Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Kerangka karangan

Dosen Pengampu :

Meilani Harfika Sari. S.Pd M.Pd

Disusun Oleh :

1. Muhammad farel rayzoe (23591103)


2. Nela Sarifah (23591110)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr., Wb.
Segala puji atas kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang berjudul :kerangka karangan ” yang
dibimbing oleh ibu Meilani Harfika Sari. S.Pd.M.Pd

Dalam proses penyajiannya, makalah ini berusaha disusun dengan baik dengan
sejumlah sumber yang kami gunakan untuk membantu dalam memahami materi yang
menjadi fokus kajian ini. Kemudian, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang turut membantu dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Selain itu, kami
juga mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini kedepannya dan
membangun pola pikir yang baik dan benar.Demikianlah makalah ini kami susun, kami
mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini, Terimakasih.
Wassalamu’alaikum Wr., Wb.

Curup, 21 September 2023

Pemakalah

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….i


KATA PENGANTAR ...............................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................2
A. Kerangka Karangan
B.Fungsi Kerangka Karangan
C.Bentuk Kerangka Karangan
D.Kriteria Kerangka Karangan
E. Langkah-Langkah Kerangka Karangan
F. Penulisan Kerangka Karangan
G. Perbedaan Topik Dan Judul
H. Langkah-Langkah Menyusun Proposal
BAB III PENUTUP ...................................................................................................14
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 14
B. Saran…………………………………………………………………………….14
DAFTARPUSTAKA……………………………………………………..……...........15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seorang dalam bahasa tulis yang dapat
dibaca dan dimengerti oleh pembaca. Namun sebelum kita membuat sebuah karangan
sebaiknya kita membuat kerangka karangan terlebih dahulu karena tanpa kerangka
karngan maka akan mudah terjerumus kearah keadaan anarkis dan akan mudah
kehilangan kontrol terhadap karangan yang akan dituju. Selain itu, dengan adanya
kerangka karangan dapat menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-baigan tertentu
serta penyimpangan-penyimpangn dari topik dapat dihindarkan.
Kerangka karangan mempunyai arti yang sama dengan ragaan atau outline yaitu
rencana kerja yang memuat garis-garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah
kerangka kyang akan ditulis.
Oleh karena itu, di makalah ini akan dijelaskan mengenai kerangka karangan,
lagkah-langkah pembuatan karangan, fungsi kerangka karangan dan contoh-contoh dalam
pembuatan kerangka karangan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai
pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai
berikut.
1. Apa yang dimaksud kerangka karangan?
2. Apa saja fungsi kerangka karangan?
3. Apa saja bentuk kerangka karangan?
4. Bagaimana kriteria kerangka karangan?
5. Bagaimana langkah-langkah kerangka karangan?
6. Bagaimana penulisan kerangka karangan ?
7. Bagaimana perbedaan topik dan judul ?
8. Bagaimana langkah-langkah menyusun proposal ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui kerangka karangan?
2. Untuk mengetahui fungsi kerangka karangan?
3. Untuk mengetahui bentuk kerangka karangan?

4
4. Untuk mengetahui kriteria kerangka karangan?
5. Untuk mengetahui langkah-langkah kerangka karangan?
6. Untuk mengetahui penulisan kerangka karangan ?
7. Untuk mengetahui perbedaan topik dan judul ?
8. Untuk mengetahui langkah-langkah menyusun proposal ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karangka Karangan


Mengarang adalah mengorganisasi ide. Pengorganisasian ide diawali dengan
menyusun kerangka karangan. Dengan kerangka karangan, rangkaian ide dapat disususn
secara sistemati,logis,jelas,ter stuktur, dan teratur.Kerangka karangan disebut juga
ragangan (outline). Pada dasarnya, penyusunan outline psoses penggolongan dan
penataan berbagai fakta yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi
kesatuan yang berpautan.1
Menurut Nursisto kerangka karangan sebagai rencana kerja yang memuat garis-
garis besar atau susunan pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis.
Kerangka karangan ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih pada
bagian-bagian tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari topik pun dapat
dihindarkan, dan juga akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat konseptual,
menyeluruh, terarah, dan bersasaran dari target pembacanya.
Menurut Gie seseorang yang akan mengarang tanpa membuat kerangka karangan
maka ia akan mudah terjerumus kearah keadaan yang anarkis. Pengarang akan mudah
kehilangan kontrol terhadap karangan yang ia tuju. Tanpa outline acap kali masalah dan
uraian yang disuguhkan menjadi kabur, kurang jelas, banyak bahan yang terlupa, ada
bagian yang sejajar, tetapi diuraikan tidak seimbang. Dengan outline, karangan akan
tanpak tubuh karangansecara utuh. Outline merupakan miniatur karangan.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat contoh outline yang sudah diurutkan. Kerangka
karangan(outline) ini disadur dari laporan penelitian individu Drs. A. Umar, M.A., IAIN
Walisongo Semarang Tahun 1997.
Topik : kesehatan mental islami
Judul : Konsep kesehatan mental islami dan aktualisasinya di lingkungan sekolah
Tujuan Penulisan : Menjelaskan tentang predikat kesehatan mental islami dan
aktualisasinya dilingkungan sekolah.
Kerangka Karangan :
1. Kesehatan mental islami

1
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.Jakarta:Erlangga.hal 90

6
lain didalam suatu wacana. Disamping itu, yang perlu diperhatiakan pula adalah
masalah diksi dan penggunaan ejaan yang disempurnakan dengan benar. Mengarang bagi
pengarang dalam menuangkan gagasan-gagasannya kedalam karangan. Denag cara ini
pula, seorang guru atau dosen dapat mengajari siswa atau mahasiswanya dengan lebih efe
ktif dan efesien.
 Fungsi kerangka karangan
1. Memudahkan pengendalian variabel,
2. Memperlihatkan pokok bahasan, sub-subbahasan karangan dan memberi
kemungkinan perluasan bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulis menciptakan
suasana kreatif sesuai dengan variasi yang diinginkan.
3. Mencegah pembahasan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam
topik, judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
4. Memudahkan penulis menyusun karangan secara menyeluruh,
5. Mencegah ketidaklengkapkan bahasan,
6. Mencegah pengulangan pembahasaan ide,
 Bentuk-bentuk kerangka karangan
1. Kerangka karangan berdasarkan perumusan teksnya
a. Kerangka kalimat
Kerangka kalimat mempergunakan kalimat deklaratif ( berita) yang lengkap untuk
merumuskan setiap topik, sub topik, maupun sub-sub topik.
Manfaat kerangka kaimat meliputi:
1). Ia memaksa penulis untuk merumuskan dengan tepat topik yang akan
diuraikan, serta perincian-rincian tentang topik itu.
2) .Perumusan topik-topik dalam tiap unit akan tetap jelas, walaupun telah lewat
bertahun-tahun.Penulis masih sanggup mengikuti rencana aslinya, walaupun baru digarap
bertahun-tahu kemudian.
3). Kalimat yang dirumuskan dengan baik dan cermat akan jelas bagi siapapun,
seperti bagi pengarangnya sendiri.
b. Kerangka topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang
lengkap. Sesudah itu semua pokok,. baik pokok-pokok utama maupun pokok-pokok
bawahan, dirumuskan dengan mencantumkan topiknya saja, dengan tidak
mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan
mempergunakan kata atau frasa. Sebab itu kerangaka topik tidak begitu jelas dan cermat
7
seperti kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila dibandingkan dangan
kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara perencanaan antara kerangka
karangan itu dengan penggarapannya cukup lama.
c .Gabungan antara kerangka kalimat dan kerangka topik
Kerangka karangan yang menggabungkan antara kerangka kalimat dan
kerangka topik. Kerangka karangan yang mencakup kalimat berita dan dan sub-sub
bagian maupun pokok-pokok utama dan pokok-pokok bawahan.2
2. Kerangka karangan berdasarkan rinciannya
a. kerangka karangan sementara
kerangka karangan sementara atau non formal merupakan suatu alat
bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus ia menjadi dasar untuk
penelitiaan kembali guna mengadakan perombakan-perombakan yang dianggap perlu.
Karena kerangka karangan ini bersifat sementara, maka tidak perlu disusun secara
terperinci. Tetapi karena ia juga merupakan sebuah kerangka karangan maka ia harus
memungkinkan pengarangnya untuk menggarap persoalannya secara dinamis, sehingga
perhatian harus dicurahkan sepenuhnya pada penyusunn-penyusunan kalimat-kalimat,
alenia-alenia, atau bagian-bagian tanpa memepersoalkan lagi bagaimana susunan
karangannya, atau bagaimana susunan bagian-bagiannya.
Perencanaan kerangka karangan sementara dilakukan sesuai dengan
prosedur. Mula-mula penulis merumuskan tesis berdsarkan topik dan maksud utama dari
karangan itu. Kemudian dibawah tesis itu dibuat perinciaan berupa pencatatan semua hal
yang mungkin dijadikan pokok-pokok utama atau pokok-pokok tambahan bagi tesis
tadi.Pokok-pokok yang mempunyai hubungan satu sama lain atua mempunyain hubungan
logis di hubung-hubungkan dengan tanda panah, atau pokok yang tidak mempunyai
hubungan dengan tesis dicoret. Pokok-pokok yang diterima sebagai perinciaan dari tesis
lalu diurutkan sesuai dengan pola susunan yang dipilih, dengan diberi nomor-nomor urut
sesuai dengan pola susunan.
Kerangka karangan non-formal biasanya terdiri dari tesis dan pokok-pokok utama,
paling tinggi dua tingkat perincian. Alasan untuk menggarap sebuah kerangka karangan
sementara dapat berupa topik yang tidak kompleks atau karena penulis segera menggarap
karangan itu.
b. Kerangka karangan formal

2
Widjono. 2005. bahasa indonesia. jakarta: PT Grasindo.hal 86

8
Kerangka karangan formal biasanya timbul dari penimbanga bahwa topik yang
akan digarap bersifat sangat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis
tidak bermaksud untuk segera menggarapnya.
Proses perencanaan sebuah karangan formal mengikuti prosedur yang sama
seperti kerangka non-formal. Tesisnya dirumuskan dengan cermat dan tepat, kemudian
dipecah-pecah menjadi bagian-bagian bawahan (sub-ordinasi) yang dikembangkan untuk
menjelaskan gagasan sentralnya. Setiap sub-bagian dapat diperinci lebih lanjut menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil, sejauh diperlukan untuk menguraikan persoalan itu
sejelas-jelasnya. Dengan perincian yang sekian banyak, sebuah kerangka karangan dapat
mencapai lima atau enam tingkat perincian. Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga
tingkat perincian sudah dapat disebut kerangka formal.
 Kriteria karangka karangan
Untuk menyusun kerangka karangan yang baik, penulis perlu memperhatikan
kriteria berikut :

1. Menggunakan bentuk kerangka standar,


2. Menggunakan inden atau liurus secara konsisten, dan tidak
mengombinasikan bentuk-bentuk tersebut secara bersamaan dalam sebuah kerangka
karangan,
3. Menggunakan pnomoran secara konsisten(angka desimal, angka romawi,
kombinasi angka romawi, huruf dan angka arab ),
4. Setiap judul bab diberi nomor secara konsisten,
5. Setiap subbab diberi nomor secara konsisten,
6. Setiap unsur subbab diberi nomor secara konsisten,
7. Setiap detail unsur diberi nomor secara konsisten,
8. Penomoran tidak melebihi empat angka(digit), dan
9. Kerangka karangan tidak sama dengan daftar isi.
 Langkah-langkah pembuatan kerangka karangan
Langkah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menyusun semua ide pokok yang berhubungan dengan topik karangan yang
akan ditulis.
2. Mencatat semua ide pokok yang muncul baik dari data yang tertulis maupun
data melalui wawancara.

