Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak
mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri
dalam bentuk tulisan. Mengarang juga dapat melatih orang untuk mengeluarkan
pikirannya dengan baik sehingga dapat dipahami oleh orang lain. Kegiatan
mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sadar,
berarah dan mempunyai mekanisme, serta persyaratan-persyaratan lain yang perlu
diperhatikan agar karangan berhasil baik. Mekanisme karangan meliputi kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan pada tahap perencanaan karangan dan kegiatan-
kegiatan pada tahap penulisan karangan.
Penulisan sebuah judul karangan harus memenuhi persyaratan-
persyaratan menyangkut isi, bahasa dan teknik penyajian. Oleh sebab itu untuk
membuat sebuah judul karangan perlu direncanakan dan tentunya sesuai dengan
pengelompokkan karangannya, baik menurut bentuk, ragam, jenis, rumpun,
ataupun macam karangannya. Pengelompokkan menurut jenis, ragam dan rumpun
memiliki keterkaitan.
Dalam ragam sampai macam judul karangan kemungkinan pilihan
semakin luas sehingga penentuan judul karangan yang akan ditulis harus semakin
diarahkan untuk sampai pada pemilihan terakhir.
Kegiatan penulisan judul karangan merupakan kegiatan tunggal dan
sebagai kesatuan proses. Dikatakan sebagai suatu kegiatan tunggal jika yang
ditulis merupakan sebuah judul karangan yang sederhana, pendek dan bahannya
sudah dikuasai penuh. Tidak sedikit pengarang merasa kesulitan memilih judul
yang tepat untuk karangannya. Mungkin ada yang bertanya mengapa karangan
harus memiliki judul. Pentingnya judul sesungguhnya sama dengan pentingnya
nama bagi seseorang. Tanpa nama betapa sulitnya mengidentifikasi seseorang.
Begitu juga tanpa judul alangkah sulitnya mengidentifikasi karangan.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :


1. Apakah yang dimaksud dengan tema?
2. Bagaimana syarat-syarat tema?
3. Bagaimana cara membatasi topik?

C. Tujuan Pembahasan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui pengertian tema dan aplikasinya.
2. Untuk mengrtahui syarat-syarat tema.
3. Untuk mengetahui cara membatasi topik dalam membuat karangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Tema
Tema menurut etimologis berasal dari kata Yunani thithenai artinya
‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Menurut terminologis, tema merupakan suatu
gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat
tulisan.
Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema utuh. Jadi yang dimaksud tema
karangan adalah sesuatu yang akan disampaikan atau yang menjadi pokok
masalah dalam karangan. Di setiap tulisan pastilah memiliki tema, karena dalam
sebuah penulisan di anjurkan harus memikirkan tema apa yang akan di buat.
Contohnya dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis dan berbagai
macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema, tema juga hal yang paling
utama di lihat oleh pembaca sebuah tulisan, jika temanya menarik maka akan
memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
Pengetian tema, secara khusus dalam karang-mengarang, dapat dilihat dari dua sudut,
yaitu dari sudut karangan yang telah selesai, dan dari sudut proses penyusunan sebuah
karangan.
Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat
utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat utama ini dapat
diketahui misalnya bila seorang membaca sebuah roman, atau karangan lainnya. Dalam
kenyataan untuk menulis suatu karangan, penulis harus memilih suatu topic atau pokok
pembicaraan. Diatas pokok pembicaraan itulah ia menempatkan suatu tujuan untuk
disampaikan dengan landasan topic tadi. Dengan demikian pada waktu menyusun sebuah
tema atau pada waktu menentukan sebuah tema untuk sebuah karangan ada dua unsur
yang paling dasar perlu diketahui yaitu topic dan pokok pembicaraan dan tujuan yang
ingin dicapai melalui topic tadi. Berdasarkan kenyataan ini, pengertian tema dapat
dibatasi sebagai: suatu perumusan dari topic yang akan dijadikan landasan pembicaraan
dan tujuan yang akan dicapai melalui topic tadi.
Tema itu dapat pula mengambil bentuk yang lebih luas berupa sebuah alinea, atau
berupa rangkaian dari alinea-alinea. Bentuk yang terakhir ini biasa disamakan dengan
ikhtisar, dan kadang-kadang deangan ringkasan. Antara ringkasan dan tema sebenarnya
terdapat perbedaan besar, karena dalam sebuah ringkasan masih disebutkan para pelaku
dengan alur kisahnya (plot) dan sebagainya. Sedangkan tema hanya merupakan gagasan-
gagasan atau amanat yang ingin disampaikan pada pembaca, belum dijalin dengan para
pelaku. Tempat sebagai ruang berlangsungnya peristiwa atau aktifitas dan interaksi antara
para tokohnya. Ringkasan merupakan uraian itu secara komplit dalam bentuk yang
singkat, sedangkan tema merupakan sari dasar atau amanat yang akan disampaikan
penulis.
Panjang tema tergantung dari berapa banyak hal yang akan dsampaikan sebagai
perincian dari tujuan utama, dankemampuan penulis utntuk memperinci dan
mengemukakan iluistrasi-ilustrasi yang jelas dan terarah. Perbandinagn antara tema

