Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN KARYA TULIS ILMIAH

(PERUMUSAN TOPIK DAN JUDUL KARANGAN)

Sasaran Pembelajaran
Setelah mempelajari materi bab ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. menyebutkan beberapa persyaratan dalam memilih topik karya ilmiah
2. menjelaskan beberapa cara pembatasan topik yang luas
3. mengemukakan persyaratan judul karya ilmiah
4. membedakan topik dengan judul karangan

Materi

1. Pendahuluan

Mengarang adalah suatu proses kegiatan pikiran manusia yang hendak mengungkapkan
kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendidri dalam bentuk tulisan. Mengarang juga
dapat melatih orang untuk mengeluarkan pikirannya dengan baik sehingga dapat dimengerti oleh orang
lain. Kegiatan mengarang itu merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan dengan sadar, berarah,
dan mempunyai mekanisme, serta persyaratan-persyaratan lain yang perlu diperhatikan agar karangan
berhasil baik. Mekanisme karangan meliputi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pada tahap
perencanaan karangan dan kegiatan-kegiatan pada tahap penulisan karangan. 201 pay died-hel

Tahap perencanaan karangan merupakan tahap awal atau tahap persiapan dan rangkaian proses
penulisan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi, antara lain:

(1) Memilih dan membatasi bahan pembicaraan (topik)

(2) Merumuskan judul karangan yang baik

Semua kegiatan tersebut terangkum dalam pokok-pokok bahasan yang akan diuraikan satu per satu di
bawah ini.

2. Topik Karangan

Kegiatan yang pertama ialah menjawab pertanyaan "Apa yang akan saya tulis/karang?". Memilih
topik berarti memilih apa yang akan menjadi pokok pembicaraan dalam tulisan/karangan. Pokok
pembicaraan yang dimaksud adalah sesuatu yang belum terurai. Kegiatan pada tahap pertama ini sering
mengalami kesukaran, bahkan menjadi beban berat terutama bagi calon/orang yang baru mulai
menulis. Hal ini disebabkan oleh kesukaran untuk menemukan topik mana yang akan atau dapat
dipergunakan untuk menyusun karangan. Selain itu, sering pula diperhadapkan kepada sikap untuk
memilih satu di antara sekian banyak bahan yang dapat dibicarakan. Dalam hal ini harus berpegang
teguh pada satu pilihan saja.

Topik dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti pengalaman, pendapat/penalaran, pengamatan
dan penyelidikan terhadap sesuatu, baik yang dilakukan sendiri di lapangan maupun melalui buku-buku
dan karangan- karangan lainnya. Selain itu, kreasi imajinatif (daya khayal) dapat dijadikan sumber bahan
penulisan. Namun, topik-topik yang dipilih untuk karangan ilmiah, banyak bersumber pada pengalaman,
pendapat/penalaran, pengamatan, dan penyelidikan.

Bila penulis mengalami kesukaran menemukan topik atau pokok pembicaraan untuk dijadikan
bahan dalam penulisan maka petunjuk-petunjuk di bawah ini dapat membantu.

1) Selalu berusaha menambah pengalaman dengan banyak melihat, mendengar, Thin membaca,
dan mengalami sendiri berbagai peristiwa.

2) Rajin mengamat-amati sesuatu yang terjadi di sekitar kita atau membaca buku-buku yang
merupakan hasil pengamatan dan penelitian orang lain.

3) Selalu mengembangkan imajinasi (daya khayal) dan kreativitas diri.

4) Sering mengadakan diskusi dan tukar-menukar pendapat dan mempertahankannya dengan


argumentasi dan contoh yang baik dan tepat, serta memperluas cakrawala berpikir.de

2.1 Memilih Topik

Setelah melakukan hal di atas dan menentukan sejumlah topik yang dapat dijadikan
tulisan/karangan maka langkah selanjutnya ialah mengadakan evaluasi untuk memilih satu di antara
sekian banyak yang telah ditemukan. Sehubungan dengan evaluasi topik atau memilih topik yang baik
untuk dijadikan karanan,

terutama karangan ilmiah maka hal-hal di bawah ini perlu dipertimbangkan, antara lain:

(1) Topik menarik perhatian penulis

Topik yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus-menerus
mencari data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Penulis akan didorong terus-menerus
agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.

