuti dengan langkah-langkah. tiap langkah diuraikan
menurut urutan waktu. yang depan, didahulukan, yang belakang, di
kemudian kan. Tiap langkah itu dipaparkan secara jelas sehingga pembaca
dapat mengerti.
Supaya paparan bertambah jelas macam kali dipergunakan contoh-
contoh, ilustrasi, gambar-gambar, tabel diagram, peta, denah, dan
sebagainya. oleh karena itu, kalau kita hendak memaparkan sesuatu hal
atau sesuatu gagasan, hendaknya sesuatu itu terlebih dahulu.

3. Karangan argumentasi (Alasan)


Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca
agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.
syarat utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulis harus
terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang logis. Karangan argumentasi
memiliki ciri ciri sebagai berikut:
1) Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya.
2) Mengusahakan pemecahan suatu masalah, dan
3) Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai satu peyelesaian.
Karena tampak berusaha meyakinkan dan mempengaruhi pembaca
karangan itu dapat digolongkan ke dalam karangan argumentasi.
penggalan karangan itu menyajikan argumentasi untuk mempengaruhi
dan meyakinkan pada pembaca atau pendengar.

4. Karangan persuasi (Ajakan)


Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca
percaya, yakin, dan terpujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan, yang
mungkin berupa fakta, suatu pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun
perasaan seseorang. sehingga pembaca atau pendengar melakukan ajakan
seperti yang diinginkan penulis atau pembicara. dalam karangan persuasi,
mula-mula dipaparkan gagasan dengan alasan, bukti, atau contoh untuk
meyakinkan pembaca. selanjutnya diikuti dengan ajakan, bujukan, rayuan,
imbauan dan saran kepada pembaca. perbedaan argumentasi dengan persuasi
terletak pada sasaran yang ingin didik oleh karangan tersebut. argumentasi
mengetik beratkan sasaran pada logika pembaca, sedangkan persuasi
menitikberatkan pada emosi dan perasaan pembaca, walaupun tidak
melepaskan logika.
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan
gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima
jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi.

Anda mungkin juga menyukai