2
dengan karangan dapat disamakan dengan hubungan antara sebuah kalimat dan gagasan
utama kalimat yang terdiri dari subyek dan predikat. Semua bagian kalimat lainnya hanya
berfungsi untuk memperjelas gagasan-gagasan utama tadi. Begitu pula, kedudukan tema
secara lebih konkrit dapat kita lihat dalam hubungan antara kalimat topik dan alinea.
Kalimat topic merupakan tema dari alinea itu. Sedangkan kalimat-kalimat lainnya hanya
berfungsi untuk memperjelas kalimat topik atau tema alinea itu.
Bagian dari tema adalah:
1. Memilih Topik
Apa saja yang menarik perhatian kita dapat saja dijadikan topic dalam karangan
kita: pegalaman-pengalaman dimasa lampau, pengalaman masa kini, keluarga,
cita-cita, karier, alam sekitar, persoalan-persoalan kemasyarakatan, kebudayaan,
ilmu pengetahuan, mata pencaharian dan sebagainya.
Semua pokok permasalahan tersebut dapat dijadikan topic karangan
mempergunakan salah satu bentuk tulisan, yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, dan
argumentasi.
Narasai berusaha untuk mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian secara
kronologis. Beberapa pokok yang biasanya dipakai dalam narasi adalah: biografi,
roman, novel, sejarah, dsb. Sebaliknya deskripsi berusaha untuk menggambarkan
hal sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, misalnya: tentang Kota Jakarta,
tentang gedung-gedung bersejarah, tentang senja dipelabuhan, dan sebagainya.
Bila kita berpindah dari reproduksi masa silam kepada tulisan-tulisan eksposisi
(yang bertujuan untuk member penjelasan atau informasi), maka, tema tadi akan
diuraikan dalam sebuah proses, misalnya: bagaimana membuat api. Corak lain
dari tulisan-tulisan ekspositoris itu adalah menerangkan tentang proses kerja
sesuatu barang. Yang agak berlainan dari tipe-tipe tulisan ekspisotris sebagai
disebut diatas adalah definisi yang luas untuk menjelaskan suatu istilah.
Jenis tulisan lain yang lebih sulit dari eksposisi adalah argumentasi. Argumentasi
sebenarnya termasuk dalam eksposisi, hanya sifatnya yang jauh lebih sulit
dengan mengajukan pembuktian. Dalam tipe ini termasuk analisa, baik yang
menyangkut pemecahan suatu pokok persoalan atas bagian-bagiannya, maupun
penggabungan masalah-masalah yang terpisah menjadi suatu klasifikasi yang
lebih luas.
Sebuah topic pertama-tama harus menarik perhatian penulis sendiri. Penulis akan
didorong terus menerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.
Sebaliknya topic yang sama sekali tidak disenangi malahan akan menimbulkan
kesalan bila terdapat hambatan-hambatan penulis tidak akan berusaha sekuat
tenaga akan menemukan fakta dan data untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Dalam penelitian dan tulisan ilmiah, topic yang digarap harus pula
diketahui oleh penulis tersebut. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang
diketahuinya, penulis akan berusaha menncari data-data melalui penelitian,
observasi, wawancara dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai
masalah itu bertambah dalam. Namun, bagi para mahasiswa kiranya perlu
ditambahkan beberapa syarat lain, yaitu topic itu jangan terlalu baru, terlalu
teknis dan terlalu controversial. Bagi para penulisan pertama-tama dilandaskan
pada data-data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan.

3
2. Pembatasan Topik
Setiap penulis harus benar-benar yakin bahea topic yang ditulisnya harus cukup
sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap. Kecenderungan tiap
penulis baru adalah mengungkapkan sesuatu terlalu umum, akibatnya uraian itu
juga akan menjadi kabur dengan menggunakan istilah-istilah yang tidak tepat dan
cermat. Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam
beberapa hal. Pertama-tama pembatasan itu memungkinkan penulis untuk
menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena pokok itu benar-benar
diketahuinya.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara
berikut. Pertama-tama tetapkanlah topik yang ingin digarap dalam suatu keadaan
sentral. Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah topic yang berada dalam
kedudukan sentral itu masih dapat diperinci lebih lanjut? Bila dapat,
tempatkanlah perinciannya itu disekitar lingkaran toipk pertama tadi. Ketiga,
tetapkanlah yang mana dari perincian tadi yang akan dipilih. Keempat, ajukanlah
pertanyaan apakah sektor tadi perlu diperinci lebih lanjut? Setiap persoalan yang
akan diuraikan perlu dibatasi, perlu diprsempit ruang lingkupnya.pembatasan-
pembatasan itu akan mengaharuskan penulis untuk memilih topic-topik yang
paling khusus. Pembatasan juga menyebabkan penulis akan lebih
mengkonsentrasikan pikirannya kepada topim tersebut, sehingga dapat
menemukan lebih banyak diketahuinya. Dengan konsentarsi itu, penulis bisa
menciptakan contoh-coontoh atau ilustrasi-ilustrasi yang khusus sekali, dan
menemukan pula insiden-insiden yang khas. Selanjutnya pembatasan subjek itu
memungkinkan penulis untuk memusatkan perhatiannya hanya kepada
objeknnya, sehingga tidak melangkah terlalu jauh.

3. Menentukan Maksud
Pengetahuan dasar tadi akan dikembangkan lebih lanjut dengan hasil-hasil
penelitian, observasi dan sebagainya. Karena sudah mengenal prinsip-prinsip
dasarnya, maka penulis akan lebih mudah mengetahui aspek-aspek mana yang
perlu diketahui data-datanya, aspek mana yang tidak perlu dimasukkan dalam
uraian. Pembatasan topik sampai pada tahap ini belum cukup, masih ada satu hal
yang penting, yang perlu ditetapkan yaitu apa maksud pengarang dalam
menguraikan topik tadi.
Pembatsan topik belum dengan sendirinya membatasi pula maksud pengarang
atau penulis. Sebab itu penulis harus menetapkan pula maksud untuk menggarap
topik tadi. Pembatasan maksud merupakan sebuah rancangan meyeluruh yang
memungkinkan penulis bergerak bebas dalam batas-batas tadi. Seperti halnya
dalam pembatasan topik, pembatasan maksud juga akkan menentukan bahan
mana yang diperlukan, serta cara mana yang paling baik bagi penyusunan
karangan itu.

4. Memilih Tema yang Baik


a) Tema menarik perhatian penulis,
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis
berusaha terus-menerus mencari data untuk memecahkan masalah-

4
masalah yang dihadapi, penulis akan di dorong terus-menerus agar
dapat menyelesaikan karya tulis tersebut sebaik-baiknya.
b) Tema dikenal atau diketahui dengan baik,
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah
diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang
diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data
melalui penelitian, observasi, wawancara dan sebagainya, sehingga
pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam
keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah
yang dikuasainya sebagai latarbelakang masalah tadi, maka ia sanggup
menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
c) Bahan-bahannya dapat di peroleh
Sebuah tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup
tersedia disekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini
memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian
mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
d) Tema dibatasi ruang lingkupnya
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau
dibatasi ruang lingkupnya.

B. Syarat-syarat Tema
1. Tema menarik perhatian penulis.
Dapat membuat seorang penulis berusaha terus-menerus untuk membuat
tulisan atau karangan yang berkaitan dengan tema tersebut.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya pengetahuan umum yang berhubungan dengan tema tersebut sudah
dimilki oleh penulis supaya lebih mudah dalam penulisan tulisan/karangan.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia
di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis
untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai
sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup
kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang
lingkupnya.
Tema dapat dikesan melalui:
a. Perwatakan watak-watak dalam sesebuah cerita.
b. Peristiwa, kisah, suasana dan unsur lain seperti nilai-nilai kemanusian dan
kemasyarakatan yang terdapat dalam cerita.
c. Persoalan-persoalan yang disungguhkan dan kemudian mendapatkan pokok
persoalannya secara keseluruhan.

5
d. Plot cerita, sebuah struktur rangkaian kejadian-kejadian dalam sebuah cerita
yang disusun dengan secara kronologis/ dari awal cerita sampai akhir cerita.

Proses penyusunan sebuah karangan


Tema ialah bertumpu dari kenyataan bahwa penulis harus memilih suatu topik
atau pokok pembicaraan. Berawal dari pokok pembicaraan itulah penulis
menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan dengan landasan topik tadi.
Dengan demikian, ketika menyusun sebuah tema untuk suatu karangan ada dua
unsur penting, yaitu:
1) Pokok pembicaraan (topik).
2) Tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.
Berdasarkan kedua unsur ini, maka tema dibatasi sebagai: “suatu
perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan
tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.”

Tujuan utama menulis atau mengarang adalah sebagai sarana komunikasi


tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya. Tujuan menulis secara
umum adalah memberikan arahan, menjelaskan sesuatu, menceritakan kejadian,
meringkaskan, dan menyakinkan.
Tujuan penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Mengubah keyakinan pembaca
2. Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca
3. Merangsang proses berpikir pembaca
4. Menyenangkan atau menghibur pembaca
5. Memberitahu pembaca
6. Memotivasi pembaca.

Kedudukan tema dalam suatu karangan


Tema berarti suatu pokok pemikiran atau gagasan pokok atau ide pikiran
tentang suatu hal, salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi jika diandaikan
sebuah rumah tema merupakan fondasinya. Pokok pemikiran tertentu yang akan
disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut tema karangan. Penetapan
tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk menjamin penyampaian
ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan dapat dipahami oleh
pembaca dengan mudah. Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit
agar dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka
karangan (outline).
Berdasarkan uraian diatas, contoh berikut akan memperjelas kedudukan
tema dalam suatu kerangka karangan, sekaligus membedakan antara topik, judul
dan tema.

6
Contoh sebuah karangan:
Topik: upaya mengatasi tawuran antar pelajar
Judul: (dapat disesuaikan dengan selera penulis)
Tawuran lagi, tawuran lagi...... pusing!
Tawuran pada anak sekolah, penyakit kriminalitas.
Tawuran antar sesama pelajar dapat merusak moralitas anak bangsa.

Tema: Upaya mengatasi kriminalitas para pelajar bukanlah semata-mata


tanggungjawab aparat kepolisian saja, melainkan juga menjadi tanggung jawab
orangtua para pelajar. Permasalahan ini tidak mungkin dapat dipecahkan tanpa
bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini yang paling di perlukan adalah
adanya kesadaran bahwa kita ini adalah umat yang bergama yang memiliki
keyakinan dan kepercayaan yang luhur dan sakral, bahwa kita semua adalah
makhluk hidup haruslah hidup damai dan berdampingan.
Seperti dalam topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar
penulis tidak melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan
begitu penulis akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif.
Contoh Judul/Tema:
 Pentingnya Bahasa Indonesia dalam Pembelajaran di Sekolah Menengah
 Pembelajaran Bahasa Indonesia di Tingkat Perguruan Tinggi
 Analisis Unsur-Unsur Komunisme dalam Novel Atheis Karya Achdiat K.
Mihardja
 Deskripsi Pemakaian Bahasa dalam Spanduk Parta Politik di Kabupaten
Wonogiri
 Analisis Struktural Genetik Novel Pangeran Diponegoro
 Pemakaian Bahasa Sarkasme di dalam Media Sosial
 Eufemisme dalam Papan Pengumuman
 Eufemisme sebagai Sifat Kebahasaan dalam Bahasa Indonesa
 Eufemisme dalam Bahasa Indonesia Modern
 Diksi dalam Karya Ilmiah Bahasa Indonesia
 Sinonim Nomina dan Adjektiva pada Dialek Banyumasan
 Kajian Mengenai Sinonim Nomina dalam Bahasa Indonesia
 Kesinoniman Adjektiva Insani dalam Bahasa Indonesia
 Analisis Kesalahan Fonologis pada Karangan Siswa SMP kelas VII
 Analisis Kesalahan Fonologis dalam Membaca Teks Berita
 Analisis Tindak Tutur pada Spanduk Partai Poltik di Wilayah Wonogiri
 Implikatur Komik Inuyasa : Pendekatan Pragmatik
 Dieksis dalam Film Snow White: Analisis Pragmatik
 Bentuk Tindak Tutur Ilokusi dalam Pragram Ini Talk Show
 Tindak Tutur Siswa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP
 Analisis Bentuk Bahasa Penolakan
 Tindak Tutur Ilokusi dalam Tataran Pragmatik

7
 Analisis Semantik Slogan di Lingkungan Sekolah
 Analisis Medan Makna di dalam Kajian Semantik
 Analisis Gaya Bahasa dalam Slogan Iklan Minuman Kemasan di Televisi
 Kajian Semantik dalam Iklan Produk Kecantikan
 Analisis Semantik Bahasa Iklan Baris dalam Koran
 Perilaku Sintaksis Verba Adjektiva dalam Bahasa Indonesia
 Analisis Kesalahan Konstruksi Sintaksis pada Karangan Argumen Siswa
 Klausa Relatif dalam Bahasa Indonesia

C. Cara Membatasi Topik


Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan mempergunakan cara
sebagai berikut:
1. Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
2. Mengajukan pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan
sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat, tempatkanlah
rincian itu sekitar lingkaran topik pertama tadi.
3. Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
4. Mengajukan pertanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci lebih
lanjut atau tidak.
Demikian dilakukan secara berulang sampai diperoleh sebuah topik yang
sangat khusus dan cukup sempit.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tema menurut etimologis berasal dari kata Yunani thithenai artinya
‘menempatkan’ atau ‘meletakkan’. Menurut terminologis, tema merupakan suatu
gagasan pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat
tulisan. Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan
perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema utuh. Jadi yang dimaksud tema
karangan adalah sesuatu yang akan disampaikan atau yang menjadi pokok
masalah dalam karangan. Di setiap tulisan pastilah memiliki tema, karena dalam
sebuah penulisan di anjurkan harus memikirkan tema apa yang akan di buat.
Syarat-syarat Tema
1. Tema menarik perhatian penulis.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Cara Membatasi Topik
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan menetapkan topik serta
mengajukan pertanyaan apakah topik tersebut berada dalam kedudukam yang
dapat diperinci dengan baik.

B. Saran
Semoga makalah yang kami persentasekan dapat bermanfaat bagi para dosen
khususnya pada mahasiswa/i. Apabila makalah kami ada kekurangan dan
kekhilafan mohon diberi masukan dan saran agar makalah yang kami buat
kedepannya menjadi lebih baik lagi.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://gudang-faisal.blogspot.com/2015/12/tema-karangan-kerangka-
karangan.html. Minggu, 17 November, Pukul 14.00 wib.
https://khairalblogstar.blogspot.com/2017/12/makalah-tentang-karangan.html.
Minggu, 17 November, Pukul 14.00 wib.
https://acehkrak.blogspot.com/2016/01/makalah-topik-tema-dan-judul.html
Minggu, 17 November, Pukul 14.00 wib.
http://kummal-gratis.blogspot.com/2012/06/tema-karangan.html.Minggu,17
November, Pukul 14.00 wib.
http://wede56.blogspot.com/2014/03/contoh-makalah-bahasa-indonesia_25.html.
Minggu, 17 November, Pukul 14.00 wib.
http://harustahuaja.blogspot.com/2017/02/topik-tujuan-tesis-dan-kerangka-
karangan.html. Minggu, 17 November, Pukul 14.00 wib.

10

Anda mungkin juga menyukai