(2) Topik dikenal/diketahui dengan baik

Yang dimaksud dengan sebuah topik dikenal/diketahui dengan baik adalah bahwa sekurang-
kurangnya prindip-prinsip ilmiahnya diketaui oleh penulis. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang
diketahuinya. Penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi,
wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuaannya mengenai masalah itu bertambah dalam.

(3) Bahannya dapat diperoleh


Sebuah topik yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau
tidak. Bila bahannya cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk memperolehnya, kemudian
mempelajari dan menguasai sepenuhnya.

(4) Topik dibatasi ruang lingkupnya

Topik yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuan untuk menggarapnya
akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

Sehubungan dengan butir keempat ini akan dibicarakan di bawah ini.

2.2 Pembatasan Topik

Di atas telah dipaparkan bahwa yang pertama-tama harus diusahakan dalam penulisan karangan
ialah pokok pembicaraan (topik) yang tegas, bukan judul yang menarik. Penulisan karangan harus
memulai dengan topik yang cakupannya terbatas dan mudah dipahami. Topik yang terbatas maksudnya
bahwa topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit ruang lingkupnya.

Topik yang terlalu umum dan luas dapat mengakibatkan uraian menjadi kabur dan tidak terarah.
Paling tidak, topik yang terlalu umum dan luas tidak memberikan kesempatan untuk membahasnya
secara mendalam. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit akan bersifat sangat khusus dan tidak banyak
manfaatnya, kecuali jika melaporkan hasil suatu studi kasus.

Pembatasan topik sekurang-kurangnya akan membantu penulis sekurang-kurangnya dalam dua hal.

Pertama : memungkinkan penuilis untuk menulis dengan penuh kayakinan dan kepercayaan diri
karena pokok persoalan itu benar-benar diketahui dengan jelas apa yang hendak ditulis.

Kedua : pembatasan topik memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih
intensif mengenai masalah yang ditulis. Dengan pembatasan topik itu, penulis akan lebih mudah
memilih hal-hal yang mudah dikembangkan.

Membatasi ruang lingkup pokok pembicaraan (topik) dapat dilakukan dengan cara-cara antara lain:

(1) Mengambil sebuah topik yang umum dan luas. Selanjutnya memecahkannya menjadi bagian-
bagian yang semakin terbatas.

Contoh:

Topik Umum dan Luas : Pembentukan kata

Topik Terbatas : Pembentukan kata secara afiksasi

Topik, Lebih Terbatas : Pembentukan Kata secara Afiksasi yang Menghasilkan Kata Kerja

(2) Pembatasan topik dapat juga dilakukan melalui berbagai aspek yang ada. Cara-cara yang
dimaksud adalah :
a. Menurut tempat

Contoh:

Topik Umum : Bahasa Indonesia

Topik Terbatas : Bahasa Indonesia dialek Jakarta

b. Menurut waktu/periode/zaman Contoh:

Topik Umum : Kebudayaan Indonesia

Topik Terbatas : Seni Lukis Indonesia Kontemporer

c. Menurut hubungan sebab-akibat

Contoh:

Topik Umum : Dekadensi Moral di Kalangan Kaum

Topik Terbatas : Beberapa Hal yang Mendorong Timbulnya Krisis Moral di Kalangan Kaum
Remaja

d. Menurut bidang kehidupan manusia (politik, sosial, ckonomi, kebudayaan, agama, dan
kesenian

Contoh:

Topik Umum : Perkembangan politik di Indonesia

Topik Terbatas : Perkembangan politik di Indonesia era reformasi

e. Menurut objek material dan objek formal

Objek material ialah yang dibicarakan, sedangkan objek formal jalah dari sudut/aspek mana
bahan itu ditinjau.

Contoh:

Topik Umum: Perkembangan Pers (sebagai Objek

Material)

Topik Terbatas:Perkembangan Pers Ditinjau dari Segi

Kebebasan (sebagai objek formal)

3. Judul Karangan

Tahap selanjutnya dari rangkaian kegiatan dalam perencanaan karangan ialah menentukan/
merumuskan judul yang cocok/sesuai. Judul karangan sering dikacaukan dengan pengertian topik atau
pokok pembicaraan.