9
3. Menyusun dan menyeleksi ulang terhadap ide yang tidak penting. Ide yang
berdaya dukung terhadap penulisan dikoordinasikan menjadi satu, sedangkan ide yang
tidak pemnting dihilangkan.
4. Memeriksa ulang apakah masih terdapat ide yang tidak sesuai atau terdapat
ide yang belum dimasukan serta memeriksa kembali urutan semua ide.
a. Pengertian kesehatan mental islami
b. Hakikat kesehatan mental islami
c. Batasan kesehatan mental islami
d. Objek kesehatan mental islami
1. Sekolah sebagi pusat pembinaan kesehatan mental islami
a. Perkembangan psikis anak usia sekolah
b. Prroblem dasar kesehatan mental di sekolah
c. Peranan guru bimbingan dan konseling dalam kesehatan mental islami
d. Efektifitas sekolah dalam pembinaan kesehatan mental islami
2. Aktualisasi nilai-nilai kesehatan mental islami dilingkungan sekolah
a. Prinsip nazafah(kebersihan)
b. Prinsip amanah
c. Prisip ukhuwah
d. Prinsip ilmiah
e. Prinsip diniah
Setelah membuat kerangka karangan, selanjutnya adalah mengembangkan
kerangka karangan menjadi sebuah karangan. Pada tahap ini kegiatan utamanya adalah
merangkai kalimat demi kalimat dengan mengacu pada kerangka karangan yang telah
disusun menjadi sebuah karangan atau wacana.
Dari setiap kerangka karangan dapat dikembangkan menjadi satu paragraf atau
dua pragraf. Kerangka karangan yang telah disusun menjadi titik tolak kalimat-kalimat
yang dituangkan atau dijadikan sebagai pikiran utama atau kalimat topik pada setiap
paragraf yang dibuat. Dengan demikian, kecil kemungkinannya terjadi kesalahan atau
pengulangan ide didalam suatu karangan bahkan kesalahan itu dapat dihindari.
Pola pengembangan paragraf sebagai mana telah dipaparkan pada bab
sebelumnya, bisa menggunakan pola penalaran deduktif atau induktif. Hal perlu dingat
pada saat menyusun kalimat adalah menghadirkan unsur-unsur kalimat secara lengkap
sehingga kerancuan kalimat dapat dihindari dan ketidakjelasan kalimat dapat

10
ditinggalkan. Dalam menyusun kalimat perlu diperhatikan pula adanya oherensi
antarkalimat dan antarparagraf.
Koherensi antarkalimat adalah suatu pertalian atau hubungan antara suatu kalimat
dengan kalimat lain didalam suatu paragraf, sedangkan koherensi antar paragraf adalah
pertalian atau hubungan antara satu paragraaf denagan paragraf
karangan. Denag cara ini pula, seorang guru atau dosen dapat mengajari siswa
atau mahasiswanya dengan lebih efe ktif dan efesien.3
 Contoh -contoh Kerangka Karangan
1. kerangka sistem lekuk, dengan angka romawi, huruf kapital, dan angka arab.
Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru Mahasiswa dalam Kewirausahaan
I. Pendahuluaan
II. Potensi Akademik Mahasiswa
A. Potensi Kecerdasan
B. Keahlian Bidang Studi
C. Tenaga Kerja Intelektual
III. Paradigma Kewirausahaan
A. Potensi Kewirausahaan
B. Sumber Kreativitas Baru
C. Penulisan kerangka karangan
Langkah awal yang penting dalam proses menulis sebuah esai atau karangan.
Kerangka karangan membantu Anda merencanakan dan mengatur ide-ide Anda sehingga
tulisan Anda memiliki struktur yang jelas dan teratur. Berikut adalah cara
mengembangkan secara rinci penulisan kerangka karangan:
1. Tentukan Topik:
 Pilih topik yang akan Anda bahas dalam karangan Anda. Pastikan topik tersebut
relevan dengan tugas atau tujuan menulis Anda.
2. Tentukan Tujuan:
 Tentukan tujuan utama dari karangan Anda. Apakah Anda ingin memberikan
informasi, meyakinkan pembaca, atau menghibur mereka? Tujuan ini akan membantu
Anda mengarahkan pembahasan Anda.
3. Identifikasi Poin Utama:
3
Budi Karyanto,umum.2009. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi Pekalongan: STAINPekalongan
Press.hal 11

11
 Pilih beberapa poin utama yang akan Anda bahas dalam karangan Anda. Poin-poin ini
harus terkait dengan topik Anda dan tujuan Anda.
4. Buat Pengantar:
 Tulis pengantar singkat yang memperkenalkan topik Anda kepada pembaca.
Pengantar harus menarik perhatian dan mencantumkan pernyataan tesis, yaitu
pernyataan utama yang akan AndCa buktikan atau bahas dalam karangan Anda.
5. Rinci Poin-Poin Utama:
 Untuk setiap poin utama yang Anda identifikasi, buat sub-poin atau argumen yang
mendukungnya. Ini akan membantu Anda mengembangkan ide-ide Anda dengan
lebih rinci. Gunakan bullet points atau angka untuk mengorganisasi hierarki poin-poin
Anda.
6. Sediakan Bukti dan Contoh:
 Untuk setiap sub-poin atau argumen, sediakan bukti, fakta, atau contoh yang
mendukungnya. Ini akan memperkuat argumen Anda dan membuatnya lebih
meyakinkan.
7. Buat Paragraf-Pasal:
 Untuk setiap poin utama atau sub-poin, tentukan bagaimana Anda akan mengatur
paragraf-pasal Anda. Setiap paragraf sebaiknya berfokus pada satu ide utama dan
memiliki kalimat pembuka, pengembangan, dan kalimat penutup.
8. Sisipkan Kutipan atau Referensi (jika perlu):
 Jika Anda menggunakan kutipan atau merujuk kepada sumber lain dalam karangan
Anda, tentukan di mana Anda akan menempatkannya dalam teks.
9. Buat Kesimpulan:
 Tulis sebuah kesimpulan yang merangkum poin-poin utama Anda dan menguatkan
kembali pernyataan tesis Anda. Hindari memasukkan informasi baru dalam
kesimpulan.
10. Periksa dan Revisi:
 Setelah Anda menyelesaikan kerangka karangan, revisi dan perbaiki struktur, tata
bahasa, serta konten Anda. Pastikan setiap bagian mengalir secara logis dan
mendukung pernyataan tesis Anda.
11. Rencanakan Judul:
 Pilih judul yang sesuai untuk karangan Anda. Judul sebaiknya mencerminkan isi
karangan dan menarik minat pembaca.

12
Setelah Anda mengembangkan penulisan kerangka karangan ini dengan rinci,
Anda akan memiliki panduan yang kuat untuk menulis karangan Anda. Ini akan
memudahkan Anda untuk menyusun paragraf-pasal dan mengembangkan ide-ide dengan
lebih efektif saat Anda mulai menulis teks utama karangan Anda. Ingatlah untuk selalu
merujuk kembali ke kerangka karangan Anda saat Anda menulis untuk menjaga fokus
dan struktur yang konsisten.4
C. Perbedaan antara topik dan judul
Hal yang sangat penting dalam proses penulisan. Kedua elemen ini memiliki peran
yang berbeda dalam membantu Anda mengkomunikasikan pesan atau informasi kepada
pembaca.
Berikut adalah pengembangan rinci mengenai perbedaan antara topik dan judul:
1. Topik:
 Definisi
Topik adalah subjek umum atau isu yang akan Anda bahas dalam tulisan Anda.
Ini adalah area besar atau topik umum yang akan menjadi fokus utama tulisan Anda
 Sifatnya Luas
Topik biasanya bersifat luas dan umum. Ini adalah titik awal dari proses penulisan
dan memberi Anda kerangka dasar untuk pembahasan Anda.
 Tidak Mengandung Detail
Topik tidak mengandung rincian atau informasi spesifik. Ini hanya memberikan
gambaran umum tentang apa yang akan Anda bahas.
Contoh: Jika Anda ingin menulis tentang "Pengaruh Perubahan Iklim," maka
"Pengaruh Perubahan Iklim" adalah topiknya. Ini adalah subjek umum yang mencakup
banyak aspek seperti efek pada cuaca, lingkungan, ekonomi, dan lain sebagainya.
 Judul:
 Definisi
Judul adalah kata atau frase singkat yang merangkum inti dari tulisan Anda. Judul
memberi tahu pembaca tentang apa yang akan mereka temukan dalam tulisan tersebut.
 Sifatnya Spesifik
Judul adalah spesifik dan lebih terbatas dibandingkan dengan topik. Ini harus
mencerminkan fokus utama atau pesan yang akan disampaikan dalam tulisan.

4
Keraf, Gorys. 1970. “Tata Bahasa Indonesia”. Flores: Nusa Indah.hal 37

13
 Mengandung Informasi Terperinci
Judul sering mengandung rincian atau informasi lebih lanjut tentang isi tulisan.
Ini memberikan gambaran lebih mendalam tentang topik yang dibahas.
Contoh: Jika topik Anda adalah "Pengaruh Perubahan Iklim," maka judul bisa
menjadi "Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian di Negara-negara Berkembang."
Judul ini lebih spesifik dan mengindikasikan bahwa tulisan akan membahas pengaruh
perubahan iklim pada sektor pertanian di negara-negara berkembang.
Dalam penulisan, topik dan judul bekerja bersama-sama.
Topik memberi Anda pandangan umum tentang apa yang akan Anda bahas,
sementara judul memfokuskan dan merinci topik tersebut untuk menarik perhatian
pembaca. Judul juga berperan dalam memberikan kesan pertama kepada pembaca dan
dapat mempengaruhi apakah mereka tertarik untuk membaca lebih lanjut atau tidak. Oleh
karena itu, pemilihan judul yang tepat sangat penting untuk menarik pembaca dan
menyampaikan pesan Anda dengan jelas.5
D. Menyusun karangan adalah proses yang melibatkan beberapa langkah penting untuk
menghasilkan tulisan yang jelas, terstruktur, dan meyakinkan. Berikut adalah langkah-
langkah rinci dalam menyusun karangan:
1. Pilih Topik:
 Tentukan topik atau subjek yang akan menjadi fokus tulisan Anda. Pastikan topik
tersebut sesuai dengan tugas atau tujuan penulisan Anda.
 Lakukan Penelitian (jika diperlukan):
 Jika tulisan Anda memerlukan informasi tambahan, lakukan penelitian terlebih
dahulu. Cari sumber-sumber yang dapat mendukung atau melengkapi argumen Anda.
Catat semua referensi yang Anda gunakan.
2. Buat Rencana (Kerangka Karangan):
 Buat kerangka karangan yang mencakup pengantar, poin-poin utama, sub-poin, dan
kesimpulan. Ini akan membantu Anda mengorganisasi ide-ide Anda dengan lebih
baik. Lihat penjelasan lebih rinci tentang cara membuat kerangka karangan di atas.
3. Tulis Pengantar:

5
Mulyati. 2015. “Terampil Berbahasa Indonesia”. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.hal 20

14
 Mulailah dengan sebuah pengantar yang menarik perhatian pembaca. Pengantar harus
mencakup latar belakang singkat tentang topik Anda dan pernyataan tesis yang
menggambarkan tujuan utama tulisan Anda.
4.Kembangkan Poin-Poin Utama:
 Tulis setiap poin utama yang Anda identifikasi dalam kerangka karangan. Setiap poin
utama sebaiknya menjadi alinea tersendiri. Gunakan bukti, fakta, dan contoh untuk
mendukung setiap poin.
5. Sediakan Koneksi Antara Paragraf:
 Pastikan ada aliran logis antara paragraf-paragraf Anda. Gunakan kalimat
penghubung atau transisi untuk membantu pembaca mengikuti argumen Anda.
6. Tulis Kesimpulan:
 Buat kesimpulan yang merangkum poin-poin utama Anda dan menguatkan kembali
pernyataan tesis Anda. Jangan tambahkan informasi baru dalam kesimpulan.
7.Revisi dan Edit:6
 Revisi tulisan Anda untuk memeriksa tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan kesalahan
lainnya. Periksa juga alur argumen Anda, serta kejelasan dan konsistensi pesan Anda.
Anda mungkin perlu melakukan beberapa revisi.
8. Periksa Struktur dan Format:
Pastikan karangan Anda memiliki struktur yang konsisten dan sesuai dengan
format yang ditentukan (misalnya, APA, MLA, atau Chicago style). Periksa juga apakah
judul, subjudul, dan kutipan dirujuk dengan benar.
9. Minta Umpan Balik (Opsional):
 Jika memungkinkan, minta seseorang lain untuk membaca tulisan Anda dan
memberikan umpan balik. Umpan balik dari orang lain dapat membantu Anda melihat
aspek yang mungkin terlewatkan.
10. Baca Ulang dan Finalisasi:
 Baca ulang karangan Anda untuk memastikan bahwa semuanya terlihat dan terdengar
tepat. Pastikan tulisan Anda mudah dipahami dan berfokus pada pesan yang ingin
Anda sampaikan.
11. Buat Daftar Referensi (jika diperlukan):

6
HS, Widjono. 2005. “Bahasa Indonesia”. Jakarta: PT. Grasindo.hal 84

15
 Jika Anda menggunakan sumber-sumber tertentu dalam tulisan Anda, buat daftar
referensi atau daftar pustaka yang mencantumkan semua sumber yang Anda kutip
atau rujuk.
12. Publikasikan atau Bagikan (jika diperlukan):
 Jika tulisan Anda ditujukan untuk publikasi atau dibagikan dengan orang lain, ikuti
panduan atau prosedur yang sesuai untuk mempublikasikannya.
Ingatlah bahwa menyusun karangan adalah proses yang memerlukan waktu dan
perhatian terhadap detail. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat
meningkatkan kualitas tulisan Anda dan membuatnya lebih efektif dalam
mengomunikasikan pesan atau informasi yang Anda ingin sampaikan kepada pembaca.7

7
H.P. Achmad. 2011. “Bahasa Indonesia”. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.hal 63

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kerangka karangan sering disebut juga dengan outline atau
ragangan.Kerangka karangan (outline) merupakan miniatur karangan.Pada dasarnya
outline adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta yang kadang-kadang
berbeda dengan jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Dengan
memperhatikan outline akan terlihat dengan jelas struktur dan sistematika berpikir
pengarangnya.Sehingga pengarang dapat melihat dengan jelas, dibagian mana fakta,
penilaian, argumentasi, atau ilustrasi tertentu dikemukakan, sehingga karangan
menjadi tepat.
kerangka karangan juga sebagai rencana kerja yang memuat garis-garis besar
atau an pokok pembicaraan sebuah karangan yang akan ditulis. Kerangka karangan
ditulis dalam rangka untuk menghindari adanya tumpang tindih pada bagian-bagian
tertentu. Selain itu, susunan penulisan yang bersifat konseptual, menyeluruh, terarah,
logis, jelas, dan bersasaran dari target pembacanya. kerangka karangan (outline) juga
memudahkan kita dalam pembuatan karangan yang lebih baik.
B. Saran
Agar kita dapat memperoleh karangan yang baik, logis, dan sistematis,maka
kita harus mmbuat kerangga terlebih dahulu.Karena dengan kerangka karangan kita
bisa menghindari penggarapan topik yang berulang-ulang,terhindar dari tumpang
tindih pada bagian-bagian tertentu. Selain itu, penyimpangan-penyimpangan dari
topik pun dapat dihindarkan, dan juga akan menjamin bahwa penulisan akan bersifat
konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran dari target pembacanya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Budi Karyanto,umum.2009. Bahasa Indonesia untuk perguruan tinggi Pekalongan:


STAINPekalongan Press.
Keraf, Gorys ke.1997. komposisi sebuah pengantar kemahiran bahasa. jakarta:
Nusa indah.
Rahardi, Kunjana. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi.Jakarta:Erlangga.
Widjono. 2005. bahasa indonesia. jakarta: PT Grasindo.
Keraf, Gorys. 1970. “Tata Bahasa Indonesia”. Flores: Nusa Indah.
Keraf, Gorys. 1997. “Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa”. Jakarta: Nusa
Indah.
Mulyati. 2015. “Terampil Berbahasa Indonesia”. Jakarta: PT. Fajar Interpratama Mandiri.
H.P. Achmad. 2011. “Bahasa Indonesia”. Jakarta: Kencana Pranada Media Grup.
HS, Widjono. 2005. “Bahasa Indonesia”. Jakarta: PT. Grasindo.
Rahardi, Kunjana. 2009. “Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”. Jakarta: Erlangga.

18

Anda mungkin juga menyukai