Topik dan judul berbeda. Topik seperti yang telah disebutkan di atas ialah pokok pembicaraan atau
pokok masalah yang dibahas dalam karangan, sedangkan judul ialah kepala atau nama sebuah karangan.
Topik harus ditentukan sebelum penulis memulai menulis, sedangkan judul tidak selalu demikian, dapat
dibuat/ditentukan setelah karangan itu selesai.

Apabila judul ditentukan sebelum memulai menulis maka penulis/ pengarang hendaknya selalu
bersedia untuk mempertimbangkannya kembali sesudah karangan selesai ditulis seluruhnya. Hal ini
dimaksudkan agar judul sebagai kepala karangan sesuai betul dengan isi karangan.

Sebagai kepala karangan, judul memiliki kedudukan yang penting karena judul harus mampu menarik
perhatian pembaca. Judul dapat saja diambil dari kata-kata, frase, atau kalimat yang menarik yang
terdapat dalam karangan tersebut. Itulah sebabnya kata-kata yang dipilih untuk judul karangan harus
dipertimbangkan sedemikian rupa agar cook betul dijadikan sebagai kepala karangan. Dengan demikian,
antara judul, topik, dan isi karangan ada hubungannya/kaitan yang erat, terutama karangan yang
bersifat ilmiah. Sebuah topik yang terbatas dan memenuhi syarat-syarat untuk judul karangan maka
topik tersebut dapat langsung dijadikan judul karangan.

Judul karangan ilmiah harus dipikirkan secara sungguh-sungguh dengan memperhatikan persyaratan
antara lain :

A. Judul harus relevan : artinya sebuah judul yang baik harus mempunyai pertalian dengan topik,
isi, dan jangkauan pembahasannnya.

B. Judul harus provokatif: artinya judul harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat
menimbulkan keingintahuan pembaca terhadap isi karangan itu.

C. Judul harus singkat : artinya judul tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang
panjang, melainkan harus mengambil frasa tau kata. Bila tidak dapat dihindari judul yang
panjang, pengarang dapat menempuh jalan keluar dengan menciptakan judul utama yang
singkat, tetapi judul tambahan yang panjang (anak judul).

D. Judul harus sejelas mungkin : maksudnya judul tidak bole dinyatakan dalam kata kiasan dan
tidak mengandung makna ganda. Hal seperti ini dihindari agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman atau interpretasi yang lain anatara pengarang dan pembaca. Jadi, kata-kata
yang dipilih untuk judul karangan sedapat mungkin kata vang bermakna denotasi (makan
konsep).

E. Judul harus dibatasi sedemikian rupa agar terdapat kesesuaian dengan isi karangan, baik
kesesuaian dari segi sifat atau sudut pandang (segi kualitatif), maupun kesesuaian dari segi
keseimbangan rang lingkup pokok persoalan dengan kenyataan pembahasan (segi kuantitatif).
Jauh lebih bijaksana memilih judul yang terbatas dengan dikuti pembahasan luar dan dalam
daripada memilih judul yang luas dengan pembahasan yang sempit dan dangkal.

F. Judul karangan hendaknya menunjukkan kepada pembaca hakikat pokok persoalan yang
dikemukakan dalam karangan, sehingga setiap pembaca dengan segera mengetahui, apakah ia
berkepentingan dengan karangan itu atau tidak.

Sesungguhnya masih banyak yang perlu diperhatikan di dalam merumuskan sebuah judul karangan
yang baik dan menarik, tetapi apabila keenam hal tersebut di atas dapat dipeuhi atau diperhatikan
dengan sungguh-sungguh maka judul yang dibuat itu sudah cukup memadai adanya.
Keberhasilan memilih dan merumuskan judul karangan secara jelas dapat mewakili pokok persoalan
yang hendak dipaparkan, sudah merupakan modal yang berharga untuk menyusun karangan yang
bermutu sebagai hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai